BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang. Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah untuk mengoptimalkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pada pemiliknya. Nilai perusahaan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama, 1978 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai perusahaan juga mempengaruhi minat para caon pembeli saham perusahaan di pasar modal. Nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kemakmuran bagi pemegang saham, sehingga pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Tendi Haruman 2008). Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya,
karena
dengan
meningkatnya
nilai
perusahaan,
maka
kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
1
2
tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Wahyudi, Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang di ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001 dalam Kusumadilaga, 2010). Nilai perusahaan pada dasarnya dapat di ukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar, harga saham menunjukan penilaian sentral dari seluruh pelaku dasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Jika nilai suatu perusahaan dapat diproksikan dengan harga saham
3
maka memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimumkan harga pasar saham. Nilai perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio PBV (price book value) atau sering juga disebut dengan market to book value ratio dan bisa menggunakan Tobins’Q, rasio ini merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio PBV menunjukan perusahaan semakin dipercaya yang artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi. Adapun fenomena yang berkaitan dengan nilai perusahaan salah satunya yang terjadi berdasarkan kompas.com pada tahun 2015. Sumber
Berita
Web
Grup Salim yang banyak bergerak di bisnis sektor barang konsumsi diperkirakan masih punya prospek bagus. Dalam beberapa tahun terakhir, Grup Salim banyak menambah aset lewat sejumlah akuisisi. Tahun ini pun Salim masih memiliki beberapa target ekspansi bisnis yang berpotensi mengerek kinerjanya. Hasilnya, mulai kelihatan. Tahun 2014, holding usaha Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan penjualan bersih Rp 63,59 triliun naik 14,3 persen ketimbang penjualan 2013. Pencapaian itu mengerek laba bersihnya menjadi Rp 3,89 triliun, tumbuh 55,2 persen dari 2013. Memang, tahun lalu Indofood banyak mendapat tekanan dari kenaikan beban harga bahan baku. Namun, emiten ini bisa menyiasatinya dengan mengerek harga jual produk dan menjaga efisiensi. Hal ini membuat bisnis
www.Kompas.com, 2015
4
Indofood membaik. Bahkan, kinerja keuangan emiten sektor perkebunan Grup Salim juga tetap tumbuh di tengah tekanan harga komoditas. Analis Phintraco Securities Setiawan Effendi memprediksikan, dalam jangka panjang bisnis Indofood akan terdorong oleh pulihnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kenaikan daya beli masyarakat. "Sektor bisnis Indofood juga defensif," kata dia, kemarin. Hans Kwee, Vice-President Investment Quant Kapital Investama menilai, grup yang memiliki diversifikasi bisnis dari sektor hulu ke hilir juga tergolong kebal gejolak ekonomi. Pasalnya, dengan memiliki bisnis komplit, beban tinggi bisa lebih ditekan sehingga margin laba tetap terjaga. Dia mencontohkan, Grup Salim memiliki bisnis perkebunan dari hulu ke hilir, sehingga dampak negatif jatuhnya harga komoditas menjadi lebih minimal. Grup Salim dan Astra juga likuid sehingga menarik untuk jangka panjang," ujar Setiawan, yang merekomendasikan buy on weakness ASII. (www.Kompas.com, 2015).
Berdasarkan fenomena diatas adanya penilaian yang terlalu tinggi dari pasar terhadap kepemilikan keluarga (family ownership) perusahaan tersebut sehingga menggakibatkan overvalued dalam kaitanya dengan nilai perusahaan. Sentimen negatif terhadap kepemilikan keluarga juga diakibatkan oleh kebijakankebijakan perusahaan yang membuat kepercayaan investor menurun.
5
Adapun fenomena lain yang berkaitan dengan nilai perusahaan yang terjadi pada PT Coca-cola dan KFC. Sumber Penjualan Coca-cola anjlok Diposting pada tanggal Rabu, 20 April 2016 - 21:39 wib Web http://economy.okezone.com/read/2016 /04/20/278/1368314/
Berita Penjualan
Coca-Cola
(KO.N)
turun
selama empat kuartal karena permintaan untuk minuman bersoda menurun di Eropa.
Selain
itu,dolar
yang
kuat
mengikis nilai penjualan di pasar di luar Amerika Serikat, termasuk Amerika Latin. Pembuat Sprite dan Minute Maid turun sekira 1 persen menjadi USD46 di perdagangan premarket pada hari Rabu. Coke dan saingannya (PEP.N)
terpukul
semakin
sadar
PepsiCo
karena akan
Inc
konsumen pentingnya
kesehatan, membuat konsumen minuman bersoda beralih ke teh, jus buah dan smoothie. Penguatan dolar juga telah memukul kinerja keuangan perusahaan, menjadi salah satu yang mempengaruhi pasar coca-cola di luar AS, termasuk China, Eropa dan Brasil. Nilai rata-rata dolar naik 2,6 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya. Mata uang AS telah naik 18 persen dalam
tiga
bulan
pertama
2015.
Penjualan Coke di Eropa menurun 1 persen menjadi USD1,20 miliar pada kuartal yang berakhir 1 April akuntansi
6
selama hampir 12 persen dari total pendapatan.
Laba
bersih
yang
diatribusikan ke pemegang saham Coke turun 4,5 persen menjadi USD1,48 miliar,
atau
34
sen
per
saham.
Pendapatan usaha bersih turun 4 persen menjadi USD10,28 miliar. Diposting pada tanggal Rabu, 20 April 2016 - 21:39 wib
Jelang
akhir
tahun, PT
Fast
Food
Indonesia Tbk (FAST) masih akan
merealisasikan pencarian utang dari http://investasi.kontan.co.id/news/pen lewat penerbitan obligasi. gelola-gerai-kfc-akan-rilis-obligasi-rp- pasar 200-m Rencananya, perusahaan yang mengelola restoran cepat saji KFC di Tanah Air ini akan merilis surat utang senilai Rp 200 miliar. Dengan
rating
idAA
dari
Pefindo.Menurut keterangan perusahaan dalam keterbukaan informasi pada BEI, Selasa (27/9), utang yang mengantongi rating AA dari Pefindo ini akan bertenor lima
tahun. Dana
tersebut
akan
digunakan untuk pengembangan gerai baru,
pengembangan
atau
perluasan
pergudangan dan armada distribusi serta renovasi perluasan
kantor
regional.
Rencananya, pembayaran bunga pertama akan
dilakukan
pada
1
Februari
2017. Sementara masa penawaran awal pada 27 September hingga 10 Oktober 2017 dengan masa penawaran 26 dan 27
7
Oktober 2016. Pencatatan di BEI sendiri akan dilakukan pada 2 November 2016. Pelaksana emisi obligasi FAST adalah BCA Sekuritas dengan waliamanat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). BCA Sekuritas menjamin emisi obligasi ini dengan
komitmen
penuh.
Sekadar
informasi, pada semester I-2016, FAST berhasil meraih pertumbuhan laba bersih 55,79% year on year menjadi Rp 43,20 miliar. Adapun, pendapatan perseroan tercatat Rp 2,31 triliun atau naik 11,05% dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,08 triliun.
Penelitian ini merupakan replikasi yang dilakukan Desy Triana Aisyah. Tahun 2012 dengan judul “Pengaruh size, profitabilitas, dan leverage terhadap Pengungkapan tangung jawab sosial perusahaan”, lokasi penelitian ini di perusahaan Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang diteliti adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel dependen, faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu Size, Profitabilitas, dan Leverage, sebagai variabel independen. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara size, profitabilitas dan leverage. Unit analisis ini, menganalisis pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, populasi dalam
8
penelitian ini meliputi perusahaan-perusahaan Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu penulis memilih Perusahaan Manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan sebelumnya melakukan penelitian di Perusahaan Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan penulis memilih melakukan penelitian di Perusahaan Manufaktur food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena tingkat profitabilitas di perusahaan industri cenderung stabil sedangkan di perusahaan manufaktur profitabilitas tidak stabil sehingga dapat mempengaruhi indikator tersebut (Yunita, 2010). Pada Indikator Y peneliti sebelumnya menggunakan variabel Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sedangkan penulis menggunakan indikator Y Nilai perusahaan. Pada variabel Profitabilitas peneliti sebelumnya menggunakan indikator ROA (return on assets). Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan, dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien (Susan Irawati, 2006:58). ROA (return on assets) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau diinvestasikan dalam suatu periode. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Sedangakan penulis menggunakan indikator ROE (return on
9
equity). Profitabilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan laba. Pengertian laba bisa bermacam-macam, tergantung kebutuhan dari pengukuran laba tersebut (Toto, 2001:118). Dengan demikian dapat dikatakan profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. ROE (return on equity) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham yaitu untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Study pada perusahaan Manufaktur Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014).”
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, maka penulis
mengemukakan beberapa rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Profitabilitas pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.
10
2. Bagaimana Leverage pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 3. Bagaimana nilai perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 4. Seberapa besar pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 5. Seberapa besar pengaruh Leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 6. Seberapa besar pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.
1.3
Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang penelitian dan rumusan masalah
penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untk mengetahui pengaruh profitabilatas dan leverage terhadap nilai perusahaan. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis dan mengetahui profitabilatas pada perusahaan manufaktur subsektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.
11
2. Untuk menganalisis dan mengetahui leverage pada perusahaan manufaktur subsektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 3. Untuk menganalisis dan mengetahui nilai perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 4. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 5. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. 6. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Praktis 1. Bagi Penulis a. Untuk memnuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang dan untuk meraih gelar sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
12
pengetahuan mengenai metode penelitian yang menyangkut masalah akuntansi keuangan secara umum. c. Hasil penelitian ini juga akan melatih kemampuan teknis analisis yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan dalam melakukan pendekatan terhadap suatu masalah, sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan mendalam berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Bagi Perusahaan Dengan adanya penelitian ini diharapkan manajemen perusahaan dapat melihat faktor lain yang dapat memperkuat hubungan antara profitabilitas dan leverage terhadap nilai perusahaan. Karena hal ini yang mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya. 3. Bagi Pembaca Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bagi para pembaca dan menambah referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tentang hubungan profitabiitas dan leverage terhadap nilai perusahaan.
1.4.2
Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan
yang berhubungan dengan profitabilitas dan leverege terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
13
1.5
Waktu dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian di pusat informasi
pasar modal (PIPM) Bursa Efek Indonesia JL. Veteran No. 10 Bandung. Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan objek yang diteliti, maka penulis melaksanakan penelitian ini pada waktu yang telah ditentukan.