BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan kedunia, ia menjadi anggota organisasi genitis yang disebut anggota organisasi keluarga. Pada prinsipnya di manapun manusia itu berada, jika ia mengerti dan menghendaki hidup dan kehidupan yang lebih layak, maka selama itu pula manusia senantiasa memerlukan suatu organisasi atau secara sederhana paling tidak memerlukan suatu kerjasama. Adanya alasan sosial (social reasons) menjadi salah satu pendorong bagi manusia untuk membentuk suatu perkumpulan yang biasa disebut “organisasi”.1 Organisasi merupakan wadah pelaksanaan kegiatan manajemen juga sekaligus merupakan kerangka struktur yang tersusun sebagai unit-unit yang mempunyai tugas dan fungsi yang saling berhubungan satu sama lain. Dari serangkaian di atas jelaslah bahwa organisasi merupakan alat atau wadah untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan fungsi manajemen. Salah satu fungsi manajemen yang yang vital adalah pengorganisasian. Dalam pengorganisasian terdapat empat aspek, dan yang difokuskan pada penelitian ini adalah aspek fungsi dari departementalisasi. Menurut Malayu S.P Hasibuan pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlakukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap
1
Fauzan, Hasnan, “Keorganisasian Dalam Pendidikan: Konsep, Fungsi, dan Strategis Pelaksanaan dalam Lembaga Pendidikan Islam” Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, (Vol 3,Nomer 5 tahun 2010 ), Hal. 13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.2 Proses penyusunan struktur organisasi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, karena dengan struktur organisasi tersebut bisa mempengaruhi perilaku individu atau kelompok dalam organisasi. Dan menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, wewenang, tugas dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Griya Al Qur’an adalah suatu organisasi dakwah yang berupaya untuk memasyarakatkan kebiasaan membaca dan menghafal Al Qur’an khususnya di kalangan usia dewasa. keprihatinan akan masih kurangnya pemahaman dan penguasaan umat Islam terhadap Al Qur’an harus segera direspon. Kondisi bangsa yang belum juga berubah banyak ke arah kemajuan diyakini salah satu penyebabnya rendahnya penguasaan umat Islam terhadap Al Qur’an yang berakibat kepada mentalitas, akhlak, tata nilai, hukum dan kepribadian umat yang jauh dari nilai-nilai Al Qur’an. Dari hal itu, sekitar tahun 2008 yang lalu muncul pemikiran untuk merealisasikan terbentuknya sebuah lembaga dakwah yang mempunyai fokus pada pembelajaran dan pemahaman Al Qur’an, yang diberi nama Griya Al Qur’an. Menurut Gibson ada empat aspek dalam proses penyusunan struktur organisasi yang harus diketahui, yaitu pembagian kerja, departementalisasi, rentang kendali, dan delegasi. Namun, setelah peneliti melakukan pengamatan di lokasi penelitian dan mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu, peneliti hanya melakukan penelitian satu dari empat aspek yang ada, yakni aspek departementalisasi termasuk didalamnya pembagian kerja di Griya Al-Qur’an Surabaya. Departementalisasi merupakan proses penentuan deretan dan
2
Hasibuan, Melayu S.P, Organisasi dan Motivasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1996), hal. 23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kedalaman pekerjaan, maksudnya yaitu jumlah tugas organisasi dipecah-pecah ke dalam beberapa tugas yang lebih kecil yang berurutan.3 Demikian halnya Griya Al-Qur’an Surabaya, pembagian tugas kerja merupakan kebutuhan, hal ini disebabkan adanya tingkat level dalam pembelajaran Al-Qur’an pada tiap kelas sehingga diharuskan untuk membagi tugas kerja. Dengan pembagian tugas kerja akan diketahui departemen-departemen yang dibutuhkan organisasi, juga daftar tugas suatu jabatan dari masing-masing departemen yang dibutuhkan tersebut. Dan dengan ditetapkannya pembagian tugas kerja dari departemen tersebut, tujuan organisasi diharapkan lebih mudah tercapai. Dalam departementalisasi alasan-alasan untuk mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan tergantung pada kebutuhan untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Pekerjaan-pekerjaan spesialisasi dipisahkan satu sama lain, saling berhubungan dengan keseluruhan tugas, dan pencapaian keseluruhan pekerjaan membutuhkan pencapaian setiap pekerjaan. Tetapi, pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan cara dan urutan tertentu, sesuai dengan yang dikehendaki pihak manajemen Griya Al-Qur’an ketika pekerjaan-pekerjaan tersebut disusun. Seiring dengan meningkatnya jumlah pekerjaan yang terspesialisasi, akan tiba saatnya pekerjaan-pekerjaan itu tidak lagi efektif bila dikoordinasikan oleh hanya satu orang manajer. Dengan demikian, untuk memudahkan pengelolaan, pekerjaan-pekerjaan tersebut digabungkan ke dalam kelompok-kelompok kecil, dan dibentuklah posisi baru manajer kelompok (manager of the group). Pertimbangan yang penting dalam pembentukan departemen adalah penentuan dasardasar pengelompokan pekerjaan terutama yang ada di Griya Al-Qur’an Surabaya. Yang paling penting adalah penentuan dasar-dasar bagi departemen yang melapor langsung kepada
3
Siswanto B, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 85
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
posisi manajemen puncak. Sesungguhnya, ada banyak dasar yang digunakan diseluruh organisasi, tetapi dasar yang digunakan pada tingkat yang paling tinggi menentukan dimensidimensi organisasi-organisasi yang penting.4 Mengingat departementalisasi di Griya Al-Qur’an sangat penting dan berpengaruh terhadap lembaga dakwah yang tujuannya mencetak kader muda yang menguasai kemampuan membaca secara luas dan memahami Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran islam, utamanya dilingkungan masyarakat kota. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Departementalisasi di Griya Al-Qur’an Surabaya. Peneliti tertarik malakukan penelitian dari aspek departementalisasi terutama pada lembaga pembelajaran Al-Qur’an di Griya Al-Qur’an Surabaya, karena selama ini belum ada yang meneliti dengan fokus departementalisasi di UIN sunan ampel Surabaya terutama dalam menghubungkan dengan tingkatan level belajar Al-Qur’an dalam metode pembelajarannya di Griya Al-Qur’an Surabaya. B. Rumusan Masalah Dari rujukan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan departementalisasi di Griya Al-Qur’an Kantor Pusat Dinoyo Tegalsari Surabaya? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui
4
Ivancevich, John M. dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi, (Gelora Aksara Pratama: 1987), hal. 240
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Untuk mengetahui bagaimana penerapan departementalisasi di Griya Al-Qur’an Surabaya? D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topic Penerapan Fungsi Pengorganisasian terutama pada fokus departementalisasi. b) Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini. 2. Secara praktis a) Memberikan informasi kepada para pengelola lembaga akademik tentang wacana fungsi departementalisasi sekaligus memperoleh bekal aplikatif untuk memperbaiki sistem pengorganisasiannya. b) Sebagai bahan masukan kepada semua lembaga dakwah di Indonesia. E. Definisi Konsep Untuk menghindari salah satu tafsir, pelebaran dan penyempitan makna, maka perlu didefinisikan istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian sebagai berikut: Yang dimaksud dengan penerapan departementalisasi adalah bagaimana cara atau praktek yang dilakukan (baik individu maupun kelompok) organisasi Griya Al-Qur’an Surabaya dalam proses penentuan deretan dan kedalaman pekerajan individual yang bersifat analistis. Yang mana jumlah tugas organisasi dipecah-pecah dalam beberapa tugas yang lebih
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kecil yang berurutan. Proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok yang dimaksud adalah pengelompokan berdasar tingkatan mulai dasar 1 hingga tingkat tahfidz. Dan inilah yang dimaksud departementalisasi dalam penelitian ini untuk memudahkan pengelolaannya yang ada di lembaga Griya Al-Qur’an Surabaya.5 Griya Al-Qur’an adalah lembaga dakwah yang mempunyai tujuan memasyarakatkan kebiasaan membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan menggunakan teori-teori yang lazim digunakan dalam lembaga Tahfidzul qur’an sejenis. F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk memperoleh kemudahan dalam memahami skripsi ini, kami uraikan sistematikan sebagai berikut: Pembahasan ini penulis awali dengan Bab I. dalam bab ini, berisikan tentang konteks penelitian, focus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan. Pada Bab II merupakan kajian Teoritik yang mana menjelaskan tentang pengertian manajemen, pengertian pengorganisasian, pengertian pembagian kerja, factor-faktor pembagian kerja, fungsi pembagian kerja dan manfaat pembagian kerja. Pengertian departementalisasi, proses departementalisasi,
departementalisasi jabatan, dan manfaat
departementalisasi. Pada Bab III menjelaskan tentang metode peelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, onjek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data dan tehnik validasi data.
5
Siswanto B, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 85
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa gambaran umum obyek penelitian Griya Al-Qur’an Surabaya, yang menjelaskan mengenai deskriptif tentang sejarah Griya Al-Qur’an yang meliputi lokasi penelitian, pembagian kerja, departementalisasi jabatan, departementalisasi metode pembelajaran. Pada Bab V memaparkan tentang kesimpulan, saran dan penutup
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id