1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar (Mulyasa, 2009). Pembelajaran kimia selama ini cenderung kurang menarik sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki motivasi dalam mempelajarinya. Dalam situasi seperti ini siswa merasa seolah-olah ada unsur paksaan dalam belajar sehingga membuat jiwanya tertekan. Keadaan jiwa yang mengalami penekanan menyebabkan siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan atau mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Siswa kurang dilatih untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi, data, atau argumen sehingga kemampuan berpikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik.
Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 3 Pematangsiantar ditemukan bahwa dalam pembelajaran kimia selama ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, guru-guru jarang sekali menerapkan keterampilan mengajar berupa pemberian penguatan dan pertanyaan yang bervariasi sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran kimia di kelas dan suasana belajar terkesan kaku yang mengakibatkan proses belajar mengajar tidak berjalan secara optimal dan berdampak pada hasil belajar kimia siswa yang relative rendah. Siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat pada pelajaran kimia, sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
2
mempelajari kimia adalah dengan cara memberikan penguatan kepada siswa. Penguatan merupakan bagian yang penting dalam proses belajar mengajar. Penguatan memiliki klasifikasi tertentu, berdasarkan klasifikasi itulah, kemudian guru memilih penguatan yang sesuai untuk diberikan kepada siswa. Menurut (Dimyati, 2002) seorang siswa belajar lebih banyak bilamana diberikan penguatan (reinforcement). Penguatan adalah stimulus yang mengikuti respon yang akan meningkatkan kemungkinan respon itu diulangi lagi atau sesuatu yang diberikan guna semakin menguatkan dan meningkatkan perilaku yang diharapkan. Menurut (Hasibuan, 2010) bahwa nilai hasil belajar siswa yang diajar dengan pemberian penguatan dilihat dari tes akhir rata-rata 8,49 mengalami peningkatan dari nilai tes awal yang nilai rata-ratany 4,47. Jika penguatan yang diberikan guru masih kurang maksimal maka dalam situasi ini sangat bijaksana apabila guru memberikan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan membuat suatu interaksi dalam pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Tambunan, 2008) bahwa dalam proses belajar mengajar, tujuan memberikan pertanyaan agar anak belajar (memperoleh ilmu pengetahuan), mengevaluasi hasil belajar dan meningkatkan kemampuan berpikir. Dalam pengajaran di kelas, umumnya terjadi proses tanya jawab. Cara bertanya mempunyai pengaruh pada jawaban dan proses berpikir siswa. Selanjutnya (Nalole, 2010) menyatakan keterampilan bertanya memberikan hasil pelajaran yang bermakna bagi siswa, siswa mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan baik dan (Simatupang, 2007) menyatakan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan keterampilan guru bertanya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar yang diajarkan tanpa keterampilan bertanya. Pertannyaan retoris (rhetorical question) adalah pertanyaan yang diajukan oleh guru dan pada akhirnya dijawab sendiri oleh guru. Pertanyaan menggali (Probing question) adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama.
3
Konsep Hidrokarbon adalah salah satu dari ilmu kimia yang cukup membosankan karena terdiri dari konsep-konsep yang bersifat teoritis sehingga diperlukan suatu teknik pembelajaran yang membuat siswa tertarik untuk menguasai materi ini secara tuntas. Karena disamping harus mengingat senyawanya siswa juga harus mengenal struktur dasar dan dapat menuliskan ataupun menggambarkan struktur dasar senyawa tersebut serta penamaan senyawanya. Untuk lebih memudahkan siswa memahami konsep hidrokarbon maka peneliti tertarik untuk menerapkan penguatan dan jenis pertanyaan pada pokok bahasan ini, dan berharap adanya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pemberian Penguatan ( Reinforcement) Dan Jenis Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA “. 1.2 Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pemberian penguatan dan jenis pertanyaan serta kaitannya terhadap terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh jenis penguatan terhadap hasil belajar kimia siswa SMA ? 2. Apakah ada pengaruh jenis pertanyaan terhadap hasil belajar kimia siswa SMA ? 3. Apakah ada interaksi antara jenis penguatan dan jenis pertanyaan terhadap hasil belajar kimia siswa SMA ? 1.4 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi tentang pemberian penguatan verbal dan nonverbal serta pemberian jenis pertanyaan retoris dan menggali pada subpokok bahasan hidrokarbon yaitu alkana, alkena, alkuna serta reaksi reaksi dalam hidrokarbon dikelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar.
4
1.5 Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis penguatan terhadap hasil belajar kimia siswa SMA ? 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis pertanyaan terhadap hasil belajar kimia siswa SMA ? 3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara jenis penguatan dan jenis pertanyaan terhadap hasil belajar kimia siswa SMA ? 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru Sebagai masukan dan pertimbangan bagi para guru dalam memberikan penguatan dan menerapkan keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi Siswa Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan minat belajar siswa 3. Bagi Guru bidang studi lain Sebagai bahan rujukan suatu
strategi pembelajaran , yang dapat
diterapkan pada bidang studi yang lain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru 5. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjunya. 1.7 Defenisi Operasional Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penguatan adalah
respon
terhadap suatu prilaku yang dapat memungkinkan terulangnya kembali prilaku tersebu, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal. Penguatan verbal merupakan
5
penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Penguatan nonverbal merupakan penguatan yang diungkapkan baik melalui gerak isyarat, pendekatan, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, symbol/benda. Jenis pertanyaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada siswa dilihat dari maksudnya yang dapat berupa pertanyaan retoris dan pertanyaan menggali. Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang diajukan oleh guru dan pada akhirnya dijawab sendiri oleh guru. Pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Hasil belajar adalah nilai atau skor yang diperoleh siswa pada awal (Pretest) dan akhir (postest) penelitian, serta perubahan (peningkatan) nilai pretest dan posttest.