BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental anak tersebut. Pada masa ini, anak sangat sensitive menerima segala pengaruh yang di berikan oleh lingkungan. Anak pada usia ini dapat di analogikan dengan sepotong karet busa yang menyerap air sepenuhnya dengan tidak memperdulikan apakah air tersebut kotor atau bersih. Oleh sebab itu, masa kanak-kanak adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan anak di masa depan. Kesuksesan anak dalam melalui masa ini menjadi pondasi bagi kesuksesan anak tersebut di masa depan. UU No. 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 Tahun yang di lakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang di selenggarakan dengan tujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadiannya . Pendidikan anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan aspek perkembangan anak yang meliputi kognitif, nilai
1
agama dan moral, bahasa, social emosional, dan fisik motorik. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus da kasar), kecerdasan emosional, kecerdasan majemuk, merupakan kecerdasan spiritual, sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini di sesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang di lalui oleh anak usia dini. Kewajiban seorang anak adalah belajar agar anak menjadi pintar sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan di masa mendatang.Selain di rumah, di lingkungan sekolah, anak juga harus bergelut dengan berbagai tujuan dan agenda pembelajaran sekaligus berpacu dengan waktu. Menurut Ayinosa dalam bukunya Ormrod (12:2009) jika seseorang mengalami kesulitan belajar maka orang tersebut akan berusaha sangat keras dalam belajar yang mengakibatkan terjadi stres di otak, sehingga mekanisme integrasi otak melemah dan bagian-bagian otak tertentu kurang berfungsi. Dengan memaksakan
otak
untuk
bekerja
sangat
keras
maka
akan
terjadi
ketidakseimbangan dalam otak antara otak kanan dan otak kiri, juga dapat menyebabkan kelelahan pada otak sehingga konsentrasi dalam belajar anak menjadi menurun. Keberhasilan suatu proses belajar di pengaruhi oleh kemampuan individu untuk memusatkan perhatian terhadap objek yang sedang di pelajarinya. Terkait dengan hal tersebut maka konsentrasi merupakan aspek yang penting bagi siswa dalam mencapai keberhasilan belajar. Slameto (2010:86) konsentrasi belajar merupakan
suatu
pemusatan
pikiran
terhadap
mata
pelajaran
dengan
2
mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Siswa yan tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar berarti ia tidak dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan pelajaran yang di pelajarinya. Berdasarkan kutipan tersebut dapat di pahami bahwa konsentrasi akan menentukan keberhasilan dalam proses belajar, oleh sebab itu maka setiap siswaperlu melatih konsentrasinya dalam proses belajar akan menjadi siswa lebih mudah untuk memahami setiap pembelajaran sehingga proses belajar menjadi tidak sia-sia. Dalam proses pembelajaran d sekolah, anak di tuntut untuk untuk dapat selalu memfokuskan perhatiannya terhadap pelajaran yang sedang di pelajari dengan baik, akan tetapi dalam kenyatanyaan belum semua anak mampu untuk memusatkan perhatinnya terhadap situasi belajar. Setiap anak tentu memiliki rentang konsentrasi
yang berbeda-beda.Konsentrasi anak rentang sekali
menaglami penurunan. Djono,dkk (2001:31) menyatakan “perhatian anak akan meningkat pada 15-20 menit pertama dan kemudian akan menurun pada 15-20 menit kedua”. Proses pembelajaran di sekolah terkadang membuat fungsi otak siswa mengalami penurunan. Hal ini di sebabkan oleh adanya factor pemicu yang dapat menyebabkan siswa mengalami kelelahan dan ketegangan selama proses belajar berlangsung. Guru di sekolah mengharap anak untuk duduk diam selama satu jam atau lebih dalam deretan bangku yang menghadap ke depan. Kondisi seperti inilah yang dapat menyebabkan otot-otot syaraf mengalami keteganga dan kondisi otak akan menglami ketegangan dan kondisi otak akan mengalami kekurangan energy sehingga asupan oksigen dan aliran darah menuju ke otak pun tidak optimal.
3
Apabila otak kekurangan energy, maka hal ini dapat menyebabkan otak tidak berfungsi secara optimal dan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar. Konsentrasi adalah memfokuskan perhatian dan pemikiran pada suatu objek atau informasi yang biasa di dapat melalui penginderaan, ingatan maupun kegiatan lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah anak haru berkonsentrasi terhadap materi-materi yang di sampaikan oleh guru dan dalam suatu kegiatan bermain atau belajar seperti yang di jelaskan oleh A’la, M dalam bukunya Slameto (2010,16) bahwa “konsentrasi adalah pemusatan perhatian (pikiran) atau tingkat perhatian yang tinggi terhadap suatu hal. Konsentrasi meningkatkan pemahaman seseorang atas sesuatu yang di pelajarinya. Berdasarkan pengalaman yang di dapat pada TK Al-ikhsan, anak-anak di kelompok B sulit berkonsentrasi pada kegiatan yang sedang di lakukan sehingga jarang dapat menyelesaikan kegiatan yang sedang di kerjakanya.Hal ini di sebabkan oleh strategi pembelajaran yang kurang tepat. Peneliti melihat di sini bahwa guru yang tidak kreatif dalam membantu perkembangan anak Usia dini, dan di sini guru juga kurang memperhatikan anak dalam perkembangannya, guru terlalu focus dalam materi yang akan di ajarkan. Untuk mengatasi hal tersebut maka di pilih metode (Brain gym).Penelitian Dennison (Muhammad, 2011:87) menunjukkan bahwa Brain gym adalah serangkaian gerakan sederhana yang menyenangkan yang di gunakan oleh para murid di Edicational Kinesiologi (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak.Senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu di buat untuk merangsang otak kanan dan otak kiri, meringankan atau merelaksaikan belakang
4
otak dan bagian depan otak, merangsang system yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah serta otak besar. Senam otak berguna untuk melatih otak, latihan otak akan membuat otak bekerja atau aktif. Otak seseorang yang aktif akan lebih sehat secara keseluruhan dari orang yang tidak atau jarang mengunakan otaknya. Pada suatu organ yang aktif akan memerlukan pasokan oksigen atau protein. Jika pasokan itu lancar maka bias di katakana organ tersebut sehat. Maka dari itu penulis mencoba membuat anak berkonsentrasi serta bersemangat untuk melakukan pembelajaran dengan cara melakukan kegiatan senam otak , dimana salah satu gerakan senam otak yaitu antara lain: “Tombol Bumi” gerakan ini meningkatkan energy, meningkatkan koordinasi dan konsetrasi. Dimana caranya yaitu, letakkan dua jari di bawah bibir dan tangan yang lain di pusar dengan jari menuju ke bawah. Ikutilah dengan mata satu garis dari loteng dan kembali sambil bernapas dalam-dalam, napaskan energy ke atas, ke tengah-tengah badan. Di sini penulis tidak hanya menerapkan satu gerakan senam otak, masih banyak gerakan senam otak yang akan di lakukan bersama anak usia dini sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, ada juga gerakan senam otak yang di sertai music serta di lakukan di luar kelas dan ada juga yang hanya di lakukan di dalam kelas seperti gerakn-gerakan badan. Di sini peneliti membuat senam otak agar anak berkonsentrasi dalam pembelajaran juga melatih otak anak agar mampu merespon dan mengingat pembelajaran, jika anak berkonsentrasi maka pembelajaran akam mudah di ingat anak.
5
Berdasarkan latar belakang di atas maka peulis merasa tertarik dengan judul “Pengaruh Kegiatan Senam Otak Terhadap Konsentrasi Belajar Anak Usia 5-6 Tahun”
1.2 Identifilasi Masalah 1. Kurangnya konsentrasi anak saat melakukan pembelajaran 2. Kurangnya semangat anak pada saat pembelajaran 3. Adanya anak yang kurang aktif pada saat pembelajaran 4. Guru mendominankan langsung belajar bukan memberikan rangsangan terlebihdahulu sebelum belajar 5. Orang tua kurang memperhatikan minat belajar anak
1.3 Batasan Masalah Karena adanya keterbatasan pengetahuan yang di miliki penulis, maka penulismember batasan masalah yaitu “Pengaruh Kegiatan Senam Otak Terhadap Konsentrasi Belajar Anak Usia 5-6 Tahun di TK AL IHSAN MEDAN PETISAH”.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh senam otak terhadap konsentrasi belajar anak usia 5-6 tahun di TK AL IHSAN MEDAN PETISAH?”
6
1.5 Tujuan Masalah Tujuan masalahnya yaitu untuk mengetahui pengaruh kegiatan senam otak terhadap konsentrasi belajar anak usia 5-6 tahun di TK AL IHSAN MEDAN PETISAH
1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil peneitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan pendidikan anak usia dini, khususnya yang terkait dengan konsentrasi belajar anak. 2.
Manfaat praktis -
Manfaat bagi anak adalah untuk merelesasikan otak kanan dan kiri anak sehingga anak bias berkonsentrasi terhadap pelajarannya
-
Manfaat bagi guru yaitu sebagai bahan masukan agar melakukan kegiatan senam otak dalam sela-sela pembelajaran khususnya untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak
-
Bagi lembaga PAUD, menjadi wawasan agar dapat mengembangkan kegiatan senam otak bagi anak sebagai salah satu alat agar konsentarsi anak berkembang
7