BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk yang sangat padat, dimana pengembangan Kota Surabaya diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan wilayah. Oleh sebab itu, Kota Surabaya harus dikembangkan agar dapat menyediakan dan memberikan pelayanan kepada daerah di sekitarnya serta berpengaruh kepada daerah Jawa Timur, mulai dari sektor pemerintahan, perdagangan, perindustrian, pendidikan, serta kepariwisataan. Kebun Binatang Surabaya (KBS) merupakan salah satu fasilitas umum dalam bidang kepariwisataan di Kota Surabaya. KBS merupakan satu-satunya taman wisata yang menjadi cagar budaya di Surabaya. KBS sebagai tempat konservasi satwa-satwa yang merupakan sumber daya alam hayati yang kelestariannya harus dijaga dan dilindungi. Dalam hal ini perlunya penanganan secara berkesinambungan dan benar. Langkah yang dilakukan juga harus memperhatikan unsur lingkungan atau ekosistem satwanya. Karena konservasi yang dilakukan adalah dengan cara mengambil fauna tersebut dari habitat aslinya, kemudian dipelihara pada suatu tempat tertentu yang dijaga keamanannya dan kesesuaian ekologinya. Kebun Binatang Surabaya yang terletak di tengah-tengah Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Setail no.1, menjadikan KBS sebagai tempat wisata yang paling diminati karena mudah dijangkau, khususnya masyarakat Surabaya dan 1
masyarakat di luar Surabaya seperti Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Mojokerto. Tidak hanya itu, KBS juga dapat dijadikan sebagai pemasukan pendapatan pemerintah Kota Surabaya dan juga dijadikan sebagai paru-paru kota, sesuai dengan visi dan misi Kota Surabaya yaitu ”hijau dan bersih”. Berdasarkan hasil survei tahun 2010, menunjukkan bahwa kurangnya perhatian pemerintah terhadap kondisi fisik bangunan dan fungsional fasilitas menjadi suatu kendala bagi KBS yang akhirnya berdampak terhadap menurunnya minat masyarakat untuk berkunjung ke KBS. Masalah lain yang terjadi adalah kurangnya tingkat kenyamanan serta kurangnya kesesuaian kandang terhadap habitat asli satwa-satwa, sehingga berdampak terhadap perkembangbiakan satwasatwa. Dilihat dari sejarahnya pada saat pembangunan KBS, kawasan sekitarnya belum merupakan kawasan penduduk yang padat, sehingga penempatan dan kondisinya masih sesuai dengan kondisi lingkungan asli bagi satwa-satwa yang ada di dalamnya. Namun dengan berkembangnya waktu, kondisi yang awalnya belum menjadi kawasan yang padat penduduk, sekarang sudah menjadi kawasan yang padat penduduk. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 205: Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (Al-Baqarah:205) Dari ayat diatas jelas bahwa manusia di bumi ini dilarang untuk merusak apa yang ada di bumi seperti tanaman-tanaman maupun satwa-satwa. Berbagai peringatan Allah SWT terhadap manusia, sehubungan dengan berbagai masalah 2
lingkungan yan dilihat, dihadapi, dan dirasakan di bumi ini. Sehubungan dengan itu, sudah waktunya setiap umat manusia memelihara dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sebab manusia hidup tergantung kepada alam (ekosistem). Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orangorang yang meminumnya. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (An-Nahl: 66-67) Ayat ini menjelaskan bahwa manusia itu hidup di bumi pasti membutuhkan hewan dan juga tumbuhan. Mulai dari bahan pangan sampai peran hewan dan lingkungan terhadap alam yang sangat dibutuhkan manusia, seperti tumbuhan sebagai paru-paru bumi, yaitu menghasil oksigen untuk kehidupan manusia. Oleh sebab itu manusia harus menjaga dan melestarikan satwa-satwa dan tumbuhan yang ada dibumi ini. Oleh sebab itu, perlunya dilakukan perancangan kembali KBS sebagai pusat konservasi terhadap satwa-satwa dan lingkungan. Dengan latar belakang tersebut, perlu adanya perwujudan rancangan yang ramah terhadap lingkungan. Dalam perancangan kembali KBS ini, tema yang digunakan adalah Green Architecture. Penggunaan tema ini didasarkan dari masalah-masalah yang sudah dipaparkan di atas, yaitu bertujuan menjadikan KBS sebagai daerah konservasi satwa-satwa, menjadikan KBS sebagai fasilitas pariwisata di Kota Surabaya yang nyaman, 3
bersih dan indah, mengembalikan KBS seperti awal pembangunannya yang sesuai dengan lingkungan satwa-satwa yang ada didalamnya. Dari hasil tersebut diharapkan dapat menjadi solusi terhadap masalah yang muncul serta fungsi dan tujuannya tercapai secara maksimal. 1.2.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perancangan kembali Kebun Binatang Surabaya dengan tema Green Architecture? 2. Bagaimana perancangan kembali Kebun Binatang Surabaya sesuai dengan potensi yang ada pada Kebun Binatang Surabaya dan menjadikan kebun binatang Surabaya yang nyaman dan aman bagi pengunjung? 1.3.
Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan Kebun Binatang Surabaya bertemakan green architecture 2. Menjadikan Kebun Binatang Surabaya sesuai dengan potensi yang ada pada Kebun Binatang Surabaya dan sebagai taman kota yang murah, aman dan nyaman. 1.4.
Manfaat Adapun manfaat yang dapat diambil yaitu:
1. Bagi pembaca sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan mengenai perancangan kebun binatang.
4
2. Bagi pengelola KBS sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan Kebun Binatang Surabaya kedepannya. 3. Bagi pemerintah sebagai masukan untuk mengembangkan kawasan pariwisata khususnya kebun binatang yang akhirnya membantu hasil pendapatan asli daerah. 1.5.
Batasan Luasnya ruang lingkup permasalahan dalam latar belakang di atas,
memerlukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut: 1. Ruang lingkup pembahasan hanya mengenai perancangan kembali kebun binatang surabaya dengan tema Green Architecture. 2. Perancangan kembali kebun binatang surabaya hanya sebatas area existing yang ada sekarang dan tidak direncanakan untuk pengembangan di luar site eksisting. Dimaksudkanuntuk hewan-hewan yang ada sekarang tanpa penambahan hewan. 3. Perancangan kembali kebun binatang surabaya yang dilakukan hanya sebatas tempat konservasi satwa-satwa dan sebagai area pendidikan mengenai pengetahuan tentang satwa-satwa. 4. Perancangan kembali hanya sebatas rehabilitasi, konservasi, dan renovasi.
5