1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Beberapa tahun belakangan ini isu pemanasan global (global warming) sedang menjadi wacana yang selalu dibahas dalam berbagai macam media massa. Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer (Budianto, 2000:195). Pemanasan global terjadi akibat dari perbuatan manusia karena melakukan perusakan bumi secara perlahan-lahan. Hingga kini kiranya belum ada solusi konkrit yang dapat menanggulangi permasalahan pemanasan global, namun fenomena tersebut menjadi wacana masyarakat pemerhati lingkungan yang terus berkampanye untuk menghentikan pemanasan global. Banyak cara yang terus dilakukan, seperti penghematan energi, program mengurangi sampah, gerakan penghijauan, pembuatan dan pemakaian produk yang ramah lingkungan (eco-friendly) dan lain-lain. Produk ramah lingkungan adalah produk yang dirancang untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan lebih seimbang. Para pakar telah menciptakan berbagai produk ramah lingkungan mulai dari produk makanan, otomotif, kosmetik, alat elektronik, fesyen, begitu pula dengan interior yang ramah lingkungan. Akhir-akhir ini kebutuhan akan produk interior terus meningkat baik di Indonesia maupun di dunia sehingga perlu adanya pengembangan produk mulai dari visual maupun bahan. Produk-produk interior tersebut adalah produk-produk pelengkap interior diantaranya partisi. Partisi dan tirai banyak digunakan tidak hanya di dalam rumah tinggal melainkan bisa ditempatkan di rumah makan, klinik commit to user maupun kantor, oleh karena itu pembuatan produk partisi dan tirai kini banyak
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
dikembangkan dan dalam proses pembuatannya tersebut memakai berbagai macam material. Berkembangnya kebutuhan akan produk interior, proses pembuatan produk interior tersebut dipastikan membawa dampak kerusakan pada lingkungan bahwa selama ini kita banyak mencari segi ekonomis dengan memilih bahan sintetis dalam pembuatannya yang sangat berpotensi merusak alam. Produk-produk ramah lingkungan yang ada di pasaran Indonesia biasanya berupa produk yang terbuat dari material-material, seperti daur ulang bahan sudah tidak terpakai atau yang dianggap sampah dan pemanfaatan bahan yang bersifat organik. produk semacam itu sudah banyak beredar namun masih memerlukan banyak pengembangan. Produk tersebut seperti halnya partisi dan tirai perlu dikembangkan secara visual, karena partisi dan tirai yang menggunakan bahan serat alam, di pasaran sekarang ini kebanyakan masih menggunakan kerangka besi yang dibentuk sesuai motif untuk partisi, sedangkan untuk tirai, kebanyakan serat alam yang dipakai yang berupa lembaran seperti serat jomok, tenunan pelepah pisang, tenunan lidi. Teknik yang digunakan juga hanya berupa anyam, silangan, dan juga lilit. Pembuatan partisi dan tirai merupakan suatu peluang bisnis baru yang memerlukan pengembangan dan alternatif baru karena dapat menambah variasi model dari segi pengembangan visual yang terdapat pada pemanfaatan teknik yang tepat serta bahan yang digunakan. Penulis ingin menawarkan perancangan sebuah produk ramah lingkungan yang dibuat dari serat alam, yaitu: serat nanas, serat agel, dan serat jomok. Serat tersebut dipilih untuk pembuatan produk karena tekstur, karakter yang unik dan sifat dari serat tersebut kuat dan mudah untuk diolah dengan pengolahan menggunakan teknik tektil seperti macrame, tapestry dan kolase sehingga menjadi commit to user kebutuhan masyarakat dan pada produk partisi dan tirai yang dapat memenuhi
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
proses produksinya tidak terlalu berdampak pada perusakan lingkungan. Partisi dan tirai ini dipilih sebagai produk untuk perancangan ini adalah karena partisi dan tirai merupakan salah satu produk pelengkap interior yang memang berperan besar kegunaannya menambah variasi interior juga untuk memberi kesan yang berbeda pada setiap ruang dimana pada setiap ruang-ruang tersebut mempunyai fungsi dan kegunaannya masing-masing, maka partisi dan tirai walaupun pelengkap interior akan tetapi fungsi dan kegunaanya sangat dibutuhkan seperti halnya produk interior utama.
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id B. Studi Pustaka 1.
Serta Alam Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat yang sering digunakan adalah serat pada kain atau serat tekstil. Serat tekstil adalah serat yang digunakan untuk aplikasi tekstil seperti serat kapas yang biasa dipakai untuk pakaian, serat karbon untuk aplikasi tekstil komposit dan lain sebagainya. Manusia menggunakan serat dalam banyak hal, misalnya untuk membuat tali, kain atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia), serat sintetis dapat diproduksi secara mudah dalam jumlah yang besar, sedangkan serat alam memiliki berbagai kelebihan, khususnya masalah kenyamanan. (Widayat, dkk, 1975 : 3) Sepanjang kebudayaan manusia, penggunaan serat adalah sebagai salah satu material pendukung kehidupan, mulai dari serat ijuk sebagai bahan bangunan, serat nanas atau tanaman kayu sebagai bahan sandang dan serat alam lainnya yang dapat digunakan untuk membuat tambang. Elastis, kuat, melimpah, ramah lingkungan, dan biaya produksi yang lebih rendah, merupakan kelebihan yang dimiliki oleh serat alam. Serat alam (natural fiber) adalah jenis-jenis serat sebagai bahan baku industri tekstil atau lainnya, yang diperoleh langsung dari alam. Serat alam meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat ini bersifat mengalami pelapukan. Berdasarkan asal-usulnya, serat alam dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1). Serat binatang (animal fiber), 2). Serat tumbuhan (vegetable fiber), 3). Serat bahan tambang (mineral fiber). commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Potensi tumbuhan serat alam di Indonesia cukup besar dengan jenis yang beragam, antara lain : agel, pandan, nanas, bambu, serabut kelapa, pelepah pisang, rami dan enceng gondok. Jenis serat alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kerajinan. Serat tumbuhan merupakan sel skhlerenkim yang berbentuk memanjang dengan dinding sel tebal dan meruncing pada kedua ujungnya. Dinding sel serat pada umunya mengandung selulosa dan zat lain seperti lignin dan peetin yang menyebabkan serat memiliki sifat lentur dan kuat. Serat dapat terdiri dari sel tunggal atau dalam kelompok kecil, tetapi biasanya membentuk lembaran jaringan yang terdiri dari beberapa sel yang saling berhubungan dan saling menutupi (overlapping). Serat dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti batang, daun, akar, buah, dan biji. Serat-serat tersebut dihasilkan oleh familia-famila tanaman yang berbeda-beda, yang sebagian besar terdapat di daerah tropis. (Widayat, dkk, 1975 : 15 – 17 ). a. Serat Agel Pohon agel atau gebang termasuk dalam jenis tanaman palm. Tanaman jenis ini mudah tumbuh di mana saja, terutama di daerah dataran rendah atau pantai. Tanaman agel ini kebanyakan tumbuh secara liar, tetapi ada juga yang sengaja dikembangbiakan. Pengembangbiakan tanaman ini dilakukan dengan biji. Serat agel diambil dari kulit kayu bagian pucuknya yang berumur 35 hari setelah tunas pucuk atau daun tumbuh. Kandungan yang terdapat dalam serat agel terdiri dari beberapa unsur, seperti selulosa, hemisel-lulosa, pectin, lignin, dan zat-zat lain yang terlarut dalam air dan tanah. Serat ini dihasilkan dari familia palmeae yang mana diambil dari bagian kulit kayu tanaman gebang. Pohon ini dikenal dengan nama kuala di daerah Sulawesi, sedangkan orang Jakarta menyebutnya commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pohon lontar utan. Serat agel banyak digunakan sebagai tali, pembungkus, anyaman, dan kerajinan lainnya. (Http://Bbt.Depperin.Go.Id, 2011). b. Serat Jomok Tanaman jomok/ lantung termasuk family moraceae dari suku artocopus elastica. Serat moraceae termasuk serat selulosa dan merupakan serat alam. Tanaman jomok atau lantung tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan potensi tanaman tersebut paling banyak tumbuh di daerah Kalimantan, Bengkulu, Jawa dan Papua. Dalam upaya menggali bahan lokal yang berada di Kalimantan khususnya Kalimantan Timur maka Dinas Perindustrian, Perdagangan, Komperasi dan UMKM Propinsi Kalimantan Timur bekerjasama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik berusaha untuk memberdayakan para perajin guna mengoptimalkan pemanfaatan kulit kayu jomok. (Http://Bbt.Depperin.Go.Id, 2011). c. Serat Nanas Serat agave cantula roxb atau yang biasa kita sebut dengan nama serat nanas biasa digunakan untuk bahan baku kerajinan tas, dompet, kuas, tali, sapu dan lain-lain. Kerajinan dari serat ini sudah menjadi salah satu aset unggulan dari propinsi DIY dan kabupaten Kulon Progo pada umumnya. Bahkan sudah ada yang diekspor ke manca negara dan menjadi salah satu langganan merk tas terkenal. Sebenarnya ada salah satu potensi yang bisa dikembangkan dari produksi serat nanas ini selain sebagai bahan kerajinan. Potensi ini adalah dengan menggunakannya sebagai bahan baku komposit pengganti serat gelas atau fiber glass, yang telah banyak digunakan dalam kehidupan kita, seperti pada kursi bis, dashboard, dinding kereta api dan lain-lain. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Serat nanas ini tergantung dari species atau varietas tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55 sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 sampai 0,27 cm. Di samping species atau varietas nanas, jarak tanam dan intensitas sinar matahari akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan panjang daun dan sifat atau characteristic dari serat yang dihasilkan. Serat alam seperti halnya serat nanas ini memiliki sifat kuat, kaku, ringan (mempunyai berat rata-rata 40% lebih ringan daripada serat gelas), berlimpah, non abrasive, tidak beracun, murah, dapat diperbaharui dan biaya produksinya pun rendah. Hal ini jelas sangat bertolak belakang dengan bahan fiber glass yang sangat tidak ramah lingkungan. (Http://Bbt.Depperin.Go.Id, 2011).
2.
Partisi Di dalam interior desain, arti dari partisi atau sekat adalah pembatas
ruangan yang flexible, penyekat yang dapat dipasang dan dipindah sesuai keinginan. Penggunaan partisi sebagai pembatas ruangan, dimana ruangan satu dengan yang lainnya mempunyai fungsi yang berbeda. Berbeda dengan dinding, dinding juga merupakan partisi, tetapi mempunyai fungsi lebih, yaitu sebagai pondasi dan penguat bangunan dan kekurangannya adalah sifatnya yang permanen. Desain yang variatif, partisi hadir dengan berbagai material seperti kayu, rotan, kaca, bambu, kain panel, aluminium dan lain-lain. Penggabungan material tersebut diharapkan bisa menghasilkan tampilan partisi yang cantik sehingga dapat menjadi elemen penunjang interior. (Agah Nugraha. M, 2009 : 2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
Beberapa fungsi dari partisi, yaitu: a. Pemberi privasi, dengan adanya partisi, dapat lebih memiliki privasi tersendiri, bila dibandingkan dengan ruang yang tidak dibatasi sekat dan partisi sama sekali, tidak mengherankan jika sekat dan partisi kerap dipakai sebagai elemen yang menghadirkan rasa nyaman dan terlindungi. b. Penutup, banyak orang yang mengeluhkan bagian struktur yang terlihat menonjol dan tidak sesuai dengan konsep ruang yang ingin ditampilkan, seperti area penyimpanan, area tangga, merupakan beberapa contoh dalam ruang yang sering kali ditutupi. Partisi sketsel merupakan partisi non permanen yang sering dipakai sebagai alat untuk menutupi kolom struktur disudut ruang. c. Tempat Penyimpanan, selain sebagai pembatas ruang untuk fungsi kegiatan yang berbeda, sekat atau partisi juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan. Gunakan ketebalannya untuk menciptakan bidang yang bisa dibuka dan dipakai sebagai area penyimpanan yang cantik. d. Backdrop, agar partisi yang berfungsi sebagai backdrop ini lebih cantik dan memukau, sekat dan partisi sebaiknya diletakkan di sudut-sudut yang mudah dilihat dan ditangkap oleh orang saat pertama kali masuk kedalam ruangan, dan akan lebih memberikan kesan cantik untuk interior ruangan. (Agah Nugraha. M, 2009 : 2). Adapun beberapa jenis partisi ditinjau dari segi fungsi sebagai pemberi/ menjaga privasi, yaitu: a. Permanen, maksud dari kata permanen disini adalah partisi yang dibuat khusus yang tidak dapat dipindahkan kecuali dengan dibongkar. Biasanya partisi jenis ini dibuat menyatu dengan struktur bangunan, seperti bisa menyatu dengan commitdan to lainnya. user rangka plafon, dengan struktur dinding,
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
b. Non permanen, artinya adalah partisi yang ukuran, bentuk, dan modelnya fleksibel dan mudah untuk dipindah-pindahkan. Biasanya, partisi jenis ini kerapkali berubah fungsi. Sekali Waktu bisa menjadi backdrop ataupun hanya sebagai penutup ruang. c. Masif, jenis partisi yang seperti ini berfungsi meminimalisasi kemungkinan bocornya tampilan, baik secara visual maupun audio. Selain itu, berfungsi juga sebagai pembatas ruang yang menampung kegiatan yang berprivasi tinggi. d. Transparan, batas ruang yang dari kaca memungkinkan ruang dibuat dengan alur sirkulasi yang menerus dan menyatu. Pemakaian kaca sebagai penanda batas ruang juga memudahkan mengetahui apa yang terjadi dalam ruang yang lain. e. Semi Transparan, dengan mengkombinasikan material yang punya karakter transparan dengan material yang dikenal bersifat tertutup sering menjadi solusi untuk sekat dan partisi semi transparan, ada kalanya membutuhkan penutup, namun, tetap bisa ditembus sinar matahari, atau hanya ingin sekedar bisa melihat kondisi di sekitarnya. (Agah Nugraha. M, 2009 : 5).
3.
Tirai Tirai adalah kain penutup pintu atau jendela, selain itu juga merupakan
bagian dari elemen interior yang mempengaruhi tampilan rumah secara keseluruhan. Tirai juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam menciptakan kenyamanan rumah tinggal. Selain menghalangi pandangan dari luar ke dalam rumah, tirai juga berfungsi untuk menyaring intensitas sinar matahari, sehingga commit to user rumah terasa sejuk dan nyaman. Tirai juga dapat difungsikan sebagai sekat antar
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
ruang yang praktis dan cantik. Menurut sifatnya, ada 2 jenis tirai, yakni tirai dekoratif dan tirai full-operate. Tirai dekoratif tidak harus dibuka dan ditutup, misalnya sheer. Tirai full-operate bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan, misalnya tirai dan kerai. (Nia Adjie dan Asri Andriani, 2011 : 2). Ada beberapa jenis tirai yang umumnya digunakan: a. Tirai Kain (Curtain) Tirai yang terbuat dari bermacam-macam bahan kain, seperti linen, sutra, katun, polyester, blacu, tenun ikat dan sebagainya. b. Roman Shade Merupakan kreasi tirai modern yang banyak diminati pada saat ini, dengan menggunakan tali yang ditarik, tirai ini akan menutup ke atas membentuk tumpukan kain yang tampak simpel tapi cantik. c. Simple Blinds Merupakan tirai yang terdiri dari bilah-bilah yang disusun secara vertical atau horizontal dan dibuka/ ditutup dengan menggunakan tali. Blinds terdiri dari vertical blinds, horizontal blind, roman blinds. Roman blinds biasanya menggunakan bahan kain tebal seperti blacu dan terpal walau ada juga yang menggunakan bahan tirai biasa. Cara membukanya adalah dengan menarik talinya sehingga tirai akan melipat ke atas. Vertical blinds yang selama ini banyak ditemui di kantor-kantor, sekarang juga telah banyak digunakan di rumah-rumah tinggal yang bergaya minimalis. Bentuknya yang simple dan fungsional membuat vertical blinds cocok untuk rumah bergaya minimalis. Horizontal Blinds adalah penutup jendela berbentuk garis-garis mendatar dengan lebar penampang 2,5cm dan panjang mengikuti jendela. Untuk user memilih wooden blinds, yaitu yang lebih menyukai suasana commit naturalto bisa
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
horizontal blinds yang terbuat dari bahan kayu tentunya memberikan nuansa alami pada suasana ruangan, wooden blinds juga memiliki kesan ekslusif d. Vitrage/ Sheers Vitrage membantu menghalangi pandangan dari luar tapi cahaya dari luar tetap dapat masuk. Saat ini vitrage yang terbuat dari serat juga banyak diminati karena sesuai untuk tampilan rumah yang bergaya simpel dan natural. (Nia Adjie dan Asri Andriani, 2011 : 5).
4.
Teknik Tekstil Sehubungan dengan perancangan ini, maka teknik tekstil yang akan
digunakan adalah: a. Macrame Bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Definisi lain
dari
macrame
yaitu
kerajinan
tangan
simpul-menyimpul
dengan
menggunakan berbagai macam benang. Kerajinan tekstil yang berbahan aneka tali yang juga dikenal dengan istilah macrame merupakan seni kerajinan memanfaatkan karakter tali untuk kemudian dengan teknik simpul dan anyam dibentuk menjadi benda hias maupun pakai. Banyak orang menganggap tali hanya berfungsi sebagai benda fungsional yang erat, kaitannya dengan aktivitas seharihari, mulai dari pengikat barang agar rapi dan kuat sampai untuk berolahraga. Melalui sentuhan kreatif, tali yang dianggap sebagai benda sederhana, bisa dibuat menjadi aneka kreasi yang sangat menakjubkan. (Saraswati, 1986 : 3). commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam macrame, kebanyakan dikerjakan hanya dengan tangan. Pada saat menganyam terdapat dua Jenis tali dilihat dari tali yang dikerjakan. Sebenarnya macrame hanya terdiri dari 2 simpul dasar yaitu simpul pipih dan simpul tali bedil namun seiring dengan berkembangnya kreasi makrame muncullah simpul-simpul seperti berikut : 1). Simpul Pembuka (Permulaan) Terdiri dari berbagai macam simpul, yaitu: Simpul Jangkar, Simpul Pangkal, Simpul Baling-baling, Laso (Ganda), Simpul tiang. 2). Simpul Inti (Pembentuk benda) Terdiri dari berbagai macam simpul, yaitu: Spiral (Kordon/tali bedil), spiral ganda (kordon/tali bedil), Spiral pipih, Simpul pipih : untuk membentuk lembaran anyaman tali, Simpul Jangkar, Simpul pangkal : untuk membentuk garis-garis atau bidang variasi. Merupakan Simpul kordon/tali bedil yang hanya terdiri dari 2 simpul, Simpul Wampan merupakan pengembangan simpul pangkal dan kordon yang membenntuk pola belah ketupat bersusun, Simpul Cavandoli (ditemukan oleh Valentina Cavandoli dari Turijn) merupakan penegembangan simbul kordon dan pangkal yang membentuk motif tertentu dengan kombinasi minimal dua warna, Laso ganda : variasi isian / bisa diganti manik-manik dan berbagai simpul dekorasi unik misal : bola, kancing cina, dll 3). Simpul Penutup (Finishing) Terdiri dari berbagai macam simpul, yaitu: Simpul pipih, Laso / tali mati, dan simpul tiang. (Saraswati, 1986: 5-6).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
b. Tapestry Seni tapestry ditemukan di Nusantara sejak tahun 2500 SM. Di Indonesia, tapestry sama dengan seni tenun atau seni anyaman. Tapestry dahulu digunakan untuk membuat atau menghias perkakas atau perabot rumah tangga seperti gorden, karpet, dan hiasan dinding. Tapesty merupakan sebuah istilah baru bagi seni tenun kontemporer yang bahannya bisa dibuat dari berbagai serat, baik yang diolah secara kimiawi, maupun yang masih murni seperti: serat kayu, bambu, dan sabut kelapa yang sudah dilembutkan dan diolah sedemikian rupa. Serat-serat ini kemudian dianyam dan dijalin pada sebuah bidang yang merentangkan benang agar bisa men menyusun pola-pola menarik. Tapestry merupakan desain hasil karya tekstil struktur, karena proses pewarnaan dan pembentukan motif dikerjakan secara langsung pada saat proses menenun. Tapestry bisa digolongkan k edalam teknik tenun, dimana tapestry juga punya benang lusi (benang vertical pada kain) dan benang pakan (benang horizontal pada kain). Beda tenun dan tapestry; pada tapestry benang lusi hanya sebagai alat bantu, bukan pembentuk utama pada kain, sedangkan benang pakannya, menjadi bentuk utama pada karya tapestry. Pada tenun, lusi dan pakan merupakan satu kesatuan utuh pembentuk kain, keduanya seimbang. Model tapestry pada kanvas yang sangat terkenal adalah Ixiyeux tapestry. (Herni Kusantati, dkk, 2008: 2). Tapestry memiliki fungsi, diantaranya sebagai : tas, permadani, keset, tempat pensil, hiasan dinding, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan tapestry dapat menggunakan berbagai motif batik seperti : kawung, parang rusak dan ceplokan yang digabung menjadi satu. Bisa juga dikombinasikan dengan kain to user polos yang serasi. Tapestry tidak commit hanya diaplikasikan dengan bahan batik, bahan
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lain juga bisa seperti kain-kain tradisional antik ataupun kain kontemporer yang biasanya ditempatkan di dinding ruangan, sehingga membentuk semacam lukisan indah. (Herni Kusantati, dkk, 2008: 5).
c. Kolase Menurut M. Saleh Kasim (1981:10) kolase adalah menggambar dengan teknik tempelan. Menurut Muharam E. (1992:84) menyatakan bahwa kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu yang ditempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar. Menurut Budiono MA (2005:15) mengartikan kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Menurut Sunaryo A. (2002:8-9) menyatakan keterampilan
kolase merupakan aktivitas yang penting dan
kompleks. Menurut Susanto M. (2002:63) menyatakan bahwa kata kolase yang dalam bahasa ingrris “collage” berasal dari kata “coller” dalam bahasa perancis yang berarti “merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi seperti cat, kertas, kain, kaca, logam, kulit telur dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya. Arti kata kolase dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah ditentukan. (Herni Kusantati, dkk, 2008: 68).
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id C. Fokus Permasalahan
Bagaimana memanfaatkan serat alam dalam perancangan partisi dan tirai? Fokus permasalahan dalam perancangan ini ditekankan pada teknik tekstil yaitu teknik tapestry, makram, dan kolase dengan menggunakan serat alam, yaitu serat nanas, serat agel dan serat jomok.
commit to user