BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penghasil devisa negara. Hal
ini dapat dilihat dari keseriusan pemerintah menentukan target dan menyiapkan perencanaan “Visit Indonesia Year”. Rencana baik yang disiapkan untuk menyerap
devisa
dengan
carameningkatkan
keinginan
para
wisatawan
mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan berita statistik dari Balai Pusat Statistik (BPS [Online]: 15 Maret 2011) sebagai berikut: Secara keseluruhan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada Maret 2010 mencapai 594.242 orang, mengalami kenaikan sebesar 16,22 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Begitu pula jika dibanding Februari 2010, jumlah wisman Maret 2010 mengalami kenaikan sebesar 13,59 persen. Jumlah wisman yang datang melalui 19 pintu masuk utama pada Maret 2010 mengalami kenaikan 16,99 persen dibanding Maret 2009 yaitu dari 477.656 orang menjadi 558.819 orang. Demikian pula, jika dibanding Februari 2010 jumlah wisman yang datang melalui 19 pintu masuk mengalami kenaikan sebesar 14,22 persen. Sementara itu jumlah wisman yang datang melalui pintu masuk Ngurah Rai pada Maret 2010 mengalami kenaikan dibanding bulan yang sama tahun 2009, yaitu dari 168.036 orang menjadi 191.125 orang atau naik 13,74 persen. Namun jika dibanding Februari 2010, jumlah wisman yang melalui Ngurah Rai turun 0,12 persen. Sektor pariwisata tidak dapat terlepas dari sektor lain yang satu sama lain saling mendukung. Ibarat sebuah hotel yang tidak hanya menjual jasa menginap saja, adanya restaurant atau pelayanan makan minum tamu hotel menambah
1
2
kenyamanan para wisatawan. Dilihat dari itu makanan dan minuman menjadi satu hal yang tidak dapat dianggap sepele di bidang pariwisata. Usaha boga seperti katering, restoran dan sebagainya menjadi daya tarik wisata dengan
sebutan
baru “wisata kuliner”. Berbagai kebutuhan akan
kemudahan mendapatkan makanan ketika melakukan wisata merupakan satu hal terpenting di dunia pariwisata. Kota Bandung yang dikenal dengan istilah “wisata kuliner” seperti tidak pernah habis menawarkan berbagai macam keunggulan makanan dan minuman. Di kota yang berpenduduk asli lebih dari empat juta
jiwa ini kita dapat
menemukan aneka ragam keunggulan kuliner yang tidak dapat dihitung oleh jari. Banyak sekali jenis usaha makanan yang ada di kota Bandung, salah satunya adalah restaurant. Mengacu pada SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85), Restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan perlengkapan dan peralatan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman untuk umum. Pelayanan restoran meliputi jasa pelayanan makan dan minum kepada tamu restauran sebagai usaha pokok dan jasa hiburan di dalam bangunan restauranr sebagai usaha penunjang yang tidak terpisahkan dari usaha pokok sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang ditetapkan. Restoran
yang
mendominasi
di
kota
Bandung
yaitu
jenis
restoran“speciality restaurant”. Spesial restoran menurut Marsum WA (2005: 11)
3
adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau sesuai dengan tema restoran itu sendiri. Spesial restoran yang banyak terdapat di kota Bandung adalah restoran khas sunda. Berikut ini daftar Restoran Sunda di Kota Bandung yang terdaftar secara resmi di Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Bandung: Tabel 1.1 Daftar Nama Restoran dan Rumah Makan Sunda di Kota Bandung No.
Nama Restoran
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24 25. 26. 27. 28. 29.
Ampera Ampera Ampera Ampera Ampera Aria Jipang Arum Manis Bale Gazeboo Saung kabayan Berkat Saboga Bumbu Desa Cibiuk Dago Panyawangan Dapur Cobek Griya Dahar Ibu Kadi Ikan Bakar Cianjur Ikan Bakar Cianjur Kedai Bumbu Desa Ma Uneh Ma Uneh Nasi Bancakan Ponyo Riung Panyileukan Sari Sunda Sari Sunda Sari sunda Sambara Sambara Gubug Makan Mang Engking
Lokasi Jl. Astana Anyar No. 269 Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 52 Jl. Buah Batu No. 199 Jl. Dewi Sartika No. 8 Jl. Dr. Setiabudhi No. 286 Jl. Aria Jipang No. 3 Jl. Cihampelas No. 144 Jl. Surapati No. 49 Jl.Dr.Djunjunan no 5440227 Jl. Burangrang No. 39 Jl. Cianjur No. 14 Jl. Lengkong Besar No. 8 Jl. Ir. H. Juanda No. 137 Jl. Sulanjana No. 14 Jl. Dr. Djunjunan No. 178 Jl. Setiabudhi No. 67 Jl. Dr. Djunjunan No. 157 Jl. Pasirkaliki No. 160 Jl. Pajajaran Belakang No. 132/29 Jl. Setiabudhi No. 159 Jl. Trunojoyo No 62 Jl. Malabar No. 60 Jl. Sukarno Hatta No. 829 Jl. Sukarno Hatta No. 479B Jl. Lengkong Besar No20 Jl. Setiabudhi No. 86 – 88 Jl. Trunojoyo No. 64 Jl. Kebon Kawung No. 24 Jl. Kopo Bihbul no 45
40242 40263 40264 40251 40143 40115 40116 40133 40262 40271 40261 40132 40116 40162 40153 40162 40171 40173 40153 40262 40233 40233 40251 40143
40264
4
No.
Nama Restoran
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Lokasi
Sukahati Jl. Jend. Ahmad Yani No. 259 Sindang Reret Jl. Surapati No. 35 Sukahati Jl Raya Cinunuk no 200 40111 Warung Cepot Jl. Pasirkaliki No. 96 Warung Nasi Ibu Imas Jl. Balong Gede No. 38 Warung Nasi Ampera Gang kaum No 54/15A Warung Nasi Ampera Jl. Pungkur No. 79 Warung Nasi Ampera Jl. Pajajaran No. 133 Warung Nasi Khas Jl. Venus Raya No.2 Sunda Laksana Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Bandung tahun 2011
40114 40132 40171 40251 40282 40251 40172
Pengembangan pariwisata seperti ini memang memberikan kontribusi yang bagus untuk berwisata ke bandung. Namun disisi lain dengan pertumbuhan dan jumlah permintaan yang banyak, pengawasan terhadap kualitas kuliner kurang diperhatikan. Pembinaan dan pengawasan dinilai minim dalam melatih Sumber daya manusianya untuk berkembang mengikuti pasar yang semakin lama semakin pintar dalam membeli produk kuliner. Kenyataan saat ini diperparah dengan banyaknya usaha boga yang gulung tikar menangani hal tersebut, namun berdasarkan survey sementara hanya beberapa saja yang tetap bertahan dan menjadi pilihan konsumen. Di kota Bandung Restoran khas Sunda bergerak di bidang pelayanan jasa makanan atau restoran. Ditengah kecenderungan wisata kuliner di kota bandung yang ramai dengan café, restoran, katering dan sebagainya, tentunya setiap restoran khas Sunda dihadapkan dengan tingkat persaingan yang tinggi. Untuk bisa tetap bertahan dan dalam persaingan perlu adanya sumber daya manusia yang tangguh yang mumpuni serta mau bekerja keras.Namun masalah yang timbul dalam perusahaan justru dari cukup tingginya tingkat perputaran pegawai. Sejak
5
tahun 2008 sampai dengan 2010 terlihat adanya turnoverpegawai dengan angka signifikan di restoran-restoran Khas Sunda se-Kota Bandung sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Turn over (Keluar-Masuk) Pegawai Restoran Khas Sunda Se-kota Bandung Periode 2008-2010 Keluar Bulan
Masuk
Jumlah Pegawai
2008
2009
2010
2008
2009
2010
2008
2009
2010
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember
4 12 25 15 20 9 15 30 23 11 13
35 24 19 44 20 12 14 33 24 13 19
5 25 20 2 9 44 25 21 14 27 47
6 29 21 13 19 18 11 20 19 18 19
41 21 38 27 37 14 15 31 16 20 31
11 15 18 31 8 30 20 21 14 12 6
1096 1104 1093 1104 1075 1111 1072 1098 1066 1081 1111
1133 1176 1163 1137 1150 1184 1158 1163 1155 1167 1188
1132 1150 1167 1136 1153 1159 1141 1148 1134 1146 1146
Desember
7
34
12
13
27
17
1098
1147
1132
Total Rata-rata Pegawai per-bulan Persentase TurnoverPega wai Per-bulan
184
291
251
206
318
203
13109
13921
13744
15.33
24.25
20.91
17.16
26.5
16.91
1.40
2.09
1.83
Sumber: Data diolah Maret 2011 Terlihat pada tabel diatas bahwa tingkat keluar (turnover) pegawai pada restoran khas Sunda di kota Bandung meningkat signifikan dari tahun 2008 sebanyak 184 orang (1.40%), 2009 sebanyak 291 orang (2.90%), hingga di tahun 2010 sebanyak 251 orang (1.83%). Hal ini diduga diantaranya karena kompensasi dan lingkungan kerja yang kurang baik. Menurut Price (Budi2009: 7) ada beberapa yang berpengaruh terhadap turnover, diantaranya adalah faktor kepuasan
6
internal sebagi faktor utama pergantian pegawai, yaitu balas jasa, penempatan kerja, bobot pekerjaan, lingkungan pekerjaan, peralatan penunjang pekerjaan, pemimpin, dan sifat pekerjaan. Faktor eksternal, yaitu kesempatan kerja, sosial budaya, politik dan hukum. Terjadinya turnovermerupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh perusahaan.Turnoverpegawai memang masalah klasik sejak era revolusi industri.Hal ini seperti yang diungkapkan Mc Kinnon (Budi, 2009: 5) “kondisi kerja yang buruk, upah yang terlalu rendah, jam kerja melewati batas serta tiadanya jaminan social merupakan penyebab timbulnya turnover pada waktu itu”. Sehubungan dengan hal tersebut diatas penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP TURNOVER PEGAWAI RESTORAN KHAS SUNDA SE-KOTA BANDUNG”
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan penelitian ini sebagai
berikut diuraikan dalam bentuk pertanyaan: a. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap turnover pegawai Restoran Khas Sunda se-Kota Bandung? b. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap turnover pegawai Restoran Khas Sunda se-Kota Bandung ? c. Bagaimana pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap turnover pegawai Restoran Khas Sunda se-Kota Bandung?
7
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kompensasi dan lingkungan kerja seta pengaruhnya terhadap turnover pegawai. Adapun secara rinci diuraikan sebagai berikut: a. Untuk mengukur pengaruh kompensasi terhadap turnover pegawai restoran Khas Sunda se-Kota Bandung. b. Untuk mengukurpengaruh lingkungan kerja terhadap turnover pegawai Restoran Khas Sunda se-Kota Bandung. c. Untuk mengukur pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap turnover pegawai Restoran Khas se-Kota Bandung
1.3.2 Kegunaan Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua kegunaan yaitu sebagai berikut: 1. Kegunaan Ilmiah (Teoritik) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan ataupun memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya SDM, yang berkaitan dengan masalah kompensasi, lingkungan kerja dan turnoverpegawai Restoran se-kota Bandung. 2. Kegunaan Praktis (Empirik) Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan bagi perusahaan terkait dalam hal ini Restoran Khas Sunda se-Kota
8
Bandung untuk menekan turnover pegawai melalui perbaikan mengenai kompensasi dan lingkungan kerja, Sehingga perusahaan dapat mengendalikan tingkat turnoverpegawai.