BAB I PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat mengetahui fungsi suatu boiler dan prinsip kerjanya; 2. Praktikan dapat mengoperasikan boiler; 3. Praktikan dapat mengenal bagian-bagian mekanikal, elektrikal dan instrumental dari boiler; 4. Praktikan dapat mengetahui urutan/prosedur pelaksanaan percobaan; 5. Praktikan dapat mengetahui membaca alat ukur boiler; 6. Praktikan dapat membuat daftar simbol setiap parameter dan satuansatuannya 7. Praktikan dapat mengukur dan mengetahui kebutuhan bahan bakar boiler; 8. Praktikan dapat mengukur laju air pengisian dan menghitung kapasitas produksi uap; 9. Praktikan dapat mengukur tekanan dan temperatur; 10. Praktikan dapat menghitung efisiensi boiler; 11. Praktikan dapat membuat laporan pengujian optimasi boiler.
BAB II TEORI DASAR
2.1. Defenisi dan Fungsi Boiler (Ketel Uap) 1
Boiler atau ketel uap (Steam Generator) adalah suatu alat konversi energi yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi panas hasil pembakaran bahan bakar menjadi energi potensial uap yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Hal ini terjadi di dalam tabung yang tertutup rapat. Fungsi ketel uap atau boiler adalah untuk mengkonversikan energi pembakaran bahan bakar menjadi energi potensial uap. Steam yang dihasilkan dari ketel ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti berikut: 1. Untuk External Combution Engine Contoh: untuk mesin uap Reciprocating dan Turbin Air 2. Untuk keperluan proses di dalam boiler Contoh: untuk Steam injeksi pada kolom fraksinasi 3. Untuk pemanasan Contoh: untuk pemanas produk minyak dalam penyimpanan
2.2.Bagian Utama Ketel Uap Bagian-bagian utama yang terdapat dari pada sebuah ketel antar lain: 1. Dapur/Ruang Bakar Bagian ketel yang sangat penting untuk menimbulkan panas adalah dapur (Furnance). Disini terjadi proses perubahan energi kimia bahan bakar menjadi energi panas. Untuk proses pembakaran ini membutuhkan udara dan bahan bakar yang pencampurannya langsung dalam bahan bakar. 2. Drum Uap Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan yang sangat tinggi, maka bagian yang pentingnya adalah bejana-bejana yang mempunyai kekuatan terhadap tekanan tinggi, yang umumnya adalah bejana ini disebut drum ketel. Bagianbagian ketel yang ada di dalam drum ketel itu sendiri juga menentukan kelancaran operasi dan performansinya, seperti susunan pipa, superheater, 2
header, kotak lumpur, economizer dan lain sebagainya. Peralatan pengaman dan penunjang selalu diikutsertakan untuk dipasang pada sebuah ketel dengan maksud agar ketel dapat bekerja dengan aman dan sesuai dengan operasi yang dikehendaki. Bahkan peralatan yang terpisah dari ketel ini sendiri seperti peralatan pemurnian air umpan ketel juga sangat diperlukan dan besar sekali pengaruhnya terhadap kerja ketel. 3. Feed Water Tank Feed Water Tank berfungsi sebagai penampungan air yang berasal dari Water Tank, yang selanjutnya disiapkan untuk umpan ketel. 4. Pompa Air Pengisian Boiler Pompa air pengisian boiler berfungsi memompakan air dari Feed water Tank ke Economizer yang selanjutnya masuk ke ketel uap. Pompa ini digerakkan oleh uap yang dihasilkan dari ketel uap. 5. Pipa-pia Api Ini berfungsi sebagai tempat saluran gas asap dan dipasang di dalam drum ketel. Pipa-pipa ini merupakan permukaan perpindahan panas yang utama, dimana perpindahan panas ii menyebabkan pembentukan uap di dalam drum ketel.
6. Cerobong Asap Cerobong asap berfungsi sebagai saluran untuk membuang gas asap/sirkulasi udara (Air Circulation) pada boiler (Boiler Draft), ini juga berfungsi untuk menjaga polusi udara, karena gas mengambang di dekat permukaan tanah tempat instalasi dan pemukiman. 7. Manometer
3
Manometer dapat digunakan untuk mengetahui besar tekanan uap yang berada di dalam ketel.
2.3. Klasifikasi Ketel Uap 2.3.1. Menurut Isi Pipa atau Tabung Menurut pipa, pada dasarnya ketel upa dibagi menjadi: 2.3.1.1. Ketel Pipa Api Ketel pipa api merupakan gas panas dilewatkan melalui pipa yang disekitar dindingluarnya dikelilingi oleh air atau uap yang telah terbentuk. Agar perpindahan panas dari api atau gas panas ke air lebih efektif maka susunan pipa di dalam ketel ini dapat dibuat pass per pass, yang artinya gas panas yang melewati pipa-pipa dalam ketel arahnya dapat bolak-balik terhadap burnernya.
Gambar 2.1. Ketel Pipa Api Untuk sebuah ketel 1 pass yang mempunyai kapasitas dan kondisi uap yang sama dengan ketel 2 atau 3 pass, maka untuk ketel 1 pass mempunyai panjang yang lebih besar dibanding dengan 2 atau 3 pass. Namun ketel 1 pass mempunyai diameter silinder yang lebih kecil. Contoh ketel pipa api:
4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ketel Sederhana Vertikal; Ketel Cochran; Ketel Lancashire; Ketel Cornish; Ketel Lokomotif; Ketel Kapal; Ketel Velcon.
Kebaikan dari ketel pipa api adalah: a. Pemisahan air di dalam ketel dilakukan dengan cara memanaskan air oleh pipa air yang ada di dalam lorong yang ada di dalam ketel, sehingga panas yang dipindahkan akan lebih besar. b. Drum ketel berfungsi sebagai tempat penampungan air atau uap tempat bidang pemanas, sehingga pembentukan uap lebih efisien. c. Permukaan pemisah antar air dan auplebih luas atau terbawa kemungkinan bintik-bintik air dalam aliran uap akan kecil. Kelemahan dari ketel pipa api adalah: a. Kapasitas uap yang digunakan ketel ini lebih kecil. b. Kemungkinan terjadinya kerak dalam drum dan permukaan luar pipa lebih besar. c. Pembersihan pipa dan drum karena pembentukan kerak lebih sulit.
2.3.1.2. Ketel Pip Air Ketel pipa air, air disirkulasikan di dalam pipa yang dikelilingi oleh gas panas dari luar pipa. Konstruksi pipa yang dipasang di dalam ketel dapat lurus dan juga dapat berbentuk melengkung, tergantung dari jenis ketelnya. Pipa-pipa yang lurus yang dipasang secara paralel di dalam ketel dihubungkan dengan 2 buah header. Dan header tersebut juga dihubungkan dengan drum uap yang dipasang secara horizontal di atas susunan pipa.
5
Gambar 2.2. Ketel Pipa Air Susunan diantara kedua header mempunyai kecondongan tertentu, hal ini dimaksudkan agar dapat mengatur sirkulasi uap di dalam ketel. Contoh ketel pipa air: 1. 2. 3. 4.
Ketel Babcock dan Wilcock; Ketel Lamont; Ketel Benson; Ketel Loeffler.
Kebaikan ketel pipa air adalah: a. b. c. d.
Kapasitas uap yang lebh besar; Penggantian pipa pemanas lebih mudah dilakukan; Ketinggian ketel dapat dibuat tidak terlampau besar; Peralatan di dalam ketel dapat didekati walaupun ketel sedang beroperasi.
Kelemahan ketel pipa air aalah: a. Pada umumnya, penguapan terjadi di dalam pipa, sehingga permukaan pemisah antara air dan uap pipa kecil karena terjadi binti-bintik air di dalam aliran uap besar; 6
b. Tingakat penguapan akan cepat turun pada tingkat sirkulasi yang rendah; c. Air pengisian sangat berpengaruh terhadap kapasitas ketel; d. Biaya perawatan ketel ini lebih tinggi. 2.3.2. Menurut Posisi Dapur (Furnance) Menurut posisi dapur, ketel digolongkan: 2.3.2.1. Pembakaran di dalam (Internal Fired) Pada ketel ini pembakarannya ditempatkan di dalam shell ketel. Ketel pipa api termasuk jenis pembakaran di dalam, dimana pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam shell itu sendiri dan langsung pembakarannya diterima oleh shell. 2.3.2.2. Pembakaran di luar (External Fired) Pada ketel pembakaran di luar, dapur ditempatkan di bawah ketel di dalam ruangan yang dikelilingi dinding bata api. Ketel pipa air adalah termasuk pembakaran di luar. Dapur dapat dikatakan terpisah dari ketel ini mempunyai ruang pembakaran yang cukup besar, sehingga kemampuan untuk memancarkan panas lebih besar.
2.3.3. Menurut Jumlah Pipa Menurut jumlah pipa, ketel digolongkan: 2.3.3.1. Pipa Tunggal (Single Pipe) Ketel pipa tunggal, hanya terdapat 1 pipa air atau pipa api. Yang termasuk ketel jenis ini adalah Ketel Vertikal Sederhana dan Ketel Cornish. 2.3.3.2. Pipa Majemuk (Multi Pipe) Pada ketel ini terdapat 2 atau lebih pipa api atau pipa air. Yang termasuk ketel jenis ini adalah Ketel Lamont, Ketel Lokomotif dan lain sebagainya.
7
2.3.4. Menurut Metode Sirkulasi Air dan Uap Menurut metode sirkulasi air dan uap, ketel ini digolongkan: 2.3.4.1 Sirkulasi Alam Sirkulasi air dan uapnya dilakukan dengan oleh gerakan gelembunggelembung air di dalam pipa akibat transfer panas dari cairan panas ke cairan dingin yang dilakukan sepanjang pemanasan. Kebanyakan ketel ini menggunakan sirkulasi alam. 2.3.4.2. Sirkulasi Paksa Sirkulasi air dan uapnya dilakukan dengan menggunakan pompa sirkulasi yang digerakkan oleh tenaga dari luar. Pengginaan metode sirkulasi kebanyakan digunakan pada ketel yang tekanannya tinggi seperti Ketel Lamont, Ketel Benon, Ketel Loeffler dan Ketel Velcon. 2.3.5. Menurut Penggunaannya Menurut Penggunaannya ketel digolongkan:
2.3.5.1. Stationer Ketel Stationer atau ketel tetap yang banyak digunakan untuk power plant dan dalam proses industri. Ketel ini disebut Stationer karena tidak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. 2.3.5.2. Mobile Ketel Mobile atau ketel bergerak adalah ketel yang dalam penggunaannya dapat bergerak dari satu tempat ke tempat ain. Jenis ketel ini adalah Ketel Lokomotif dan Ketel Kapal Laut.
8
2.3.6. Menurut Sumber Panas Ketel ini juga dapat digolongkan menurut sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan uap. Sumber panas ini berupa hasil pembkaran terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5.
Bahan bakar padat; Bahan bakar cair; Bahan bakar gas; Bahan bakar nuklir Gas buang.
2.4. Hal-hal yang harus Dimiliki oleh Ketel yang Baik Ketel yang baik harus memiliki beberapa faktor, yaitu: a. Ketel harus dapat menghasilkan jumlah dan mutu uap secara maksimum pada pemakaian bahan bakar yang minimum. Artinya ketel tersebut dapat bekerja dengan efisiensi semaksimum mungkin. b. Kete harus dapat secara cepat menyesuaikan fluktuasi beban (naik turunnya beban). c. Ketel harus dapat di start dalam waktu yang singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada bagian ketel tersebut. Artinya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam instruksi manual dari ketel tersebut. d. Ketel harus ringan, sehingga tidak menyulitkan pada saat pemasangan dan sehingga dapat ditempatkan di dalam ruangan yang kecil. e. Sambungan-sambungan harus sedikit mungkin dan dapat dijangkau pada saat dilakukan inspeksi. f. Lumpur dan deposit-deposit lain mudah dikeluarkan dari dalam ketel dan tidak mengumpal pada plat-plat yang dipanasi. g. Bahan refraktori harus dikurangi seminimum mungkin. Tetapi harus cukup untuk menjamin perpindahan panas secara radiasi. h. Pipa harus tidak terakumulasi lumpur atau endapan dan tidak mudah rusak karena kena korosi. i. Semua peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja harus dapat bekerja dengan baik dan mudah dikontrol.
9
j. Kehilangan panas karena radiasi harus sekecil mungkin, oleh karenanya isolasi yang digunakan harus mempunyai daya hantar panas yang rendah.
2.5. Dasar Pemilihan Ketel Uap Prinsip pokok untuk merencanakan atau memesan ketel ada 5 parameter yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Efisiensinya tinggi yang ditunjukkan oleh transfer panas yang diperluakan dengan rugi-rugi minimum. Hal ini meliputi permukaan heat transfer, 2. 3. 4. 5.
isolasi yang baik, baffel efective dan lain-lain. Power, beban dan tekanan kerja yang dikehendaki. posisi geografis daripada Power House. Bahan bakar dan air yang dapat disediakan. Dapat menghasilakan uap yang bersih.
2.6. Jenis-jenis Ketel Uap Jenis-jenis ketel yang sering digunakan di industri adalah: 2.6.1. Ketel Vertikal Sederhana Suatu ketel vertikal sederhana menghasilkan uap pada tekanan rendah dan dalam jumlah yang kecil. Oleh karenanya ktel ini digunakan untuk memnangkitkan tenaga yang lebih rendah atau pada tempat-tempat yang ruangannya terbatas. Konstruksi jenis ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini
10
Gambar 2.3. Ketel Vertikal Sederhana Ketel ini terdiri dari silindrikal shell yang mengelilingi sebuah ruang api yang bentuknya silinder. Ruang api sedikit dibujurkan ke atas untuk mengijinkan lewatnya uap kepermukaan silinder. Ruang api sedkit dibujurkan ke atas untuk mengijinkan lewatnya uap kepermukaan. Pada bagian bawah ruang api terdapat kisi-kisi. Pada ruang api dilengkapi dengan dua atau lebih pipa yang melintang dan condong. Kecondongan ini dimaksudkan untuk menambah luas permukaan yang dipanaskan sebaik mungkin untuk sirkulasi air. Pada plate puncak ruang api yang melengkung dihubungkan dengan sebuah cerobong asap yang mana gas asap dilapas keluar. Pada tempat yang mana cerobong melalui ruang uap, cerobong asap ini mendapat pendinginan dari uap. Agar cerobong asap dibagian dalam tidak terlalu panas, maka di dalam cerobong asap diberi batu tahan api agar cerobong asap ini tiak langsung bersinggungan dengan api. Berdasarkan dengan tiap-tiap ujung pipa air ada sebuah lubang tangan pada shell dilengkapi lubang lumpur yang dimaksudkan untuk mengeluarkan lumpur dan endapan pembersihan atau pemeriksaan/perawatan.
11
2.6.2. Ketel Cochran atau Ketel Multitubular Ketel ini terdiri dari shell silinder dan peti api sebagaimana yang ditunjukkan pada gambaran di bawah ini
Gambar 2.4. Ketel Cochran Ketel ini termasuk ketel vertikal yang paling banyak digunakan karena hemat bahan bakar, pembentukan uapnya cepat dan konstruksinya kuat. Di dalam dinding-dinding ketel ditempatkan pipa-pipa (fire tube). Bagian puncak dari shell di tutup yang cembung, pada tutup ini memberikan ruangan yang besar yang mana dapat memberi kesempatan uap basa jatuh kembali sehingga yang dihasilkan benar-benar kering. Pipa-pipa api yang tersusun mendatar membagi bagian dalam shell di atas peti ai. Ruangan-ruangan yang terbagi dinamakan ruang nyala dipasang batu api yang dimaksudkan agar nyala api tidak mengenai plat shell yang dapat merusaknya. Pada peti asap ini biasanya dilengkapi dengan pintu yang biasanya digunakan untuk lewat orang yang akan melakukan pembersihan pada pipa-pipa api. 2.6.3. Ketel Kapal
12
Ketel ini sangat banyak digunakan pada kapal, oleh karena itu dianggap sebagai ketel kapal. Ketel ini adalah ketel pipa api mendatar berbentuk silinder dengan garis tengah yang besar bila dibandingkan dengan panjangnya. Gambar di bawah ini memperlihatkan ketel kapal.
Gambar 2.5. Ketel Kapal Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa di dalam shell silinder terdapat sebuah lorong api, yang bertempat diruang nyala. Sedangkan disebelah depan diletakkan peti asap.dari ruang pembakaran, gas panas mengalir ke lorong api menuju keruang nyala, selanjutnya melalui pipa api kemudian ke peti asap baru keluar melalui cerobog asap. Temperatur gas asap yang keluar dari cerobong asap seperti juga pada ketel uap yang lain, masih cukup tinggi. Kerugian cerobong asap ini kira-kira 20% dari jumlah panas seluruhnya dari hasil pembakaran. 2.6.4. Ketel Lancashire dan Corn Wall Jenis ketel ini adalah jenis ketel darat pipa api, pembakarannya ada di dalam, horizontal dan sirkulasi alamiah. Ketel ini digunakan untuk tekanan kerja dan daya sedang. Sebuah ketel Lancashire dengan dudukan bata api ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
13
Gambar 2.6. Ketel Lancashire dan Corn Wall 2.6.5. Ketel Cornish Jenis ketel ini sama dengan ketel Lancashire di dalam semua hal, kecualinya adalah bahwa pada ketel Cornish hanya ada satu lorong asap seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Kapasitas an tekanan kerja rendah.
2.6.6. Ketel Lokomotif Ketel lokomotif adalah ketel jenis multi tubular, horizontal, pembakaran di dalam dan dapat bergerak. Prinsip utama dari ketel ini adalah untuk menghasilkan
14
uap dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ketel ini terdiri dari sebuah shell yang mempunyai sebuah shell yang mempunyai diameter 1.5m dan panjang 4m. Shell terisi air yang mengelilingi pipa-pipa api yang mana mendapat panas dari gas panas dan berubah menjadi uap. Sebuah katup pengatur dipasang di dalam sebuah drum yang berbentuk silinder. Katup pengatur dioperasikan dengan sebuah poros regulator yang diatur. Pembagi dibagi menjadi 2 bagian, satu adalah ruang uap panas lanjut dan satu lagi untuk ruang uap jenuh. Sebagai pengganti udara pembakaran digunakan uap bekas yang dimasukkaan lewat pipa buang. Pintu depan dapat dibuka untuk keperluan pembersihan dan reparasi. Abu dari kisi-kisi pembakaran dikumpulkan dengan bantuan damper.
Gambar 2.7. Ketel Lokomotif 2.6.7. Ketel Babcock dan Wileox (B & W) Ketel ini termasuk ke dalam ketel pipa air seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini tersedia dari drum air dan uao yang dihubungkan oleh pipa pendek dengan header atau riser pada ujung belakang. Pipa-pipa air dicondongkan kearah horizontal dan bersambung dengan kedua header. Tiap-tiap deret pipa disambung dengan dua buah header dan terdapat deretan-deratan yang begitu banyak. Damper dioperasikan dengan rantai untuk mengatur aliran udara pembakaran yang memasuki ruang pembakaran.
15
Ai disirkulasikan dari drum ke dalam header dan melalui pipa-pipa dan kembali lagi ke header dan drum. Air terus-menerus disirkulasikan sampai menguap. Sebuah uap superheater terdiri dari pipa baja yang jumlah banyak dan terdapat dua box, satu adalah untuk superheated steam box dan satu lagi untuk uap jenuh. Uap selama melewati pipa-pipa superheater mendapatkan lebih lanjut.
Gambar 2.8. Ketel Babcock dan Wileox (B & W) 2.6.8. Ketel Lamont Ketel ini termasuk ke dalam ketel jenis ketel pipa air tekanan tinggi yang bekerja dengan suatu sirkulasi paksa. Sirkulasi dilakukan oleh sebuah pomps sentrifugal yang digerkkan oleh turbin uap dengan uap menggunakan uap dari ketel itu sendiri. 2.6.9. Ketel Loeffeler Ketel ini termasuk ke dalam ketel pipa air dengan menggunakan sirkulasi paksa. Prinsip kerjanya adalah menguapkan air umpan dengan maksud memperoleh uap superheat dari supereater. Gas panas dari dapur digunakan untuk pemanas lanjut.
16
Gambar 2.9. Ketel Loeffeler
2.7. Deskripsi Boiler atau ketel uap adalah merupakan suatu peralatan penghasil uap meliputi untuk pemanasan/pembentukan uap dari fluida cair, pemanas lanjut (superheating), dan pemanasan ulang (reheating) terhadap uap tersebut sehingga disebut juga “Steam Generator”. Fluida keerja boiler secara umum adalah air (H 2O) karena harganya yang murah. Air dalam ketel memperoleh energi panas dari hasil pembakaran suatu bahan bakar dengan oksigen (udara) melalui proses Heat transfer.
2.8 Alat Pengaman dan Kntrol Semua boiler atau ketel uap (bahkan penggunaannya untuk alat mainan kecil) harus dipasang katup katup pengaman (safety valves).Katup- katup ini dirancang untuk melepaskan uap jika tekanan kerja aman dilampaui dan bisa berupa beban pegas atau beban pemberat.
17
Sangat berbahanya lainya jika turun level di bawah aman, maka pipa-pipa akan menjadi kering dan tidak akan didinginkan oleh air atau uap. Hal ini akan cepat menyebabkan kegagalan, sebagaiman baja (steel) lunak pada temperatur berbeda-beda. Untuk menjadi pengoperasian yang aman ,fusible plugs bisa dipasang pada titik -titik strategis. Alat ini akan meleleh dan akan dikeluarkan jika temperatur yang aman dilampaui. Boiler juga harus dipasang dengan sejumlah alat ukur tekanan (gauges) dan gelas penduga (sight glasses) pada instalasi-instalasinya lebih besar, maka memerlukan pengawasan boiler penuh waktu. Boiler yang lebih kecil disebut jenis “paket’’ dirancang untuk pengoperasian dengan cara yang sama otomatis, tetapi peraturan peraturan safety masih dapat memerlukan supervise. 2.9 Perpindahan Panas pada Ketel Uap Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara yang berupa api (yang menyala) dan gas asap (yang tidak menyala) dipindahkan kepada air, uap ata upun udara ,melalui bidang yang dipanaskan atau heating surface pada suatu instalasi ketel uap dengan tiga cara, yaitu:
Dengan Cara Pancaran atau Radiasi
Pemindahan panas secara pancaran atau radiasi adalah pemindahan panas suatu benda ke benda yang lain melalui gelombang-gelombang elektomagnetik tanpa tergantung kepada ada atau tidak adanya media atau zat di antara benda yang menerima pancaran tersebut. Perpindahan panas secara pancaran dapat dibayangkan berlangsung melaui berupa Aether yaitu jenis materi bayangan tanpa bobot, yang mengisi seluruh sela- sela ruangan diantara moleku-molekul dari suatu zat tertetu ataupun di dalam ruang hampa sekalipun. Molekul-molekul api yang merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan elektron magnetis terhadap Aether tersebut. Sebangai dari panas atau energy yang timbul dari hasil
18
pembakaran tersebut diserahkan kepada Aether dan yang akan menyerahkan lebih lanjut melaui gelombang-gelombang elektromagnetik kepada benda-benda atau bidang yang akan dipanasi (dinding ketel, dingding tungku, lorong api, pipa-pipa ketel dan sebangainya). Penyerahan panas dari api atau melalui Aether kepada bidang yang akan dipanasi tersebut melalui gelombang-gelombang elektromagnetis yang lintasanya lurus seperti halnya lintasan sinar. Apabila lintasan penyerahan panas melalui gelombang-gelombang elektromagnetis dari Aether tersebut tertutup atau terhalang oleh benda lain ,maka bidang yang akan dipanasi tadi tidak akan menerima panas secara pancaran atau terhalang penyerahan panas secara pancarannya. Dengan demikian bidang yang akan dipanasi hanya dapat menerima perpidahan panas secara pancaran bila bidang/benda tersebut dapat melihat api tersebut. Bila sesuatu benda /bidang terhalang penglihatannya pada api ,maka bidang tersebut tidak akan memperoleh panas secara pancaran. Semua zat- zat yang memancarkan panasnya (molekul- molekul atau gas asap), intensitas radiasi thermisnya atau kuat pancaran panasnya tergantung dari temperatur zat yang memancarkan panas tersebut . Bila pancaran menimpa sesuatu benda atau bidang, sebagai dari panas pancarannya yang diterima benda tersebut akan dipancarkan kembali (reradiated), dipantulkan (reflected) dan sekaligus yang lain dari panas pancaran tersebut akan diserapnya.
Peroindahan Panas Secara Aliran atau Konveksi Perpindahan panas secara aliran atau konveksi adalah perpindahan panas
yang dilakukan oleh molekul-molekul suatu fluida (cair ataupun gas). Molekulmolekul fluida tersebut dalam gerakannya melayang-layang kesana kemari membawa sejumlah panas masingimasing q joule. Pada saat molekul fluida
19
tersebut menyentuh dinding ketel, selebihnya yaitu q2= q-q1 joule dibawahnya pergi. Bila gerakan dari molekul-molekul yang melayang-layang kesana-kemari tersebut disebabkan karena perbedaan temperature didalam fluida itu sendiri maka perpindahan panasnya tersebut konveksi bebas (free convection) atau konveksi alamiah (natural convection). Bila gerakan molekul-molekul tersebut sebagai akibat dari kekuatan mekanis (karena dipompa atau karena dihembus dengan fan) maka perpindahan panasnya tersebut disebut konveksi paksa (force convection). Dalam gerakannya, molekul-molekul api tersebut tidak perlu melalui lintasan yang lurus untuk mencapai dinding ketel atau bidang yang dipanasi.
Perpindahan Panas Secara Perambatan atau Konduksi Perpindahan panas secara permabatan atau konduksi adalah perpindahan
panas dari suatu bagian benda padat ke bagian lain dari benda padat yang sama atau dari benda yang satu ke benda padat yang lain karena terjadi perpindahan fisik (kontak fisik atau menempel ) tanpa terjadinya perpindahan molekul-molekul dari benda padat itu sendiri. Di dalam dinding ketel tersebut, panas akan dirambatkan oleh molekulmolekul dinding ketel sebelah luar yang berbatasan dengan dengan api, menuju ke molekul-molekul dinding ketel sebelah dalam yang berbatasan dengan air, uap ataupun udara. Panas yang dibawa merambat oleh dinding ketel tersebut akan diterima oleh molekul-molekul air, uap ataupun udara. Molekul-molekul air, uap, ataupun udara tersebut dalam keadaan mengalir / bergerak, bukan dalam kondisi diam. Dengan demikian penyerahan panas secara konveksi atau konduksi bersama-sama melalui proses-proses sebagai berikut : 1. Panas dialihkan dari fluida
(api atau gas asap) kepada benda padat
(dinding ketel) 2. Panas dirambatkan kedalam benda padat (dinding ketel ) atau di dalam padat berlapis-lapis (jelaga dinding ketel-kerak ketel).
20
3. Panas dialihkan dari benda padat (dinding ketel atau kerak ketel) kepada fluida (air, uap ataupun udara).
2.10. Pemanas Lanjut Uap atau Steam Superheater Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas, superheater = pemanas lebih lanjut) adalah alat untuk memanaskan uap basah menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau Back Stroke yang diakibatkan mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya di daerah ekspansi. Kemungkinan terjadi pukulan balik atau back stroke ditempat yang belum semestinya terjadi lebih mudah terjadi bila yang digunakan ialah uap basah sebagai penggerak mesin uap ataupun turbin uap. Ada bebrapa macam pemanas lanjut, diantaranya :
Superheater Konveksi Superheater Konveksi menerima panas secara konveksi dari api atau gas
asap. Jumlah gas asap yang lewat tergantung dari jumlah bahan bahan bakar yang dibakar. Makin banyak jumlah gas asap yang terbentuk dan melewati superheater konveksi tersebut dan sebaliknya, makin berkurang bahan bakar yang dibakar maka makin berkurang pula jumlah pada gas asap yang terbentuk.
Superheater Pancaran atau Radiant Superheater
21
Superheater panacaran menerima panas dari pancaran. Temperatur api hanya tergantung jenis bahan bakar yang dibakar dan temperature udara pembakaran dimasukkan kedalam tungku.
Seperheater Kombinasi Superheater
Kombinasi
merupakan
kombinasi
antara
superheater
Konveksi dan Superheater Pancaran, maka karakteristik atau sifat-sifat yang kurang baik dari superheater konveksi dan superheater pancaran dapat dieliminasi sehingga yang tersisa ialah karakteristik yang baik dari kedua superheater tersebut: 1. Dapat mengikuti beban 2. Temperature uap dapat tinggi 3. Harganya mahal Kekurangannya ialah harganya yang mahal merupakan harga superheater konveksi ditanbah harga superheater pancaran. 2.11. Draught atau Draft Draught atau Draft adalah tarikan gas asap akibat perbedaan tekanan antara gas atas dan bawah “Fire-Rate” juga disebut sirkulasi udara (air circulation) dalam boiler atau boiler draft. Ada 3 (tiga) cara menghasilkan Boiler Draft yaitu : 1. Dengan pemasangan Cerobong (strack); 2. Dengan mechanical fan ; 3. Dengan steam jet; Draft yang dihasilkan oleh cerobong disebut sebagai tarikan alam ( natural draft) sedangkan draft yang dihasilkan oleh mechanical dan steam jet disebut sebagai tarikan buatan (artificial draft). a. Natural Draft Cerobong yang digunakan untuk mengalirkan gas asap keluar dari ketel uap dengan kecepatan tertentu dan digunakan untuk mengatasi geseran-geseran yang terjadi terhadap aliran gas asap mulai dari rangka bakar atau pembakaran 22
hingga keluar cerobong. Dengan kata lain untuk menimbulkan isapan cerobong atau Stack Draught. Disamping itu digunakan untuk membuang gas asap setinggi mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Timbulnya isapan cerobong disebabkan karena perbedaan berat jenis antara berat jenis berat udara dan berat jenis gas asap. b. Ventilator Bila isapan cerobong hanya didasarkan kepada isapan cerobong alamiah saja, maka cerobong harus dibuat tinggi sekali. Lagi pula pada saat mulai menyalakan api didalam tungku atau initial firing akan didapat kesukaran yaitu sepanjang saluran gas asap temperaturnya masih rendah pada saat itu, sehingga perbedaan berat jenis udara luar dengan berat jenis gas asap belum begitu besar atau bahkan praktis masih belum ada perbedaan berat jenis sehingga isapan cerobong juga masih rendah, hampir-hampir nol. Dengan demikian memperbesar harga isapan cerobong efektif maka digunakan ventilator-ventilator atau van untuk menciptakan isapan cerobong paksa sehingga harga isapan cerobong teoritis dapat diperbesar. c. Steam Jet Draught Didalam ketel steam jet draught, uap bekas dari steam engine yang tidak terkondensasi digunakan untuk memperoleh penarikan udara. Cara ini kebanyakan digunakan pada ketel lokomotof dimana uap bekas dari mesin silinder yang dikeluarkan melalui pipa letup (blast pipe) yang ditempatkan pada peti asap dan dibawah cerobong. Didalam sebuah induced steam jet draught, uap yang dipancarkan dari sebuah nozzle yang ditempatkan didalam tempat abu dibawah tungku api dapur (furnance)
2.12 Pengoperasian Boiler (Ketel Uap)
23
2.12.1 Prinsip Kerja Boiler Dalam boiler air diubah menjadi uap. Panas diserap didalam boiler dan uap yang dihasilkan secara kontiniu. Air umpan boiler disedot ke boiler untuk menggantikan kehilangan air didalam boiler yang berubah menjadi uap.
Uap
Air Umpan Boiler Boiler Boiler Blowdown Panas Ketika uap meninggalkan air yang mendidih, padatan terlarut yang berasal dari umpan boiler tertinggal di air boiler. Padatan-padatan yang teringgal menjadi bertambah kepekatanya, dan bahkan dapat mencapai kesuatu tingkat dimana pemekatan lebih lanjut bisa menyebabkan terbentuknya kerak atau doposit didalam boiler. 2.12.2 Suplai Energi Suplai energi terdapat boiler diperoleh dari bahan bakar. Rancangan bahan bakar boiler jenis “Fired Steam Type Fulton 30 E” pada alat pengujian ini adalah KJ solar. Kandungan energy ( E) bahan bakar ( Kg ) dapat diperoleh melalui
24
percobaan “Bomb Calorimeter”, atau bisa dihitung dengan Dulog jika bahan diketahui (hasil analisis lab). Dalam pengujian ini, kandungan energy solar dapat daiperoleh dari buku referensi Heat Engineering. Besarnya nergi panas pembakaran adalah suplai panas terhadap boiler : QS = m E Dimana : m
Kg = laju aliran massa bahan bakar ( jam )
E
KJ = kandungan energy bahan bakar ( Kg )
2.12.3 Energi Evaporasi Energi untuk merubah air pengisian (feed water) menjadi uap (Steam) dalam proses evaporasi adalah besarnya kandungan entalphi uap kurang kandungan entalphi air pengisian
Q=
m´U
(
hu
-
ha
)
Dimana : m´U hu
KJ = entalphi uap ( Kg ) ha
Dimana
Kg = Laju aliran massa uap ( jam )
ms
KJ = enthalpy air ( Kg ) adalah laju aliran massa uap dari boiler pada kondisi keadaan
tunak/steadi (steady-state) adalah juga sama dengan laju aliran massa air masuk ke boiler. 25
2.12.4. Efesiensi Boiler Efesiansi boiler atau ketel uap adalah perbandingan antara energy evaporator (penguapan) terhadap energy suplay bahan bakar atau perbandingan energy keluaran berguna dibagi energy total masuk (input), maka :
ƞB
=
Q Qs
=
Atau
(mU )̇ ( hu−h a) m´E
ƞB
=
Qeva Qin
x
100 % Besar efesiensi dari pengoperasian sebuah boiler modern dengan minyak atau gas adalah kira-kira 80%. Harga ini agak lebih rendah pada sebuah ketel pembakaran berbahan bakar padat. 2.12.5. Tekanan Absolut Uap Tekanan absolut uap adalah tekanan pengukuran (gauge) ditambahkan tekanan atmosfer. |¿|
P¿
=
Pgauge
+
Patm
Dalam mengoperasian boiler, setelah mendapatkan tekanan 2 bar. Maka, boiler di jaga pada tekanan tersebut selang beberapa waktu baru boiler boleh diaktifkan sampai tekanan yang telah diinginkan agar boiler tidak cepat rusak. Bahwa ketel uap atau steam generator dapat beroperasi dengan efesiensi lebih dari 80 %.
26
Audit Energi (Pemeriksaan Energi) Energi input : Energi input adalah energy panas hasil pembakaran bahan bakar soal dengan oksigen (udara). Dapat ditentukan dengan persamaan rumus sebagai berikut : Q¿ = Qbb = mbb ´
. Ebb
Dimana : Kg : Konsumsi Bahan Bakar ( jam )
mbb ´
Ebb
KJ : Kandungan Energi Solar ( Kg )
Energi input lainnya seperti listrik dapat diabaikan, kandungan udara dan kandungan air sudah tercakup dalam analisa yang lain. Energi Output : Energi output terbagi atas 2 yaitu : 1. Energi output berguna (useful) yang digunakan 2. Energy output tak berguna (losses) 1. Energi Output berguna : Energi output berguna adalah energy penguapan energy panas yang ditransfer dari panas pembakaran yang dapat diserap oleh fluida kerja air yang berubah menjadi uap. Energi berguna atau energy panas penguapan ini dapat ditentukan dengan rumus: ´ u (hu-ha) Qeva = m
27
Energi panas yang ditransfer dari gas asap ke fluida kerja air pada ekonomiser (HE) dapat dirumuskan: ´ . Cpg (Tg in – Tg out) QgHE = m Energi panas yang ditransfer diserap oleh air dapat dirumuskan: QwHE =
m´ a
Ca
.
T a out
(
a∈¿ T¿ )
-
Dari persamaan azas black : yang diberikan gas asap = yang diberikan oleh air QgHE = QwHE=
T a out
m´ a
.
Ca
(
T a out
-
a∈¿ T¿ )
= …….?
Berdasarkan peralatan heat transfer (perpindahan panas) Jumlah panas yang bertranfer pada ekonomiser (HE) adalah : QHE
= U. A. LMTD
atau :
QHE A= U . LMTD
dimana : 2 A = Luas bidang penampang perpindahan panas ( m ) = π . d.
L U = Koefesien perpindahan panas total (W/ m
2
K)
28
1 1
=
h1
LMTD =
x
+
+1 k1h0
∆ T Max ¿∆∆ TT
-
w 2 = 100 / m k
∆ T Min
Max Min
BAB III PERALATAN PERCOBAAN
3.1. Peralatan Percobaan MEREK Cussons
NO P7600 P7602
NAMA Oil Fired Boiler Addition Boiler Instrumentastion Separating & Throttling Calorimeter P7672 Suplai Energi Listrik Suplai Air Utilitas Laboratorium Tabel 3.1. Peralatan Percobaan
3.2. Alat Ukur dan Instrumentasi Boiler No.
Nama Alat
Kegunaan/Keterangan
29
1.
Boiler
Menghasilkan
uap
pada
tekanan
dan
temperatur yang tinggi dimana uap tersebut untuk berbagai keperluan seperti PLTU, PKS dan lain-lain.
2.
Stopwatch
Mengukur
waktu
yang
dilalui
selama
dilakukan percobaan. 3.
Flow Gauge
Mengukur aliran air yang masuk ke boiler.
4.
Panel Listrik
Mensuplai listrik pada instrumentasi boiler seperti untuk menggerakkan pompa serta api pembakaran pada boiler.
5.
Level Control
Mengatur air umpan yang masuk ke dalam boiler.
6.
Blow Down
Blow Down terdiri dari pipa double valve untuk mebuang solid ke flash drum yang terus
keluar
ke
atmosfer.
Solid
ini
dikeluarkan atau dibuang secara manual dari 7.
Continous Blow Down
mud drum disebut intermetten blow down. Membuang kotoran solid scale secara terusmenerus. Letak benda ini berada pada sedikit di bawah level water normal dan berupa pipa
8.
Superheater
dan valve. Memanaskan saturated steam, sehingga moisture yang terkandung dalam saturated steam jadi steam sehingga akan didapatkan superheated steam yang bertekanan dan
9.
Economizer
temperatur tinggi. Berupa tube yang berbentuk spiral yang
30
ditempatkan dalam stack. Fungsinya untuk pemanas pendahuluan dari feed water boiler yang akan dimasukkan ke dalam main stream drum. Pemanasnya adalah flue gas 10
Cerobong Asap
hasil pembakaran dari furnance. Fungsinya untuk jalan pembuangan daripada flue gasses an untuk gas-gas asap ke atas
11.
Chemical Injection
(nature draft). Terdiri dari 2 tangki pencampuran yang terbuat dari bahan plastik atau satinless steel. Biasanya bahan kimia diinjeksikan ke dalam main steam drum atau ke aalam aliran pipa yang keluar dari ekonomiser atau yang
12.
Daerator
menuju ke daerator. Menghilangkan gas-gas O2 dan CO2 yang terlarut di dalam air, karena gas-gas ini akan menyebabkan korosi pada temperatur tinggi
13.
Feed Water Tank
dalam boiler. Sebagai tempat penampungan air yang berasal
14.
Pompa Air Pengisian Boiler
dari
water
treatment
yang
selanjutnya disiapkan untuk air umpan ketel. Memompakan air dari feed water tank ke ekonomiser yang selanjutnya masuk ke ketel uap. Pompa ini bekerja digerakkan oleh uap
15.
Pipa-pipa Api
yang dihasilkan dari ketel uap. Sebagai tempat laluan gas asap dan dipasang di darat drum ketel. Pipa-pipa api ini merupakan permukaan perpindahan panas yang utama dimana perpindahan panas ini menyebabkan pembentukan uap di dalam
16.
Drum Ketel
drum ketel. Sebagai suatu wadah dimana air dan uap serta peralatannya yang lain ditempatkan. Di
31
dalam drum ketel disusun pipa-pipa api yang 17.
Ruang Bakar
berfungsi sebagai keluaran gas asap. Sebagai tempat pembakaran bahan bakar. Disini terjadi proses perubahan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas. Untuk proses pembakaran ini membutuhkan udara
dan
bahan
bakar
yang
pencampurannya langsung di dalam dapur ketel. 18.
Penangkap Debu atau Dust
Gas asap sebelum dibuang keluar melalui
Collector (praecipiator)
cerobong asap harus dibersihkan dahulu dari debu atau abu terbang yang turut terbawa oleh gas asap agar tidak menimbulkan pengotoran atau polusi terhadap lingkungan sekitarnya.
32
BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.
Prosedur Percobaan Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum optimasi Boiler
adalah sebagai berikut: 1. Mengaktifkan semua suplai aliran listrik yang dibutuhkan boiler: Switch ON PLN Main (MCB); Switch ON GG Cold Water Unit; Switch ON Steam Turbine; 2. Mengaktifkan semua aliran air yang akan masuk dan keluar boiler. Menghidupkan pompa 1 dan 2 pada panel pompa (cukup hidupkan
salah satu jenis pompa) Pompa berfungsi sebagai penyedia air ke Boiler; Pompa akan mati sendiri apabila air sudah cukup pada reservoir; Membuka semua katup air yang akan menuju dan meninggalkan boiler (untuk pambukaa katup air hendaknya jangan terlalu besar karena aliran yang menuju boiler sudah cukup besar disamping itu
hal ini mencegah kebocoran pada kran/ katup air; 3. Meghidupkan CAM Switch. 4. Switch ON Steam Plant. 5. Memeriksa ketinggian level air yang berada dalam boiler yang dapat dilihat pada alat konrtol/water column (skala ketinggian air berdasarkan ketetapan batas yang diizinkan).
33
6. Setelah memeriksa air, meghidupkan pompa suplai minyak dan membuka kedua katup bahan bakar (katup pertam adalah aliran bahan bakar masuk dan katup yang kedua adalah aliran bahan bakar keluar). 7. Melihat semua alat ukur, apabila sudah siap jalankan boiler sebagai persamaan sistem. 8. Setelah 15 menit, hidupkan boiler yang kemudian akan menghasilkan kualitas uap yang lebih baik. 9. Mencatat semua jumlah keseluruhan bahan bkar dan jumlah feed water an yang sudah dituliskan. 10. Setelah semua data yang dibutuhkan selesai dicatat, lakukan prosedur penghentian boiler dengan prosedur yang sebaliknya.
34
BAB V DATA PERCOBAAN
BAB VI ANALISA DATA
Data-data pendukung : 1. Lama pengujian
: 1 jam 35
2. Jumlah air umpan yang masuk boiler m3/jam 3. Density 4. Kandungan energi 5. Air umpan density
B
: 147,3308 – 147,1151 = 0,2157 : ρ = 0,82 Kg/Liter : E = 45.700 KJ/Kg : ρ = 1 Kg/Liter = 1000 Kg/m3
m h ha Q u u Qs m E
Dimana : ṁu
= laju aliran massa uap (Kg/jam)
hu
= entalphi uap keluar boiler (KJ/Kg)
ha
= entalphi air umpan boiler (KJ/Kg)
ṁ
= laju aliran massa bahan bakar (Kg/jam)
E
= kandungan energi bahan bakar (KJ/Kg)
ηB
= Efisiensi boiler
Jumlah Air Umpan Vfw = 147,3308 m3/Jam – 147,1154 m3/Jam = 0,2157 m3/Jam ρlw
Densiry Air Umpan =
= 1000 kg/m3
Maka Laju Aliran Massa: mfw
= Vfw X
ρlw
= 0,2157 m3/Jam X 1000 kg/m3 = 215,7 kg/Jam Maka, mu = ma = 215,7 kg/Jam (stedy state) Konsumsi Bahan Bakar Waktu Pengujian
= 1 Jam
L
= 75,8 cm
36
T
= 4 cm
B
= 73,2 cm
Maka laju Aliran Bahan Bakar: Vbb
=LxBxT = 75,8 cm x 73 cm x 4 cm = 22,19 Liter/Jam
Density minyak solar = 0,82 kg/L Maka laju aliran minyak solar: ṁbb
= Vbb x
ρbb
= 22,19 L/Jam x 0,82 kg/L = 18,1958 kg/Jam Qin = Qbb
= ṁbb x LHV = 18,1958 kg/Jam x 45.700 kJ/kg = 831.548,06 kJ/Jam
Kondisi uap yang dihasilkan Boiler: Tekanan: 6 Bar (gauge) 7 Bar (abs) Kualita uap yang dihasilkan Boiler: X = 91,8% (diperoleh dari percobaan kualitas uap sebelumnya) Temperatur air umpan: Ta
= 280C
Bahan bakar yang digunakan adalah solar(diesel): Kandungan energi LHV = 45.700 kJ/kg Density (ρ) Solar = 0,82 kg/Liter
37
Efisiensi Boiler: ηB =
´ ( h −h ) Q m = u u a x 100 Qs m´E
Energi penguapan: ialah energi panas untuk merubah air menjadi uap, dengan kata lain jumlah energi yang diserap fluida H2O dari sumber panas pembakaran yang menjadikan air menjadi uap. Q=ṁu (h u−ha ) Dimana: pada Tekanan 7 Bar ṁu
= 215,7 kg/Jam
hu
= hf + X. hfg
hf
= 697,22 kJ/kg
hfg
= 2066,3 Kj/kg
hu
= hf + X. hfg = 697,22kJ/kg + 0,918 x 2066,3kJ/kg = 2594,083 kJ/kg( huap )
Untuk Ta = 280C Menggunakan Interpolasi: T
= 300C
hf
= 125,79kJ/kg
T
= 250C
hf
= 104,89kJ/kg
T 28 C −T 25 C h f 28 C −hf 25 C = T 30 C −T 25 C h f 30 C −hf 25 C 0
0
0
0
0
0
0
0
38
28−25 h f 28 C −104,89 = 30−28 125,73−104,89 0
h f ( 28C ) 104,89
3 125,79 104,89 5
h f ( 28C ) ha 117.43 KJ
Kg
( hair ) Efisiensi Boiler: ηB =
Energi Penguapan x 100 Energi Pembakaran
ηB =
´ ( h −h ) Q m = u u a x 100 Qs m´E
215.7 kg / jam (2594.083 117.43) kJ / kg 18.1958 kg / jsm 45700 kJ / kg
100%
= 534214.0521 100% 831548.06 kJ / kg = 0,6424 100%
=
B= 64.24 %
39
BAB VIII KESIMPULAN
1. Fungsi suatu boiler adalah untuk merubah air menjadi uap. Dan prinsip kerjanya adalah memanaskan suatu fluida cair pada suatu tempat dengan menggunakan bahan bakar. 2. Cara pengoperasian boiler ini terdapat pada prosedur percobaan. 3. Pada bagian mekanikal boiler adalah sistem pemipaannya, yaitu nyala api dan gas panas yang dihasilkan pembakaran dilewatkan melalui pipa-pipa yang disekitar dinding dalamnya di kelilingi oleh air dan lain-lain. Sedangkan pada bagian electrical boiler yaitu energi yang dibutuhkan untuk pembakaran awal diambil dari sumber lain atau dari PLN. Bagian instrumental boiler adalah alat ukur temperatur tekanan yang digunakan untuk mengukur temperatur air masuk dan temperatur uap keluar dan tekanan uap. 4. Satuan yang digunkan dalam tekanan adalah bar gauge dan dalam analisa datanya menjadi bar absolute. 5. Kebutuhan bahan bakar yang digunakan dalam pengoperasian boiler adalah solar, dan selama percobaan menghabiskan 18,1958 kg/liter selama satu jam. 6. Tekanan uap keluar boiler adalah 7 barg serta temperature air masuk 28 °C. 7. Efisiensi boiler setelah dilakukan analisa data adalah 64,24 %
40