BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri secara kreatif (Solehuddin 2000: 32). Anak usia taman kanak-kanak merupakan masa yang sangat fundimental dalam rentan kehidupan manusia. Masa perkembangan pada tahap ini terjadi begitu pesat sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan “the Golden Age”, masa-masa tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Sehingga apabila masa ini anak tidak memperoleh rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar, maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masamasa perkembangan berikutnya. Piaget menyatakan bahwa tahun-tahun awal perkembangan manusia merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan berbagai konsep sederhana sebagai landasan senang untuk mencoba, untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih kompleks pada tahap-tahap perkembangan berikutnya. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak yang suka bereksploratif dan berpetualang, ada dorongan rasa ingin tahu yang sangat kuat terhadap segala sesuatu, sehingga anak lebih senang untuk mencoba, menjelajah dan ingin mengembangkan diri untuk proses perkembangan selanjutnya. Berbagai faktor yang menyebabkan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik intelektual, kognitif dan bahasa (htt:/www.goole.com.id/masalah anak di TK 17 februari 2014)
1
2
Usia taman kanak-kanak berada pada tahap Pra-Operasional, pada tahap ini perkembangan bahasa anak sudah mampu
menggunakan sesuatu untuk
mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Anak pada usia ini juga sudah mulai pandai bercerita, bernyanyi
dan
bersosiodrama. Selain itu, anak juga sudah mampu memecahkan masalah dengan cara memikirkannya terlebih dahulu, tidak lama kemudian anak mampu mempelajari masalah sebelum bertindak serta terlibat langsung dalam kegiatan trial and erorr. Namun, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis mengajar di TK, sebaliknya penulis menemukan anak yang mengalami
masalah pada
belajarnya dan bersosialisasi di sekolah seperti anak sulit dalam mengungkapkan pendapat ketika belajar,kesulitan membaca do’a, bercerita atau berbicara di depan kelas semua hal di atas disebabkan oleh kemampuan berbicara anak pada guru, dan teman sebayanya atau dengan orang lain sangat minim sekali. Hal ini terlihat seperti kurangnya keberanian untuk berpendapat, sebagian besar anak-anak hanya mendengarkan saja dan cenderung pasif. Apabila ada anak yang mau berbicara itupun guru yang memulai bertanya terlebih dahulu. Ada pula anak yang belum mau menjawab pertanyaan guru. Sejalan dengan itu maka anak-anak perlu dilatih untuk berbicara dengan baik menggunakan metode yang sesuai dengan aspek perkembangan yang ingin dicapai. Sehingga apabila permasalahan tersebut dibiarkan maka anak akan mengalami kesulitan dalam belajar bahkan mempengaruhi prestasi belajar anak di TK.
3
Permasalahan yang dihadapi anak khususnya usia prasekolah seperti di TK antara lain adalah: kemampuan berbicara dalam hal penyampaian maksud, kemampuan becerita kepada guru maupun teman, kemampuan bersosialisasi pada lingkungan sekolahnya dan pendiam atau penyendiri dan ini dapat dilihat melalui tingkahlaku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Anak yang mengalami kesulitan berbahasa ini biasanya tidak memperdulikan teman sekelasnya dan juga suka menyendiri, mereka sering tidak menghiraukan apa yang diperintahkan guru, sering diam dalam kelas. Bahkan anak terkenal sebagai “anak pendiam” di TK karena suka diam dan menyendiri. Namun pada kenyataanya proses belajar mengajar yang berlangsung di TK belum dapat membantu anak yang mengalami masalah kesulitan berbahasa, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman guru dan layanan bimbingan konseling di sekolah TK Karunia dalam memberikan materi pelajaran pada anak tanpa memperhatikan tahap perkembangan bahasa anak. Di mana setiap anak akan mengalami masa-masa pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai dimensi. Perkembangan bahasa setiap anak tidaklah sama, karena setiap individu memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Bagi anak yang mengalami masalah kesulitan berbahasa banyak cara dan metode yang dapat dilakukan guru dalam memberikan materi pembelajaran di TK yang sesuai dengan tahap perkembangan anak usia Tk tanpa harus memarahi dan memaksa. Oleh karena itu dalam usaha melayani anak TK yang mengalami masalah kesulitan berbahasa, peranan bimbingan konseling dalam hal ini amatlah penting dilakukan untuk mereka agar anak dapat belajar dengan baik dan membantu
anak
mengatasi
masalah-masalah
perkembangannya
untuk
4
mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, dapat beradaptasi dengan stimulus baru atau lingkungan pada umumnya dan menyiapkan perkembangan mental, sosial anak untuk masuk kelembaga pendidikan selanjutnya. Pada usia taman kanak-kanak anak belum menyadari secara penuh bahwa ia bermasalah. Permasalahan yang dihadapi anak kadangkala bersumber dari diri anak sendiri. Permasalahan anak-anak adalah suatu yang mengganggu kehidupan anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangan (Suyadi 2010:9). Menurut UU NO.23 Tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 Tentang perlindungan anak,”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.”Oleh karena itu,
Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan
(integral) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah (Munandar : 1993 dalam htt:/karya boy. Blogspot.Com/BK di TK, 8 Februari 2014). Sebab bimbingan dan konseling merupakan sarana pengamatan dan komunikasi intensif antara guru, orang tua dan murid, agar segala perkembangan psikologi anak (mulai dari minat, bakat, perilaku hingga hubungan kesehariannya dengan semua orang di sekolah) dan kendala-kendala yang timbul secara akademis dan kepribadian anak bisa di olah, dipertajam dan di arahkan secara dini dengan lebih baik dan tepat. Sehingga untuk mengatasi permasalahan anak di atas Play terapi (terapi bermain) adalah salah satu solusi yang akan di berikan. Play terapi adalah belajar sambil bermain dengan pemaduan kegiatan bimbingan kedalam kegiatan belajar di TK secara keseluruhan, dan dilaksanakan sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar sambil bermain. Melalui Metode bermain
5
memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan suatu pendapat, mengungkapkan pikiran, perasaan keinginan dan sikap. Kemampuan berbicara anak dapat dilihat saat anak menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat temannya saat kegiatan berlangsung. Bagaimana anak menyusun kalimat dengan benar dan bagaimana cara mengucapkannya itupun dapat dilihat saat anak berbicara. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas. Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari halhal lain.
6
Dengan menerapkan kegiatan Play Terapi, membantu anak kesulitan berbahasa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan baik tanpa hambatan apapun. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba mengadakan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Melalui Bimbingan Konseling Teknik Play Terapi di TK Karunia Kecamatan Medan Johor T.A 2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Siswa sulit dalam mengungkapkan pendapat ketika belajar 2. Siswa sulit bercerita atau berbicara di depan kelas 3. Siswa sulit membaca do´a di depan kelas 4. Menarik diri dari teman-teman atau suka menyendiri
1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yaitu Penggunaan Play Terapi untuk meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak di TK
Karunia
kecamatan Medan Johor T.A 2014/2015
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah Pelaksanaan Bimbingan konseling Teknik Play Terapi Dapat Meningkatkan Bahasa Anak di TK Swasta Karunia Kecamatan Medan Johor T.A 2014/2015?”
7
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui perkembangan bahasa anak di TK sesuai dengan tahap perkembangannya dengan menggunakan Play Terapi yang terintegrasi dengan pembelajaran di TK Swasta Karunia Kecamatan Medan Johor T.A 2014/2015”
1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan melalui Play Terapi yang dilaksanakan guru bimbingan konseling dapat membantu perkembangan bahasa anak di TK. 2. Bagi Guru a. Dapat memberikan informasi kepada guru dalam membantu meningkatkan bahasa anak di TK sesuai dengan tahap perkembangannya b. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan menerapkan kegiatan Play Terapi untuk perkembangan bahasa anak sehingga kegiatan belajar mengajar di TK dapat terlaksana dengan baik. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pegetahuan dan keterampilan penelitian dalam menerapkan kegiatan Play terapi di Taman kanak-kanak dalam membantu perkembangan bahasa anak.