13
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu survey yang dilakukan oleh World Heatlh Organization
(WHO)
dilaporkan
bahwa
lebih
dari
80%
populasi dunia masih bergantung dengan berbagai macam jenis pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit (Priya,
2002).
Eksplorasi
tanaman
dapat
menyediakan
obat-obatan. tanaman,
Dari
hanya
6%
dari
dasar
sekitar yang
kandungan untuk
kimia
perkembangan
250.000-400.000 baru
pada
dipelajari
spesies tentang
aktivitas biologis dan sekitar 15% yang sudah dilakukan investigasi secara fitokimia (Cragg,1997). Ada beberapa alasan mengapa orang memilih pengobatan herbal yaitu peningkatan status kesehatan setelah penggunaan obat herbal,
biaya
yang
murah,
obat-obatan
sintetik
yang
tidak tersedia di pedalaman (Soni, 2011). Pengobatan
natural
yang
berasal
dari
tumbuh-
tumbuhan telah terbukti aman dan memiliki efek samping yang relatif kecil. Pengobatan yang bertemakan herbal menjadi
popular
beberapa
tahun
terakhir.
Tumbuhan
sangat kaya akan zat metabolit sekunder yang memiliki aktivitas
biologis
beberapa
diantaranya
adalah
14
flavonoids, fenol, alkaloid, saponin, dan cyanogenik glikosida (Shahidi, 2008). Tanaman srikaya dipercaya mempunyai banyak khasiat antara
lain
sebagai
antibakterial. digunakan
Secara
untuk
permasalahan
antikanker,
antiinflamasi
tradisional
pengobatan
jantung,
infeksi
tanaman
epilepsi, cacing,
dan
srikaya disentri,
konstipasi,
infeksi bakteri, demam dan ulser. Buah srikaya sebagai agen
antibakterial
apabila
terbukti
dapat dapat
menjadi
terobosan
menghambat
terbaru
pertumbuhan
atau
membunuh bakteri (Yoganarasman, 2000). Penelitian secara in vitro untuk mengetahui efek suatu
produk
alami
mulai
populer
seperti
sejak
tanaman
beberapa
tahun
dan yang
buah-buahan lalu.
Ini
merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui
efek
dari
suatu
zat
terhadap
bakteri
tertentu. Escherichia coli bertanggung jawab atas 90% dari 7 juta
kasus
penyebab
pyelonefritis
yang
cystitis
terjadi
dan
setiap
250 tahun
ribu di
kasus Amerika
Serikat. Infeksi saluran kemih lebih sering diderita oleh wanita, 40% dari wanita setidaknya pernah sekali mengalami
penyakit
ini
selama
hidupnya.
Escherichia
coli merupakan flora normal yang hidup didalam saluran intestinal
dan
merupakan
bakteri
penyebab
infeksi
15
oportunis.
Infeksi
ini
bisa
terjadi
bila
seseorang
mengalami penurunan kondisi kesehatan. (Kanneth ,2004). Staphylococcus aureus menjadi salah satu penyebab utama
infeksi
di
rumah
sakit
dan
komunitas
pada
16
negara-negara maju dan berkembang (Nickerson, 2009). Penularan bakteri ini terjadi karena infeksi silang dari pasien ke pasien ataupun petugas kesehatan ke pasien yang berada di rumah sakit. Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang berhabitat di nares anterior dan kulit pada manusia. Wabah yang ada pada masyarakat biasanya dikarenakan kondisi kebersihan lingkunan yang kurang baik dan terjadi transmisi dari satu individu ke individu lain. Berbeda dengan orgnisme yang lain, Staphylococcus aureus dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang kering pada waktu lama, sebagai contoh terjadinya infeksi pada kulit yang berulang bisa terjadi dikarenakan penggunaan pakaian yang terkontaminasi oleh pus dari infeksi sebelumnya (Kanneth, 2004). Staphylococcus aureus yang
merupakan agen infeksi oportunis sehingga pada individu mengalami
penurunan
kesehatan
mempunyai
risiko
untuk
terinfeksi oleh bakteri ini (Mainous , 2006). Menurut
Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia
(2011),
Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 27 negara dengan beban tinggi kekebalan obat terhadap kuman Multidrug Resistance (MDR) di dunia berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2009. Menurut data dari European Centre for Disease Prevention and Control tahun 2012, selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi
peningkatan
dalam
resistensi
antibiotik
dan
MDR
pada
17
bakteri
gram
negative
seperti
Klebsiella
pneumonia
dan
Escherichia coli. Penggunaan
antibiotik
tidak
rasional
dalam
kasus
infeksi
saluran pernapasan akut mencapai 94 persen dan diare 87 persen. Sebaliknya
untuk
penyakit
yang
membutuhkan
antibiotik
namun
hanya 20 persen yang mendapatkan antibiotik. Hasil penelitian lain yang dilakukan di 56 puskesmas di 3 kawasan di Aceh tahun 2010 menunjukkan, 60 persen anak tidak membutuhkan diresepkan antibiotik.
Penggunaan
menimbulkan
resistensi
Sehingga
dibutuhkan
antibiotik terhadap adanya
secara
bakteri
pengobatan
irasional penyebab alternatif
akan
infeksi. untuk
penanganan pengobatan infeksi bakteri.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat aktivitas antibakteri dari ekstrak air buah srikaya terhadap bakteri Staphylococcus aureus? 2. Apakah terdapat aktivitas antibakteri dari ekstrak air buah srikaya terhadap bakteri Escherichia coli?
18
1.3.Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak air buah srikaya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. 2. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak air buah srikaya terhadap bakteri Escherichia coli. 1.4. Keaslian Penelitian Vidyasagar
(2012)
melakukan
penelitian
mengenai
perbandingan aktivitas antimikrobial pada ekstrak methanol dari akar, daun, dan kotiledon tanaman srikaya (Annona squamosa l). Penelitian Penelitian
menggunakan ini
metode
bertujuan
difusi
untuk
pada
sumuran
membandingkan
agar.
aktivitas
antimikroba pada ekstrak akar daun dan kotiledon terhadap empat jenis
jamur
Aspergillus Bacillus
yaitu flavus,
subtilis,
Trichopyton Candida
rubrum,
albicans
Escherichia
coli,
dan
Aspergillus tiga
Serratia
jenis
niger, bakteri
marcurs.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ektrak methanol pada akar, daun maupun kotiledon menunjukkan aktivias antimikroba terhadap jamur dan bakteri. Penelitan mengenai
yang
pengaruh
dilakukan
perasan
daun
oleh
Maria
tanaman
dan
srikaya
Hapsari
(2013)
terhadap
daya
hambat pertumbuhan Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima konsentrasi uji
19
yaitu 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasilnya perasan daun srikaya mampu
memberikan
hambatan
pertumbuhan
terhadap
baktri
Escherichia coli dan peningkatan konsentrasi perasam memberikan daya hambat yang lebih kuat. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Sebagai studi awal tentang ekstrak air dari buah srikaya sebagai agen antibakteri. 2.
Memberikan
pengetahuan
kepada
dari ekstrak buah srikaya.
masaryakat
tentang
kegunaan