perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Obat herbal adalah salah satu bagian dari obat tradisional (Mangan, 2003). Kelebihan obat herbal antara lain memiliki efek samping yang relatif kecil, dalam satu tanaman obat dapat memiliki lebih dari satu efek farmakologi, dan cocok untuk penyakit metabolik dan degeneratif (diabetes, hiperlipid, asam urat, batu ginjal, dan lain-lain). Sedangkan kekurangannya antara lain efek farmakologisnya lemah, pada beberapa obat herbal bahan baku belum terstandar belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme (Katno dan Pramono, 2010). Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (Anonim, 2008). WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan khasiat dari obat tradisional (Anonim, 2008).
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Obat kimia sintetis adalah obat yang dibuat dari bahan kimia sintetis. Obat kimia sintetis telah tersebar luas di pasaran. Walaupun memiliki efek farmakologi yang relatif cepat dan spesifik, namun obat kimia sintetis cenderung memiliki efek samping yang buruk bagi tubuh. Obat kimia sintetis akan baik jika digunakan sesuai aturan dengan komposisi yang tepat. Kelurahan Wuryorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Wonogiri. Masyarakat di kelurahan Wuryorejo terdiri dari warga yang kompleks dengan berbagai macam profil. Kelurahan Wuryorejo dekat dengan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas & apotek. Warga di kelurahan Wuryorejo sudah cukup memiliki pengetahuan tentang obat serta pemilihannya. Menurut Andersen dalam Notoatmodjo (2007), faktor yang paling menentukan dalam pemilihan pelayanan kesehatan yaitu faktor predisposisi yang meliputi jenis ciri-ciri demografi (jenis kelamin, usia), struktur sosial (pendidikan, pekerjaan) dan kepercayaan kesehatan (pengetahuan dan sikap). Kemudian faktor kemampuan yang meliputi sumber daya keluarga (penghasilan, keikutsertaan asuransi, dan lain-lain) dan sumber daya masyarakat (jumlah sarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan yang ada, dan lain-lain). Faktor yang terakhir adalah faktor kebutuhan yang salah satunya penilaian yaitu penilaian individu dan penilaian klinik. Di Indonesia terdapat empat kategori penyakit yang memiliki prevalensi cukup tinggi. Empat kategori tersebut yaitu penyakit karena infeksi seperti TBC (0,4%), demam berdarah (136.339 kasus). Penyakit gangguan endokrin dan sistem peredaran darah seperti penyakit jantung koroner (1,5%), diabetes (1,5%), commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hipertensi (26,5%). Penyakit gangguan pernapasan seperti asma (4,5%). Penyakit gangguan pencernaan seperti diare (3.5%), konstipasi (3.857.325 kasus), dan maag (30.154 kasus) (Anonim, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Gaol (2013) menunjukkan bahwa faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap) dan faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Penelitian yang dilakukan oleh Kristina, dkk. (2007) menunjukkan bahwa jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri yang rasional pada masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman. Faktor dominan yang paling berpengaruh dalam penelitian tersebut adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, serta belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh profil responden terhadap pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis, maka dari itu penelitian ini dilakukan. B. Perumusan Masalah 1. Apakah jenis kelamin menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis? 2. Apakah usia menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis? 3. Apakah tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis? commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Apakah jenis pekerjaan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis? 5. Apakah rata-rata pengeluaran per bulan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis? 6. Apakah alasan yang paling dominan berdasarkan profil responden dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah jenis kelamin menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis. 2. Untuk mengetahui apakah usia menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis. 3. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis. 4. Untuk mengetahui apakah pekerjaan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis. 5. Untuk mengetahui apakah rata-rata pengeluaran per bulan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis. 6. Untuk mengetahui alasan yang paling dominan berdasarkan profil responden dalam pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis. D. Manfaat Penelitian 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di dunia penelitian mengenai pengaruh profil responden dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan obat herbal atau obat kimia sintetis. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada pembaca, terutama kepada praktisi farmasi baik sebagai produsen obat maupun penjual langsung obat herbal atau obat kimia sintetis tentang faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemilihan obat herbal dan obat kimia sintetis. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh produsen obat dalam pengembangan produk.
commit to user