BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi begitu penting bagi suatu perusahaan, berbagai alternatif keputusan yang akan diambil tergantung dari ketersediaan informasi tersebut. Oleh karena itu, informasi yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi manajemen akan mempengaruhi keputusan yang diambil oleh manajer sehingga kinerjanya dapat dinilai dari seberapa efektif hasil dari keputusan tersebut.Bentuk informasi dapat berupa bentuk laporan, model deskriptif dan bentuk statistik pemanfaatan informasi ini kemudian di analisis untuk pengambilan keputusan dan dijabarkan oleh pihak manajer dalam setiap aktivitas perusahaan. Sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Perusahaan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar dapat unggul dalam persaingan. Para manajer berusaha memperoleh keunggulan tersebut dengan cara seperti menyediakan produk yang lebih baik dan memenuhi kebutuhan segmen pasar tertentu. Jadi, keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan informasi, Hafidiah dan Sumartaya (2003, dalam Kurniawan, 2014). Dalam rangka mencapai keunggulan yang kompetitif yang menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, informasi yang berkualitas diperlukan oleh manajemen 1
2
perusahaan
untuk
diolah
sehingga
menghasilkan
keputusan
yang
berkualitas.Setiap keputusan yang diambil oleh manajer sebagai pengendali manajemen, dapat diukur seberapa efektif dan efisien hasil dari keputusan tersebut, sehingga kinerja manajerial dapat diukur dari seberapa pandai manajer mengelola perusahaan dengan melakukan fungsi-fungsi manajemennya. Perusahaan mendesain sistem informasi akuntansi manajemen untuk membantu organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan. (Chenhall & Morris 1986, dalam Arsono Laksmana (2002) mengidentifikasi empat karakteristik SIAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu: broad scope (lingkup luas), timeliness (tepat waktu), aggregation (agregasi), dan integration (integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila dapat mendukung pengguna informasi dan pengambil keputusan. Adapun fenomena yang terjadi pada PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang berindikasi bermula jatuhnya dalam penjualan saham di bursa efek. Terjadinya pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007. Terdapat indikasi terjadinya pelanggaran terhadap peraturan undang-undang pasar modal pada transaksi penjualan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Semuanya
3
terjadi bermula dari penurunan secara signifikan harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk di Bursa Efek Jakarta, yaitu dari Rp 9.650,00 (harga penutupan pada tanggal 11 januari 2006) menjadi Rp 7.400,00 per lembar saham pada tanggal 12 januari 2007. Dalam hal ini PT Gas Negara melanggar pasal 86 ayat (2) UU Pasar Modal dan Peraturan Bapepam Nomor X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik, karena keterlambatan pelaporan informasi mengenai fakta atas penundaan proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN. Dalam hal ini keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi sebanyak 35 hari. Mengenai informasi penurunan volume gas dan informasi tertundanya gas ini dikategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan Nomor X.K.1.Hal ini disebabkan penerapan sistem informasi akuntansi manajemen yaitu timeliness tidak berjalan dengan baik. (Kompasiana, Rizki Hamdani 2011). PT. Multi Megah Mandiri (PT. MMM) di Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi kaos kaki. PT. MMM memiliki satu distributor tunggal di dalam negeri yaitu PT. Multi Artha Universindo (PT. MAU) dan beberapa pemasok yang tersebar dibeberapa lokasi. Saat ini pengiriman dokumen-dokumen penting antar bagian ataupun pertukaran dokumen kepada distributor dan pemasok masih dilakukan secara manual, diperlukan banyak waktu untuk berhubungan antar bagian dalam perusahaan, distributor dan pemasok. Antar bagian dalam PT. MMM belum terintegrasi sehingga sering ditemukan data yang kurang akurat. Perusahaan dalam menentukan waktu pemesanan bahan baku kembali kepada pemasok belum dilakukan secara tepat, sehingga tingkat persediaan bahan baku di dalam perusahaan menjadi kurang optimal. Hal ini
4
disebabkan informasi broad scope, aggregation, timeliness dan integration yang ada di perusahaan tidak berjalan dengan baik. Alhasil mempengaruhi kinerja yang berlangsung pada perusahaan dan proses pengambilan keputusan oleh manajer dimasa yang akan datang. (Rudy J, Antaranews 2012). PT Avon Indonesia adalah salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Meski produk kosmetik ini memiliki kualitas bagus, namun harganya relatif murah. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh kecil. Apalagi pemasarannya menggunakan sistem direct selling yang seharusnya harganya bisa lebih tinggi. Kini Avon tidak lagi beredar di pasar. Pihak Avon Indonesia menjelaskan, keputusan itu ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Pabrik Avon yang terletak di Cilandak, Jakarta Selatan akan ditutup.Seluruh distribusi produk akan dihentikan dan kegiatan operasional akan dihentikan. Menurut Wakil Presiden Avon Kawasan Asia Tenggara, Perry Mogar, penutupan pabrik dan kegiatan operasional itu dilakukan berkaitan dengan kerugian Avon Indonesia beberapa tahun belakangan ini. “Berdasarkan hasil kajian ekstensif, perusahaan Avon Indonesia beberapa tahun belakangan terus merugi,” katanya.Perry mengakui, Indonesia memiliki potensi pasar jangka panjang
mengingat
jumlah
penduduknya
serta
kecepatan
pertumbuhan
ekonominya. “Namun, analisa kami menunjukkan bahwa bagi Avon untuk dapat merealisasikan potensi tersebut, dibutuhkan tambahan investasi yang signifikan,” ujarnya.Akan tetapi, mengingat kegiatan operasional Avon di Indonesia telah
5
mengalami kerugian jutaan dolar dalam beberapa tahun belakangan ini, maka untuk saat ini Avon belum siap melakukan investasi tambahan di Indonesia. Dari penulusuran INFO APLI, penutupan Avon memang disebabkan oleh faktor-faktor yang sifatnya mendasar, selain tentu saja ada faktor pasar yang mempengaruhi. Sejak awal, sistem operasi Avon Indonesia memang berbeda dengan Avon di negara-negara Asia lainnya, kecuali sistem operasi Avon di Philipina yang memang dijadikan rujukan di sini. Avon menggunakan sistem cabang, di mana dalam setiap kantor cabang, Avon harus membangun kantor sendiri, merekrut karyawan, dan tentu saja membiayai operasionalnya. Semakin besar perkembangan Avon, semakin banyak pula cabang yang harus didirikan, sehingga makin besar pula biaya operasionalnya. Agaknya, hal dasar inilah yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Dari sini dapat kita ketahui bahwa terdapat kesalahan dari pihak manajemen dalam hal efisiensi tenaga kerja. Manajer terlalu banyak merekrut tenaga kerja dan kurang mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai karyawan. Sehingga keuntungan perusahaan kian menipis dan akhirnya menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Selain itu, situasi yang sangat memberatkan, yaitu soal sewa pabrik Avon di Cilandak yang dibayar dalam mata uang dollar AS. Sebelum krisis ekonomi tahun 1998 atau saat nilai per dollar AS hanya berkisar antara Rp2000-2500, biaya sewa pabrik mungkin bukan menjadi masalah. Namun ketika krisis berlangsung dan per dollar harus dibeli dengan harga di atas Rp10.000, bahkan pernah mencapai kisaran Rp15.000-17.000, maka mulailah ongkos produksi
6
menjadi masalah besar. Dari sini dapat kita ketahui bahwa terdapat kesalahan manajer dalam hal ketanggapan dalam menghadapi perubahan. Perubahan harga sewa tempat yang meningkat tajam akibat krisis ekonomi tahun 1998, seharusnya segera menjadikan pihak manajer tanggap dan mengambil keputusan agar efisiensi beban sewa tempat dapat segera terpenuhi. Karena kurang tanggapnya seorang manajer, perusahaan ini menanggung biaya sewa yang tinggi akibatnya keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. (http://swa.co.id/updates/avon-tutup-pabriknya-di-indonesia, Darma2012) Berdasarkan
penelitian
terdahulu
terdapat
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi penerapan sisteminformasi akuntansi manajemen diantaranya adalah: 1. Teknologi informasi yang diteliti (Arsono dan Muslichah, 2002); (Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti, 2010); (Aceng Kurniawan dan Citra Nensih, 2014) dan Nafsiah,2015). 2. Saling ketergantungan yang diteliti (Arsono dan Muslichah, 2002); (Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti, 2010); dan (Aceng Kurniawan dan Citra Nensih, 2014) dan Nafsiah,2015). 3. Ketidakpastian lingkungan (Ernadan Tituk Dwi, 2006); (Bernandet Dwita, 2013). 4. Desentralisasi (Erna dan Tituk Dwi, 2006); (Bernandet Dwita, 2013); dan (Albertus Sulistiyanto, 2005). 5. Strategi Bisnis (Murtini dan Taryadi, 2015).
7
Tabel 1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi PenerapanSistem Informasi Akuntansi Manajemen No
Penulis
Tahun
Teknologi Informasi
Saling Ketergantungan
Ketidakpastian Lingkungan
Desentralisasi
Strategi Bisnis
1
Arsono dan Muslichah
2002
√
√
-
-
-
2
Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti
2010
√
√
-
-
-
3
Aceng Kurniawan dan Citra Nensih
2014
√
√
-
-
-
4
Murtini dan Taryadi
2015
-
-
-
-
x
4
Erna dan Tituk Dwi
2006
-
-
√
√
-
5
Bernandet Dwita
2013
-
-
√
√
-
6
Albertus Sulistiyanto
2005
-
-
-
x
-
7
Nafsiah
2015
√
X
-
-
-
8
Indah Fatmawati
2016
√
√
-
-
-
Keterangan:
Tanda √ = Berpengaruh Tanda x = Tidak Berpengaruh Tanda - = Tidak Diteliti
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arsono Laksmana dan Muslichah pada tahun 2002 yang berjudul “Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan, Karakteristik Sistem
8
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Penelitian tersebut terdiri atas empat variabel, yaitu teknologi informasi dan saling ketergantungan sebagai variabel independen, karakteristiksistem akuntansi manajemen sebagai variabel intervening dan kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Hipotesis pertama dari penelitian Arsono Laksmana dan Muslichah adalah Teknologi informasi berpengaruh positif tidak langsung terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM Scope. Hipotesis kedua adalahSaling ketergantungan berpengaruh positif tidak langsung terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM Scope. Lokasi dan tahun data di Jawa Timur pada tahun 2002. Sampel penelitian ini adalah manajer produksi dan pemasaran dari perusahaan industri manufaktur dan sampel dari 110 manajer. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling ini dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut.Berdasarkan analisis data, maka dalam penelitian ini disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1) Pengaruh tidak langsung TI terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM scope signifikan; 2) Pengaruh tidak langsung saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM scope signifikan. Keterbatasan penelitian ini adalah populasi dan sampel luas untuk memperoleh hasil penelitian dan dasar justifikasi yang optimal dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama pengiriman kuesioner melalui surat (mail survey). Pengiriman pertama dikirimkan 150 kuesioner tetapi dalam pengumpulan sampel terlalu banyak yang disebar 274 kuesioner sedangkan yang tidak kembali 78 kuesioner kepada 75 perusahaan yang diambil secara acak
9
sesuai dengan alamat yang diperoleh dari Depperindag. Setelah ditunggu tiga bulan, kuesioner tidak ada yang kembali. Hal ini hanya membuang-buang waktu dalam proses penelitian. Adapun perbedaan penulis dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Arsono Laksmana dan Muslichah (2002) yaitu indikator dari karakteristik SIAM pada penelitian terdahulu hanya menggunakan karakteristik SIAM scope sedangkan pengembangan peneliti menggunakan semua indikator karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Perbedaan yang kedua yaitu pada indikator teknologi informasi, Arsono dan Muslichah (2002) menggunakan pemrosesan informasi sebagai pengukurannya tetapi peneliti menggunakan komponen teknologi informasi. Perbedaan selanjutnya pada pengumpulan data penelitian sebelumnya dilakukan dua tahap yaitu mail survey dan kontak personal sedangkan penulis dalam pengumpulan data hanya menggunakan kuesioer karena melihat peneliti sebelumnya tidak ada respon dari mail survey maka peneliti tidak menggunakan mail survey untuk menghindari waktu yang terbuang peneliti hanya menggunakan kuesioner secara langsung. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi
dan
Saling
Ketergantungan
PenerapanSistem Informasi Terhadap Kinerja Manajerial”.
Akuntansi
Organisasional
Manajemen
Terhadap
dan Dampaknya
10
1.2 Rumusan MasalahPenelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini agar dapat mencapai sasaran dalam penyusunannnya maka yang dapat dikemukakan penulis sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan teknologi informasi pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 2. Bagaimana saling ketergantungan organisasional pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 3. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 4. Bagaimana kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 5. Seberapa kuat hubungan penerapan teknologi informasi dan saling ketergantungan organisasional pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 6. Seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap penerapan sistem informasi
akuntansi manajemen pada perusahaan
BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung.
11
7. Seberapa besar pengaruh saling ketergantungan organisasional terhadap penerapan sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 8. Seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 9. Seberapa besar pengaruh saling ketergantungan organisasional terhadap kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 10. Seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial melalui penerapan sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 11. Seberapa besar pengaruh saling ketergantungan organisasional terhadap kinerja manajerial melalui penerapan sistem informasi akuntansi manajemen
pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan
sektor konstruksi di Kota Bandung. 12. Seberapa
besar
pengaruh
penerapan
sistem
informasi
akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung.
12
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai: 1. Untuk mengetahui penerapan teknologi informasi pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui saling ketergantungan organisasional pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi manajemen padaperusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui kinerja manajerial padaperusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung. 5. Untuk
mengetahui
seberapakuathubunganpenerapanteknologiinformasidansalingketergantung anorganisasionalpada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung. 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap
penerapansistem
informasi
akuntansi
manajemen
pada
perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung.
13
7. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh saling ketergantungan organisasional terhadap penerapansistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dansektor konstruksi di Kota Bandung. 8. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung. 9. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh saling ketergantungan organisasional terhadap kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung. 10. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung. 11. Untuk mengetahui seberapa besarpengaruh penerapan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial melalui penerapan sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung. 12. Untuk mengetahui
seberapabesar pengaruh saling ketergantungan
organisasional terhadap kinerja manajerial melalui penerapan sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi di Kota Bandung.
14
1.4 Kegunaan Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah, maupun tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1
Kegunaan Praktis
1.4.1.1 Bagi Penulis a. Dapat mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan teknologi informasi dan saling ketergantungan organisasional terhadap penerapan sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dansektor konstruksi di Kota Bandung. b. Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan dan sektorkonstruksi di Kota Bandung. 1.4.1.2 Bagi Perusahaan Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan untuk mengetahui penerapan teknologi informasi dan saling ketergantungan organisasional terhadap penerapan sistem informasi akuntansi manajemen dan dampaknya terhadap kinerja manajerial. Sebagai sumbangan
15
saran bagi perusahaan yang bermanfaat dalam upaya terhadap penerapansistem informasi akuntansi manajemen dan dampaknya terhadap kinerja manajerial. 1.4.2
Kegunaan Teoritis Dengan hasil penelitian yang terbatas ini diharapkan dapat menambah
wawasan pembaca tentang Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan Organisasional Terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan Dampaknya Terhadap Kinerja Manajerial, serta sebagai bahan perbandingan antara teori dengan praktik nyata di perusahaan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. Selain itu penulis mengharapkan kiranya penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan bagi para mahasiswa. Khususnya mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah PT Industri Telekomunikasi Indonesia Persero di Jalan Moh. Toha No. 77 Bandung, PT.Pindad Persero di Jalan Gatot Subroto No. 517 Kota Bandung, PT Indah Karya Persero di Jalan Golf Raya No. 2A Arcamanik Bandung dan Perum Perumnas di Jalan Surapati No. 120 Bandung.Waktu pelaksanaan penyebaran dan pengumpulan data penelitian dilakukan padatanggal 2 Mei 2016-10 Mei 2016.