BAB I
A
PENDAHULUAN
AY
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa
AB
lampau seakan hilang seiring masuknya pengaruh dari seni budaya asing. Permasalahannya seniman ludruk sendiri tidak dapat atau tidak mempunyai
R
keinginan untuk mencoba berkembang mengikuti kemajuan zaman. Ludruk
SU
sebagai teater mempunyai ciri yang sama dengan seni musik dan seni tari, yaitu bersifat hilang dalam waktu dan ruang. Beberapa faktor penyebab atas berkurangnya minat ludruk yaitu hiburan film, video, dan televisi. Ludruk
M
menyikapi dengan lamban gejolak dan perubahan kota, sikap tradisional seniman ludruk yang cenderung menganggap ringan peranan lakon yang disajikan di kota, prasarana
pementasan
ludruk
di
kota
semakin
sempit
(Henry
O
dan
IK
Supriyanto,1992:37)
Sebagai seni pertunjukan tradisional Jawa Timur, ludruk memiliki
ST
hubungan yang terkait dengan wewaton (dasar pertunjukan), paugeran (aturan pertunjukan), dan pakem (bakuan) dalam setiap pertunjukannya.Seni pertunjukan ludruk ini merupakan salah satu jenis pertunjukan tradisional yang menjadi “korban” perubahan selera kesenian dan selera publik terhadap jenis tontonan dan hiburan. Sekarang ini berbeda dari era 1950-an dan 1960-an ketika kesenian 1
tradisional masih berjaya,sekarang ludruk kurang mendapatkan tempat dihati publik. Meski tak lagi menjadi pertunjukan yang laris manis seperti pada saat
A
belum munculnya media televisi dan film layar lebar sebagai sarana hiburan.
AY
Pagelaran ludruk tetap menarik untuk ditonton, ludruk juga kadang kala masih muncul di stasiun televisi dalam negeri dan radio. Meskipun sebagian besar
AB
penikmatnya tetap masyarakat kelas menengah kebawah. (Kasemin,1999:19-20)
Ludruk merupakan seni pertunjukan yang khas bagi rakyat Jawa Timur.
R
Sebagai produk budaya lokal yang khas, ludruk mempunyai karakteristik yang tidak ditemukan dalam seni tradisional yang lain. Didalam karya WJS
SU
Poerwadarminta yaitu Bpe Sastra (1930) ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak. Ludruk merupakan salah suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung
M
dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan
O
dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan
IK
sebagai musik.
Dalam seni pertunjukan ludruk, ludruk memiliki ciri khas berbeda yang
ST
menarik, salah satunya yaitu tokoh wanita yang diperankan oleh seorang pria yang berbusana wanita yang biasa disebut dengan tandhak ludruk. Para pemain yang secara fisik merupakan seorang laki-laki tulen didalam kehidupan sehariharinya, sangat berbeda jika mereka sudah beraksi diatas panggung. Karena peran
2
diatas panggung menuntut mereka menjadi seorang wanita sesuai dengan cerita didalam ludruk. Dari ciri khas menarik itulah beserta realita yang terjadi pada saat ini
A
mengenai seni pertunjukan ludruk yang semakin tergerus jaman maka topik
AY
tentang ludruk menarik untuk dijadikan sebuah karya film pendek. Mengingat
sudah ada beberapa film dokumenter tentang ludruk yang telah dibuat, peluang
AB
film pendek untuk dinikmati audience lebih baik karena Film pendek menarik dan
mampu menyampaikan pesan secara utuh. Dengan keterbatasan durasi terkadang pesan yang ingin disampaikan akan jauh lebih mudah, penonton atau audien lebih
R
fokus pada pesan dari film tersebut. Selain itu, film akan jauh lebih nyaman
SU
disaksikan dan dipahami oleh penonton. Asumsi ini juga didukung dengan pernyataan dari Gotot Prakosa (2008:3) film pendek tak akan sama dengan dunia film cerita komersial. Melalui film pendek, bisa didapatkannya kajian film yang
M
dapat mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam mengkespresikan pemikiran
O
serta kehidupan manusia.
Film pendek sendiri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan film-film
IK
lainnya, secara umum hanya perbedaan durasi yang membuat film pendek
ST
berbeda. Namun secara konsep film pendek mampu menuangkan semua ide cerita yang ingin disampaikan. Tidak teralu banyak membuang-buang waktu dengan penambahan gambar dan durasi, menjadikan film pendek film yang syarat pesan. Dalam hal ini penonton memang diajak langsung mengikuti alur cerita, sehingga bisa dibilang penonton akan langsung tertarik dengan jalan cerita yang ingin disampaikan. Ini semua didasarkan pada asumsi bahwa sebuah film akan lebih 3
realistis apabila mampu memainkan emosi dari penonton, seakan penonton merasakan kehidupan dari film tersebut (Prakosa, 2008:16). Merujuk pada pembuatan film pendek berjudul “Tandhak”, film ini
A
nantinya akan dibuat film bergenre romantisme. Genre romantisme sendiri
AY
digunakan memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah
percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya.
AB
Pernyataan tersebut ditulis oleh Himawan Prastista dalam materi kuliah Teori Film.
R
Supaya lebih menarik, selain dibuat dengan konsep genre romantisme, film pendek berjudul “Tandhak” ini akan beri unsur visual effect untuk lebih
SU
mendramatisir cerita. Menurut Didik Wijaya dalam SPECIAL EFFECT HISTORY AND TECHNIQUES-www.escaeva.com Visual Effect merupakan istilah subkategori dari special effect dimana gambar dan film dimanipulasi di dalam post
M
production. Biasanya visual effect berurusan dengan integrasi antara adegan
O
manusia sungguhan(live-action shot) dengan CGI (Computer Generate imagery) atau elemen lain seperti miniatur dll.Dengan demikian efek yang dibuat dengan
IK
komputer yang masuk di dalam proses editing dikenal sebagai CGI (Computer
ST
Generate Imagery) effect atau visual effect bukan special effect. Judul “Tandhak” diberikan pada film, dimaksudkan karena tandhak adalah
salah satu ciri khas yang menarik dalam pementasan ludruk dimana peran wanita dimainkan oleh seorang pria. Para pemain film “Tandhak” ini juga berasal dari seniman ludruk asli yang biasa berperan sebagai tandhak ludruk. Dengan latar
4
belakang mereka sebagai tandhak ludruk, diharapkan film pendek ini mampu memenuhi target sebagai film bergenre romantisme.
A
1.2 Rumusan Masalah
AY
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam pembuatan film ini dapat diuraikan sebagai berikut:
AB
Bagaimana membuat film pendek bergenre romantisme berjudul Tandhak?
1.3 Batasan Masalah
R
Adapun batasan dalam pembuatan film ini sebagai berikut:
Menggunakan teknik visual effect pada bagian tertentu dalam scene filmnya
2.
Film khusus audience berumur 17 tahun ke atas
3.
Ludruk sebagai cerita utama dalam film
4.
Berdurasi + 17 menit, berjenis film pendek
1.4
Tujuan
O
M
SU
1.
IK
Berikut adalah beberapa tujuan pembuatan film ini: Ingin membuat film pendek bergenre romantisme berjudul Tandhak
2.
Ingin menerapkan teknik visual effect pada bagian tertentu dalam scene
ST
1.
filmnya
5
1.4.1
Manfaat Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi film di
A
1.
2.
AY
bidang seni pertunjukan rakyat
Hasil penelitian juga diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan film
mahasiswa Multimedia, Desain Komunikasi Visual, serta mahasiswa yang
AB
fokus dalam bidang perfilman. Secara Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangsih di dunia perfilman,
R
1.
SU
khususnya dalam bidang kesenian tradisional ludruk. Sehingga dapat menginspirasi para sineas Indonesia untuk membuat dan mengembangkan film bertema kesenian tradisional. 2.
Selain itu, ikut memperkenalkan kembali seni pertunjukan ludruk yang telah
ST
IK
O
M
pudar di mata masyarakat melalui film pendek
6