BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen paradigma
Berbasis
baru
dalam
Sekolah
pendidikan,
(MBS)
merupakan
menuntut
adanya
kinerja kepala sekolah yang tinggi meliputi: partisipasi seluruh warga sekolah dan warga masyarakat (stakeholder), pembinaan dan pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, proses pembelajaran yang berkualitas, keterbukaan dan kemauan untuk berubah, responsif dan antisipatif, akuntabilitas, teamwork yang cerdas, kompak dan dinamis serta pengawasan yang produktif ( Duhou ; 2003). Pengelolaan sekolah meliputi proses perencanaan, pelaksanaan
dan
pengawasan
seluruh
sumber
daya
manusia ataupun sumber daya lain yang ada, untuk mencapai tujuan sekolah. Tujuan dapat terwujud jika sekolah
memberdayakan
sumber
daya
dan
tenaga
pendidikan dan diberi kepercayaan untuk mengatur diri sendiri secara sesuai dengan asas manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (MPMBS). Lestari
(2008),
agar
mutu
tetap
terjaga
Menurut
dan
proses
peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional dalam standar nasional
pendidikan
(SNP),
untuk
dijadikan
indikator 1
evaluasi
keberhasilan
peningkatan
mutu.
Untuk
peningkatan mutu pendidikan salah satu upaya dengan peningkatan
kinerja
kepala
sekolah
dalam
pemberian
bantuan dan layanan kepada guru secara optimal dalam bentuk supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan bantuan dan layanan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar di kelas. Dalam implementasinya supervisi akademik mempunyai tujuan utama yakni memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Kegiatan supervisi akademik dapat mencakup
penilaian,
perbaikan dan
pengembangan situasi proses dan hasil belajar mengajar berdasarkan pada hasil pengamatan atau penelitian yang dilakukan. Mutu pendidikan masih menjadi persoalan mendasar bagi bangsa Indonesia, upaya telah dilakukan guna mencari solusi jalan keluar seperti penggantian kurikulum, peningkatan pelatihan kompetensi guru dan tenaga
kependidikan,
pengadaan
buku-buku
dan
alat
pembelajaran, perbaikan sarana-prasarana dan peningkatan mamajemen mutu. Salah satu indikator penyebabnya adalah rendahnya kepemimpinan kepala sekolah terutama pada kualitas
pengelolaan
dan
pembinaan
berupa
supervisi
akademik maupan manajerial di sekolah, sebagai akibatnya
2
kinerja
kepala
sekolah
dipertanyakan
banyak
pihak
(Dharma; 2008). Sutardi
(2008)
dalam
penelitiannya
menyimpulkan
bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja kepala sekolah
di SMP N
Kabupaten Majalengka, dengan jumlah responden 414 orang guru, instrument penelitian yang dipakai dengan angket, dan
digunakan
analisis
data
menggunakan
statistik
deskriptif, chi kuadrat, menunjukkan hasil bahwa, semakin tinggi nilai supervisi akademik (X1) semakin tinggi pula kinerja kepala sekolah (Y). Jadi koefisien korelasi antara Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Kepala Sekolah (Y) adalah signifikan. Sedangkan supervisi akademik
Sindhu (2010) meneliti
tentang
kepala sekolah di 29 sekolah dasar di
dua negara bagian Kelantan dan Selangor Malaysia. Untuk menguji pengetahuan antara guru dan kepala sekolah, diminta untuk merespon skala perbedaan benar dan salah hasilnya diperoleh: Guru hanya mencapai rata-rata 45,8% untuk supervisi akademik, sedang kepala sekolah mencapai rata-rata 47,9% tentang supervisi akademik, dengan mean = 3,12 untuk kepala sekolah, untuk guru mean = 2,78 dengan menggunakan inspektorat
instrumen sekolah.
yang
disediakan
Disimpulkan
bahwa:
oleh
devisi
supervisi
akademik tidak berhubungan signifikan dengan kinerja 3
kepala sekolah. Karena beberapa guru merasa diintimidasi, guru juga merasa bahwa kepala sekolah yang mensupervisi mempunyai misi harus menemukan kesalahan pada guru, dan guru sendiri tidak suka diberitahu kesalahannya. Kepala
sekolah
maupun
guru
memiliki
pengetahuan
terbatas tentang supervisi akademik, 75% guru belum merasakan
manfaat
dari
supervisi
akademik,
dan
menganggap bahwa supervisi akademik tidak perlu. Temuan
Sutardi
(2008)
ada
hunungan
yang
signifikan antara supervisi akademik Kepala Sekolah dengan Kinerja Kepala Sekolah bertolak belakang dengan Sindhu ( 2010 ) yang menemukan tidak ada hubungan antara supervisi akademik Kepala Sekolah dengan Kinerja Kepala Sekolah. Maka perlu dilakukan penelitian ulang untuk memastikan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara supervisi akademik Kepala Sekolah dengan Kinerja Kepala Sekolah. Satu
bagian
terpenting
dalam
pembahasan-
pembahasan tentang kepemimpinan yang tidak menjadi perhatian
besar
(grand
issues)
adalah
kepemimpinan
transformasional. Seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal ( Suyanto: 2007 ). 4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faraz (2008) tentang
kepemimpinan
Menengah
Atas
(SMA)
transformasional Negeri
dan
pada
Sekolah
Swasta di
Daerah
Istimewa Yogyakarta, dengan jumlah 172 sekolah 5.873 orang guru sebagai sumber data. Pendidikan analisis
Provinsi
data
yang
DIY,
2007/2008:
digunakan
adalah:
dan
(Sumber Dinas 20-24).
Teknik
ANOVA
untuk
menguji perbedaan kepemimpinan transformasional kepala sekolah.
Disimpulkan
transformasional
tidak
bahwa
kepemimpinan
berhubungan
signifikan
dengan
kinerja kepala sekolah, untuk kelompok guru SMA Swasta menunjukan nilai simpangan baku yang lebih tinggi dari nilai simpangan baku kelompok guru SMA Negeri, yakni untuk faktor keteladanan 4.131>3.746; motivasi inspiratif 2.135>2.004;
stimulasi
intelektual
3.265>3.140;
dan
pertimbangan individu 4.442>4.26. Sehingga diperoleh hasil analisis antara
bahwa tidak terdapat hubungan yang kepemimpinan
transformasional
dengan kinerja kepala sekolah
signifikan
kepala
sekolah
baik pada SMA Negeri
maupun SMA Swasta (r=0.409, p=0.092). Hadi bahwa:
(2008)
Terdapat
dalam
penelitiannya
hubungan
yang
menyimpulkan
signifikan
kepemimpinan transformasional dengan
antara
kinerja kepala
sekolah pada SMK di Malang Raya Surabaya. Hasil analisis 5
regresi ganda dengan menggunakan Program SPSS For Windows 15.0, dari analisis regresi ganda tersebut diperoleh nilai F sebesar 9,136
dengan
tingkat
signifikan <0,05.
Adanya temuan yang bertolak belakang antara Faraz ( 2008 ) dengan Hadi (2008 ) tentang ada atau tidak adanya hubungan
yang
signifikan
antara
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah, memerlukan penelitian ulang untuk memastikan ada tidaknya hubungan signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah. Penilaian kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo
belum
menggembirakan
terbukti
dari
hasil
penilaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2010 . Dari 43 kepala sekolah masih ada yang tidak memenuhi standar penilaian dengan bobot penilaian input 20% meliputi kompetensi kepribadian dan sosial, penilaian proses 65% meliputi
kompetensi
manajerial,
kewirausahaan,
dan
supervisi, penilaian output 15% untuk prestasi siswa, guru, dan sekolah dengan 100 butir pertanyaan, diperoleh hasil rata-rata kinerja kepala sekolah 69,63 dengan kategori Sedang. Disajikan hasil penilaian kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo tahun 2010, berdasarkan 6
peraturan bupati (perbub) no 4 tahun 2006 dengan kategori hasil sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Penilaian Kinerja Kepala SMP di KabupatenPurworejo.
No I
II
III
Kelompok Jenis penilaian (kompetensi)
Jumlah Bobot Butir
Ratarata Nilai
%
Ketegori Nilai
Penilaian Input:20% Kepribadian
14
14
10,76
77%
Sangat Baik 86 – 100
Penilaian Proses:65% Manajerial
41
41
30,22
73%
Baik 71 – 85
Kewirausahaan
5
11
5,13
46%
Supervisi
9
13
9,58
73%
Penilaian Output:15% Prestasi Siswa
6
4
2,85
71%
Prestasi Guru
6
3
1,60
53%
Prestasi Sekolah
13
8
5,20
65%
Jumlah
100
100
69,63
66.25
Sedang 56 - 70
Kurang Baik < 56
Sumber : Data Primer Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, 2010
Penilaian kinerja kepala sekolah SMP di Purworejo dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kinerja kepala sekolah di Kabupaten Purworejo belum optimal berkategori sedang ditinjau dari 43 sekolah nilai rata-rata 69,63 (kategori Sedang). 2. Rendahnya frekuensi supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah mengakibatkan rendahnya kinerja guru. Dari 43 sekolah rata-rata 46,5% dari 1.237 guru SMP di 7
Kabupaten Purworejo tahun 2010 yang telah tersupervisi oleh kepala sekolah (data pengawas SMP terlampir). 3. Berdasarkan
survey
awal
tentang
kepemimpinan
transformasional dengan mengambil data dari 6 (enam) SMP Negeri di Kabupaten Purworejo yang terdiri dari 30 guru sebagai sampel, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah No
Kategori
1. 2. 3. 4.
Sangat Baik Baik Sedang Kurang baik
Rentang Nilai 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69
Jumlah
Ratarata Nilai
f
∑N
%
5 15 10 0
475 1267 745 0
16,6% 50% 33,3% 0
30
2487
100
2487 30 = 82,9 Baik
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan fakta-fakta tabel dapat dijelaskan bahwa kinerja kepala sekolah mencapai nilai rata-rata 69,63 dengan kategori Sedang, supervisi akademik 46,5 kategori Kurang Baik, untuk kepemimpinan transformasional dengan nilai rata-rata 82,9 dengan kategori Baik, maka yang menjadi
permasalahan
adalah
mengapa
kepemimpinan
transformasional yang baik tidak diikuti dengan kinerja kepala sekolah dan supervisi akademik yang baik pula. Sejalan dengan hasil penilaian kinerja kepala sekolah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian ulang tentang:
8
“Hubungan
Supervisi
Akademik,
Kepemimpinan
Transformasional dengan Kinerja Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Purworejo”.
1.2 Rumusan Masalah 1. Adakah hubungan yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo? 2. Adakah
hubungan
yang
signifikan
kepemimpinan transformasional dengan kinerja kepala sekolah
antara
kepala sekolah SMP di Kabupaten
Purworejo? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara supervisi akademik
dan
kepemimpinan
tranformasional
kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui signifikasi hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo. 2. Untuk mengetahui signifikasi hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo.
9
3. Untuk mengetahui signifikasi hubungan antara supervisi
akademik
kepala
sekolah
dan
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Purworejo.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik 1. Apabila secara akademik hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sutardi (2008). Apabila secara akademik hasil penelitian ini menunjukkan
hubungan
yang
tidak
signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan
kinerja
kepala sekolah
maka temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sindhu (2010).
10
2. Apabila secara akademik hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan
kepala
sekolah
transformasional
dengan
kinerja
kepala
sekolah maka temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hadi (2008). Apabila secara
akademik
hasil
penelitian
ini
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional
kepala
sekolah
dengan
kinerja
sekolah
maka
temuan
kepala
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Faraz ( 2008 ). 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
sekolah, pengawas sekolah, Dinas
Pendidikan
Kabupaten
di
Purworejo,
dalam
melaksanakan supervisi akademik dan menerapkan kepemimpinan meningkatkan
transformasional kinerja
kepala
dalam sekolah
upaya SMP
di
Kabupaten Purworejo.
11
1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan
meliputi
latar
belakang
masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II
Landasan teori meliputi
kinerja kepala sekolah,
supervisi akademik,kepemimpinan transformasional dan Hipotesis. Bab III Metode penelitian meliputi
jenis penelitian dan
subjek penelitian, variabel penelitian, sampel,
jenis
dan
pengumpulan data,
sumber
populasi dan data,
tehnik
indikator emperik dan aras
pengukuran, uji validitas dan reliabilitas, tehnik analisis data, analisis korelasi. Bab IV Analisis subjek
data dan pembahasan meliputi diskripsi penelitian,
korelasional,
uji
analisis hipotesis,
diskriptif,
analisis
pembahasan
hasil
penelitian. Bab V
Penutup meliputi kesimpulan, implikasi penelitian.
12