BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sukun merupakan tanaman menahun yang banyak tumbuh di Indonesia dan sejak lama digunakan sebagai obat tradisional. Selain pohonnya sebagai perindang, buahnya yang telah tua dikenal sebagai sumber karbohidrat untuk bahan makanan. Bunganya setelah dikeringkan secara tradisional digunakan sebagai pengusir nyamuk dengan cara dibakar seperti obat nyamuk bakar. Tanaman sukun awalnya mempunyai nama latin Artocarpus comunis, yang kemudian direvisi menjadi Artocarpus altilis. Tanaman sukun hampir mirip dengan tanaman kluwih, hanya bedanya kluwih merupakan wild type yang menghasilkan buah yang berbiji sedangkan sukun adalah selected form yaitu kultivar yang menghasilkan buah yang tidak berbiji. Keduanya mempunyai nama yang sama yaitu Artocarpus altilis. Sukun ada dua varitas yaitu sukun jawa dan sukun bangkok. Sukun jawa batangnya lebih tinggi daripada sukun bangkok, tetapi sukun bangkok mempunyai forma buah yang lebih besar daripada sukun jawa (Susandarini, 2013). Penelitian untuk analgetik dan antiinflamasi dari tanaman telah disitasi dalam literatur pengobatan tradisional. Beberapa sediaan herbal telah diracik sebagai analgetik dan antiinflamasi dalam literatur tradisional. Akhir-akhir ini banyak penelitian sumber analgetik dan antiinflamasi baru dari tumbuhan obat
18
digali secara intensif. Hal ini karena ada penemuan terbaru dari senyawa bahan alam yang dapat menekan, mengurangi atau menghilangkan rasa sakit (Kakoti dkk., 2013) Nyeri dan inflamasi (radang) merupakan respon patologis dari tubuh karena adanya pengaruh cedera, infeksi kuman atau senyawa asing yang masuk dalam tubuh. Peradangan ada dua yaitu peradangan akut dan kronis. Peradangan akut merupakan respon awal tubuh untuk rangsangan berbahaya yang berlangsung beberapa hari. Peradangan akut yang simultan akan menghasilkan peradangan kronis yang bisa berlangsung berbulan-bulan. Peradangan akut ditandai rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsio laesa. Peradangan kronis melibatkan peran sel darah putih terutama sel mononuklear (monosit, makrofag dan limfosit). Inflamasi merupakan faktor ketahanan tubuh yang hasilnya berupa pertahanan dan netralisasi terhadap agen asing berbahaya, penghancuran jaringan yang rusak dan proses pemulihan jaringan tetapi jika proses ini berlangsung secara terus menerus justru akan merusak jaringan.Obat analgetik dan antiinflamasi telah banyak digunakan dengan efek terapi yang baik, tetapi masih banyak obat ini yang mempunyai efek samping yang tidak diinginkan misalnya mengiritasi lambung. Obat-obat ini bekerja dengan menghambat enzim fosfolipase atau enzim siklooksigenase (Nugroho, 2012). Beberapa senyawa dari bahan alam telah digunakan sebagai pengobatan sejak lama tanpa efek samping. Tumbuhan merupakan sumber alam yang besar yang menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat untuk mendapatkan obat terbaru (Kakoti dkk., 2013). Penelitian tentang tanaman obat baru untuk
19
antiinflamasi dan analgetik perlu dilakukan untuk mengurangi efek samping dari obat konvensional (Ramachandran dkk., 2011) Penelitian terhadap tanaman obat yang digunakan masyarakat sebagai pengobatan dapat memberi landasan ilmiah yang kuat bagi masyarakat pengguna obat tradisional dan bahan baku obat analgetik dan antiinflamasi di masa sekarang.Sukun merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak jumlahnya dan dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Pemanfaatan daun sukun belum dilakukan secara maksimal terutama dalam pengobatan tradisional. Daun sukun secara tradisional digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti sirosis hati, hipertensi dan diabetes. Ekstrak air dan ekstrak metanol daun sukun mengandung tanin, quinon, antrasena bebas,
proantosianidol, kumarin,
fenol,triterpen dan sterol yang mempunyai efek nematisidal (Marie-Magdeleine dkk., 2010). Ekstrak etanol daun sukun mengandung tanin, senyawa fenol, glikosida, saponin, steroid, terpenoid dan antrakinon (Siddesha dkk., 2011). Daun sukun mengandung senyawa flavonoid terprenilasi yaitu artocarpin yang mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antikanker (Lee dkk., 2013). Lin dan kawan-kawan (2011) melaporkan bahwa buah sukun mengandung flavonoid yang mempunyai efek antiinflamasi dengan cara menurunkan aktivasi suatu mediator inflamasi. Abdassah dan kawan-kawan (2009) melaporkan bahwa gel ekstrak etanol daun sukun mampu menghambat peradangan kaki tikus yang diinduksi karagenin. Andriani (2013) melaporkan bahwa ekstrak etil asetat daun sukun mampu menghambat inflamasi pada mencit yang diinduksi thioglikolat. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui aktivitas analgetik dan antiinflamasi ekstrak etil
20
asetat daun sukun (EADS)pada mencit serta ekspresi enzim siklooksigenase 2 (COX-2).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu: 1. Apakah ekstrak EADS mempunyai aktivitas analgetik pada mencit yang diinduksi asam asetat? 2. Apakah ekstrak EADS mempunyai aktivitas antiinflamasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap ekspresi COX-2 pada mencit yang diinduksi karagenin? 3. Bagaimana selektifitas penghambatan ekstrak EADS terhadap enzim COX-1 dan COX-2?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas analgetik ekstrak EADS pada mencit yang diinduksi asam asetat. 2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dan pengaruh ekstrak EADS terhadap ekspresi COX-2 pada mencit yang diinduksi karagenin.
21
3. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui selektifitas penghambatan ekstrak EADS terhadap COX-1 dan COX-2.
D. Keaslian Penelitian
Kajian aktivitas analgetik dan antiinflamasi ekstrak daun sukun masih sangat minim. Ada beberapa penelitian yang dilakukan terhadap daun sukun. Aktivitas antiinflamasi sediaan gel ekstrak etanol daun sukun pada pembentukan udem pada kaki tikus telah dilaporkan (Abdassah dkk., 2009), ekstrak etil asetat daun sukun mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan cara menghambat migrasi leukosit pada mencit yang diinduksi thioglikolat (Andriani, 2013), flavonoid daun sukun mempunyai efek antiinflamasi (Lee dkk., 2013) dan antikanker (Lee dkk., 2013); Wang dkk., 2007) serta antioksidan (Lan dkk., 2013), senyawa fenolik daun sukun mempunyai efek nematisidal (Marie-Magdeleine dkk., 2010), ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat mempunyai efek antihipertensi (Siddesha dkk., 2011). Sepanjang penelusuran pustaka, penelitian aktivitas analgetik ekstrak EADS pada mencit yang diinduksi asam asetat, aktivitas antiinflamasi ekstrak EADS pada mencit yang diinduksi karagenin dan analisis ekspresi COX-2 belum pernah dipublikasikan.
22
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Manfaat kepada peneliti/akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang metodologi riset aktivitas analgetik, antiinflamasi, analisis ekspresi COX-2 dan uji penghambatan siklooksigenase secara invitro. 2. Manfaat kepada masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat bahwa daun sukun dapat digunakan sebagai obat bahan alam terutama untuk analgetik dan antiinflamasi. 3. Manfaat kepada ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan tentang analgetik dan antiinflamasi dari daun sukun.
23