1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu maupun kualitas sumber daya manusia dan proses pembudayaan karakter nilai kehidupan manusia. Mutu maupun kualitas masyarakat yang baik dapat menjadi acuan akan baiknya tingkat kesejahteraan suatu negara tersebut. Kualitas masyarakat dapat dilihat dari keterampilan ataupun kemampuan masyarakat dalam mengolah sumber daya yang ada dan nantinya dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Trianto (2011:1) pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Adapun pendidikan tidak lepas dari proses pembelajaran baik itu secara formal maupun informal. Proses pembelajaran adalah suatu bentuk nyata ataupun rencana tindak dari pendidikan itu sendiri. Untuk pendidikan formal, proses pembelajaran merupakan kegiatan atau interaksi antara seorang guru yang bertindak sebagai pengajar dan siswa yaitu pembelajar. Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menajadi manusia yang beriman, dan bartaqwa kepada Tuhan Yang
1
2
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, maka sekolah menengah kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal, bertanggung jawab mempersiapkan lulusannyan menjadi tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UUSPN (Undang Undang Satuan pendidikan Nasional), SMK adalah lembaga yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian yang dipelajari. SMK Negeri 2 Medan beralamat di Jalan STM No 12 A Medan yang memiliki 5 jurusan dan salah satu diantaranya adalah jurusan teknik mesin dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 108 orang. Untuk mewujudkan cita-cita dan harapan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, maka SMK Negeri 2 memiliki Visi, Misi dan Tujuan sebagai berikut: 1. Visi SMK Negeri 2 Medan Terwujudnya SMK Negeri 2 Medan sebagi pencipta sumber daya manusia (SDM) yang berkepribadian dan beraklak mulia, profesional dan kompeten pada bidang teknologi yang mampu bersaing di era globalisasi. 2. Misi SMK Negeri 2 Medan Meningkatkan mutu tamatan yang memiliki kompetensi berstandar Nasional atau Internasional melalui: a. Meningkatkan kualitas tenaga pendidikan dan kependidikan yang memenuhi dan kompetens.
3
b. Mengembangkan kurikulum dan bahan ajar yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/industri. c. Menghasilkan kualitas lulusan yang berkepribadian dan berakhlak mulia, terampil dalam bidangnya. d. Meningkatkan fasilitas dan lingkungan belajar yang nyaman memenuhi standar kualitas. e. Meningkatkan kerjasama antara dunia usaha/industri dan lembaga yang terkait dalam bentuk praktek kerja industri dan penyaluran tamatan. f. Meningkatkan kerja sama harmonis dengan orang dan siswa masyarakat. g. Pengembangan dan implementasi manajemen mutu mengacu pada ISO 9001 : 2008. 3. Tujuan SMK Negeri 2 Medan Sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah, SMK Negeri 2 Medan bertujuan: a. Memberi arah dan landasan kerja bagi semua warga sekolah. b. Meningkatkan kualitas sarana belajar untuk memenuhi standart sekolah nasional. c. Memberi dorongan / motivasi pelaksanaan kerja yang lebih baik dalam rangka peningkatan profesionalisme dan efektifitas serta efisiensi. d. Mengembangkan sistem pendidikan untuk menghasilkan tamatan yang kompeten dan peduli lingkungan hidup e. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional dan peningkatan mutu pendidikan.
4
f. Menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan program-program yang telah dilaksanakan sekolah. Untuk mencapai Visi, Misi dan Tujuan diatas, SMK Negeri 2 Medan telah menerapkan kurikulum 2013, yang dimana visi, misi dan tujuan sekolah sejalan dengan karakter kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
tantangan-tantangan
dimasa
depan
melalui
pengetahuan,
keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Guru merupakan tenaga pendidik yang berperan dalam mencapai visi,misi dan tujuan sekolah. Salah satu tenaga pendidik yang ada pada sekolah SMK Negeri 2 Medan guru mata pelajaran kelistrikan mesin dan konversi enrgi. Pada dasarnya guru tersebut sudah berperan dalam mencapai tujuan sekolah tersebut. Beliau sudah melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013. Guru tersebut telah memakai perangkat pembelajaran yang sesuai dengan acuan penggunaan kurikulum 2013. Pada pembelajaran tersebut, guru dan siswa telah melaksanakan penduan-panduan belajar mengajar yang terdapat pada buku panduan kurikulum 2013. Yang dimana panduan guru ialah memberikan salam, melakukan persensi absensi siswa, mempersilahkan siswa berdoa, melakukan pembelajaran. Sedangkan panduan siswa ialah siswa memberikan salam, siswa berdoa, belajar, menjawab pertanyaan. Akan tetapi ketidaksesuaian antara proses pembelajaran dengan hasil belajar yang diperoleh pada mata pelajaran kelistrikan dan konversi energi adalah masalah yang dihadapi guru tersebut untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang ada pada sekolah tersebut. Hal tersebut diketahui
5
berdasarkan observasi yang dilakukan penulis terhadap hasil belajar mata pelajaran kelistrikan mesin dan konversi energi. Dimana diperoleh hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar kelistrikan mesin dan konversi energi belum memenuhi target. Hal ini dapat dilihat dari nilai pada ujian semester ganjil. Tabel 1. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Kelistrikan Mesin dan Konversi Energi No
Tahun Ajaran
Nilai Tertin ggi
1 2014/2015 89 2 2015/2016 91 Sumber : SMKN 2 Medan
Nilai Terendah
Presentase Nilai Yang Lulus
Presentase Nilai Yang Tidak Lulus
Rata-rata
65 60
53,82% 51,4%
46,18% 48,6%
77 75
Berdasarkan observasi terhadap guru mata pelajaran kelistrikan mesin dan konversi energi, dimana guru mata pelajaran tersebut yang sudah bersertifikasi menuturkan bahwa beliau belum puas terhadap hasil belajar yang ia dapatkan, dimana hasil belajar yang ia peroleh adalah ketuntasan siswa pada tahun ajaran 2014/2015 sebesar 53,82% dengan rata-rata nilai peserta didik sebesar 77 dan pada tahun ajaran 2015/2016 sebesar 51,4% dengan rata-rata nilai sebesar 75. Guru tersebut juga menuturkan bahwa target yang ingin beliau capai ialah hasil belajar siswa dengan ketuntasan 80% dan dengan rata-rata nilai peserta didik sebesar 85. Beliau menetapkan ketuntasan dan rata-rata nilai sebesar 80% dan 85 karena dengan ketuntasan belajar sebesar tersebut dapat menggambarkan bahwasanya pembelajaran tersebut telah tercapai dan dapat mewakili siswa keseluruhan.
6
Belum memenuhinya hasil belajar siswa tersebut diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti rendahnya kemampuan belajar siswa, kurangnya keaktifakan siswa selama proses pembelajaran, fasilitas pembelajaran yang ada pada sekolah, kurangnya minat belajar pada siswa dan juga faktor kurikulum, namun faktor dari model pembelajaran menjadi faktor dominan juga sebagai penentu tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya kemampuan belajar dan keaktifan siswa dapat diatasi dengan penggunaan model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif untuk belajar. Pada faktor fasilitas, penulis merasa sudah memadai pada sekolah tersebut. Pada umumnya guru telah menggunakan model- model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa seperti pembagian kelompok diskusi dan memaparkan hasil diskusi. Namun praktiknya terjadi ketidak sesuaian materi atau ketidak maksimalan proses pembelajaran dengan model yang digunakan sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran Menurut Kurniasih (2014: 24), adapun beberapa kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah b. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. c. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
7
d. Sifat pembelajaran sangat kontekstual. e. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat f. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi 2. Kekurangan a. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru b. Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP c. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu. d. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama. Untuk
menutupi
kelemahan
kurikulum
2013
diatas
dan
untuk
meningkatkan mutu pembelajaran, diperlukan suatu inovasi dan pembaharuan tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa untuk lebih aktif, salah satunya adalah dengan penggunaan model pembelajaran aktif. Penggunaan model pembelajaran aktif sangat perlu guna mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Adapun alternatif model pembelajaran yang cocok untuk memperbaiki hasil belajar siswa terkait beberapa permasalahan yang telah diutarakan diatas adalah melalui penggunaan model pembelajaran aktif (active learning). Model pembelajaran aktif menuntut siswa agar lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan bukan
8
sebagai pendengar pasif atas apa yang disampaikan guru. Ada beberapa model pembelajaran aktif diantaranya model kartu arisan, model example non exampel, model picture and picture dan banyak model pembelajaran aktif lainnya. Salah satu model pembelajaran aktif adalah Student Facilitator And Explaining. Model pembelajaran Student Facilitator And Explaining jenis model yang pada dasarnya memiliki sistem untuk memberikan kesempatan kepada siswa berfikir aktif, kreatif bahkan lebih kritis lagi dengan memecahkan suatu permasalahan dalam materi pembelajaran, dan mempresentasikan ide/pendapat pada rekan siswa lainya. Model ini juga menuntut siswa agar lebih berani mengutarakan pendapat sendiri kepada teman sekelas. Model pembelajaran ini juga dapat membentu siswa menghubungkan apa yang mereka pelajari di sekolah dengan apa yang mereka lakukan atau akan lakukan pada kehidupan nyata. Proses ini menuntut seluruh siswa untuk berperan aktif atau terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kelistrikan Mesin Dan Konversi Energi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas X Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Medan T.A 2016/2017” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikaskan masalah penelitian ini adalah : 1. Kurangnya semangat belajar siswa terhadap teori dan perhitungan.
9
2. Belum tercapainya target hasil belajar kelistrikan mesin dan konversi energi yang diinginkan dengan ketuntasan belajar siswa 80% dan rata-rata nilai 85. 3. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran kelistrikan mesin dan konversi energi. 4. Kurangnya keberanian untuk megutarakan pendapat sendiri pada teman sekelas. 5. Rendahnya keinginan siswa untuk belajar. 6. Latar belakang sekolah yang mengutamakan keahlian praktek pemesinan. 7. Belum maksimalnya penerapan pembelajaran kurikulum 2013 pada pelajaran kelistrikan mesin dan konversi energi. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan jelas maka peneliti akan membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Belum tercapainya target hasil belajar kelistrikan mesin dan konversi energi yang diinginkan dengan ketuntasan belajar siswa 80% dan rata-rata nilai 85. 2. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran kelistrikan mesin dan konversi energi
yang menyebabkan
belum
tercapainya
target
pembelajaran. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
10
peajaran kelistrikan mesin dan konversi energi di kelas X Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2016/2017?” E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kelistrikan mesin dan konversi energi dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining di kelas X Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Medan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru mata pelajaran konversi energi dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai, agar dapat membantu siswa
dalam
menciptakan
aktivitas
belajar
yang
baik,
menarik
dan
menyenangkan sehingga keberhasilan belajar dapat tercapai. 2. Bagi Peneliti a. Mendapat pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dan menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan. b. Sebagai masukan atas informasi penggunaan metode alternatif yang sesuai dengan bidang mata pelajaran dan kondisi siswa. 3. Bagi Sekolah a. Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat kelistrikan mesin dan konversi energi khususnya guru SMK Negeri 2 Medan.