BAB I PENDAHULUAN
l.1 Latar Belakang Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada anak karena pada masa itu kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Usia tersebut merupakan waktu yang ideal bagi anak untuk mengembangkan berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaan-kebiasaan yang akan berpengaruh pada masa kehidupan selanjutnya, dan memperoleh konsep-konsep dasar untuk memahami diri dan lingkungan sekitar. Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan yang optimal apabila mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap tahap-tahap perkembangan, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motoriknya. Dalam kemampuan motorik anak berbeda-beda seperti dalam hal kemampuan motorik halus anak. Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) dan sekolah mempunyai pengaruh yang besar dalam kecerdasan motorik anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.
Dalam aspek motorik terbagi menjadi 2, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Hurlock (1978) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak
1
sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Motorik halus yang berhubungan dengan otot tangan dan saraf tangan. Ada pula hal-hal yang merangsang perkembangan motorik halus pada anak, misalnya meremas kertas, menyobek, menekan, melipat kertas. Dan sedangkan motorik kasar yang berhubungan dengan otot kaki dan saraf kaki ataupun keseluruhan fisik
anak
misalnya,
berjinjit,
berjalan,
menendang,
berlari,
berayun,
bergelantungan, berdiri, menarik, mendorong, merangkak, merayap, memanjat, melompat. Motorik halus merujuk pada perkembangan gerakan otot-otot kecil pada tangannya untuk saling berkoordinasi guna memungkinkan terjadinya fungsifungsi seperti memegang benda-benda kecil, menulis, atau memegang sendok untuk makan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam aktivitas mereka di sekolah nanti, dan dalam life skills secara umum. Bila motorik halusnya lemah, anak akan kesulitan makan sendiri. Jadi motorik halus sangat dibutuhkan untuk menulis. Dalam penelitian ini peneliti menemukan satu permasalahan tentang motorik halus anak di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen yaitu dalam hal memegang pensil belum benar atau kurang terampil memegang pensil sehingga dampaknya bagi anak dalam hasil karya seperti menulis,mewarnai,menggambar tidak rapi,hal tersebut disebabkan oleh kemampuan motorik halus mereka masih rendah.
2
Terdapat dua dimensi dalam perkembangan atau kemampuan motorik halus anak yang di uraikan oleh Gesell (1971),yaitu: Kemampuan memegang dan memanifulasi benda-benda dan Kemampuan dalam koordinasi mata dan tangan. Meronce salah satu kegiatan
yang sering digunakan anak dalam
pembelajran di kelas, selain menyenangkan meronce juga berguna untuk mengembangkan ketrampilan motorik halus anak. Kegiatan meronce termasuk kegiatan yang menarik bagi anak, karena kegiatan tersebut berkaitan dengan menyusun atau memasukkan roncean sesuka anak. Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010), meronce adalah penyusunan berbagai bahan pada sehelai benang. Bahan yang digunakan untuk meronce terdiri dari berbagai bentuk kertas, manik -manik,merjan,sedotan dll. Kegiatan meronce tersebut dapat melatih anak dalam mengembangkan motorik halus, konsentrasi dan mengembangkan kreativitas. Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sendi (2012) yang menemukan bahwa penerapan teknik meronce dalam meningkatkan mtorik halus anak kelompok B PAUD AL Ikhlas kelurahan kandang limun kota Bengkulu dapat memecahkan permasalahan pengembangan motorik halus anak. Subjek penelitian dengan jumlah murid 16 orang yang terdiri dari 7 orang perempuan dan 9 orang laki-laki. Pengumpulan data dengan cara tehnik statistik deskriptif pada presentase keberhasilan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus pertama jumlah yang bisa meronce 6 orang (37,50%) yang kurang bisa meronce 6 orang (25,00%) sedangkan pada siklus kedua 12 orang(75%) sudah bisa meronce dengan baik dan yang kurang 3 orang (18,75%) dan yang belum
3
bisa sama sekali 1 orang (6,25%). Dari hasil penelitian pembelajaran pada siklus pertama kemampuan seluruh anak dalam meronce sebesar 70,83% dari 16 orang anak dan anak yang belum bisa meronce sebanyak 29,17% dari 16 orang anak pada siklus kedua kemampuan anak dalam meronce sebesar 89,58% dari 16 orang dan presentase rata-rata anak yang belum bisa meronce 10,42 dari 16 anak. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengkaji dan melakukan penelitian dengan judul upaya meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen.
l.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitin ini adalah: Apakah meronce dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada siswa siswi Di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dimaksudkan: Untuk mengetahui taraf signifikan dalam meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: l.4.1 Manfaat teoritis
4
Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan baru dan menambah pengetahuan yang sudah ada bagi pembaca, sehingga dapat memicu munculnya penelitian selanjutnya yang dapat memperluas pengetahuan tentang motorik halus melalui kegiatan meronce. l.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah serta guru pembimbing dalam rangka meningkatkan motorik halus melalui meronce.
1.5 Sistematika Penelitian BAB I, Pendahuluan : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penelitian. BAB II, Landasan Teori : Landasan Teori Motorik Halus, Meronce. BAB III, Metode Penelitian : Metode Penelitian, Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Metode Eksperimen, Teknik Pengumpulan Data,Validitas dan Reliabilitas serta Teknik Analisis Data. BAB IV, Hasil penelitian dan pembahasan : Analisa Penelitian dan Pembahasan Berisikan: Subjek Penelitian, Pelaksanaan Eksperimen, Analisis Data dan Pembahasan. BAB V, Penutup : Penutup berisikan Kesimpulan dan Saran Penelitian.
5