BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian mengenai pemilihan pemasok.
1.1.
Latar Belakang
Perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan usahanya memerlukan bahan baku sebagai bahan utama dalam proses produksi. Bahan baku adalah unsurunsur yang belum diolah yang digunakan dalam proses pabrikasi (Simamora, 2000). Kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi yang akan berdampak pada kerugian perusahaan. Agar pengadaan bahan baku dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem pembelian yang baik, yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi perusahaan diperoleh dari pemasok (supplier). Pemasok merupakan mitra yang akan menyediakan kebutuhan produk, komponen, dan material secara efektif dan tepat waktu sehingga dapat mempertahankan daya saing perusahaan (Sarkis dan Talluri, 2002). Pemasok sebagai pihak penyedia bahan baku berperan menentukan kualitas produk dan kelancaran proses produksi sebuah perusahaan manufaktur. Menurut Wirdianto dan Unbersa (2008) sebuah perusahaan akan sulit berkembang dan maju apabila pemasok-pemasoknya tidak mampu menghasilkan bahan baku yang berkualitas atau tidak mampu memenuhi pengiriman tepat waktu. Oleh sebab itu, pemasok memiliki peran penting dalam manajemen rantai pasok (Bilisik, 2012).
Saat ini, banyak perusahaan besar sudah mulai membangun kerja sama jangka panjang dengan pemasoknya (Sadigh et al., 2009). Hal ini diperlukan untuk menjaga tersedianya bahan baku yang dibutuhkan secara terus-menerus karena menyangkut keberlanjutan perusahaan yang dijalankan. Pemasok yang konsisten memungkinkan produsen untuk mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan kualitas produk. Pemasok yang tepat harus menyediakan bahan berkualitas tinggi, memberikan jumlah yang tepat pada waktu yang tepat, mengurangi biaya, dan memberikan layanan terbaik untuk memenuhi apa yang dibutuhkan (Pitchipoo et al., 2014).
Usaha untuk mendapatkan pemasok yang tepat dilakukan dengan pemilihan pemasok. Menurut Lao et al. (2010), pemilihan pemasok merupakan hal yang sangat penting karena perusahaan sangat bergantung pada pemasoknya (Manyega dan Okibo 2015). Gonzalez dan Quesada (2004) menyebutkan bahwa pemilihan pemasok adalah proses manajemen rantai pasok paling berpengaruh dalam mencapai kualitas produk yang diinginkan.
Sedangkan menurut Pujawan (2005), pemilihan pemasok merupakan kegiatan strategis, terutama jika pemasok tersebut akan memasok barang yang kritis dan akan digunakan dalam jangka panjang sebagai pemasok penting. Pemilihan pemasok tidak hanya dapat menjamin kelancaran operasional industri manufaktur, sehingga menguntungkan industri manufaktur dalam memperoleh bahan baku yang berkualitas, namun juga dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Berdasarkan hal tersebut, industri manufaktur perlu melakukan penilaian dan pemilihan pemasok. Hal ini harus dilakukan dengan cermat dan berkelanjutan agar pemasok dapat meningkatkan kualitas bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Pemilihan pemasok terkadang sangat kompleks, karena menggabungkan berbagai macam faktor-faktor tidak terkendali yang akan mempengaruhi keputusan yang diambil (Bevilacqua, 2006). Salah satu faktor penting dalam pemilihan pemasok adalah kriteria yang digunakan. Kriteria yang digunakan harus mencerminkan strategi rantai pasok maupun karakteristik dari produk yang akan
2
dipasok (Pujawan, 2005). Secara konvensional, perusahaan mempertimbangkan kriteria seperti harga, kualitas, fleksibilitas dan reputasi pemasok ketika melakukan evaluasi pemasok (Bai and Sarkis, 2010). Namun dengan semakin ketatnya persaingan, perusahaan perlu mempertimbangkan kriteria lainnya seperti pengiriman yang tepat waktu dan pelayanan yang baik. Dengan banyaknya pemasok yang memiliki berbagai macam kriteria yang berbeda, akan sangat sulit untuk menemukan cara terbaik untuk mengevaluasi dan memilih pemasok (Sadigh et al., 2009). Untuk itu, Bevilacqua (2006) menyarankan penggunaan model pengambilan keputusan untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam pemilihan pemasok.
Karet merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Karet sebagai bahan baku industri memerlukan sistem jaminan mutu yang baik. Biasanya penentuan mutu dilakukan berdasarkan uji produk akhir karet yang dihasilkan pada perkebunan. Di era sekarang ini, menurut Nancy (1997), semakin tinggi persaingan antar negara produsen dan tingginya tuntutan konsumen akan mutu produk yang konsisten dan bebas kontaminasi, peningkatan produktivitas dan mutu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan daya saing di pasar dunia, serta mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat.
PT Perindustrian dan Perdagangan (P&P) Lembah Karet merupakan salah satu perusahaan pengolahan karet yang bergerak pada Crumb Rubber Factory. Perusahan P&P berlokasi di jalan By Pass Km 22 Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat. Produk yang dihasilkan PT P&P Lembah Karet adalah produk setengah jadi berupa karet remah (crumb rubber). Berdasarkan Standar Internasional Rubber (SIR) maka crumb rubber yang diproduksi oleh PT P&P Lembah Karet adalah Crumb Rubber SIR 20. Pada saat ini PT P&P Lembah Karet merupakan salah satu perusahaan karet di Indonesia yang diakui secara internasional. Hal ini ditunjukkan dengan semua konsumen yang berasal dari negara luar, yaitu: Singapura, Eropa, Amerika Serikat, dan Malaysia.
3
PT P&P Lembah Karet dalam kegiatan produksinya membutuhkan bahan baku Bokor SIR. Bahan baku Bokor SIR yang diperoleh berasal dari petani karet yang ada di daerah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi. Aktivitas pengadaan bahan baku Bokor SIR ini dilakukan secara rutin setiap hari. Pengadaan bahan baku Bokor SIR tidak hanya berasal dari satu pemasok saja, namun ada beberapa pemasok yang rutin memasok bahan baku setiap harinya. Oleh karena itu, aktivitas memasok bahan baku Bokor SIR ini sangat penting bagi perusahaan karena ketersediaan bahan baku Bokor SIR sangat mempengaruhi proses produksi crumb rubber di PT P&P Lembah Karet.
Pemasok bahan baku Bokor SIR di PT Lembah Karet pada bulan Januari hingga Agustus 2015 terdapat sebanyak tiga puluh pemasok dengan rata-rata dua puluh pemasok yang mengirimkan bahan baku setiap bulannya. Dari semua pemasok yang ada terdapat pemasok yang rutin melakukan pengiriman bahan baku Bokor SIR setiap bulannya dan terdapat pemasok yang hanya mengirimkan bahan baku Bokor SIR pada satu atau beberapa bulan saja, namun dengan kualitas yang lebih baik. Pemasok yang tidak konsisten dalam mengirimkan bahan baku Bokor SIR baik dalam jumlah, rutinitas, maupun kualitasnya menyebabkan pihak PT P&P Lembah Karet sulit menentukan pemasok tetap yang dapat memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan setiap bulannya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bagian pembelian bahan baku di PT P&P Lembah Karet, didapatkan sepuluh pemasok yang rutin melakukan pengiriman bahan baku Bokor SIR setiap bulannya dari bulan Januari 2015 sampai Agustus 2015. Sedangkan dua puluh pemasok lainnya hanya melakukan pengiriman bahan baku Bokor SIR pada beberapa bulan saja sehingga tidak dapat dijadikan pemasok tetap. Hal ini dikarenakan pemasok tersebut tidak memenuhi standar perusahan yaitu melakukan pengiriman minimal dua kali dalam sebulan. Oleh karena itu, pemilihan pemasok tetap akan dilakukan terhadap sepuluh pemasok saja. Adapun sepuluh pemasok yang rutin melakukan pengiriman Bokor SIR dapat dilihat pada Tabel 1.1.
4
Tabel 1.1 Daftar Pemasok Rutin Bahan Baku Bokor SIR di PT P&P Lembah Karet pada Bulan Januari-Agustus 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 4 Pemasok 5 Pemasok 6 Pemasok 7 Pemasok 8 Pemasok 9 Pemasok 10
Daerah M. Bungo, Jambi Rt. Panjang, Ogan Hilir, Sumsel Pranap, Indagiri Hulu, Riau M. Tebo, Jambi M. Bungo, Jambi Indragiri Hulu, Riau Sawah Lunto, Sumbar Solok Selatan, Sumbar Ps. Gambok, Sijunjung, Sumbar Darmasraya Sumbar
PT P&P Lembah Karet memiliki standar mutu minimum untuk bahan baku yang dipasok. Penentuan kapasitas dan rutinitas pengiriman disesuaikan dengan kemampuan pemasok. Kemampuan pemasok dalam memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh perusahaan sudah baik. Hal ini dilihat dari tidak adanya pemasok yang memasok bahan baku dibawah standar mutu minimum. Sedangkan untuk kapasitas dan rutinitas pengiriman bahan baku berbeda-beda dari setiap pemasok tergantung pada kemampuan masing-masing pemasok. Setiap harinya bahan baku yang diterima oleh PT P&P Lembah Karet akan diperiksa untuk mengetahui kesesuaiannya dengan persyaratan. Bahan baku yang memenuhi persyaratan kemudian ditimbang dan dibuatkan faktur pembelian, sedangkan bahan baku yang tidak memenuhi persyaratan akan dikembalikan kepada pemasok.
PT P&P Lembah Karet dalam usahanya meningkatkan mutu bahan baku yang diperoleh, melakukan pemilihan pemasok yang mampu memenuhi kebutuhan dan persyaratan kualitas. Setiap akhir tahun, perusahaan melakukan evaluasi pemasok untuk mendapatkan pemasok terbaik yang akan dijadikan pemasok tetap. Selain itu, pemasok terbaik juga akan dikembangkan dan dibina oleh perusahaan baik dengan cara peminjaman modal ataupun transportasi. Namun saat ini pemilihan pemasok yang dilakukan masih sederhana. Perusahaan tidak melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja pemasoknya. Evaluasi dan pemilihan pemasok yang dilakukan secara sederhana berdasarkan kualitas dan pengiriman.
5
Sedangkan menurut literatur, saat ini terdapat banyak kriteria lain dalam pemilihan pemasok. Diantaranya fleksibelitas, reputasi, dan pelayanan yang baik. Oleh karena itu, perlu dirumuskan mekanisme evaluasi dan pemilihan pemasok secara lebih menyeluruh di PT P&P Lembah Karet, untuk menjadi bahan pertimbangan manajemen perusahaan dalam menentukan pemasok terbaik yang akan dijadikan pemasok tetap dan dilakukan pembinaan.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana menentukan pemasok terbaik menggunakan integrasi metode pemilihan pemasok Taguchi Loss Function dan Grey Relation Analysis (GRA) di PT P&P Lembah Karet Padang?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1.
Mengidentifikasi kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan pemasok bahan baku karet
2.
Menentukan pemasok bahan baku karet terbaik.
1.4.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1.
Penelitian dilakukan untuk pemasok rutin bahan baku Bokor SIR di PT P&P Lembah Karet
2.
Data yang digunakan yaitu data pemasok pada bulan Januari-Agustus 2015
6
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan dari laporan ini. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian yang dilakukan. Kajian pada tinjauan pustaka ini meliputi konsep dari manajemen rantai pasok, pemasok, pemilihan pemasok, metode pemilihan pemasok. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini, dimulai dari awal penelitian dilakukan hingga memperoleh strategi dan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data berisi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data tersebut akan akan dilakukan pengolahan untuk mendapatkan pemasok terbaik. BAB V ANALISIS Analisis dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang mencakup hasil pengolahan metode AHP, TLF dan GRA. BAB VI PENUTUP Penutup berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. Kesimpulan mencakup gambaran umum dari proses yang telah dilakukan hingga didapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan. Sedangkan saran meliputi perbaikan untuk penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang.
7