BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin
tajam dalam dunia usaha, sehingga menuntut para pelaku ekonomi untuk menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya. Banyaknya perusahaan dalam industri, ditambah kondisi perekonomian yang semakin sulit, menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan dalam dunia usaha, khususnya pada perusahaan industri manufaktur, membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya (Kasmir, 2012:196). Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan, seperti ratio profitabilitas
untuk
mengukur
efektifitas
manajemen
berdasarkan
hasil
pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas merupakan kemampuan dalam memperoleh laba yang diukur menggunakan presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan keuntungan.
Menurut Kasmir (2012:196) Rasio
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
1
2
Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah: profit margin (profit margin on sales), return on investment (ROI), return on equity (ROE), dan laba per lembar saham. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan return on equity (ROE).
Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham, dimana semakin tinggi rasio ini, maka kinerja perusahaan semakin baik. Kinerja perusahaan yang baik tentu akan memberikan deviden yang tinggi sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Besarnya laba perusahaan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Assets Turnover (TAT). Pada dasarnya perusahaan sangat membutuhkan pendanaan. Kebutuhan pendanaan merupakan masalah penting yang harus diperhitungkan oleh para investor, maka tugas manager keuangan perusahaan menetapkan struktur modal yang diharapkan perusahaan dapat meningkatkan proporsi pendanaan oleh utang perusahaan. Solvabilitas (struktur modal), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Ratio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan ini adalah debt to equity ratio (rasio utang atas modal), debt service ratio (rasio pelunasan utang), dan rasio utang atas aktiva. Oleh karena itu, dalam penelitian ini debt to equity ratio (DER) digunakan sebagai variabel untuk menguji pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.
Rasio aktivitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam perusahaan farmasi tingkat profitabilitas sangat penting untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Berdasarkan informasi yang diambil dari Indonesia pharma community empat perusahaan farmasi lokal, yakni PT Kalbe Farma Tbk, PT Tempo Scan
3
Pacific Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Pyridam Farma Tbk, mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 18,6% pada semester I tahun ini. Kendati sama-sama mencatat kenaikan pendapatan, kinerja profitabilitas keempat perusahaan ini berbeda satu sama lain, (www.pharmacommunity.blogspot.com). Profitabilitas Kalbe Farma dan Pyridam Farma yang diukur dari margin kotor tercatat mengalami penurunan secara tahunan pada semester I 2012 masingmasing sebesar 3,1% dan 2,24%. Penurunan margin kotor ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan mentransmisikan kenaikan beban pokok penjualan ke dalam harga jual; atau dapat juga disebabkan oleh strategi perusahaan yang mengorbankan profitabilitas demi meningkatkan penjualan. Direktur Keuangan Kalbe Farma, Vidjongtius, menilai penurunan margin kotor tersebut terutama disebabkan perubahan komposisi bisnis tahun ini, seiring peningkatan kontribusi divisi distribusi dan logistik. "Kontribusi penjualan divisi distribusi dan logistik meningkat menjadi 37% di semester I 2012 dari 30% di semester I 2011," ujarnya.
Divisi distribusi dan logistik masih memberikan
kontribusi tertinggi terhadap penjualan konsolidasi sebesar 37%, diikuti divisi obat resep dengan kontribusi 26%, divisi nutrisi berkontribusi 21%, dan divisi produk kesehatan berkontribusi 16%, (www.pharmacommunity.blogspot.com). Sementara Kimia Farma dan Tempo Scan Pasifik pada semester I tahun ini malah mencatat adanya peningkatan margin kotor masing-masing sebesar 2,7%, dan 0,43%. Kenaikan ini dapat disebabkan oleh peningkatan efisiensi operasional berupa penurunan persentase beban pokok penjualan terhadap penjualan; maupun peningkatan harga jual yang berakibat pada kenaikan penjualan.
Presiden
Direktur Tempo Scan, Handojo S Muljadi, menyatakan margin laba kotor perusahaan meningkat menjadi 39,3% di semester I 2012 dibanding periode yang sama tahun lalu 38,9%. "Namun, margin kotor divisi farmasi menurun menjadi 67,7% di semester I 2012 dibandingkan semester I 2011 yang mencapai 68,6%," ujarnya. Tren penurunan margin kotor divisi farmasi dipengaruhi antara lain oleh kenaikan upah minimum di lokasi fasilitas manufaktur farmasi Tempo Scan berada serta biaya tenaga kerja lain yang terkait, tingginya harga bahan baku serta menurunnya rupiah yang membuat harga bahan baku impor lebih mahal. Berdasarkan laporan keuangan, margin kotor Kalbe Farma dan Pyridam Farma
4
pada periode 2011 relatif lebih tinggi dibanding Kimia Farma dan Tempo Scan. Margin kotor Kalbe dan Pyridam tercatat sebesar 52,2%, dan 67,3% pada semester I 2011 sedangkan margin kotor Kimia Farma dan Tempo Scan tercatat sebesar 29,4%, dan 38,9%, (www. pharmacommunity.blogspot.com). Berdasarkan uraian diatas maka dalam penyusunan laporan akhir ini penulis tertarik untuk menyusun laporan yang diberi judul “Analisis Pengaruh DER dan TAT terhadap ROE pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012”.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial maupun simultan antara Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur sub-sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 2. Diantara variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TAT) mana yang paling dominan mempengaruhi Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur sub-sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.
1.3
Ruang Lingkup Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar
analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi pembahasan sebagai berikut: 1. Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) dan Return On Equity (ROE). 2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sub-sektor Farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012.
5
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan antara Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur sub-sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis diantara variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TAT) yang paling dominan mempengaruhi Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur sub-sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.
1.4.1 Manfaat Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain: 1. Bagi perusahaan, untuk memberikan informasi mengenai pengaruh Debt to Equity (DER) dan Total Assets Turn over (TAT) terhadap Return on Equity (ROE) pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi calon investor, menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi sehingga dapat meminimalisasi resiko bisnis yang mungkin akan terjadi. 3. Bagi Peneliti selanjutnya, dapat menjadi tambahan referensi serta dapat dijadikan sebagai kajian lebih lanjut bagi peneliti lain. 4. Bagi Peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TAT) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur sub-sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.5
Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan akhir ini terdiri dari lima bab dan masing-masing
bab diuraikan lagi kedalam beberapa sub bab, dengan perincian sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
6
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori-teori yang terkait dan melandasi serta menjelaskan secara detail mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini meliputi rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio aktivitas dan penelitian sebelumnya.
BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian, gambaran populasi dan sampel perusahaan yang diteliti, dan pengidentifikasian variabel-variabel penelitian dan penjelasan pengukuran variabel tersebut. Menjelaskan tentang model dan teknik analisis, meliputi: model analisis, teknik analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang analisa statistik deskriptif, pengujian normalitas data, pengujian asumsi klasik, analisis data yang berupa hasil analisis regresi linier berganda dan pembahasan secara teoritik baik secara kuantitatif dan statistik.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari berbagai temuan pada bab-bab sebelumnya yang didapat dari hasil evaluasi dan pembahasan yang telah dilakukan, serta berisi saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat dalam pemecahan masalah.