1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) “Tujuan pendidikaan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan, dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan”. Dari dua fungsi tujuan pendidikan tersebut, digambarkan bahwa pendidikan dapat menuntun dan mengarahkan setiap individu agar selalu meningkatkan kualitas dirinya. Namun kedua fungsi tersebut sangat sulit dicapai apabila sarana dan prasarana dalam pembelajaran kurang memadai. Guru mempunyai pengaruh dalam keberhasilan pendidikan. Guru dituntut untuk selalu profesional dalam melaksanakan tugasnya. Mewujudkan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka unsur yang terpenting antara lain adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar secara optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan berbagai pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapai tujuan belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada hakekatnya adalah
1
2
menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan ide serta apresiasi yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Minat belajar seseorang sangat tergantung dan dipengaruhi oleh guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan penting yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru juga yang langsung berhadapan dengan siswa untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Kemudian guru jugalah yang mengatur dan mengarahkan siswa serta memperhatikan bagaimana keberlangsungan proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XII SMKSwasta PAB 2 Helvetia, diperoleh keterangan bahwa banyak siswa yang tidak berperan aktif selama proses belajar mengajar akuntansi di kelas berlangsung. Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru hanya menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah sesuai dengan materi pelajaran yang ada di buku tanpa mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan beranggapan bahwa akuntansi adalah mata pelajaran yang tidak menarik. Bahkan ketika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa-siswa tersebut hanya diam dan menunduk karena pada dasarnya mereka
3
tidak memahami materi yang sedang mereka pelajari. Kemudian dilihat dari aktivitas mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleg guru, banyak siswa yang tidak langsung mengerjakannya, seperti acuh tak acuh, banyak yang bercerita, bermain handphone, dan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang studi akuntansi. Hal ini disebabkan karena tidak mengertinya mereka dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan, sehingga mereka malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dilihat dari hasil belajar Akuntansi siswa kelas XII SMKSwasta PAB 2 Helvetia, menunjukkan bahwa siswa yang hasil belajar Akuntansinya belum memuaskan dan tergolong rendah, yaitu 70,12% siswa yang tidak tuntas 29,68% dari 64 orang siswa yang tuntas. Penulis juga melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran Akuntansi, yang menyebutkan bahwa umumnya siswa kelas XII SMKSwasta PAB 2 Helvetia berasal dari berbagai sekolah yang mempunyai basic dan lingkungan yang berbeda sehingga kebanyakan siswa kurang percaya diri dan malu untuk bertanya di kelas. Berdasarkan fenomena di atas, maka perlu dilakukan perubahan dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif dalam pembelajaran akuntansi agar siswa menjadi aktif dan dapat memahami pelajaran akuntansi dengan mudah dan menyenangkan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Probing Prompting. Model ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternative bagi siswa guna lebih mendalam ilmu yang diberikan
4
oleh guru, dan siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif
dan dapat
mengeluarkan pendapatnya dalam menggali pengetahuan yang telah di berikan oleh guru. Model pembelajaran Probing Prompting merupakan pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Sebagai mana penelitihan sebelumnya Lumbantoruan (2009) telah mengadakan penelitihan dan memperoleh kesimpulan yaitu, terdapat pengaruh antara model pembelajaran Probing Prompting dan dengan model pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Bandar Pulau Kab.Asahan Tahun Pelajaran 2009/2010. Septianingsih (2009) telah mengadakan penelitihan dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitihan ini adalah terjadi peningkatan partisipasi belajar siswa pada pokok bahasan Kubus melalui model pembelajaran Probing Prompting. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Hasil Belajar Akuntansi
Siswa
Kelas
Pembelajaran 2015/2016”.
XII
SMKSwasta
PAB
2
Helvetia
Tahun
5
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitihan ini adalah : 1.
Guru cenderung menerapkan metode konvensional dalam proses belajar mengajar
2.
Siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya, dan kurang memahami materi pelajaran.
3.
Hampir 30 persen siswa di setiap kelas tidak lulus KKM
4.
Ada pengaruh model pembelajaran Probing Prompting terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XII SMKSwasta PAB 2 Helvetia
1.3 Pembatasan Masalah Seperti yang telah diuraikan di atas, terdapat banyak masalah yang teridentifikasi. Maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus dalam penelitihan ini. Untuk mengindari meluasnya permasalahan tersebut maka masalah dalam penelitihan ini di batasi pada : “Model Pembelajaran Probing Prompting dan Model Konvensional dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Pada Pokok Bahasan Aset Tetap Kelas XII SMKSwasta PAB 2 Helvetia Tahun Pembelajaran 2015/2016”. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting dan Model Konvensional
6
Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Pada Pokok Bahasan Aset Tetap kelas XII SMKSwasta PAB 2 Helvetia Tahun Pembelajaran 2015/2016”. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting dan Model Konvensional Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Pada Materi Aset Tetap kelas XII SMKSwasta PAB 2 Helvetia Tahun Pembelajaran 2015/2016”. 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam melihat peningkatan hasil belajar akuntansi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Probing Prompting terhasil hasil belajar.
2.
Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam menjalankan PBM (Proses Belajar Mengajar) khususnya pada mata pelajaran Akuntansi dalam menggunakan model pembelajaran Probing Prompting untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMKSwasta PAB 2 Helvetia.
3.
Sebagai bahan referensi bagi civitas akademisi Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan pihak lainnya yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran Probing Prompting.