1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat di abad ke-21 ini. Teknologi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam mempermudah setiap pekerjaan manusia. Salah satunya dalam hal komunikasi. Mudahnya setiap orang untuk berkomunikasi saat dimana pun dan kapanpun membawa dampak besar bagi kehidupan. Kehadiran internet membuka jalan media baru untuk hadir ditengah masyarakat yang memberikan layanan kemudahan dalam berinteraksi serta berkomunikasi dengan sesama pengguna membawa pengaruh besar dan kemudian membentuk budaya baru dalam berkomunikasi. Dalam konteks komunikasi, media merupakan alat atau sarana yang dipergunakan untuk berkomunikasi, menyampaikan dan menerima pesan. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia media dimunculkan dengan hadirnya sebuah media baru (new media). Banyak perubahan yang ditimbulkan oleh media baru, perkembangan yang ditimbulkan sangat cepat sehingga menciptakan sebuah budaya populer. Salah satu efek dari media baru adalah munculnya media sosial seperti situs jejaring sosial yang banyak digunakan masyarakat sedunia saat ini. Media sosial ini merupakan suatu alat komunikasi online yang menjadi bagian penting dari membangun, menjalin atau memantapkan suatu 1
2
hubungan interpersonal. Jenis-jenis media ini memungkinkan orang bisa berbicara, berpartisipasi, berbagi dan menciptakan jejaring secara online. Karena selain media ini mudah digunakan, media baru ini juga dapat memberikan semua informasi yang kita butuhkan. Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, koran pagi, majalah, televisi, dan yang paling penting di era saat ini yaitu meninggalkan gadget atau smartphone yang merupakan media paling mudah dan nyaman untuk digunakan. Karena begitu, banyak orang yang telah terbiasa dengan adanya komunikasi massa, penilaian atas arti pentingnya pun tidak terlalu tepat. Banyak yang tidak menyadari bahwa media sesungguhnya mempengaruhi pandangan dan tindakannya. Berbicara mengenai media baru saat ini tidak akan lepas dari internet, saat ini internet menjadi kebutuhan manusia dalam mengkonsumsi media. Mulai dari mencari informasi, hiburan, hingga bersosialisasi. Berkat kemudahan dalam mengakses internet menjadikan social media user semakin menjamur. Bahkan media sosial menjadi salah satu lifestyle trending. Popularitas penggunaan media sosial di kalangan generasi abad ini tidak terlepas dari fungsinya yang mampu menjadi sarana presentasi diri guna mendukung eksistensi pribadi sebagai manusia. Dengan merebaknya pengguna media sosial, kini media sosial hadir dalam smartphone, yang dulunya hanya ada facebook dan twitter kini penggguna media sosial dikenalkan dengan media sosial instagram yang
3
didirikan pada tahun 2010. Instagram merupakan sosial media baru yang hadir di ranah jejaring sosial yang meraih popularitas sangat tinggi hingga kini menjadi sangat terkenal di kalangan anak muda hingga dewasa. Instagram merupakan sebuah aplikasi atau jejaring sosial yang berfungsi untuk berbagi foto atau mengunggah dan mempublikasikan foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Instagram ditemukan oleh “Kevin Systrom dan Mike Krieger” dari Amerika Serikat. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi
bentuk
persegi,
sehingga
terlihat
seperti
hasil
kamera
Kodak Instamatic dan polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak. Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 7.0 atau yang terbaru, telepon genggam Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas, dan Windows Phone 8. Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple App Store dan Google Play (Jubilee, 2012 : 3). Instagram berasal dari pengertian keseluruhan fungsi aplikasi ini yaitu, Kata "insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan". Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram" yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sesuai dengan pengertian di atas, maka fungsi daripada instagram yaitu dapat
4
mengunggah foto dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat oleh penggunanya. Dengan tampilannya yang seperti uraian di atas, tak heran jika banyak masyarakat yang tertarik sehingga menggunakan media sosial online instagram. Masyarakat yang mengikuti dan menggunakan media sosial tersebut menunjukkan berbagai aktivitas kesehariannya dengan mengabadikan dan mengunggahnya ke media sosial instagram. Melalui gaya foto dan captionnya lah yang nantinya akan dapat menunjukkan karakter dari pengguna dan juga bagaimana seseorang menggambarkan sosok atau jari diri yang diinginkannya. Citra diri merupakan pandangan yang kita buat tentang diri kita sendiri. Artinya gambaran umum tentang diri kita. Seperti kumpulan foto dalam berbagai situasi saat bersama orang lain maupun sendiri, pada waktu dahulu ataupun sekarang. Citra diri juga merupakan kesimpulan dari pandangan kita dalam berbagai peran. Menururt G. Sach dalam Ardianto dan Soemirat (2012 : 171) citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap – sikap terhadap kita yang mempunyai kelompok – kelompok yang berbeda. Sedangkan menurut Katz dalam Ardianto dan Soemirat (2012 : 113), citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas. Media sosial memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menjadi pembuat pesan tanpa melihat latar belakang budaya, usia, status sosial, bahkan gender. Tidak mengherankan jika media sosial sangat
5
digandrungi oleh kalangan remaja ataupun dewasa. Karena selain dengan kecanggihannya instagram dapat membantu kepada pengguna untuk menampilkan citra dirinya baik dari segi positif maupun negatif. Pemilik profil atau pengguna di media sosial secara aktif menggunakan profilnya sebagai ajang mengekspresikan diri. Seperti halnya salah satu seorang artis Syahrini dalam akun instagramnya @princessyahrini yang selalu mengekspresikan dirinya dengan mengunggah foto atau video dengan berbagai macam pose yang centil, penuh dengan keheboan dan sebagainya membuat publik memberikan image bahwa Syahrini merupakan artis yang penuh sensasi. Selain itu, artis pendatang baru Ria Yunita yang kerap disapa dengan Ria Ricis atau saudara dari artis populer yakni Oky Setiana Dewi dengan akunnya @riaricis1795 yang sering mengunggah foto, video dan meme-meme kreatif yang menghibur dan mengandung nilai-nilai dakwah, mampu memberikan motivasi terhadap pengguna lainnya terutama yakni kalangan remaja, sehingga publik mampu memberikan image bahwa Ria merupakan artis yang kocak dan memahami nilai-nilai islam. Dengan berkembangnya teknologi saat ini, tentu masyarakat tidak ingin ketinggalan, apalagi kalangan mahasiswa yang berpendidikan tinggi dan mempunyai ilmu yang lebih luas. Mahasiswa IAIN Surakarta yaitu mahasiswa yang berlatarbelakang islam, merekapun tidak kalah saing dengan mahasiswamahasiswa lainnya yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi favorit
6
atau mahal, terbukti dengan hampir seluruh mahasiswa IAIN Surakarta juga mempunyai dan menggunakan media sosial, seperti salah satunya yaitu media sosial instagram. Berdasarkan uraian di atas yang menjelaskan bahwa akun instagram mampu memberikan citra pada dirinya. Karena itu hal inilah yang melatarbelakangi peneliti memilih mahasiswi terutama mahasiswi IAIN Surakarta sebagai objek dalam penelitian. Karena mahasiswi IAIN Surakarta adalah mahasiswi yang berbeda gaya, meskipun sama yaitu mahasiswi yang berlatar belakang islam namun mempunyai gaya yang berbeda-beda yang dimana akan menampilkan citra diri dalam lingkungannya. Atas dasar itulah, peneliti ingin mengetahui bagaimana pencitraan diri mahasiswi IAIN Surakarta sebagai pengguna instagram dalam jejaring media sosial tersebut. Sesuai dengan pertanyaan tersebut, maka peneliti memilih judul penelitian ini yaitu “Citra Diri Perempuan dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Mahasiswi IAIN Surakarta sebagai Pengguna Instagram)”.
7
B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi dari masalah yaitu : 1. Media dapat mempengaruhi pandangan dan tindakannya. 2. Instagram dapat menampilkan citra diri baik segi positif maupun negatif. 3. Instagram dapat memberikan citra pada pengguna. 4. Kemunculan instagram mempunyai dampak besar terhadap citra mahasiswi IAIN Surakarta.
C. PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah merupakan fokus dari suatu penelitian, agar penelitian ini tidak terlalu meluas maka penelitianini dibatasi pada citra mahasiswi IAIN Surakarta dalam media sosial instagram.
D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah “Bagaimana citra diri mahasiswi IAIN Surakarta sebagai pengguna media sosial instagram”.
8
E. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami citra diri mahasiswi IAIN Surakarta yang ditunjukkan dalam aktivitas sosial media Instagram.
F. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di kalangan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Surakarta. 2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kepada pengguna Instagram tentang macam – macam cara orang membentuk citra dirinya dalam sosial media Instagram.
9
BAB II LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI 1. New Media a. Pengertian New Media New media muncul dari inovasi-inovasi media lama yang kurang relevan lagi dengan perkembangan teknologi di masa sekarang. Apa yang disebut media lama seperti televisi, film, majalah, buku, bukan serta merta mati begitu saja melainkan berproses dan beradaptasi dalam media baru. Saat ini jika kita mengambil contoh film, memang film bukan lagi merupakan media baru akan tetapi film mengalami transformasi muncul dalam bentuk baru dalam media penyimpanan atau storage. Kalau dulu film disimpan dalam bentuk rol-rol filmyang banyak memakan tempat, tapi ssekarang film dapat disimpan dalam format disc atau 3gp dan sebagainya. Bentuk penyimpanan baru it disebut “dense” atau informasi yang sangat banyak atau besar disimpan dalam ruang yang sangat kecl secara fisik. Menurut Terry Flew dalam Hastjarjo (2011 : 5) new media merupakan media yang ditekankan pada form dan format isi media yang dikombinasi dan kesatuan data baik teks, suara maupun gambar dalam format digital. 9
10
b. Karakteristik New Media Menurut Martin Lister dalam Hastjarjo (2011 : 7) karakteristik new media adalah sebagai berkut : 1) Merupakan bentuk pengalaman baru dalam teks, hiburan, kesenangan dan pola dalam konsumsi media 2) Merupakan cara baru dalam merepresentasikan dunia seperti dalam halnya interaktif media 3) Merupakan bentuk
hubungan baru antara pengguna dengan
konsumen dan teknologi media 4) Merupakan bentuk pengalaman baru dari identitas diri maupun komunitas dalam berinteraksi baik dalam waktu, ruang, dan tempat 5) Merupakan bentuk konsep baru dari hubungan manusia secara biologis dengan teknologi media 6) Merupakan pola baru dalam organisasi dan produksi, sebuah integrasi dalam media seperti budaya, industri, ekonomi, akses informasi, kepemilikan, control dan undang-undang. Dalam fungsinya new media mencakup semua fungsi komunikasi massa,
dengan
fungsi
utamanya
sebagai
surveillance,
yaitu
memberikan informasi kepada khalayak. Khalayak media massa sendiri memiliki sifat dan karakteristik, yakni khalayak massa terdiri dari jumlah yang besar, ada di berbagai tempat, tidak interaktif kecuali dengan bentuan komunikasi telefon.
11
Dengan karaktersitik serta fungsi yang telah dipaparkan di atas, new media turut memberikan banyak pengaruh di berbagai bidang, diantaranya sebagai berikut : a) Individu, seorang individu akan memiliki identitas pribadi di dalam dunia internet. Seperti yang dikatakan Giles (Hastjarjo, 2011 : 23) setiap orang memiliki akes pribadi yang direpresentasikan di sini kepada keyboard. Kemudian dengan apa yang disebut sebagai identitas log-on atau sering disebut dengan identitas dunia maya yang menjadikan individu masuk dalam bentuk baru dari kehidupan sosial yaitu social media. b) Ekonomi, new media juga menunjang perkembangan ekonomi dalam bentuk e-comerce atau komersial elektronik atau juga sering disebut sebagai toko online. c) Perubahan sosio cultural, dalam system komunikasi dan interaksi satu sama lain, baik dari
komunikasi interpersonal hingga
komunikasi dalam new media, semuanya bergabung dalam satu wadah yaitu internet. 2. Internet (Online) a. Pengertian Internet Internet sendiri merupakan singkatan dari Interconnected Network, berupa sebuah sistem komunikasi yang menghubungkan jaringan-jaringan di seluruh dunia. Istilah internet pada mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena mereka memerlukan kata
12
yang dapaat menggambarkan jaringan – jaringan dari jaringan – jaringan yang saling terkoneksi yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan computer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil – mil kabel dan saluran telepon. Menurut Budi Sutejo Dharma Oetomo (2002 : 52) menjelaskan bahwa Internet adalah sebuah jaringan computer yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia. Maka dalam hal ini internet dapat dirumuskan sebagai “a large collection of computer in networks that tied together so that many users can share their vast resources”. Tampaklah bahwa pengertian internet tidak hanya terbatas pada aspek perangkat keras berupa seperangkat computer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Dengan kemampuannya dapat dikatakan bahwa suatu jaringan yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh dunia. b. Sejarah Internet Lahirnya internet ini dimulai pada sekitar tahun 1960-an sebagai suatu proyek dari Department of Devence Amerika Serikat dan diberi nama ARPANET. Mereka membuat suatu spesifikasi jaringan computer yang tahan banting sehingga jaringan ini harus tetap bisa bekerja bila salah satu baginya hancur atau rusak. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran Amerika Serikat akan serangan yang mungkin akan dialaminya sehingga membuat komunikasi menjadi lumpuh. Lembaga
13
ini juga meneliti dan mengembangkan konsep jaringan sehingga kegiatan transfer data menjadi lebih efesien (MADCOMS, 2010 : 26). Pada awalnya jaringan komputer hanya untuk kegiatan militer yaitu pengembangan senjata nuklir, namun akhirnya internet berkembang ke bidang pendidikan yang dirasa penting untuk mempelajari dan mengembangkan jaringan komputer tersebut. Pada akhir tahun 1970, internet sudah banyak digunakan di berbagai Universitas di Amerika Serikat dan berkembang hingga sekarang (MADCOMS, 2010 : 26) . Tahun 1972, Roy Tomlison menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga lagsung menjadi popular. Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai lambang “at” atau “pada”. Email atau yang disebut dengan Electronic Mail, adalah sebuah layanan untuk pengiriman surat elektronik, untuk mengrim email kita harus memiliki mailbox. Untuk membuat mailbox harus melalui website
tertentu
yang
menyediakan
layanan
tersebut
seperti
Yahoo.com, Gmail.com, telkomnet.com, dan lain – lain (MADCOMS, 2010 : 27) . Pada tahun 1981 France Telecom mencipatakan gebrakan dengan meluncurkan telepon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link. Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dari itu,
14
dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982, dibentuk Tranmission Control protocol atau TCP dan Internet Protocol (IP) yang kita kenal semua. Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan system nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS (Domain Name System). Pada yahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual shopping atau re-tail muncul di internet, dan dunia langsung berubah, dan pada tahun yang sama juga Yahoo! Didirikan sekaligus kelahiran Netscape Navigator (MADCOMS, 2010 : 27). c. System Kerja Internet Internet yang dilahirkan untuk menjawab kebutuhan manusia akan komunikasi tersebut kini dapat benar – benar dirasakan fungsinya dengan beragam kemasan yang berbeda seperti email untuk surat menyurat, browsing untuk mendapatkan informasi dan sebagainya. Pada dasarnya semua informasi dan juga layanan diolah dan disimpan pada sebuah komputer khusus yang lebih dikenal dengan nama server. Komputer sever tersebut tersambung dengan internet secara realtime (terus menerus atau non-stop) sehingga para pengguna internet di seluruh dunia dapat mengakses informasi (browsing) ataupun menggunakan layanan (Mailing, Chatting, Blogging, dan sebagainya) yang terdapat di dalam computer tersebut (MADCOMS, 2010 : 30).
15
d. Manfaat Internet Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh seseorang mempunyai akses ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet : 1) Menurut Mulyadi.com adalah : a) Informasi untuk kehidupan pribadi, kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, sosial, dan rohani. b) Informasi untuk kehidupan professional atau pekerja, teknologi perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, berbagai forum komunikasi. 2) Menurut cyber.com, denga berinternet kita dapat : a) Berkomunikasi koresponden atau surat menyurat dengan menggunakan email. b) Memperoleh informasi dengan menerusi World Wide Web (WWW). c) Memindahkan file dengan menerusi File Transfer protocol (FTP). d) Akses dan kontrol komputer jarak jauh (remote login) menerusi Telnet. e) Berkomunikasi online atau langsung seperti sms di handphone hanya di sini bedanya kita dapat bercakap langsung
dengan
beberapa
orang
sekaligus
menggunakan Internet Relay Chat (IRC).
dengan
16
Internet sebagai media online sebagaimana dijelaskan, kelebihan informasi digital adalah komperesi, portabilitas, dan kemudahan mengedit dan transfer ke
media elektronik lain.
Kelebihan ini dimanfaatkan secara optimal oleh teknologi internet dibandingkan teknologi lain. Suatu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi atau eksekutif, ideologi atau faktor lain yang menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa
mengenal batas jarak dan
waktu. e. Kelemahan Internet Tidak berbeda dengan semua hal yang diciptakan di dunia ini secara berpasangan, sisi baik dari perkembangan teknologi internet juga terdapat sisi buruk. Hal yang paling nyata dan merusak moral adalah item – item asusila (yang tak bermoral) dari beragam tinjauan dengan mudah dapat diakses di jaringan internet. Sementara pengguna terbanyak dari fasislitas ini adalah remaja yang masih pada tahap pertumbuhan dan peccarian identitas diri. Bukanlah menjadi hal yang aneh, jika dalam masyarakat ditemukan banyak kasus kerusakan moral dan tindak pidana lainnya yang dilakoni oleh remaja. Beberapa bahkan
17
melakukan tindak kekerasan pada rekan sebayanya dengan inspirasi yang didapatkan dari game online yang menceritakan vandalism. Kelemahan lain dari pengaruh internet adalah dengan adanya situs-situs
pornografi
dan
pornoaksi,
sehingga
mengakibatkan
produktifitas belajar para pengguna internet khususnya kalangan remaja dan siswa menjadi menurun, malas dan hanya mengembangkan khayalan pikiran yang tidak bermanfaat.
3. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Berdasarkan perangkat yang digunakan media sosial yaitu teknologi komunikasi terutama internet maka media sosial termasuk ke dalam kategori new media. Media sosial turut menyebabkan perubahan pada media massa. Hal ini dapat dilihat dari esensi isi pesan media sosial yang bersifat personal dan privat berada pada media global. (Hedi, 2011 : 44) Menurut Prahastiwi Utari (2011 : 49) media sosial adalah sebuah media online dimana para pengguna dapat dengan mudah
18
berpartisipasi, berbagi informasi, mencipatakan konten isi yang ingin disampaikan kepada orang lain, memberi komentar terhadap masukan yang diterima dan seterusnya. Sedangkan menurut pendapat Wibur Schramm (Fajar, 2011 : 201 – 201) bahwa situasi atau perkembangan media di dunia sangat mergantung kepada evolusi dari kebutuhan antar generasi. Ada empat generasi yang telah berjalan sejauh ini, dan sekarang dunia sedang mengalami era generasi keempat yang ditandai dengan ditemukannya komputer dan jaringan internet. Media pada generasi ini berevolusi menjadi media sosial, tetapi keberadaannya sangat berbeda dengan media generasi sebelumnya. Media sosial menjadikan pola komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa menjadi terpangkas. Media sosial sudah barang tentu tidak sama dengan interaksi tatap muka, namun media sosial memberikan bentuk – bentuk baru dalam interaksi yang membawa orang kembali ke dalam kontak pribadi dalam cara – cara yang tidak dapat dilakukan. b. Karakteristik Media Sosial Secara umum karakteristik media sosial tidak terlepas dari karakteritik new media yang merupakan wadah dimana media sosial berkembang. Terry Flew dalam Poundra Swasty (2011 : 40), mengemukakan bahwa karaktersitik media baru sangat dipengaruhi oleh aspek – aspek yang ada di dalamnya.
19
Secara khusus, sesuai namanya media sosial memiliki fungsi untuk mendukung interaksi sosial penggunaanya. Dalam konteks ini, media
sosial
bisa
digunakan
untuk
mempertahankan
dan
mengembangkan relasi atau interaksi sosial yang sudah ada dan bisa digunakan untuk mendapatkan teman – teman baru. Menurut Melisa dan Anis (2011 : 146 – 152), media sosial memiliki karaktersitik interaksi media yang berbeda dengan interaksi media lain, yaitu : 1) Karakteristik ruang dan waktu : dalam media sosial, interaksi yang dihadirkan merupakan interaksi termediasi dan interaksi termediasi semu. Interaksi ini memiliki pembedaan konteks dan bisa dilakukan pada ruang dan waktu yang lebih luas. 2) Ragam syarat symbolis : pada mediakonvensional, isyarat simbolis dipertukarkan dalam interaksi tatapmuka banyak yang tidak tertangkap. Namun dengan kemunculan media sosial, simbolsimbol tebal yang terkadang sulit dimengerti bisa tergantikan. Dalam media sosial muncul emoticons atau icon wajah yang menggambarkan ekspresi tertentu. 3) Sasaran komunikasi : media sosial memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk mengontrol sasaran komunikasinya melalui settingan privacy. Pengguna dapat memilih siapa saja yang bisa melihat informasi tertentu dalam profilnya, siapa saja yang bisa
20
mengomentari statusnya, bahkan siapa saja yang boleh melihat foto-foto yang diunggahnya. 4) Dialogis atau monologis : secara umum, sebagian besar aktifitas di instagram bersifat dialogis karena setiap kegiatan yang dilakukan bisa dikomentari atau diberi emotion love. Namun hal ini bisa dibuat monolog dengan meningkatkan settingan privacynya sehingga ganya si pemilik akun yang dapat membaca dan melihat. c. Jejaring Sosial Jejaring sosial seperti dijelaskan Boyd dan Ellison, “a social network can be defined as a web based service that allows an individual to create a personal profile with information abaout theselves and their interest within a constrained system” (Boys and Ellison, dalam Rahman Zainuddin, 2006 : 211). Jejaring sosial mampu mengabil alih dunia online ketimbang situs – situs lainnya. Situs
ini dibuat secara spesifik untuk
menghubungkan individu dengan koneksi yang ada atau menyatukan orang
asing berdasarkan jenis ketertarikan yang sama, termasuk
pandangan politik, hobi dan lokasi. Meskipun istilah jejaring sosial dan media sosial sering tertukar, mereka memiliki arti yang berbeda. Jejaring sosial ini menawarkan ruang yang mampu menghubungkan individu atau teman sejenis, dan dapat tersaji sebagai “mikroblog” dimana pengguna membagi informasi melalui update status, foto, tombol emoticon, dan lain – lainnya, media sosial mencakup dan
21
merujuk pada media tambahan yang memiliki dua kapabilitas, sebagai blog dan majalah digital. d. Pengertian Instagram Dewasa ini, instagram merupakan salah satu media sosial populer di dunia, termasuk Indonesia yang memiliki berjuta anggota dari beragam tipe akun media sosial. Awal kehadiran Instagram dirintis sebagai aplikasi berbasis iOS, yang kemudian justru dipopulerkan dan dibesarkan namanya oleh para pengguna Android. Saking populernya Instagram sebagai sebuah media sosial, banyak orang yang tak tahu arti sebenarnya dari pemakaian kata tersebut. Disusun dari dua kata, yaitu “Insta” dan “Gram”. Arti dari kata pertama diambil dari istilah “Instan” atau serba cepat atau mudah. Namun dalam sejarah penggunaan kamera foto, istilah “Instan” merupakan sebutan lain dari kamera Polaroid. Yaitu jenis kamera yang bisa langsung mencetak foto beberapa saat setelah membidik objek. Sedangkan kata “Gram” diambil dari “Telegram” yang maknanya dikaitkan sebagai media pengirim informasi yang sangat cepat. (Jubilee Enterprise, 2012 : 3). Dari penggunaan dua kata tersebut, kita jadi semakin memahami arti dan fungsi sebenarnya dari Instagram. Yaitu sebagai media untuk membuat foto dan mengirimkannya dalam waktu yang sangat cepat. Tujuan tersebut sangat dimungkinkan oleh teknologi internet yang menjadi basis aktivitas dari media sosial ini.
22
Gambar 1. Logo Media Sosial Instagram
Kecenderungan orang yang latah dalam menggunakan media sosial ialah asal membuat akun namun memperlakukannya sama seperti kebanyakan media sosial lain. Jadi, misalnya ia sudah terbiasa bermain Facebook, maka ia secara tak sadar menggunakan media lain seperti Instagram dengan kebiasaan serupa. Kalau persoalannya adalah media sosial sebagai alat narsis, hampir setiap orang, baik sadar maupun tak sadar berulang kali mempraktikkannya. Justru dengan sejumlah keistimewaan yang telah disediakan oleh aplikasi seperti Instagram itulah, setiap pengguna bisa memanfaatkannya untuk tujuan tertentu. e. Kelebihan Instagram Instagram merupakan media sosial yang banyak diminati banyak oleh para pengguna saat ini, karena selain cara penggunaannya
23
instan dan mudah istagram juga menampilkan banyak kelebihan. Menurut Jubilee (2012 : 8) kelebihan instagram seperti : 1) Tidak Berbayar Untuk menggunakan instagram, tidak perlu membayar hanya cukup mendownload atau dapat juga membuka situsnya. 2) Banyak Digunakan Seperti yang telah dipaparkan sejak dikeluarkan pada tahun 2012, pengguna instagram di Indonesia semakin banyak hingga saat ini. 3) Mudah Digunakan Kemudahan yang ditawarkan instagram menjadikannya media
yang
cepat
menarik
minat
masyarakat
untuk
menggunakannya. Memposting foto atau video, memfollow, mengomentari, memberi like hingga searching sesuai hastag pun dapat dilakukan dengan sagat mudah. 4) Promosi yang Mudah Dengan menggunakan instaggram dapat melakukan berbagai cara promosi dengan sangat mudah. Misalnya dengan menggunakan hastag, menggunakan jasa edrosement, atau juga metode paid promote. 5) Koneksi Dengan Sosial media Lain
24
Kelebihan instagram yang memberikan koneksi dengan beberapa sosial media lain, membuat kemudahan tersendiri karena tidak perlu berulang – ulang untuk memposting ke media lain. f. Kelemahan Intagram Dari kelebihan yang telah diuraikan di atas, instagram juga mempunyai kelemahan, yaitu : 1. Harus Update Secara berkala Hampir sama seperti twitter, instagram meiliki timeline yang juga berjalan
sangat cepat. Hal
ini membuat para
penggunanya harus sesering mugkin melakukan posting foto. 2. Spamming Kemudahan
yang
diberikan
instagram
dalam
hal
berinteraksi, membuat sosial media ini sangat rawan terkena spamm. Namun, para pengguna dapat menanganinya dengan memberlakukan private pada akun pengguna. 3. Persaingan yang Ketat Karena pengguna instagram saat ini semakin banyak, maka bisa jadi banyak pesaing – pesaing yang posting fotonya lebih bergaya dan bagus. (Jubilee, 2012 : 13).
25
4. Citra Diri a. Pengertian Citra Diri Citra diri merupakan serangkaian pengetahuan, perasaan dan penilaian yang diorganisasikan dalam sistem kognisi manusia atau pengetahuan pribadi yang sangat diyakini kebenarannya. Menurut Rahmat dalam Ardianto (2015 : 28), citra adalah peta kita tentang dunia. Tanpa citra kita akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah gambaran tentang realita namun tidak harus selalu sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut presepsi kita. Citra diri adalah sikap seseorang terhadap hubungan secara sadar mencakup presepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan dan potensi yang secara berkesinambungan mencakup masa lalu dan saat ini dimodifikasi dengan presepsi dan pengalaman yang baru (Jalaludin Rahmat, 2015 : 51). Dari penjelasan diatas maka dapat dsimpulkan bahwa citra merupakan gambaran umum tentang diri kita pandangan kita tentang watak kepribadian yang kita rasa, persepsi atau gambaran mengenai sesuatu yang ada dalam pikiran orang lain untuk menentukan sikap dirinya terhadap diri sendiri maupun orang lain. b. Pembentukan Citra Diri Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau
26
kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon dalam Rahmat menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak akan teori sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar
kognitif.
Efek
kognitif
dari
komunikasi
sangat
mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk dari pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Menurut Ardianto dan Soemirat (2012 : 116) terbentuknya citra diri terdiri dari empat aspek yaitu : 1) Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya. 2) Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasiinformasi
yang
cukup,
sehingga
dapat
mempengaruhi
perkembangan kognisinya. 3) Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
27
4) Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra seseorang di masyarakat. c. Jenis – jenis Citra Diri Menurut Frank Jefkins dalam Ardianto dan Soemirat (2015 : 117) jenis – jenis citra diri adalah, sebagai berikut : 1) Mirror Image (cerminan citra) yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen
terhadap
publik
eksternal
dalam
melihat
perusahaannya. 2) The Current Image (citra yang masih hangat) yaitu citra yang terdapat pada publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman dan pemahaman publik eksternal, dan biasanya citra ini bertentangan dengan mirror image. 3) The Wish Image (citra yang diinginkan) yaitu sesuatu yang menginginkan pencapaian prestasi tertentu. 4) The Multiple Image (citra yang berlapis) yaitu individu tertetu yang dapat membentuk citra tertentu namun belum tentu sesuai dengan keseragaman citra sesuai perusahaan atau organisasi.
28
d. Media Citra Diri Terdapat berbagai karakteristik yang menjadi konteks media baru. Gane dan Beer (Ruslan, 2005 : 71) mengulas tentang salah satau karakteristik dari media baru, yakni archive atau penyimanan arsip. Archive dalam media baru harus dipahami dalam kerangka teknologi komunikasi yang mengubah cara dalam menghasilkan, mengakses, hingga menaruh informasi itu sendiri. Istilah ini berbeda dengan arsip yang selama ini dipahami sebagai sebuah kumpulan dokumen yang memuat informasi tertentu, disimpan di sebuah tempat, bisa memuat foto, film maupun suara. Arsip yang dimaksud tidak sekedar dipandang sebagai dokumen resmi tertentu semata yang disimpan, melainkan internet dengan jaringan, distribusi informasi, dan mediasi antara manusia – mesin menjadi tempat penyimpanan data, yang kebanyakan memuat citra diri. Penelitian kekinian terhadap komunikasi semestinya sudah merambah pada perkembangan teknologi komunikasi yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan fokusnya tidak hanya kepada pesan atau konten semata. Holmes (2005 : 2), melihat bahwa pada kenyataan setiap hari individu selalu bersentuhan dengan teknologi dan saat ini hidup kita dalam masyarakat informasi. Hubungan secara fisik atau interface antar individu di era media baru ini tidak lagi mendominasi, melainkan telah diwakili oleh perangkat teknologi komunikasi. Bahkan dalam perkembangan dunia
29
maya saat ini, kehairan individu sebagai objek bisa diwakili dengan animasi sesuai dengan keinginan individu tersebut. Di dalam internet siapapun bisa menjadi siaa atau apa saja yang diinginkannya, itulah pencitraan diriya secara virtual.
5. Perempuan a. Pengertian Perempuan Perempuan secara etimologis berasal dari kata empu yang berarti “tuan”, orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang paling besar. Namun dalam bukunya Zaitunah Subhan (2015 : 1) perempuan berasal dari kata empu yang artinya dihargai. Istilah “perempuan” dari sudut pandang
irri
dilawankan dengan istilah
“laki-laki,” “ irri ” dilawankan dengan “putra,” dan “perempuan” merupakan lawan jenis “laki-laki.” Secara fisik perempuan pada dasarnya bukan sekedar tubuh yang berbeda dengan laki-laki. Secara biologis perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan yang dapat ditengarai melalui bentuk kelamin. Berdasarkan perbedaan tersebut, pernyataan bahwa kekuatan perempuan lain dengan laki-laki biasa diucapkan. Pada umumnya seorang laki-laki mementingkan pikiran dan kurang mengutamakan perasaan; sebaliknya perempuan lebih mementingkan intuisinya. Menurut Herbert Rittliger dalam Zaitunah Subhan (2015 : 1) perempuan memiliki daya tarik tersendiri. Tidak heran bila manusia
30
jenis kelamin perempuan ini menjadi sasaran favorit berbagai pihak dan profesi, baik fotografer, cameramen, pengiklanan, pemasaran dan lain sebagainya. Daya tarik perempuan tersebut memang sudah khas, unik, dan spesifik yang tidak bisa ditemui pada manusia berjenis kelamin laki – laki. Bahkan menurut Budi Sampurno (2015 : 2) tidak saja postur tubuh perempuan yang mendatangkan daya tarik, melainkan yaitu dari rambut sampai ujung kaki daya tarik perempuan bisa menarik perhatian, bahkan tidak hanya dengan lawan jenis itu sendiri melainkan juga bagi
irri
perempuan.
Perempuan telah menjadi ikon media massa. Tubuh perempuan juga dianggap barang seni (Idi Bubandy Ibrahim, 2001 : 78), sehingga ditampilkan dan dieksploitasi secara bebas. Keindahan dan kecantikan perempuan digambarkan dalam berbagai foto,lukisan, aneka patung, dan aneka karya sastra. Aneka gambar perempuan tersebut dipajang di banyak tempat, seperti : ruang tamu, galeri seni, kantor, salon, bahkan terkadang di depan bengkel jalanan. b. Karakteristik Perempuan Secara alamiah, fisik perempuan dapat dibedakan dengan fisik laki – laki secara jelas. Perempuan memiliki alat reproduksi (rahim) dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina dan mempunyai alat untuk menyusui. Ciri –
irri tersebut tidak
bisa ditukar maupun diganti karena merupakan ketentuan dari Tuhan kodrat ( Mansour fakih, 2001 : 8).
31
Umumnya perempuan direpresentasikan berwajah cantik, lembut dan indah. Oleh karena itu setiap keindahan pasti berhubungan dengan keperempuanan. Tidak hanya indah dari fisik saja melainkan perempuan juga mempuyai kebatinan yang lembut, ketika perempuan telah menjadi sosok ibu maka akan menampilkan sesuatu yang mampu menjadikan anak atau keturunannya menjadi juniornya. Mengenali karakteristik perempuan itu sangat penting. Ada beberapa pembahasan mengenai mengenali karakteristik perempuan, yaitu: 1) Keibuan Tipe karakter wanita yang keibuan adalah wanita yang pikirannya sudah dewasa. Wanita yang sudah mempunyai karakter keibuan
ini,
biasanya
dikarenakan
adanya
pengaruh
dari
keluarganya. 2) Mandiri Tipe kedua ini, adalah karakter wanita yang tergolong kuat. Karena wanita dengan tipe karakter seperti ini biasanya percaya pada diri sendiri, tidak mudah menangis atau tegar walaupun terkadang menangis di hati tetapi wajahnya tetap menampakkan bahwa tidak ada apa-apa dalam hidupnya.
32
3) Langsung Karakter wanita yang berkarakter langsung tidak suka sesuatu yang berbelit-belit, dan menginginkan menyelesaikan semua masalah tanpa bertele-tele. 4) Manja Manja juga termasuk karakteristik wanita juga. Biasanya wanita manja kebalikan dari karakter wanita langsung, wanita manja cenderung cerewet.
B. KERANGKA BERPIKIR Untuk mempermudah dalam penyelesaian penelitian ini akan dibutuhkan kerangka berpikir untuk membantu menyelesaikannya. Penelitian ini mengacu kepada proses citra diri yang dibuat oleh mahasiswi IAIN Surakarta di dalam media sosial Intagramnya. Pada dasarnya, setiap orang menginginkan citra yang sesuai dengan harapannya. Oleh karenanya, realitas tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, namun disaring melalui cara seseorang melihat sesuatu. Instagram dalam penelitian ini menjadi wadah pengguna dan profil menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, penciptaan citra diri dan interaksi. Peneliti akan meneliti bagaimana mahasiswi IAIN Surakarta melakukan pencitraan diri di dalam Instagramnya ditinjau dari kelima fitur yang ada dalam Instagram yaitu : fitur unggah foto, unggah video, menyukai, mention atau fitur lokasi, dan mengomentari foto dari akun orang lain. Citra diri
33
mereka didalam profil Instagram masing-masing akan dianalisis secara deskriptif kualitatif oleh peneliti. Analisis deskriptif kualitatif akan dilakukan dari segi presepsi dan sikap.
proses
input Pengguna Instagram
Penggunaan Instagram
Foto
Like, Komen, dan Mention
output Citra diri
Gambar 2. Kerangka Berpikir
C. KAJIAN PUSTAKA Penelitian mengenai media sosial instagram bukanlah hal yang baru, namun telah banyak dilakukan, dan referensi-referensi menengai medial sosial instagram juga tidak sedikit jumlahnya. Adapun penelitian berupa skripsi terdahulu diantaranya : Fitria Listy Suryani, 2015 mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret dengan judul penelitian “Instagram dan Fashion Remaja (Studi Kasus Peran Media Sosial Instagram Terhadap Trend Fashion Remaja dalam akun @ootdindo
34
Tahun 2014)” yang membahas tentang bagaimana dan apa saja peran media sosial instagram terhadap trend fashion remaja di akun @ootdindo. Kemudian hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa peran media sosial instagram @ootdindo terhadap trend fashion remaja antara lain adalah sebagai referensi remaja dalam mencari trend saat ini, media promosi akun-akun media sosial milik produk dan merek fashion, tempat update info terbaru seputar fashion dan membantu remaja meningatkan eksistensi diri di instagram. Selain itu Endzico Januar Tanasa, 2015 mahasiswa Universitas Sebelas Maret Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi denga judul penelitian “Studi Kualitatif Motif dan Kepuasan Penggnaan Foto Selfie dalam Akun Instagram” yang membahas tentang kepuasan terhadap pengguna instagram dalam mengunggah foto selfie. Pemahaman seseorang tentang foto selfie maka membuat orang memiliki motif hubungan personal, dengan melihat dari analisis level teks didapat kategori foto selfie yang menonjolkan wajah, tubuh, pakaian dan fashion, karakter, peran, dan hubungan terhadap lainnya. Kemudian, Irfan Fitriadi 2011 mahasiswa FISIP Universitas Sebelas Maret menyelesaikan skripsi dengan judul “Citra Diri Pengamen Pedesaan (Studi Deskriptif Kualitatif Pencitraan Diri Warga Miskin Dukuh Kalisari, Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali” yang membahas mengenai pencitraan diri melalui penilaian masyarakat terhadap
35
pengamen, serta imbas penilaian tersebut dalam usaha keluar dari lingkaran kemiskinan bagi pengamen Kalisari sebagai pengamen pedesaan. Adapaun hasil dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui motivasi menjadi pengamen yaitu karena himpitan perekonomian, dan pengaruh lingkungan baik dari internal (keluarga atau brokent home) dan eksternal (teman atau kenakalan remaja). Sedangkan peneliti memilih penelitian dengan judul “Citra diri Perempuan dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Mahasisiwi IAIN Surakarta sebagai Pengguna Media Sosial Instagram) yang menganalisis tentang citra diri mahasiswi IAIN Surakarta dalam kemuslimahannya, baik dalam segi berbusana, perilaku dan apa saja yang ditampilkan dalam media sosial instagramnya. Nantinya, yang akan menghasilkan penelitian yaitu bagaimana mahasisiwi IAIN Surakarta menampilkan perannya sebagai pengguna instagram melalui unggah foto, video, lokasi, dan lainnya. Sehingga dapat memberikan image yang diharapkan dalam media sosial instagram sebagai pengguna aktif.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang peneliti gunakan termasuk dalam kategori penelitian kualitatif. Yang berarti bahwa penelitian kualitatif berfokus pada mengemukakan gambaran atau pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala komunikasi terjadi (Pawito, 2007 : 35). Berdasarkan sifat realitas, metode kuailitatif mengandung presepsi subjektif bahwa realitas (komunikasi) bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dikontruksikan, dan holistik. Kebenaran realitas bersifat relatif (Mulyana, 2001 : 147). Kirk dan Miller (Moleong, 2004 : 9) menyebutkan, bahwa pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu penngetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang – orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. Metode deskriptif merupakan metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, Sehingga berkehendak mengadakan akumulasi data dasar. Tujuannya yaitu untuk menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab – sebab dari suatu gejala tertentu.
36
37
B. SETTING PENELITIAN Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian selama tiga bulan terhitung dari 02 September sampai dengan 02 Desember 2016. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Instagram, dikarenakan fokus pada penelitian ini adalah isi daripada yang ditampilkan berupa foto dan video mahasiswi IAIN Surakarta sebagai pengguna media sosial instagram.
C. OBJEK PENELITIAN Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswi IAIN Surakarta yang aktif menggunakan akun instagram miliknya, dan merupakan pengguna yang terdaftar dalam follower akun instagram peneliti. Dengan mengunggah foto ke dalam akun media sosial instagram dan melakukan tindakan pencitraan pada media sosial tersebut. Peneliti memilih 5 informan yang merupakan mahasiswi aktif IAIN Surakarta dan dianggap mampu memberikan data yang valid dan dapat dipercaya. Diantaranya seperti : Lintang Aulia dengan nama Instagramnya @lintang_au dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fara Dhila Media Irawan dengan nama akun @dhilairawan dari Fakultas Syariah, Dwi Shinta Wulandari dengan nama akun @shintadwi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, diah Ayu Utami dengan nama akun instagram @diahayu dari Fakultas ushuluddin dan Dakwah dan masih ada juga yang lainnya. Peneliti juga memilih informan dengan kota dan tempat tinggal yang berbeda – beda
38
D. SUMBER DATA Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 5 mahasiswi IAIN Surakarta dengan kriteria yang aktif menggunakan media sosial instagram dan menjadi follower dari peneliti. Sumber data didapat dari observasi atau pengamatan dan wawancara kepada informan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer, yaitu Data yang diperoleh dari sumber pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data primer penelitian ini diperoleh dari hasil observasi peneliti terhadap jejaring sosial Instagram milik mahasiswi IAIN Surakarta. 2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer dan merupakan sumber data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dari wawancara, buku, karya ilmiah, arsip serta jurnal atau dokumen resmi yang relevan dengan penelitian terkait pencitraan diri dalam media sosial.
E. TEKNIK PENGAMBILAN DATA Teknik pengambilan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dengan mewawancarai para informan yang sudah peneliti pilih secara informal dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan mencatat sesuai dengan pedoman dan jawaban yang informan berikan. Pertanyaan yang diajukan dapat berkembang dan tidak terpaku pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti.
39
Wawancara ini dilakukan secara berkali – kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kevalitan masalah yang diteliti. Kemudian, peneliti mengumpulkan data yang sudah ada dan menelaah serta mengkaji bahan penelitian yang relevan dengan topik yang diteliti. Dalam penelitian ini, data yang diambil dengan merekam segala aktivitas yang dilakukan informan dalam akun Instagram, baik dari teks, maupun gambar yang diunggah ke dalam media sosial tersebut. Selain itu, peneliti akan mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkip, buku, jurnal serta karya ilmiah lainnya yang mendukung dalam penelitian. Dengan merekam profil atau akun instagram informan melalui akun instagram peneliti.
F. TEKNIK KEABSAHAN DATA Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang digunakan untuk mengembangkan keabsahan data. Dalam hal ini, peneliti mengecek keabsahan data dengan teknik triangulasi, triagulasi adalah pemerikasaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data untuk keperluan atau sebagai pembanding data tersebut (Moleong, 2004: 330). Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemerikasaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data (triangulasi sumber) yaitu membandingkan data dari hasil pengamatan dengan
40
hasil wawancara dan membandingkan wawancara dengan isi yang berkaitan (Moleong, 2004: 178). . G. TEKNIK ANALISIS DATA Menurut Pawito (2007 : 101), analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap data, menafsirkan, dan mentransformasikan data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi ilmiah yang akhirnya sampai pada kesimpulan. Data yang ada berasal dari wawancara dengan narasumber dan pengumpulan data – data melalui dokumen dan sebagainya yang nantinya akan dianalisis. Data yang ada berasal dari observasi peneliti dalam pengamatan sehari – hari yang dilakukannya terhadap sumber informasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yaitu interactive modle. Pada teknik analisis data ini terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Pawito, 2007 : 104).
41
Adapun model dari teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah sebagai berikut ;
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Penarikan atau pengujian kesimpulan
Gambar 3. Siklus Analisis Penelitian menurut Miles dan Huberman
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM IAIN SURAKARTA DAN MAHASISWA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta merupakan suatu institut yang berbasis islam di Kabupaten Sukoharjo yaitu bertepatan di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. IAIN Surakarta ini terdiri dari 5 fakultas diantaranya Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Pasca Sarjana. Visi IAIN Surakarta adalah “Terwujudnya Perguruan Tinggi yang unggul dan mandiri, dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban islam, serta pembinaan akhlak karimah”. Sedangkan Misi IAIN Surakarta adalah menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat serta melahirkan lulusan yang unggul, berakhlak karimah, dan memiliki kemandirian dan daya saing yang tinggi. Melakukan transformasi dan peradaban nilai-nilai islam bagi masyarakat. Mahasiswa IAIN Surakarta dulunya mayoritas berasal dari kota Solo sendiri, namun dengan perkembangan saat ini mahasiswa IAIN berasal dari berbagai tempat, misal luar kota, luar Jawa bahkan ada yang dari luar negeri yaitu Thailand. Dipengaruhi dengan sistem administrasi IAIN Surakarta saat ini yang sudah berkembang dengan memakai sistem online, maka dari itu
42
43
dapat memudahkan untuk masyarakat luar yang akan melanjutkan pendidian di IAIN Surakarta. Pendidikan di IAIN Surakarta tidaklah fokus hanya kepada pendidikan agama saja, melainkan juga mempelajari tentang pendidikan umum. IAIN Surakarta juga sudah dilengkapi dengan fasilitas modern seperti wifi, oleh karena itu mahasiswa IAIN Surakarta tidak kalah saing dengan mahasiswa lain dalam ilmu pendidikan umum, misal jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, mereka mempelajari tentang bagaimana dunia komunikasi dan media. Mereka juga selalu mengikuti perkembanngan media, jadi tidak heran lagi jika mereka mempunyai akun-akun media sosial seperti saat ini, terlebih lagi gadget atau smartphone yang mereka gunakan juga sudah termasuk kategori yang tidak ketinggalan jaman, juga fasilitas yang terdapat di IAIN Surakarta yaitu wifi yang memudahkan mahasiswa IAIN Surakarta untuk mengakses internet.
B. PROFIL OBJEK PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti mencari pengguna instagram yang masih berstatus mahasiswi IAIN Surakarta yang berjenis kelamin perempuan. Informan didapat dengan mencari di akun instagram peneliti kemudian mengajak untuk mengisi interview guide sebagai langkah awal meneliti pengguna media sosial instagram di IAIN Surakarta. Interview guide merupakan serangkain pertanyaan awal guna mengetahui deskripsi pembuatan dan perlakuan-perlakuan atau tindakan oleh pengguna instagram.
44
Dari total follower akun instagram peneliti yang berjumlah 83 terdiri dari 64 perempuan dan 19 laki-laki, terdapat 5 follower yang paling aktif dalam kegiatan setiap hari di media sosial instagram. Berikut ini adalah daftar pengguna instagram mahasiswi IAIN Surakarta yang menjadi informan dalam penelitian ini : 1. Lintang Aulia Lintang Aulia (18) seorang mahasiswi IAIN Surakarta Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, mulai membuat akun media sosial Instagram pada tahun 2014, Lintang menggunakan Instagram bertujuan untuk menyimpan foto-foto atau lebih pada mengabadikan momen tanpa harus menggunakan kartu memory atau sdcard, manfaat yang ia dapat dari media sosial instagram adalah mengetahui dunia lebih luas, berbagai refrensi tempat wisata,
nongkrong atau
main
dan
gaya-gaya
foto
sehingga
mendapatkan kebahagiaan. Semua fitur yang ada di instagram Lintang memakai semuanya keuali video, alasan dia tidak pernah post video karena menurutnya, video susah buatnya dan dia lebih sering mengabadikan dengan foto. Lintang sering posting foto di instagram hampir sehari sekali atau dua kali, terlebih ketika Lintang habis main atau hunting dia selalu posting foto karena selain mengabadikan momen, juga ingin berbagi info tempat-tempat wisata ataupun kuliner, Lintang juga sering stalking
45
atau like ke teman-temannya, alasannya biar ada komunikasi sama teman atau saudara yang jauh.
Gambar 4. Profil Informan Lintang Aulia
46
2. Linda Laily Safrufin Laily (20) merupakan mahasisiwi IAIN Surakarta Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam semester 5, mulai membuat akun instagram dari tahun 2014 dengan nama akun @L A Y L I, tertarik membuat akun instagram awalnya karena mengikuti teman, tujuannya untuk eksistensi dan mengikuti perkembangan. Manfaat yang Laili dapatkan dari media sosial instagram menurutnya adalah banyak teman lama yang jarang ketemu atau jauh dia bisa mengetahui foto-foto mereka dengan cara stalking dan membaca captionnya. Laily sering posting foto di media sosial intagram baik foto selfi, foto bareng teman-teman, foto alam atau tempat wisata, dan juga kadang-kadang foto meme (seperti poster atau foto yang berisi katakata) yang bersifat membangun dan memotivasi. Laily jarang sekali mengunggah video atau hampir tidak pernah karena menurutnya, video lebih ribet membuatnya apalagi juga membutuhkan data kuota yang banyak dalam mengunggahnya. Citra yang ditampilkan oleh laily adalah berusaha agar terlihat muslimah dan anggun.
47
Gambar 5. Profil informan Linda Laily Safrufin
3. Dwi Shinta Wulandari Shinta (23) mahasiswi IAIN Surakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Akuntansi Syariah dari Kartasura. Mulai membuat akun instagram pada tahun 2013, tujuannya membuat
48
instagram karena untuk eksistensi dan mengikuti perkembangan, manfaat yang Shinta dapatkan dari media sosial instagram yaitu untuk hiburan dan berbagi informasi mengenai tempat atau wisata kuliner. Selain itu, dia juga bisa mencari informasi mengenai event atau acaraacara. Hampir setiap hari Shinta mengunggah foto ataupun video ke dalam media sosial instagram, namun Shinta lebih sering mengunggah foto dibandingkan video karena menurutnya foto lebih simple dan gampang, bisa saja setiap jam dia foto baik selfi maupun bersama teman, akan tetapi jika video biasanya dia hanya ketika main atau berwisata saja. Shinta merupakan informan pengguna instagram yang hits karena setiap hari dia selalu mengunnggah foto bisa 3 atau sampai 4 kali.
49
Gambar 6. Profil Informan Dwi Shinta Wulandari
4. Fara Dhilla Mediana Irawan Fara (20) merupakan mahasisiwi IAIN Surakarta Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah dari Sukoharjo. Mulai membuat akun instagram dari tahun 2014 dengan nama akun
50
@faradhillairawan, tertarik karena mengikuti teman dan perkemangan zaman, tujuan Fara membuat instagram yaitu untuk mengabadikan foto dan untuk hiburan. Manfaat yang Fara dapatkan dari media sosial instagram yaitu bisa melihat foto-foto teman yang jarang ketemu atau jauh. Fara jarang mengunggah foto akan tetapi biasanya sekali mengunggah foto bisa 3 sampai 5 foto. Fara tidak pernah mengunggah video karena menurutnya foto lebih menarik daripada video. Citra yang ditampilkan Fara dalam akun media sosial instagramnya yaitu “harus terlihat solihah meski eksis dimedia sosial”.
51
Gambar 7. Profil Informan Faradhilla Median Irawan
5. Diah Ayu Utami Diah (23) merupakan mahasisiwi IAIN Surakrta Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam berasal dari Wonogiri. Mula menggunakan media sosial instagram pada tahun
52
2012, tertarik membuat instagram karena mengikuti perkembangan zaman dan tidak mau kalah sama teman-temanya, tujuannya membuat akun instagram selain untuk hiburan juga agar bisa mengetahui keadaan teman yang jauh dan juga mencari informasi. Manfaat yang Diah dapat dari akun media sosial
instagram yaitu mendapatkan
informasi lebih dan juga mengetahui refrensi gaya foto. Diah lebih sering mengunggah foto daripada video ke akun instagramnya, karena menurutnya video lebih ribet dan susah juga menghabiskan kuota data lebih besar dibandingkan mengunggah foto, sehari Diah bisa mengunggah foto 2 sampai 3 kali terlebih jika habis main Diah bisa mengunggah sampai 5 foto atau bahkan lebih, Diah biasanya mengunggah foto wisata bersama temannya namunjika Diah tidak sedang berwisata Diah lebih suka mengunggah foto selfi. Diah merupakan salah satu informan yang paling eksis di media sosial instagram, sampai pengikut akunnya berjumlah 1574, citra yang ditampilkan Diah dalam media sosial instagram adalah Diah harus terlihat cantik dan eksis baik dalam segi gaya foto ataupun fashion.
53
Gambar 8. Profil Informan Diah Ayu Utami
C. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah ditemukan bertujuan untuk memberikan penjelasan dan alasan dibalik pencitraan diri yang dilakukan oleh mahasiswi IAIN Surakarta melalui akun instagram mereka.
54
Penelitian ini
memusatkan pada bagaimana mahasiswi IAIN
Surakarta mencitrakan diri yang dilihat berdasarkan isi-isi yang terdapat di fitur instagram meliputi foto, caption, dan mention serta hasil wawancara untuk mengetahui alasan dibalik keputusan dan keinginan yang mereka ambil selama menajalankan akun instagram. Selama proses penyajian data peneliti menemukan muatan-muatan penting terkait pencitraan diri mahasiswi IAIN Surakarta, meliputi persepsi, motif menggunakan fitur instagram, dan eksistensi diri yang digambarkan sebagai sosok yang kekinian serta memiliki pengaruh dalam kehidupan nyata. Pada bab pendahuluan telah dijelaskan bahwa pemilik profil dijejaring sosial secara aktif menggunakan profilnya sebagai ajang mengekspresikan diri (gearhart dan Kang, 2010 : 16). Dalam hal ini instgram menjadi trend terbaru di masyarakat Indonesia terutama anak-anak muda. Masyarakat Indonesia yang mengikuti trend penggunaan instagram menunjukkan berbagai aktivitas kesehariannya melalui akun instagram dan dari aktivitas di instagram, yang nantinya akan menunjukkan karakter dan juga bagaimana seseorang memberikan kesan dan gambaran diri yang bisa dikatakan sebagai citra (Ardianto dan Soemirat, 2012 : 116). Pembentukan citra dipengaruhi oleh empat komponen yaitu : 1. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang.
55
Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan posistif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu. 2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. 3. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorangyang mendorong keinginan indivdu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. 4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasiatau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. Sedangkan jenis-jenis citra antara lain : 1. Citra Cermin (the mirror image) yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen terhadap public eksternal dalam melihat perusahaanya. 2. Citra masih hanngat (the current image) yaitu citra yang terdapat pada public eksternal, yang berdasarkan pengalaman
atau menyangkut
miskinnya informasi dan pemahaman public eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror image.
56
3. Citra yang diinginkan (the wish image) yaitu manajemen menginginkan pencapain prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum public eksternal memperoleh informasi secara lengkap. 4. Citra yang berlapis (the multiple image) yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini peneliti akan menyajikan data dan selanjutnya dianalisis berdasarkan penjelasan mengenai pembentukan citra diri seperti yang disebutkan diatas. 1. Persepsi Penggunaan Media Sosial Instagram Instagram menjadi sarana baru dalam berkomunikasi, menggunakan new media yang digemari banyak orang di Indonesia. Keprifasian yang dihadirkan dalam instagram menjadi salah satu keunggulannya. Fenomena inilah yang membuat instagram dapat menjadi media untuk memberikan informasi yang paling baru (update). Awal mula mereka menggunakan instagram sendiri cukup seragam, yaitu karena ingin mengikuti jaman. Seperti yang diungkapkan salah satu informan “awalnya si karena tidak mau ketinggalan sama teman-teman dan juga ingin mengikuti perekembangan jaman, juga bisa melihat info yang baru-baru.” (wawancara : laily safrufin KPI/5 pada 30 Agustus 2016) “pertamanya kali buat instagram karena aku sering lihat temen aku yang suka stalking artis-artis dan meme-meme, terus dia juga tambah eksis di media sosial, akhirnya aku ikut
57
buat akun instagram dan ternyata seru juga buat hiburan, selain itu kita juga bisa mencari informasi juga bisa melihat foto-foto teman yang sudah jauh.” (wawancara : fara dhilla media irawan Hukum Ekonomi Syariah/3 pada 6 September 2016) “Ingin mengikuti perkembangan jaman biar tidak kuper, juga pengen ngeksis.” (wawancara : lintang aulia PBI/1 pada 25 Agustus 2016) Hampir semua informan memiliki tujuan awal dalam menggunakan instagram yaitu karena ingin mengikuti perkembangan jaman dan mengikuti temannya, untuk eksistensi agar lebih terkenal dan selain itu juga karena ingin mencari informasi yang baru dan update. Secara khhusus sesuai namanya media sosial memiliki fungsi untuk mendukung interaksi sosial penggunanya. Dalam konteks ini, media
sosial
bisa
digunakan
untuk
mempertahankan
atau
mengembangkan relasi atau interaksi sosial yang sudah ada dan bisa digunakan untuk mendapatkan teman-teman baru (Luik, 2011 : 113). Tidak
hanya itu media sosial juga sebagai sarana berkomunikasi.
Menurut Effendy (2003 : 55) tujuan komunikasi adalah mengubah sikap, mengubah perilaku dan mengubah masyarakat. Seperti pemaparan
para
informan
diatas,
disebutkan
bahwa
mereka
menggunakan instagram awalnya dikarenakan mengikuti temantemannya. Persepsi informan mengenai media sosial instagram secara umum dapat diketahui dari pengalamannya setelah menggunakan media sosial instagaram, sedangkan persepsi pencitraan diri tiap-tiap fitur di instagram dapat diketahui dari pengetahuan informan tentang
58
bagaimana dirinya melihat berdasarkan pengalaman yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Berikut hasil wawancara dengan informan terkait persepsi mereka terhadap media sosial instagram : “enak, bisa lihat foto-foto teman dan artis juga bisa melihat informasi tentang event-event yang baru.” (wawancara : Diah Ayu Utami KPI/9 pada 2 September 2016) “bisa menunjukkan dan mengetahui tempat-tempat wisata dan kuliner yang baru dan banyak, juga bisa melihat atau stalking akun siapa saja yang tidak diprivasi, pokoknya kita bisa mengetahui informasi-informasi yang jauh dari kita.”(wawancara : Lintang Aulia PBI/1 pada 25 Agustus 2016) “buat diary karena bisa menyimpan foto atau kenangan tanpa menggunakan kartu memory, juga bisa melihat informasi event-event yag ada di Solo maupu uar Solo jika kita follow akunnya, bisa juga melihat meme-meme (gambar lucu).” (wawancara : Dwi Shinta Wulandari AKS/9 pada 24 Agustus 2016) Dari berbagai pendapat para informan diatas dapat dilihat bahwa media sosial instagram dipersepsikan memberikan informasi. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda, oleh karena itu persepsi mempunyai sifat subyektif. Persepsi merupakan proses aktif memilah, menata, dan menafsirkan orang, obyek, kejadian, sitauasi dan aktivitas. (Ruslan, 2005 : 64) Setelah membahas tentang persepsi media sosial instagram, kini peneliti akan membahas mengenai citra diri dalam media sosial intagram beradasarkan pengalaman dari informan, berikut hasil wawancara peneliti dengan informan :
59
“lebih sering unggah foto sama teman dibandingkan selfi karena biar dilihat kalo aku punya banyak temen dan juga unggah foto yang berjilbab karena kan aku mahasiswa IAIN Surakarta, ya suka unggah foto pas wisata karena biar dilihat lebih eksis.” (wawancara : Dwi Shinta Wulandari AKS/9 24 Agustu 2016) “pilih foto yang bagus, biasanya pas habis maen biar dilihat kalo aku anak hits, gak hanya duduk manis di rumah, suka unggah foto yang sendiri, kalo bagus kan biar hanya aku yang keliatan.” (wawancara : Lintang Aulia PBI/1 25 Agustus 2016) “suka unggah foto yang keliatan bagus, kadang juga unggah meme-meme atau kata mutiara yang bagus biar bisa memotivasi teman-teman, tidakpernah unggh fotoyang tidak berjilbab karena aku selalu memakai jilbab kemana-mana.” (wawancara : Laily KPI/5 padda 30 Agustus 2016) Sesuai dengan paparan informan diatas bahwa informan berharap agar masyarakat sekitarnya bisa menilai dan memiliki kesan tentang dirinya yang ditampilkan sesuaidengan yang diharapkannya. Para informan mempersepsikan cara membentuk citra diri di media sosial instagram bermacam-macam. Sebenarnya persepsi mulai tumbuh secara perlahan-lahansejakkecil dan seterusnya melalui interaksi denganorang lain. Oleh karena itu, persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan setiap manusia mempunyai pilihan terhadap objek. Menurut Yantini (2008 : 28), yang menyatakan bahwa persepsi adalah penerimaan arti terhadap lingkungan oleh seseorang individu. Para informan mengatakan seperti yang diatas dikarenakan sebagian besar teman-teman yang ada di akun instagram-nya membentuk citra dirinya dengan cara mengunggah momen yang berkelas dan bagus,
60
memilih foto yang menurutnya paling bagus dan eksis, karena para informan mempersepsikan membentuk citra diri di instagram berdasarkan pengalaman yang ia lihat. 2. Kognisi Penggunaan Media Sosial Instagram Proses pengolahan dan penyampaian sebuah informasi setiap orang yang berbeda-beda yang menyebabkan opini setiap individu terhadap informasi dan media yang digunakan untuk penyampain informasi pun berbeda-beda. Menurut jurnal The American Behavioral Scientist (Potter, 2004 : 266) tingkat kognisi mempunyai dua prinsip, yang pertama yaitu individu itu sendiri sedangkan yang kedua adalah pikiran individu tersebut. Oleh karena itutingkat kognisi sangatlah penting dalam memahami informasi termasuk dalam memahami informasi yang ada di media karena hal ini dapat merubah perilaku seseorang dan cara menanggapinya, tergantung bagaimana cara individu tersebut memahami informasi tersebut. Seperti yang kita ketahui masyarakat beranggapan bahwa media sosial banyak dijadikan sebuah media untuk pencitraan. Namun, tidak semua orang yang menggunakan media sosial untuk mencitrakan dirinya. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kognisi yang berbeda-beda. Kognisi sendiri merupakan proses internal yang tidak tampak. Hal ini dikarenakan peristiwa yang terjadi di luar diri kemudian diterima melalui alat indra untuk diproses di dalam diri. Proses perubahan dan mereduksi
input
yang
diterima
dari
alat
indra
berdasarkan
61
pengalamannya yang dimiliki seseorang. Seseorang yang menerima stimulus dari luar kemudian memberikan respons terhadap stimulus yang diterima. Kegiatan atau proses tersebut merupakan aktifitas kognitif. Menurut Woodworth dan marwuis dalam Walgito, 2002 (Kurniawan, 2014 : 5) ada beberapa aktifitas kognitif, diantaranya adalah persepsi, ingatan, dan berpikir. Persepsi adalah proses penerimaan dan stimulus yang diterima. Ingatan adalah kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan individu untuk menerima atau memasukkan dan menyimpan dan menimbulkan kembali hal-hal yang telah lampau. Berpikir adalah proses pengolah dan memanipulasi informasi dari lingkungan dengan simbol-simbol atau materi-materi yang disimpan dalam ingatannya. Seperti yang telah dijelaskan diatas bagian Persepsi Pengguna Media Sosial Instagram bahwa persepsi pencitraan diri di media sosial terutama terutama media sosial instagram ada berbagai macam cara. Setelah dipersepsikan, masyarakat terutama informan memasukan memory tersebut ke dalam ingatannya, sehingga informan memaknai informasi berdasarkan simbol-simbol bahwasannya media sosial instagram selain untuk mendapatkan informasi bisa dijadikan sebuah media untuk menciptakaan citra diri.
62
3. Motivasi Pengguna Media Sosial Instagram Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan (Ardianto dan Soemirat, 2012 : 116). Ada beberapa fitur di media sosial instagram diantaranya fitur foto, video, pesan dan yang baru muncul yaitu stories. a.
Fitur Foto Instagram merupakan salah satu media sosial yang khusus untuk mengunggah foto, dimana pengguna bisa mengunggah foto dengan bentuk Polaroid atau sesuai dengan kamera
yang bisa
langsung mencetak foto beberapa saat setelah membidik objek. Pengguna bisa berbagi momen-momen pribadi kehidupannya dan segala
aktifitas
yang
mereka
lakukan
dalam
keseharian.
Keistimewaan dari media sosial instagram yaitu pengguna mampu mengedit foto dengan fitur yang telah disediakan juga dapat share atau disebar ke berbagai media sosial lain, seperti facebook, twitter dan lain-lain. Foto yang diunggah pun bermacam-macam, ada foto wisata atau kuliner, foto selfi, foto keluarga, foto bersama teman dan lain-lain. Media sosial intgaram juga unik karena diengkapi dengan fitur add location dan add friend sehingga pengguna dapat menandai teman dan juga memberikan lokasi kejadian. Menurut para informan selaku pengguna aktif media sosial instgram,
63
berbagai alasan dapat melatarbelakangi motivasi menggunakan media sosial instagram, seperti yang diungkapkan berikut : “enak karena bisa mengabadikan momen tanpa ada batasan, juga tidak usah menggunakan kartu memory, tidak perlu takut hilang atau kena virus karena bisa buka dimana saja meskipun dilain handphone.” (wawancara : Aulia Lintang PBI/1 pada 25 Agustus 2016) “karena aku suka banget sama foto atau mengabadikan momen jadi kalo misal gak diunggah sayang, gak keliatan eksis juga, apalagi kalo foto sama pacar atau keluarga dan teman.” (wawancara : Dwi Shinta Wulandari AKS/9 pada 24 Agustus 2016) “buat pamer ke teman biar dikira eksis dan juga memotivasi teman-teman biar bisa mengunjungi tempattempat wisata dan kuliner yang bagus dan enak. Juga biar banyak yang like dan follow, trus bisa juga berimajinasi karena menuliskan caption ke fotonya.” (wawancara : Diah Ayu Utami KPI/9 pada 15 September 2016) “seneng si buat hiburan, karena selain bisa mengabadikan momen-momen juga bosa stalking teman, artis, keluarga, atau tempat-tempat wisata dan kuliner.” (wawancara : Laily KPI/5 pada 30 Agustus 2016) “biasanya sering mengunggah foto selfie karena aku suka foto, aku juga suka mengunggah foto bersama pasangan dan teman karena buat mengabadikan momen.” (wawancara : Fara Dhila Media Irawan Hukum Ekonomi Syariah/3 pada 6 September 2016)
64
Gambar 9. Foto Informan Diah Ayu bersama keluarga
Gambar 10. Foto informan Laily bersama teman
65
Gambar 11. Foto Selfie Informan Faradhilla
Gambar 12. Foto Informan Lintang saat Kuliner
66
Gambar 13. Foto Informan Shinta Wulandari
Para pengguna media sosial tentunya ingin selalu menampilkan foto-foto atau momen-momen yang menurut dirinya menarik dan bagus untuk diunggah. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian para pengguna media sosial lainnya. Di sisi lain juga ada yang mengunggah foto karena bagi dirinya momen indah yang tidakakan terulang kembali. Hal ini terbukti bahwa pengguna media sosial instagram ini mengunggah tidak hanya sekedar untuk eksistensi saja akan tetapi juga untuk mengaabadikan momen, juga untuk berantisipasi apabila handphone atau kartu memori yang kita gunakan hilang atau rusak.
67
b. Fitur video Fitur video ini tidak berbeda jauh dengan fitur foto, pengguna juga bisa mengunggah video dengan memberikan lokasi kejadian dan menandai teman atau yang lainnya. Namun jarang pengguna yang sering mengunggah video karena pembuatan video yang ribet, namun tidak sedikit juga pengguna yang mengunggah video. Seperti yang diungkapan informan pengguna instagram mengatakan bahwa : “lebih enak mengunggah video karena dari video kita bisa lebih berekspresi dan bisa mengetahui langsung kejadian seperti apa saat itu.” (wawancara : Dwi Shinta Wulandari AKS/9 pada 24 Agustus 2016) “pernah mengunggah video, karena saat itu sedang wisata dan itu aku video karena kayaknya aku tidak akan pergi ke sana lagi, jadi aku unggah video untuk mengabadikan momen penting itu.” (wawancara : Fara Dhilla Media Irawan Hukum Ekonomi Syariah/3 pada 6 September 2016)
68
Gambar 14. Capture video Informan Shinta
69
Gambar 15. Capture Video Informan Diah
Setiap pengguna media sosial bebas untuk menyebarkan, dan mempublikasikan kreasi atau momen-momen pribadi mereka dalam bentuk apapun. Karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial merupakan sebuah media online dimana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, dengan berbagi informasi, menciptakan konten isi yang ingin disampaikan kepada orang lain dan member komentar terhadap masukan yang diterimanya (Utari, 2011 : 49). c. Fitur Stories Fitur Stories merupakan salah satu fitur yang paling baru di media sosial instgram. Yaitu sebuah fitur yang memungkinkan
70
pengguna mengiirim foto dan video dan akan menghilang setelah 24 jam. Fitur ini seperti snapchat stories, fitur snapchat yang diperkenalkan pada tahun 2013 dan menjadi bagian penting dari pertumbuhan perusahaan. Content yang dishare ke stories juga tidak akan muncul pada profil grid atau dalam instagram feed. Instagram stories muncul pada bar atas feed dan semua akun instagram dapat menshare stories mulai dari teman-teman sampai akun popular favorit. Untuk melihat stories seseorang, bisa tap pada foto profil mereka, maka stories mereka akan muncul secara full-screen dan kemudian akan muncul semua content yang mereka post dalam 24 jam terakhir. Content yang dimainkan mulai dari urutan yang terlama sampai ke terbaru. Hebatnya dalam fitur ini yaitu bisa menunjukkan berapa kali postingan dalam stories yang telah dilihat dan siapa saja yang melihatnya, juga fitur ini mengikuti pengaturan privasi dari akun yang sudah diatur, apabila pengaturannya menggunakan private maka secara otomatis fitur ini hanya dapat dilihat oleh follower saja.
71
Gambar 16. Fitur Stories 4. Sikap Dalam Menggunakan Media Sosial Instagram Sikap merupakan komponen pembentuk suatu citra. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide,situasi, dan nilai. Siakp bukan perilaku, tetapi sikap merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan caracara tertentu (Ardianto dan Soemirat, 2012 : 116). Sebuah citra diri tidak bisa dilepaskan dari keberadaan objek atau benda. Dimana objek tersebut sebagai simbol untuk memproyeksikan citra diri seseorang. Seperti yang dikatakan oleh A.B Susanto (2001 : 5) bahwa
72
kepemilikan simbol diharapkan memberikan respekorang lain untuk mendukung citra diri yang ingin ditampilkan. Susanto mengartikan citra diri sebagai bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, atau sebagai bagaimana presepsi orang lain terhadap seseorang atau diri kita. Sebuah citra diri terbentuk melalui suatu proses komunikasi, salah satu bentuknya adalah simbol-simbol (A.B Susanto, 2001 : 10). Dalam penelitian ini simbol yang digunakan untuk membentuk kesan dan gambaran pribadi adalah momen-momen yang terdapat di media sosial instagram. Dengan melihat tingkah laku, pola berpikir dan emosi juga kepribadian secara keseluruhan akan terbentuk sebuah citra diri (Prakoso, 2003 : 35). Dalam
sub-sub
penelitian
ini,
peneliti
memfokuskan
bagaimana para mahasiswa IAIN Surakarta mencitrakan diri mereka dalam media sosial instagram-nya. Citra diri dibagi menjadi dua, yaitu citra diri positif dan citra diri negatif. Jika kita bersikap baik maka kita akan mendapatkan kesan atau nilai yang positif (citra positif), dan begitu sebaliknya jika kita bersikap jelek atau negatif maka kita akan mendapatkan citra negatif. Oleh sebab itu, sikap merupakan salah satu komponen pembentuk citra diri. Pencitraan diri di sini adalah cara seseorang untuk membentuk kesan dan gambaran pribadi dari media sosial instagram yang ia gunakan. Seperti pendapat informan sebagai pengguna instagram yaitu sebagai berikut :
73
“suka unggah foto yang keliatan bagus, kemudian fotofotoyang berjilbab, foto bersama teman dan keluarga, fotofoto di tempat wisata dan kuliner yang bagus, pokoknya pilih foto yang paling bagus.” (wawancara : Laily Safrufin KPI/7 pada 30 Agustus 2016) “tergantung fotonya kalo bagus ya diupload kalo jelek ya tidak, karena nanti gak dapat like banyak, kalo captionnya tergantung, kadang copipass dari meme-meme atau teman biar keliatan lebih eksis.” (wawancara : Diah Ayu Utami KPI.9 15 September 2016) “pilih foto yang gaya-gaya anggun dan manis, biar banyak yang suka dan like, pernah unggah foto yang tidak berjilbab tapi pas lagi ada event.” (Dwi Shita Wulandari AKS/9 24 Agustus 2016) “kalo foto biasanya dimanis-manisin biar keliatan cantik biar bisa diupload ke media sosial, meskipun kalo aslinya nggak tau kayak gimana.” waancara : Lintang Aulia PBI/1 pada 25 Agustus 2016) Seperti keterangan diatas, pengguna media sosial instagram cenderung memilih foto yang baik, karena menurutnya sikap merupakan salah satu komponen pembentukan citra diri.
D. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian yang dibahas di atas, maka dapat dikategorikan bahwa mahasiswi IAIN Surakarta cenderung pada citra yang diinginkan (wish image) sesuai dengan teori citra yang dikemukakan oleh Frank Jefkins (Soemirat dan Ardianto, 2012 : 114) yang dibuktikan dengan : 1. Eksistensi Dalam eksistensi yang dilakukan oleh mahasiswi IAIN Surakarta, mereka melakukan kegiatan dalam media sosial
74
instagram dengan mengunggah moment yang dialami baik dalam bentuk fitur foto, video atau stories.
Eksistensi dapat dilihat
melalui tempat-tempat yang mereka kunjungi, baik dari tempat wisata maupun kuliner juga dari even-even yang ada di Solo. Seringnya memposting foto di tempat wisata dan kuliner maka citra diri yang didapatkan adalah teman-teman akunnya atau follower akan menganggap sebagai anak yang gaul atau “hits”, seperti yang diutarakan Diah Ayu Utami salah satu informan yaitu “biar lebih eksis, iya suka dibilang kalau aku termasuk anak hits, malah pernah fotoku dikomen followerku katanya kayak anak sosialita.” (wawancara pada 15 September 2016) Selain Diah Ayu juga dari informan lain yaitu Shinta yang lebih suka mengunggah moment saat dia sedang berwisata ke luar Kota atau Negeri, karena menurutnya merupakan moment penting yang mungkin saja dia tidak akan mengunjungi tempat itu lagi, dari situlah maka dia menganggap bahwa dia merupakan pengguna yang hits karena sudah mengunjungi tenpat-tempat yang tidak ada di Solo. Tidak hanya merupakan tempat wisata dan kuliner juga persepsi lain dari informan lain yaitu misalnya Laily dia yang suka melihat informasi di media sosial instagram mengenai event-event di Solo. Menurutnya event merupakan acara penting yang harus dia kunjungi karena bisa jadi event itu hanya terjadi saat itu saja, selain itu bisa jadi juga dalam event tersebut didatangi oleh seorang yang popular seperti artis, penulis atau bintang top. Jadi ketika Laily
75
melakukan kegiatan dalam media sosial instagram dengan mengunggah foto atau video dalam suatu keadaan yang penting atau pada event penting, maka secara otomatis dia akan mendapatkan nilai hits atau eksis karena dia telah mengikuti keadaan yang terjadi saat itu. Beda lagi dengan informan lain yaitu Lintang yang mana dia lebih senang mengabadikan moment dengan mengunggah foto yang gaya fotonya sedang ngetrend seperti misalnya dengan gaya candid dan selfie. Dia selalu mengikuti gaya foto yang sedang ngetrand dan jarang dilakukan oleh pengguna lain, jika pengguna lain bergaya dengan senyum atau beauty fasenya namun Lintang malah bergaya yang datar tanpa ekspresi. Seseorang menggunakan sosial media tentunya ingin membentuk sebuah citra yang positif. Berbagai cara orang lakukan agar mendapatkan citra positif di masyarakat. Pembentukan citra menurut Ardianto dan Soemirat terdiri dari persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. Para pengguna media sosial melakukan hal tersebut agar membentuk citra sesuai dengan yang diinginkan. Pengertian citra diri sendiri adalah untuk membentuk kesan sesuai yang diinginkan. Namun, kita tidak dapat mengetahui apakah aktivitas yang kita lakukan menghasilkan citra positif atau citra negatif. Hal tersebut perlu adanya tanggapan dari seseorang yang melihatnya.
76
2. Cantik Selain mendapatkan citra positif yaitu eksis, mahasiswa IAIN Surakarta juga mendapatkan nilai yang cantik sesuai dengan yang diinginkannya. Terbukti dengan adanya komen dan love yang begitu banyak, seperti yang diutarakan oleh para informan : “aku selalu memilih foto yang menurutku paling bagus dan baik kalo mengunggah ke instagram, karena menurutku kalo foto yang biasa aja nanti banyak yang tidak suka, aku selalu puas dan seneng kalo misal momen yang aku unggah itu banyak like, pernah juga si dikomen katanya aku sekarang keliatan cantik gitu”. (wawancara Diah Ayu pada 15 September 2016). “ya karna aku juga kuliah di IAIN jadi gak pernah unggah foto yang gak pakai jilbab, karena emang dasarnya juga bisanya aku selalu pakai jilbab, apalagi di jaman sekarang yang begitu banyak model hijab, pernah juga aku dikomen sama temen aku katanya sekarang aku keliatan cantik, trus anggun dan sholehah gitu.” (wawancara Linda Laily pada 30 Agustus 2016) Seseorang menggunakan media sosial tentunya ingin membentuk sebuah citra yang positif. Berbagai cara orang lakukan agar mendapatkan citra yang positif di masyarakat. Para informan membentuk citra positif dengan cara yang dijelaskan di atas. Kodrat perempuan memang semua yang berkaitan dengan keindahan, kelembutan, dan kecantikan, maka tidak heran jika perempuan mempunyai harapan agar mendapatkan nilai yang indah. Namun kecantikan merupakan hal yang relatif tergantung dari cara pandang setiap individu, dari yang biasanya terjadi bahwa
77
cantik dinilai dari keadaan fisik yang terlihat. Cantik di sini bukanlah hanya cantik yang inter beauty saja maksudnya cantik yang hanya dilihat dari paras wajahnya yang penuh dengan keindahan. Melainkan cantik dalam kemuslimahannya, karena dalam kegiatannya di media sosial instagram mereka menampilkan foto-foto yang menutup aurat dengan memakai hijab dan pakaian yang sesuai dengan ketentuan syar’i. Apalagi pada jaman sekarang di mana model dan fashion yang banyak sekali macamnya, hampir setiap bulan bahkan minggu muncul model busana baru dan mahasiswi yang selalu update, jadi tidak dipungkiri lagi jika mahasiswi IAIN Surakarta mengikuti trend busana yang sedang berkembang dan kemudian mengabadikan dengan foto hingga mengunggah ke media sosial instagram mereka. Sesuai dengan sikap yang ditampilkannya yaitu muslimah maka cantik tidak hanya dilihat dari segi busana dan fisiknya saja melainkan juga dari kecantikan sifat, hati dan akhlaknya. Karena kegiatan yang dilakukan dalam media sosial mereka merupakan dari akhlak mereka. Apalagi pada kalangan mahasisiwi yang merupakan perempuan dewasa awal maksudnya adalah perempuan yang kebanyakan masih berstatus single di mana mereka harus menjaga akhlak yang baik dari segi lahir dan batin. Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan
muncul
secara
spontan
bilamana
diperlukan,
tanpa
78
memerlukan pemikiran atau pertimbangan ebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Yunahar, 2012 : 2). Jadi dapat disimpulkan bahwa cantik di sini yaitu merupakan cantik yang dapat membuat kenyamanan bagi setiap orang dan mempunyai daya tarik tersendiri sehingga bisa menyenangkan orang yang melihatnya. Mereka yang selalu menjaga kehormatannya, tidak menampilkan sesuatu yang tidak pantas, serta memiliki sifat malu dan rendah hati.
79
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari penelitian ini, maka peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa IAIN Surakarta menampilkan citra diri dengan kategori citra yang diinginkan (wish image) sesuai dengan keadaan saat ini bahwa mahasiswa terlihat eksis, dan cantik, sehingga dapat disimpulkan dengan poin-poin sebagai berikut : 1. Para informan mempersepsikan pencitraan diri dalam media sosial instagram dapat dilakukan dengan cara memilih foto terbaik, mengunggah foto tempat-tempat wisata dan kuliner yang baru dan eksis, dan menggunakan fitur stories untuk mengabadikan kegiatan sehari-hari. 2. Dalam penggunaannya tidak jarang informasi yang disampaikan melalui media instagram (moment) justru menjadi bentuk kesan yang dengan sengaja diciptakan. Kesan yang dengan sengaja diciptakan itu membentuk sebuah citra. Hal ini dapat dianggap sebagai sebuah pencitraan diri yang dilakukan melalui media. 3. Selain itu, peneliti menemukan bagaimana para informan untuk melakukan pencitraan di media sosial instagram, berikut cara informan membentuk citra dirinya adalah dengan mengunggah tempat wisata baru, tempat kuliner yang hits, memilih foto yang terbaik, baik foto selfie, grupfie, foto kebersamaan dengan teman, keluarga, kekasih yang dengan dengan disisipkan caption.
79
80
B. SARAN Setelah peneliti melakukan analisa dalam
mendeskrepsikan
pemahaman pengguna media sosial instagram yang terjadi, maka peneliti menyarankan agar bagi para pengguna media sosial lebih berhari-hati dalam mengunggah momen atau memproduksi pesan, karena memungkinkan akan memunculkan beberapa pemahaman yang berbeda bagi orang yang membacanya. Fenomena komunikasi baru yang hadir melalui media sosial instagram, dapat menjadi kajian baru dalam bidang komunikasi. Penggunaan media sosial seperti facebook, twitter, path, instgram dan lain sebagainya mengandung banyak hal-hal baru yang bisa menjadikan kajian bidang komunikasi.
81
DAFTAR PUSTAKA
A.B Susanto. 2011. Potret – Potret Gaya Hidup Metropolis. Jakarta : Kompas. Anisah Baslemen. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Ardianto. 2015. Public Relation Praktis. Jakarta : Widya Padjajaran. Burhan Bungin. 2013. Teori Paradigma dan Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Buddi Sutedjo. 2007. Pengantar Teknologi Informasi Internet, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI OFFSET. Dedy Mulyana. 2001. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar). Bandug : Remaja Rosda Karya. Deni Kurniawan. 2014. Pembelajaran Terpadu (Teori, Praktik, dan Penilaian). Bandung : Alfabeta. Elvinaro Ardianto dan Soleh Soemirat. 2012. Dasar-dasar Public Relation. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Fajar Junaedi. 2011. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta : Santusta. Hedi Pudjo Santosa. 2011. Implikasi Media Sosial pada Perkembangan Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Aspikom. Hurlock. 1993. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Erlangga. Jalaluddin Rahmat. 2001. Psikologi Komunikasi. Jakarta : Remaja Rosda Karya. MADCOMS. 2010. Menggenggam Dunia dengan Interet. Yogyakarta : C.V Andi OFFSET. Lexy J.Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Mohammad Ali. 2009. Psikologi Remaja. Yogyakarta : Bumi Aksara. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKiS Yogyakarta.
82
Poundra Swasty. 2011. New Media New Audience – New Media dan Kemunculan Spesies Baru Audien Rekonseptualisasi Audien di Era Media Digital. Surakarta : Lindu Pustaka. Prahastiwi Utari. 2011. Media Sosial, New Media dan Gender dalam Pusaran Teori Komunikasi. Yogyakarta : Aspikom. R.B Burns. 2008. Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan dan perilaku). Jakarta : Arcan. Rahman Zainuddin. 2006. Sejarah Sosial Media : Dari Gutenberg sampai Internet. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Rendra Widyatama. 2006. Bias Gender Dalam Iklan Televisi. Yogyakarta : Media Pressindo. Rosadi Ruslan. 2005. Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Walgito. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogayakarta : Adi. Yantini. 2008. Persepsi Masyarakat dan Aparat Desa dalam Implementasi Program Raskin. Yogyakarta : MAP. Yunahar Ilyas. 2012. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI). Zaitunah Subhan. 2015. Al-Qur’an dan Perempuan Menuju Kesetaraan Gender dalam Penafsiran. Jakarta : Prenada Media Group. Jurnal : Hastjarjo. 2011. Tegnologi Digital dan Dunia Penyiaran. Jurnal Komunikasi Massa Vol. 1 No. 1. Juli. 2011. Jandi E Luik. 2011. Media Sosial dan presentasi Diri. Jurnal Ilmu Komunikasi. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Majalah : Jubilee Enterprise. 2012. Instagram Untuk Fotografi Digital dan Bisnis Kreatif. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
83
Internet : http://suckrockers.blogspot.co.id/2013/12/sosial-media-beserta-kelebihandan.html Muhamad Eko Saputra. http://Penjelasan tentang Instagram dan Kegunaannya – Kodokoala Media.html Posted on 27 September 2015 https://abdulkaharkimia.files.wordpress.com/2013/12/jurnal-novia-ika.pdf https://id.wikipedia.org/wiki/IAIN_Surakarta https://digitalmarketer.id/news/updateaan-terbaru-sosial-media-instagrammeluncurkan-instagram-stories/posted on 5 Agustus 2016
84
INTERVIEW GUIDE
Nama
: Diah Ayu Utami
Fakultas
: Ushuluddin dan Dakwah
Jurusan
: Komunikasi Penyiaran Islam
Semester
:9
No. Hp
: 085085647556506
Peneliti
: Apa nama akun instagram anda ?
Informan
: @diahayu
Peneliti
: Sejak kapan anda membuat akun instagram ?
Informan
: sejak tahun 2012
Peneliti
: Apa tujuan anda membuat akun instagram ?
Informan
: ikut-ikut teman dan biar tidak ketinggalan jaman
Peneliti
: Apa manfaat yang anda peroleh setelah membuat akun instagram
? Informan
: buat hiburan dan bisa mencari informasi
Peneliti
: Berapa kali mengunggah foto atau video dalam satu hari ?
Informan
: tidak mesti kadang 1 sampai 2 kali tergantung mood dan kuota
Peneliti
: Lebih sering mengunggah foto apa video ?
Informan
: lebih sering mengunggah foto unggah video kalo pengen aja sama kalo ada video.
Peneliti
: Apa perbedaannya ?
Informan
: foto lebih mudah sedangkan video ribet buatnya.
Peneliti
: Apa motiv mengunggah foto atau video ?
Informan
: bair hits dan dikenal banyak orang
Peneliti
: Apa harapan setelah unggah foto atau video ?
Informan
: banyak yang like
Peneliti
: Pernah tidak unggah foto atau video yang tidak pakai jilbab?
Informan
: pernah dulu waktu SMA dan waktu masih baru-baru kuliah
85
Peneliti
: Biasanya unggah foto apa ?
Informan
: foto selfi, foto sama teman, keluarga, kadang juga unggah fotofoto alam, tempat wisata atau kuliner yang hits danbagus.
Peneliti
: Selain mengunggah foto atau video apa yang anda lakukan dalam akun media sosial instagram ?
Informan
: stalking artis dan teman, kadang juga mantan
Peneliti
: Pernah tidak merasa kecewa atau menyesal setelah mengunggah foto ?
Informan
: pernah
Peneliti
: kenapa ?
Informan
: pernah pas habis unggah foto tapi yang like sedikit
Peneliti
: Apa yang anda tampilkan dalam media sosial instagram ?
Informan
: meampilkan sesuat dari saya yang kelihatan bagus, hits dan unggul.
Peneliti
: Bagaimana cara anda menampilkan hal tersebut ?
Informan
: dengan memilih foto atau momen yang paling bagus kemudian mengabadikan, sampai pernah juga aku dikomen sama temen aku kalau aku kayak anak sosialita, karena sering unggah foto di tempat-tempat yang elit dan hits. Pernah juga aku mneulis caption copas dari meme-meme yang memotivasi dan bagus.
Peneliti
: bagaimana menurut anda mengenai fitur baru yaitu ig stories ?
Informan
: menurut aku fitur itu enak karena bisa buat hiburan, selain itu kita juga bisa memposting kegiatan kita pada saat itu.
Peneliti
: apakah ada batasan motiv mengunggah foto ?
Informan
: ya aku selalu mengunggah foto yang memakai jilbab sekarang, tidak kaya dulu waktu SMA semua foto aku unggah, tapi kalo sekarang aku memilih foto yang memakai jilbap. (9 Desember 2016)
Wawancara pada 2 dan 15 September 2016
86
INTERVIEW GUIDE
Nama
: Lintang Aulia
Fakultas
: Ilmu Tarbiah dan Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Bahasa Inggris
Semester
:1
No. Hp
: 08562840408
Peneliti
: Apa nama akun instagram anda ?
Informan
: @lintang_au
Peneliti
: Sejak kapan anda membuat akun instagram ?
Informan
: sejak tahun 2014 waktu SMA
Peneliti
: Apa tujuan anda membuat akun instagram ?
Informan
: biar tidak ketinggalan zaman, karena semua teman sudah punya akun media sosial instagram, selain itu juga untuk mengabadikan momen karena lebih simpel tidak usah menggunakan kartu memori (sdcart) dan juga untuk mencari informasi atau share tempattempat wisata dan kuliner yang bagus.
Peneliti
: Apa manfaat yang anda peroleh setelah membuat akun instagram
? Informan
: bisa mencari informasi tentang even-even, selain itu juga bisa mencari tempat-tempat wisata ataupun kuliner yang bagus, juga bisa melihat atau stalking teman, keluarga atau artis yang jauh dari lingkungan kita.
Peneliti
: Berapa kali mengunggah foto atau video dalam satu hari ?
Informan
: tidak mesti, tapi biasanya kalo lama tidak posting foto biasanya sekali posting bisa sampai 3 atau 4 foto.
Peneliti
: Lebih sering mengunggah foto apa video ?
Informan
: lebih sering mengunggah foto
Peneliti
: Apa perbedaannya ?
87
Informan
: karena video lebih rumit, susah buatnya juga, sedangkan foto lebih mudah apalagi selfie.
Peneliti
: Apa motiv mengunggah foto atau video ?
Informan
: untuk share tempat-tempat wisata dan kuliner, kemudian follower atau teman biar tahu biar dikira anak hits, tidak ketinggalan jaman, juga untuk mengabadikan momen.
Peneliti
: Apa harapan setelah unggah foto atau video ?
Informan
: banyak yang like, juga biar teman yang jauh mengatahui kegiatan atau apa yang aku lakukan.
Peneliti
: Pernah tidak unggah foto atau video yang tidak pakai jilbab?
Informan
: tidak pernah
Peneliti
: apa alasannya ?
Informan
: karena memang saya selalu pakai jilbab apalagi kalau keluar
Peneliti
: Biasanya unggah foto apa ?
Informan
: lebih sering unggah foto main, misal tempat wisata atau kuliner yang bagus.
Peneliti
: sering unggah foto selfi atau bersama ?
Informan
: foto sendiri sering, sama teman juga sering
Peneliti
: Selain mengunggah foto atau video, apa yang anda lakukan dalam akun media sosial instagram ?
Informan
: stalking
Peneliti
: Pernah tidak merasa kecewa atau menyesal setelah mengunggah foto ?
Informan
: tidak pernah
Peneliti
: Apa yang anda tampilkan dalam media sosial instagram ?
Informan
: momen yang sekiranya bagus dan yang tidak memungkinkan saya bisa datangi lagi.
Peneliti
: Bagaimana cara anda menampilkan hal tersebut ?
Informan
: dengan mengunggah foto yang menurut saya paling bagus da hits.
88
Peneliti
: mengenai fitur baru stories, bagaiana menurut anda ?
Informan
: menurut saya itu kurang menarik, lagian buat apa juga orang sehari udah hilang.
Peneliti
: apakah ada batasan anda dalam mengunggah foto ?
Informan
: tentu ada, kalao mengunggah foto aku selalu pakai jilbab karena rambut merupakan aurat wanita, dan aku juga keluar rumah selalu pakai jilbab jadi foto-foto yang aku unggah pakai jilbab semua.
Peneliti
: apakah ada batasan motiv mengunggah foto ?
Informan
: iya, aku selalu memkai jilbap karena menurutku rambutitu adalah aurat perempuan. (9 Desember 2016)
Wawancara pada 25 Agustus 2016
89
INTERVIEW GUIDE
Nama
: Linda Laily Safrufin
Fakultas
: Ushuluddin dan Dakwah
Jurusan
: Komunikasi Penyiaran Islam
Semester
:5
No. Hp
: 085799291648
Peneliti
: Apa nama akun instagram anda ?
Informan
: @L A I L Y
Peneliti
: Sejak kapan anda membuat akun instagram ?
Informan
: sejak tahun 2014
Peneliti
: Apa tujuan anda membuat akun instagram ?
Informan
: pengen posting foto biar hits, ikut teman dan mengikuti perkembangan jaman
Peneliti
: Apa manfaat yang anda peroleh setelah membuat akun instagram
? Informan
: dapat mengetahui informasi yang tidak dishare di tempat terbuka atau umum, kemudian banyak temen lama yang jarang ketemu bisa tau lewat foto-foto dan caption mereka.
Peneliti
: Berapa kali mengunggah foto atau video dalam satu hari ?
Informan
: nggak mesti, kadang 1 sampai 2 kali tapi kalo tidak kemanamana ya tidak posting.
Peneliti
: Lebih sering mengunggah foto apa video ?
Informan
: foto
Peneliti
: Apa perbedaannya ?
Informan
: karena foto lebih mudah daripada video
Peneliti
: foto apa yang biasanya diunggah ?
90
Informan
: foto sendiri, kadang bareng-bareng sama temen pernah juga suatu tempat, kadang kutipan atau kata-kata yang romantic tapi banyakan guyonyang pakai bahasa jawa.
Peneliti
: Apa motiv mengunggah foto atau video ?
Informan
: biar hits sekalian bisa mengabadikan momen
Peneliti
: Apa harapan setelah unggah foto atau video ?
Informan
: banyak yang like dan komen
Peneliti
: Pernah tidak unggah foto atau video yang tidak pakai jilbab?
Informan
: tidak pernah
Peneliti
: apa alasannya ?
Informan
: karena saya memang selalu pakai jilbab apalagi kalau keluar rumah
Peneliti
: Selain mengunggah foto atau video apa yang anda lakukan dalam akun media sosial instagram ?
Informan
: stalking
Peneliti
: Pernah tidak merasa kecewa atau menyesal setelah mengunggah foto ?
Informan
: tidak pernah
Peneliti
: Apa yang anda tampilkan dalam media sosial instagram ?
Informan
: sesuatu dari saya yang keliatan bagus dan hits, manis dan anggun, sampai pernah juga aku dikomen sama temen aku kalo aku keliatan cantik dan solihah karena meski berhijab aku juga modis.
Peneliti
: Bagaimana cara anda menampilkan hal tersebut ?
Informan
: memilih momen atau foto yang paling bagus yang keliatan anggun dan manis.
Peneliti
: pernah tidak memakai fitur baru yaitu stories ?
Informan
: sering, biasanya memakai video kalo stories.
Peneliti
: apa motivnya ?
91
Informan
: buat hiburan karena di fitur stories ini kita bisa posting apa yang sedang kita lakukan saat itu, jadi biasanya enakan pakai video. Dan keistimewaannya lagi kalau fitur stories hanya muncul 1 kali 24 jam saja dan setelah itu hilang.
Peneliti
: apakah ada batasan dalam motiv mengunggah foto ?
Informan
: ndak ada si, ya cumin pokoknya kalo posting di media sosial aku selalu pakai jilbap ndak hanya di media sosial instagram aja. (9 Desember 2016)
Wawancara pada 30 Agustus 2016
92
INTERVIEW GUIDE
Nama
: Dwi Shinta Wulandari
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan
: Akuntansi Syariah
Semester
:9
No. Hp
: 081210608343
Peneliti
: Apa nama akun instagram anda ?
Informan
: @dwishintawuland
Peneliti
: Sejak kapan anda membuat akun instagram ?
Informan
: sejak tahun 2012
Peneliti
: Apa tujuan anda membuat akun instagram ?
Informan
: untuk mengabadikan momen dan eksistensi
Peneliti
: Apa manfaat yang anda peroleh setelah membuat akun instagram
? Informan
: bisa mencari informasi dan hiburan
Peneliti
: Berapa kali mengunggah foto atau video dalam satu hari ?
Informan
: bisa antara 3 sampai 4 kali
Peneliti
: Lebih sering mengunggah foto apa video ?
Informan
: sering unggah foto video juga sering tapi masih lebih seringan foto
Peneliti
: Apa perbedaannya ?
Informan
: kalo foto mudah dan simple, tapi kalo video lebih enak karena bisa berkespresi dan sesuai dengan keadaan
Peneliti
: biasanya unggah foto atau video apa ?
Informan
: ya semuanya yang sekiranya berkenang dan bagus aku selalu unggah karena menurut aku itu penting,
Peneliti
: misal seperti foto selfi apa gimana ?
93
Informan
: foto selfie sering karena kan hampir tiap hari aku selfie, kemudian foto sama temen juga banyak, foto sama keluarga dan foto sama pacar juga aku sering posting ke media sosial instagram.
Peneliti
: Apa motiv mengunggah foto atau video ?
Informan
: biar hits dan eksis, kemudian biar teman-teman bisa melihat momen-momen aku.
Peneliti
: Apa harapan setelah unggah foto atau video ?
Informan
: dapat banyak like, dan dikenal banyak orang.
Prnrliti
: Pernah tidak unggah foto atau video yang tidak pakai jilbab?
Peneliti
: Selain mengunggah foto atau video apa yang anda lakukan dalam akun media sosial instagram ?
Informan
: stalking
Peneliti
: Pernah tidak merasa kecewa atau menyesal setelah mengunggah foto atau video ?
Informan
: tidak pernah
Peneliti
: Apa yang anda tampilkan dalam media sosial instagram ?
Informan
: sesuatu dalam diriku yang keliatan bagus dan elit, biar dipandang temen-temen atau follower kalo aku ini termasuk anak hits.
Peneliti
: Bagaimana cara anda menampilkan hal tersebut ?
Informan
: memilah momen yang paling bagus lalu kemudian mengabadikan dengan mengunggah ke instagram
Peneliti
: mengenai fitur baru yaitu ig stories, apa pendapat kamu tentang itu ?
Informan
: menurut aku itu seru karena selain buat hiburan kitabisa memposting egiatan kita pada waktu itu, biasanya aku lebih sering unggah video kalo di fitur stories.
Peneliti
: apakah ada batasan dalam motiv mengunggah momen ?
Informan
: ndak ada, pokoknya kalo menurutku itu bagus ya aku unggah
Wawancara pada 24 Agustus 2016
94
INTERVIEW GUIDE
Nama
: Fara Dhila Medina Irawan
Fakultas
: Syariah
Jurusan
: Hukum Ekonomi Syariah
Semester
:3
No. Hp
: 085708903465
Peneliti
: Apa nama akun instagram anda ?
Imforman
: @Faradhillamedinairawan
Peneliti
: Sejak kapan anda membuat akun instagram ?
Informan
: sejak tahun 2014
Peneliti
: Apa tujuan anda membuat akun instagram ?
Informan
: awalnya si ngikut teman tapi juga biar tidak ketinggalan jaman
Peneliti
: Apa manfaat yang anda peroleh setelah membuat akun instagram
? Informan
: bisa buat hiburan selan itu juga bisa mencari informasi even-even yang ada di Solo dan juga tempat-tempat wisat atau kuliner yang hits.
Peneliti
: Berapa kali mengunggah foto atau video dalam satu hari ?
Informan
: tidak mesti kadang 1 sampai 2 kali
Peneliti
: Lebih sering mengunggah foto apa video ?
Informan
: lebih sering mengunggah foto
Peneliti
: Apa perbedaannya ?
Informan
: karena video lebih susah buatnya, juga menghabiskan banyak kuota data kalo mengunggahnya.
Peneliti
: Apa motiv mengunggah foto atau video ?
Informan
: untuk eksistensi dan mengabadikan momen
Peneliti
: Apa harapan setelah unggah foto atau video ?
95
Informan
: dapat banyak like dan teman-teman atau keluarga yang jauh dapat mengetahui kegiatanku.
Peneliti
: Pernah tidak unggah foto atau video yang tidak pakai jilbab?
Informan
: tidak pernah
Peneliti
: Biasanya unggah foto apa ?
Informan
: foto selfi, foto sama teman juga pernah sama foto main yang keliatan bagus.
Peneliti
: Selain mengunggah foto atau video apa yang anda lakukan dalam akun media sosial instagram ?
Informan
: stalking
Peneliti
: Pernah tidak merasa kecewa atau menyesal setelah mengunggah foto ?
Informan
: tidak pernah
Peneliti
: apa alasannya ?
Informan
: ya karena aku selalu pakaai jilbab kalau keluar ruamah, apalagi sekarang aku kan kuliah di IAIN jadi kemana-mana selalu pakai jilbab.
Peneliti
: Apa yang anda tampilkan dalam media sosial instagram ?
Informan
: foto yang keliatan bagus dan manis
Peneliti
: Bagaimana cara anda menampilkan hal tersebut ?
Informan
: saya memilih foto yang paling bagus kadang juga diedit biar keliatan cantik, lalu kemudian memposting ke media sosial instagram.
Peneliti
: tentang fitur baru yaitu ig stories, bagaimana pendapat anda ?
Informan
: saya tidak terlalu tertarik dengan fitur itu, karena menurutku itu biasa aja, kita hanya mengabadikan kegiatan pada saat itu mungkin hanya kos dan kampus saja.
Peneliti
: apakah ada batasan dalam motiv mengunggah momen ?
Informan
: ya tidak ada kalo pengen posting ya posting aja, tapi postingnya juga semua yang pakai jilbab.
Wawancara pada 6 September 2016
