BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas Surabaya-Solo, pilar-pilar pada jembatan ini sudah tidak kokoh dan mulai keropos sehingga diperlukan tindakan perbaikan atau perkuatan. Maka dari itu pihak Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perkereta Apian menanggulanginya dengan memperbaiki atau memperkuat pilar-pilar yang menopang jembatan kereta api tersebut. Proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas Surabaya-Solo direncanakan dapat dilaksanakan pada 29 April 2011 sampai dengan 29 Desember 2011. Proyek ini dikerjakan oleh PT. Modern Surya Jaya sebagai konraktor pelaksana. Karena merupakan proyek pemerintah, maka sumber dana untuk proyek tersebut diambil dari APBN tahun anggaran 2011. Pada setiap proyek, bagaimanapun kondisi pelaksanaannya, diperlukan tindakan pengendalian dari segi biaya dan waktu. Sebelum dilakukan tindakan yang perlu dalam mengendalikan proyek, perlu diketahui terlebih dahulu kinerja proyek yang tengah berlangsung. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja proyek adalah menggunakan metode earned value (nilai hasil). Metode earned value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent complete) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost), biaya actual yang sudah dikeluarkan atau yang disebut actual cost serta apa yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned value. Dari ketiga dimensi tersebut, dengan konsep earned value, dapat dihubungkan antara kinerja biaya dengan waktu yang berasal dari perhitungan volume dari biaya dan waktu (Flemming dan Koppelman, 1994). Sedangkan untuk jadwal, dianalisis kurun waktu yang telah dipakai dibandingkan dengan anggaran. Cara lain untuk memperagakan adanya varian adalah dengan menggunakan kurva-S. Berdasarkan kinerja biaya dan waktu ini, seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi kinerja keseluruhan proyek maupun paket-paket pekerjaan didalamnya dan kemudian memprediksi biaya penyelesaian sisa pekerjaan yang disebut dengan Estimate To Complete (ETC) dan biaya penyelesaian proyek yang disebut dengan Estimate At Completion (EAC). Karena adanya ketidakpastian dalam memprediksi ETC dan EAC maka digunakan metode earned value probabilistic, dimana perakiraan biaya penyelesaian sisa pekerjaan, Estimate To Complete (ETC) dan biaya penyelesaian proyek, Estimate At Completion (EAC) ditinjau dalam tiga kondisi yaitu kondisi optimis, realistis, dan pesimistis. Hasil dari evaluasi kinerja proyek tersebut dapat digunakan sebagai early warning apabila terdapat inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan kebijakan-kebijakan manajemen dan
perubahan metode pelaksanaan agar pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat dicegah. Untuk itu, pada proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas SurabayaSolo digunakan metode earned value sebagai metode pengendaliannya. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja proyek ditinjau dari segi biaya? 2. Bagaimana kinerja proyek ditinjau dari segi waktu? 3. Berapa besar perkiraan biaya akhir proyek untuk kondisi Optimis, Realistis, dan Pesimistis? 1.3
Maksud dan Tujuan Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan : 1. Mengetahui kinerja proyek dari segi biaya. 2. Mengetahui kinerja proyek dari segi waktu. 3. Mengetahui besar perkiraan biaya akhir proyek untuk kondisi Optimis, Realistis, dan Pesimistis. 1.4
Batasan Masalah Agar pembahasan dalam penulisan nanti bisa lebih terarah dan sistematis, maka pembahasan dalam penulisan ini dibatasi sebagai berikut : 1. Peninjauan dilakukan selama 3 bulan pada bulan September-November 2011 2. Peninjauan dilakukan setiap minggu, dimana per periode sama dengan satu minggu peninjauan. 3. Penerapan metode earned value dilakukan pada proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas Surabaya-Solo di Tarik, Mojokerto 4. Kemajuan fisik proyek berdasarkan laporan kemajuan kontraktor. 1.5
Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengidentifikasi kinerja suatu proyek sehingga dapat dilakukan tindakan yang sesuai atas proyek tersebut. 2. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya. 1.6
Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika yang terdiri dari beberapa bab yaitu, bab I tentang pendahuluan, bab II tentang tinjauan pustaka, bab III tentang metodologi penelitian, bab IV tentang data dan analisa, serta bab V tentang kesimpulan dan saran. Bab I pendahuluan berisikan mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini, batasan masalah, manfaat yang diberikan, serta sistematika penulisan.
Bab II tinjauan pustaka membahas tentang teoriteori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisa dan perhitungan dalam tugas akhir ini. Bab III metodologi berisikan tentang penjelasan mengenai langkah-langkah penelitian secara detail dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu konsep penelitian, metode pengumpulan data, langkah penelitian yang dilengkapi dengan diagram alir penelitian. Bab IV data dan analisa berisi tentang hasil pengolahan data yaitu kinerja proyek ditinjau dari segi biaya maupun waktu. Selanjutnya perhitungan prakiraan biaya akhir proyek dalam kondisi Optmistis, Realistis dan Pesimistis pada proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas Surabaya-Solo di Tarik, Mojokerto Bab V kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dari tugas akhir ini dimana dapat diketahuinya kinerja proyek pada saat peninjauan dari segi biaya dan waktu. Biaya akhir proyek pada akhir periode peninjauan dalam kondisi Optimistis, Realistis, dan Pesimistis. Dan saransaran untuk tugas akhir ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Proyek Proyek merupakan sesuatu yang kompleks, tidak rutin atau selalu ada, mempunyai batas waktu, biaya, pendapatan/penghasilan dan bentuk spesifikasi desain untuk memenuhi keinginan konsumen yang berbeda-beda (Gray and Larson, 2006 ; 4). Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah ditetapkan dengan jelas (Soeharto, 1995). Dari definisi proyek yang telah disebutkan diatas, terdapat ciri pokok proyek, yaitu : 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. 2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan. 3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas. 4. Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 2.1.2 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek (Ervianto, 2002 : 9). Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi, yaitu : 1. Bersifat unik Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada
proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis), bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda. 2. Dibutuhkan sumber daya (resources) Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja dan “sesuatu” (uang, mesin, metode, material). Pengorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manager proyek. 3. Organisasi Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidakpastian. 2.1.3 Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api Jembatan adalah suatu struktur yang melintaskan alur jalan dengan melintasi segala rintangan yang ada di bawahnya tanpa menutupnya. Alur jalan dapat diperuntukan untuk lalu lintas umum jalan raya, kereta api, pejalan kaki, alur air atau pipa. Sedangakan Jenis rintangan yang ada di bawahnya dapat berupa : sungai, jurang, jalan raya, jalan kereta api, saluran irigasi, lembah, laut, dan sebagainya. Untuk jembatan dengan rintangan sungai disebut aquaduct, sedangkan yang melintasi jalan atau jurang biasa disebut viaduct. Konstruksi jembatan dapat dilakukan dengan menggunakan material baja, beton, dan kayu. Sedangkan konstruksi jembatan dengan material baja dapat dapat dilakukan dengan beberapa jenis, yaitu: jembatan gelagar sederhana, jembatan berdinding penuh (plate girder bridge), jembatan komposit, jembatan box girder, jembatan rangka, jembatan balok rangka lengkung, jembatan rangka overhang, jembatan gantung, dan jembatan kabel kabel kaku. Secara umum, jembatan rangka baja dinilai lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan jembatan jenis lainnya. Hal ini dikarenakan batang- batang rangka baja tersebut hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja. Dan jembatan kereta api BH 117 km. 49+49 ini menggunakan rangka baja sebagai konstruksi utamanya. 2.1.4 Komponen – Komponen Jembatan Kereta Api Jembatan kereta api memiliki beberapa komponen yaitu : I. Lantai Kendaraan II. Balok Memanjang III. Balok Melintang IV. Ikatan Angin V. Ikatan Tumbuk VI. Rangka Batang a) Rangka diagonal b) Rangka Vertikal c) Rangka tepi atas d) Rangka tepi bawah VII. Pengaku/Stiffner VIII. Sambungan a) Sambungan ikatan angin dan ikatan tumbuk
IX.
b) Sambungan balok memanjang-balok melintang c) Sambungan balok melintang-rangka batang utama d) Sambungan rangka vertikal-rangka tepi bawah e) Sambungan titik simpul atas Perletakan
2.2 Pengendalian Proyek Beberapa hal yang perlu dikendalikan dan dikontrol dalam suatu proyek antara lain integrasi, lingkup, biaya, mutu, waktu, komunikasi, risiko, dan pengadaan (PMBOK 2008). Dalam tugas akhir ini yang berkaitan dengan metode earned value adalah pengendalian biaya dan waktu sesuai dengan kinerja proyek pada saat peninjauan. 2.2.1 Pengendalian Biaya Proyek Prakiraan anggaran biaya yang telah dibuat pada tahap perencanaan digunakan sebagai patokan untuk pengendalian biaya. Pengendalian biaya proyek diperlukan agar proyek dapat terlaksana sesuai dengan biaya awal yang telah direncanakan.Terdapat 2 macam biaya, yaitu : a. Biaya langsung : Biaya langsung meliputi biaya untuk tenaga kerja, peralatan, material, biaya subkontraktor. b. Biaya tidak langsung : Biaya tidak langsung meliputi biaya overhead kantor dan lapangan, pajak-pajak, biaya tak terduga serta keuntungan. Ada 2 cara dalam pengendalian biaya proyek. Yang pertama yaitu pengendalian biaya proyek dengan melakukan identifikasi varian pada data pengeluaran biaya pelaksanaan terhadap biaya rencana secara periodik atau dalam kurun waktu tertentu, dilakukan dengan kurva S. Dan yang kedua adalah dengan metode nilai hasil (earned value) 2.2.2 Pengendalian Waktu / Jadwal Proyek Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktifitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan. 2.2.3 Pengendalian Kinerja Memantau dan mengendalikan biaya dan waktu secara terpisah tidak dapat menjelaskan proyek pada saat pelaporan. Suatu contoh dimana dapat terjadi dalam suatu laporan, kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal / waktu sebagaimana mestinya yang diharapkan. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan pengendalian maka dapat berakibat proyek tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan karena kekurangan dana.
Untuk mengkaji kemungkinan hal-hal yang tidak diharapkan seperti contoh tersebut, maka diperlukan pengendalian kinerja. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu metode yang dapat menunjukkan kinerja. Salah satu metode yang memenuhi tujuan ini adalah metode Earned Value. 2.3 Konsep Earned Value Konsep Earned Value (nilai hasil) adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan/dilaksanakan. Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan. Dengan metode ini, dapat diketahui kinerja proyek yang telah berlangsung, dengan demikian dapat dilakukan langkah - langkah perbaikan bila terjadi penyimpangan dari rencana awal proyek. Menurut Soeharto (1995), konsep ini menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Ditinjau dari progres pekerjaan berarti konsep ini mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan pada waktu tertentu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaaan tersebut. Analisa pertama yang dilakukan dalam metode Earned Value adalah analisa biaya dan waktu. Analisa biaya dan waktu didapat dari : 1. Analisa biaya dan jadwal 2. Analisa varians 3. Analisa indeks performansi 2.3.1 Analisa Biaya dan Jadwal Pada saat menganalisa biaya dan jadwal indikator yang dipakai yaitu : 1. Planned Value (PV) Adalah biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan untuk suatu periode tertentu dan ditetapkan dalam anggaran. Disebut juga dengan BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled). 2. Earned Value (EV) Adalah biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang telah diselesaikan sampai periode tertentu. Disebut juga dengan BCWP (Budgeted Cost of Work Performed). 3 Actual Cost (AC) Biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai waktu tertentu. Disebut juga dengan ACWP (Actual Cost of Work Performed). 2.3.2 Analisa Varians 1. Schedule Variance (SV) Merupakan hasil pengurangan dari Earned Value (EV) dengan Plannned Value (PV). Hasil dari Schedule Variance (SV) ini menunjukkan tentang pelaksanaan
pekerjaan proyek. Harga SV sama dengan nol ketika proyek sudah selesai karena semua Planned Value telah dihasilkan. SV = EV - PV . 2. Cost Variance (CV) Merupakan hasil pengurangan antara Earned Value (EV) dengan Actual Cost (AC). Cost Variance (CV) pada akhir proyek akan berbeda antara BAC (Budget At Completion) dan biaya aktual yang dikeluarkan. CV = EV - AC Ilustrasi grafik laporan kinerja dapat dilihat pada gambar 2.1
Pada gambar diatas didapatkan hubungan antara Planned Value (PV), Actual Cost (AC), dan Earned Value (EV) yang menunjukkan varians biaya, Cost Variance (CV) dan varians jadwal, Schedule Variance (SV). Untuk tabel analisa varians terpadu, dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Analisa Varians Terpadu Varians Varians Jadwal Biaya Keterangan (SV) (CV) Pekerjaan lebih cepat dari Positif Positif jadwal dan biaya lebih kecil dari anggaran Pekerjaan sesuai jadwal Nol Positif dan biaya lebih kecil dari anggaran. Pekerjaan lebih cepat dan Nol Positif biaya sesuai anggaran. Pekerjaan sesuai jadwal Nol Nol dan anggaran. Pekerjaan selesai Negatif Negatif terlambat dan biaya lebih tinggi dari anggaran.
Nol
Negatif
Negatif
Nol
Positif
Negatif
Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan biaya lebih tinggi dari anggaran. Pekerjaaan selesai terlambat dan biaya sesuai anggaran. Pekerjaan selesai lebih cepat dengan biaya diatas anggaran.
(sumber : Soeharto, 1995)
Pada gambar 2.2 berikut adalah contoh grafik kombinasi dari varians jadwal dan varians biaya :
2.3.3 Analisa Indeks Performansi 1. Schedule Performance Index (SPI) SPI digunakan sebagai tambahan pada status penjadwalan, untuk memperkirakan waktu akhir proyek, kadang-kadang digunakan bersama dengan CPI (Cost Performance Index) untuk memperkirakan penyelesaian akhir proyek.
SPI
EV PV
2. Cost Performance Index (CPI) CPI adalah indikator untuk efisiensi biaya yang paling sering digunakan
CPI
EV AC
Kedua indeks kinerja ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya. Dari angka indeks yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan : a. Bila angka indeks kurang dari 1 : pengeluaran lebih besar dari pada anggaran atau waktu pelaksanaan terlambat dari jadwal rencana. b. Bila angka indeks lebih dari 1 : pengeluaran lebih kecil dari pada anggaran atau waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal rencana. c. Semakin besar perbedaan dari angka 1 : penyimpangan semakin besar dari pada rencana awal proyek.
2.3.4 Perkiraan Waktu dan Biaya untuk penyelesaian proyek Metode earned value ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan biaya akhir proyek dan juga Variance At Completion (VAC). Prakiraan dihitung berdasarkan kecenderungan kinerja proyek pada saat peninjauan, dan asumsi bahwa kecenderungan tersebut tidak akan berubah sampai akhir proyek. Prakiraan ini berguna untuk memberikan gambaran ke depan kepada pihak kontraktor, sehingga dapat melakukan langkah– langkah perbaikan yang diperlukan. Ada 3 varians yang akan dianalisa yaitu Estimate To Complete (ETC), Estimate at Completion (EAC), dan Variance At Completion (VAC). Estimate To Complete (ETC). ETC merupakan prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, dengan asumsi bahwa kecenderungan kinerja proyek akan tetap sampai dengan akhir proyek. Estimate at Completion (EAC) merupakan prakiraan biaya total pada akhir proyek yang diperoleh dari biaya aktual ditambah dengan ETC. Dan Variance At Completion (VAC) merupakan selisih total biaya proyek sampai pada saat peninjauan. Metode Earned Value Probabilistic Tujuan dalam penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui prakiraan biaya penyelesaian sisa pekerjaan yang disebut dengan Estimate To Complete (ETC) dan biaya penyelesaian proyek yang disebut dengan Estimate At Completion (EAC) dalam tiga kondisi yang berbeda yaitu dalam kondisi optimis, realistis, dan pesimistis. Menurut Vargas (2004) metode yang digunakan untuk menentukan ETC dan EAC dalam penelitian ini ada 3 estimasi perhitungan yaitu : 2.3.5
a. Optimistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa pekerjaan yang telah diselesaikan telah sesuai dengan rencana awal atau base plan dan penyimpangan yang terjadi tidak menggambarkan adanya pengembalian biaya yang telah diperkirakan. Perhitungan ini disebut dengan Optimistic Estimation, karena indeks CPI dan SPI biasanya kurang dari 1, sehingga kinerja yang dihasilkan sudah sesuai rencana. Memperkirakan ETC ETC = BAC - EV
Kecenderungan nilai CPI negatif atau positif yang diperoleh sampai saat ini, akan sama dengan kecenderungan biaya akhir untuk proyek. Karena ada kecenderungan mendasar yang berhubungan dengan indeks CPI < 1, Prakiraan ini disebut dengan Prakiraan Realistis (Realistic Estimation) atau lebih mungkin terjadi. Memperkirakan ETC ETC =
Memperkirakan EAC EAC = ETC + AC Menghitung VAC VAC = BAC - EAC c. Pessimistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa dari pekerjaan yang telah diselesaikan (yang akan datang) akan mengikuti proyeksi biaya yang ditentukan oleh Cost Performance Index (CPI), serta proyeksi jadwal yang ditentukan oleh Scheduled Performance Index (SPI), menghasilkan Scheduled Cost Index (SCI). Langkah ini bertujuan untuk mencegah kecenderungan alamiah manusia dalam menanggulangi waktu yang terbuang, dan langkah ini berarti menggunakan lebih banyak sumber daya untuk melakukan pekerjaan yang sama yang sudah direncanakan sebelumnya. Indeks SCI sangat berperan penting dalam proyeksi EAC terhadap keterlambatan pekerjaan, dan prakiraan pembengkakan biaya. Hasil dari SPIxCPI dipakai untuk menentukan EAC. Karena ada kecenderungan mendasar yang berhubungan dengan indeks CPI dan SPI yang kurang dari 1, maka Prakiraan ini disebut dengan Prakiraan Pesimistis (Pessimistic Estimation) Memperkirakan ETC ETC =
EAC = ETC + AC Menghitung VAC VAC = BAC - EAC
EAC = ETC + AC
BAB III METODOLOGI
Menghitung VAC b. Realistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa pekerjaan yang telah diselesaikan akan mengikuti kinerja biaya yang diperoleh sampai saat ini, menghasilkan indeks kinerja biaya, Cost Performance Index (CPI).
BAC EV SPIxCPI
Memperkirakan EAC
Memperkirakan EAC
VAC = BAC - EAC
BAC EV CPI
3.1
Konsep Penelitian Pada tugas akhir ini, penelitian dilakukan pada proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas Surabaya-Solo di Tarik, Mojokerto. Menurut kontrak, proyek ini dilaksanakan mulai tanggal 29 April 2011 sampai dengan 29 Desember 2011 dengan nilai kontrak sebesarRp. 11.451.764.000,00.
Waktu peninjauan proyek dilakukan setiap minggu mulai bulan September 2011 sampai dengan November 2011. Pengukuran kinerja waktu dan biaya proyek dilakukan dengan metode Earned Value, selain itu dilakukan observasi langsung ke proyek untuk mendapakan datadata lain yang diperlukan dalam perhitungan kinerja proyek dengan metode Earned Value. Kelebihan metode ini yaitu dapat mendiskripsikan hubungan antara progresss (pekerjaan yang telah terselesaikan) dengan anggaran yang telah dialokasikan untuk pekerjaan tersebut. Dari hasil analisa dapat diketahui kinerja kegiatan yang nantinya dapat dipakai untuk mengetahui proyeksi biaya penyelesaian sisa pekerjaan yang disebut dengan Estimate To Complete (ETC) , biaya penyelesaian proyek yang disebut dengan Estimate At Completion (EAC) dan Variance At Completion (VAC) yang merupakan selisih total biaya proyek sampai pada saat peninjauan. Pengumpulan Data Proyek Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini terbagi menjadi data primer dan data sekunder. 3.2
3.2.1
Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari obyek penelitian. Data Primer didapat dari wawancara secara langsung dengan Project Manager, Site Engineer, maupun pelaksana (responden) dari PT. Modern Surya Jaya. Juga didapat dari observasi/peninjauan langsung. 3.2.1
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Dimana data Sekunder terdiri dari : 1. Time Schedule Time schedule terdiri atas : - Time Schedule rencana proyek Merupakan suatu ukuran pelaksanaan proyek. Dalam Time Schedule terdapat : a. Uraian Pekerjaan b. Volume pekerjaan dan satuan (rencana) c. Bobot Rencana (%) d. Kurva S - Time Schedule aktual proyek Sama seperti time schedule rencana proyek tetapi memuat progress pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan disertai keterangan tentang bobot yang telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan. Apabila ada pekerjaan tambah kurang, bisa dimasukkan dalam time schedule aktual proyek ini. 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Merupakan biaya yang dialokasikan untuk masingmasing item pekerjaan. RAB terdapat di dalam kontrak antara pihak owner dan kontraktor pelaksana, dalam kontrak tersebut juga terdapat Analisa Harga Satuan, Daftar Upah dan Harga Bahan.
3. Laporan Mingguan proyek Merupakan prestasi proyek yang telah dicapai dalam 1 minggu. Dalam laporan ini terdapat: a. Volume dan bobot (%) kemajuan pekerjaan b. Volume dan bobot (%) pekerjaan tambah kurang 4. Actual Cost (AC) Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah diselesaikan yang terdiri dari : a. Biaya langsung Biaya langsung meliputi : 1. Tenaga kerja, seluruh pengeluaran untuk upah tenaga kerja (pekerja borongan / subkontraktor) o Pekerja Borongan : - Biaya sesuai kontrak dari Subkontraktor Pengadaan dan Pemancangan concrete sheet pile pilar yang dibayarkan sesuai progress dilapangan yang tertera dalam surat perjanjian. - Biaya tenaga tukang dan pekerja terampil yang dibayarkan sesuai hasil opname/progresss mingguan yang sudah dikerjakan. - Biaya sesuai opname pekerjaan kisdam - Biaya sesuai opname pekerjaan pemancangan tiang glugu - Biaya sesuai opname pekerjaan balast 2. Peralatan, seluruh pengeluaran untuk peralatan baik yang dibeli secara tunai maupun sewa. o Peralatan yang dibeli secara tunai Peralatan tersebut meliputi : excavator, vibrator, H beam, satu set komputer lapangan dan printer. o Peralatan yang didapat secara sewa Meliputi : jembatan darurat, crane, dan ponton 3. Material, diperoleh dari DPB (Daftar Permintaan Barang) atau PO (Purchase Order) yang dibuat oleh bagian logistik proyek atau procurement. b. Biaya tidak langsung Biaya overhead baik dikantor maupun dilapangan meliputi pajak, biaya operasional dan biaya non operasional. - Pajak : PPN 10%, PPh 3% dan pajak lainnya. - Biaya Operasional : Gaji pegawai proyek (Site Manager, Site Engineer, Pelaksana lapangan, dll), biaya audit dan assessment, dan biaya umum lainnya.
- Biaya Non Operasional : Biaya asuransi, bunga bank, penyambungan PLN/PDAM, biaya IMB serta biaya-biaya lain. 3.3 3.3.1
Penelitian Tugas Akhir Lingkup Pekerjaan Data yang digunakan dalam identifikasi data dari uraian proses pekerjaan dari pelaksanaan proyek yaitu Proyek peningkatan / perkuatan jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas Surabaya-Solo di Tarik, Mojokerto. Adapun lingkup pekerjaannya dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Lingkup Pekerjaan Proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api BH 117 km. 49+140 lintas Surabaya-Solo di Tarik, Mojokerto NO.
NO. 1
Menggorek balas kotor
2
Balas batu pecah 2/6 untuk normalisasi track pada kanan-kiri jembatan
3
Angkutan balas dengan KA ke lokasi pekerjaan
4
Memasukkan balas kricak
5
Angkat listring 20 km/jam - 40 km/jam
6
Melengkapi baut pengikat bantalan jembatan Ø 19 - 270 mm
7
Memasang bangket penahan balas dari pasangan batu kali
8
Angkutan rel bekas sampai ke lokasi pekerjaan
9
Memancang rel untuk Trucuk
10
Lantai kerja t = 10 cm untuk pasangan batu kali
11
Beton untuk Pile cap uk. 30 x1 00
12
Besi tulangan beton U.32 Pile cap uk 30 x 100
13
Memasang kisdam untuk pekerjaan Talud
14
Pembongkaran kisdam
15
Pasangan batu kali 1 : 3 untuk talud
16
Memasang pipa drainase PVC pada talud
17
Plesteran termasuk acian
18
Memasang Siar Timbul
1
Membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa- sisa bahan
URAIAN PEKERJAAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1
Pembuatan direksi keet dan gudang kerja
2
Pembuatan rambu 2 semboyan 2A - 2B - 2C/ 10 km/jam dll
3
Pengukuran dan pasang patok dan bowplank
4
Papan nama proyek
5
Mobilisasi dan demobilisasi alat kerja
6
Jaga alat-alat kerja dan semboyan selama pekerjaan
7
Biaya ijin ke instansi terkait
8
Pengamanan Instalasi listrik
9
Pengadaan air bersih dan listrik
10
Sewa ponton sedang lengkap dg jangkar dan power winch
11
Sewa jembatan darurat untuk akses masuk ke lokasi pekerjaan (termasuk
berlangsung
pemasangan) 12 Jalan akses ke lokasi pekerjaan NO. URAIAN PEKERJAAN PILAR Pi 1, PILAR Pi 2, PILAR Pi 3 DAN PILAR Pi 4 1
Pengadaan concrete sheetpile Pilar Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
2
Pengadaan concrete sheetpile Pilar Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
3
Pengadaan sepatu sheetpile baja
4
Galian tumpukan batu disekeliling Pilar Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
5
Angkut Concrete Sheetpile ke lokasi pekerjaan
6
Urugan batu pada rongga di belakang sheetpile Pilar Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
7
Pemancangan/pemasangan concrete sheet pile Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
8
Grouting dengan menggunakan grouting cement slurry
9
Memasang Pipa Grout dari baja Galvanis ø 2"
10
Bobok beton sheet pile
11
Pasang angkur ke pilar bagian bawah Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
12
Pasang angkur ke pilar bagian atas Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
13
Besi tulangan U.32 pada Pile cap Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
14
Pile cap untuk concrete sheetpile Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
15
Pasir urug Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4 (t = 10 cm)
16
Lantai kerja beton tumbuk Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4(t = 10 cm)
17
Besi tulangan U.32 penutup pilar K.300 Pilar Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
18
Beton bertulang penutup pilar K.300
19
Besi tulangan U.32 untuk manteling Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4
20
Manteling beton bertulang Pilar Pi 1, Pi 2, Pi 3 DAN Pi 4 (t = 20 cm) C. PEKERJAAN PENGAMANAN PELAKSANAAN
1
Pengadaan/pemasangan kisdam
2
Memancang tiang glugu (termasuk harga bahan)
3
Pembongkaran kisdam
4
Pompa air
URAIAN PEKERJAAN
E. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
3.4 3.4.1.
Metode Analisa Cara Menghitung Kinerja proyek a. Menganalisa Biaya dan Jadwal 1. Menghitung Indikator Planned Value (PV) PV merupakan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan untuk suatu periode tertentu dan ditetapkan dalam anggaran, diperoleh dengan mengalikan prosentase progress rencana yang terdapat pada time schedule dengan biaya pelaksanaan proyek yang tercantum pada RAB.
PV = % (bobot rencana) x Rp (Nilai Kontrak exclude PPN)
Dimana bobot rencana (%) diatas merupakan nilai persentasi yang telah dijadwalkan dari item pekerjaan tertentu terhadap total nilai kontrak tanpa PPN (Pajak Pertambahan Nilai). 2. Menghitung Indikator Earned Value (EV) EV merupakan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan, diperoleh dengan mengalikan antara prosentase progress yang telah dilaksanakan dengan anggaran (RAB) EV = % (bobot realisasi) x Rp (Nilai Kontrak exclude PPN)
Dimana bobot realisasi diatas didapat dari laporan mingguan progresss pekerjaan yang telah tercapai dalam kurun waktu tertentu. 3. Actual Cost (AC) AC merupakan biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan, diperoleh dari harga riil untuk masing-masing biaya yang telah dikeluarkan
dengan volume pekerjaan yang telah diselesaikan di lapangan. Cara mendapatkan biaya aktual yaitu : a. Mengumpulkan data-data dari logistik seperti biaya peralatan, bahan dan material b. Mengumpulkan data-data dari bagian keuangan proyek seperti pembayaran tenaga kerja dan sub kontraktor c. Melakukan perhitungan analisa harga satuan pekerjaan termasuk sewa, alat, bahan/maerial dan upah. d. Melakukan penelusuran aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan laporan mingguan. b. Menganalisa Varians 1. Schedule Variance (SV) Diperoleh dari pengurangan antara EV dan PV SV = EV – PV 2. Cost Variance (CV) Diperoleh dari pengurangan antara EV dan AC CV = EV – AV c. Menganalisa Indeks Performansi Indeks performansi dipakai untuk mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya. 1. Schedule Performance Index (SPI) Diperoleh dari pembagian antara EV dengan PV
SPI
EV PV
2. Cost Performance Index (CPI) Diperoleh dari pembagian antara EV dengan AC
EV CPI AC
Dari hasil perhitungan menunjukkan : a. Bila angka indeks kurang dari 1 : pengeluaran lebih besar dari pada anggaran atau waktu pelaksanaan terlambat dari jadwal rencana. b. Bila angka indeks lebih dari 1 : pengeluaran lebih kecil dari pada anggaran atau waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal rencana. c. Semakin besar perbedaan dari angka 1 : penyimpangan semakin besar dari pada rencana awal proyek. 3.4.2. Estimasi Biaya Akhir Pekerjaan menggunakan metode Earned Value Probabilistic Tujuan dalam penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui prakiraan biaya penyelesaian sisa pekerjaan yang disebut dengan Estimate To Complete (ETC) dan biaya penyelesaian proyek yang disebut dengan Estimate At Completion (EAC) dalam tiga kondisi yang berbeda yaitu dalam kondisi optimis, realistis, dan
pesimistis. Menurut Vargas (2004) metode yang digunakan untuk menentukan ETC dan EAC dalam penelitian ini ada 3 estimasi perhitungan yaitu : a. Optimistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa pekerjaan yang telah diselesaikan telah sesuai dengan rencana awal atau base plan dan penyimpangan yang terjadi tidak menggambarkan adanya pengembalian biaya yang telah diperkirakan. Perhitungan ini disebut dengan Optimistic Estimation, karena indeks CPI dan SPI biasanya kurang dari 1, sehingga kinerja yang dihasilkan sudah sesuai rencana. Memperkirakan ETC ETC = BAC - EV Memperkirakan EAC EAC = ETC + AC Menghitung VAC VAC = BAC - EAC b. Realistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa pekerjaan yang telah diselesaikan akan mengikuti kinerja biaya yang diperoleh sampai saat ini, menghasilkan indeks kinerja biaya, Cost Performance Index (CPI). Kecenderungan nilai CPI negatif atau positif yang diperoleh sampai saat ini, akan sama dengan kecenderungan biaya akhir untuk proyek. Karena ada kecenderungan mendasar yang berhubungan dengan indeks CPI < 1, prakiraan ini disebut dengan Perkiraan Realistis (Realistic Estimation) atau lebih mungkin terjadi. Memperkirakan ETC ETC =
BAC EV CPI
Memperkirakan EAC EAC = ETC + AC Menghitung VAC VAC = BAC - EAC c. Pessimistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa dari pekerjaan yang telah diselesaikan (yang akan datang) akan mengikuti proyeksi biaya yang ditentukan oleh Cost Performance Index (CPI), serta proyeksi jadwal yang ditentukan oleh Scheduled Performance Index (SPI), menghasilkan Scheduled Cost Index (SCI). Langkah ini bertujuan untuk mencegah kecenderungan alamiah manusia dalam menanggulangi waktu yang terbuang, dan langkah ini berarti menggunakan lebih banyak sumber daya untuk melakukan pekerjaan yang sama yang sudah direncanakan sebelumnya. Indeks SCI sangat berperan penting dalam proyeksi EAC terhadap keterlambatan pekerjaan, dan prakiraan pembengkakan
biaya. Hasil dari SPIxCPI dipakai untuk menentukan EAC. Karena ada kecenderungan mendasar yang berhubungan dengan indeks CPI dan SPI yang kurang dari 1, maka perkiraan ini disebut dengan Perkiraan Pesimistis (Pessimistic Estimation) Memperkirakan ETC ETC =
BAC EV SPIxCPI
Memperkirakan EAC EAC = ETC + AC Menghitung VAC VAC = BAC - EAC 3.4.3. Penyebab Kemajuan / Keterlambatan Proyek Dibanding Schedule Untuk mendapatkan data ini dilakukan dengan : - Observasi/peninjauan langsung ke lokasi proyek. 3.5 Langkah-Langkah Pengerjaan Sebelum menganalisa dalam mengerjakan tugas akhir ini, maka diperlukan penyusunan langkah – langkah kerja menurut kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan bagan alir yang telah dibuat, yaitu : 1) Menentukan latar belakang. 2) Merumuskan masalah. 3) Mengumpulkan data (data primer dan data sekunder) untuk menghitung PV, EV, AC. 4) Melakukan analisa kinerja untuk menghitung EV, CV, CPI, SPI. 5) Menghitung prakiraan biaya dari pekerjaan tersisa, Estímate To Complete (ETC) 6) Menghitung prakiraan biaya akhir proyek, Estímate At Completion (EAC) pada kondisi Optimis, Realistis, dan Pesimistis. 7) Menghitung Variance At Completion (VAC) yang merupakan selisih total biaya proyek sampai pada saat peninjauan. 8) Menarik kesimpulan dan saran. Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bagan alir metodologi seperti gambar 3.1 berikut :
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data Data Primer : - Observasi/Peninjauan langsung ke proyek Data Sekunder : - RAB kontrak, Time Schedule - Laporan Mingguan - Biaya Aktual (Dari Logistik dan Keuangan)
Analisis Kinerja
- Menghitung Indikator PV,EV,dan AC - Menghitung Analisa kinerja (CV,SV,CPI,dan SPI)
Analisis Prakiraan Pekerjaan :
- Menghitung nilai Estimate To Complete (ETC) - Menghitung nilai Estimate At Completion (EAC) a. Optimistic Estimation b. Realistic Estimation c. Pessimistic Estimation - Menghitung Variance At Completion (VAC)
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi
BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1
Gambaran Umum Proyek
Proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api BH117 Km. 49 + 140 lintas Surabaya-Solo dilakukan guna menunjang perjalanan kereta api yang melintasi jembatan.
tersebut pada tanggal 29 April 2011 dan direncanakan selesai pada tanggal 29 Desember 2011. Analisa Earned Value Periode Pertama Peninjauan Peninjauan ini dilakukan pada minggu ke-15 atau disebut dengan periode pertama peninjauan. Dimulai pada tanggal 1 Agustus 2011 – 7 Agustus 2011. Pada analisa ini yang dicari adalah nilai Planned Value (PV), Earned Value (EV), dan Actual Cost (AC) pada proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api, yang mana jika tiga nilai tersebut sudah didapat maka bisa digunakan untuk menganalisa kinerja proyek saat peninjauan. 4.3
Perhitungan Planned Value (PV) Periode Pertama 4.3.2 Perhitungan Planned Value (PV) Periode Pertama Untuk mendapatkan nilai Earned Value (EV) dan Planned Value (PV) pertama-tama yang harus ditinjau adalah master time schedule proyek. Dalam master time schedule proyek terdapat prosentase rencana tiap minggunya. Prosentase rencana tersebut apabila dikaitkan dengan rencana anggaran biaya (RAB) disebut dengan Planned Value (PV). PV merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. PV dapat dihitung dengan cara mengalikan % rencana jadwal pada minggu yang ditinjau dengan jumlah rencana anggaran biaya pada suatu pekerjaan (BAC). Prosentase rencana jadwal pada periode pertama ini di dapat dari kurva-S (lihat lampiran 2), lihat pada bagian rencana fisik kumulatif minggu ke-15 bulan Agustus 2011. Nilai Budget At Completion (BAC) didapat dari nilai kontrak sebelum PPN 10% pada Rencana Anggaran Biaya (lihat lampiran 1). Maka nilai BAC adalah Rp. 10.410.694.578,22
4.3.1
Gambar 4.1 Lokasi Proyek 4.2 Data Umum Proyek Nama Proyek : Proyek Peningkatan/Perkuatan Jembatan kereta Api BH 117 Km. 49 + 140 lintas Surabaya-Solo Lokasi Proyek : Tarik, Mojokerto Pemilik Proyek : PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kontraktor : PT. Modern Surya Jaya Biaya Proyek ; Rp. 11.451.764.000,00 PT. Kereta Api Indonesia (persero) merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkeretaapian. Semua sarana dan prasarana kereta api di Indonesia berkaitan dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Termasuk peningkatan/perkuatan pilar pada jembatan kereta api BH117 Km.49 + 140 lintas SurabayaSolo. PT. Modern Surya Jaya (Civil Engineering And General Contractor) telah menandatangani kontrak bersama PT. KAI (persero) untuk melaksanakan proyek
Perhitungan PV pada peninjauan minggu pertama sebagai berikut : PV = komulatif bobot rencana x BAC = 35,62% x Rp. 10.410.694.578,22 = Rp. 3.708.289.408,76 Jadi perhitungan pada peninjauan pertama yaitu pada periode 1 Agustus 2011 - 7 Agustus 2011 ini mempunyai nilai PV sebesar Rp. 3.708.289.408,76 dan prosentase komulatif rencana sebesar 35,62% dari nilai total seluruh pekerjaan. Perhitungan Earned Value (EV) Periode Pertama Earned Value (EV) adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu. EV dapat dihitung dengan cara mengalikan % progress fisik di lapangan dengan jumlah rencana anggaran biaya pada suatu pekerjaan (nilai kontrak). 4.3.3
Prosentase progress fisik pada periode pertama ini dapat dari kurva-S (lihat lampiran 2), lihat pada bagian komulatif progress fisik hingga minggu ke-15. Nilai Budget At Completion (BAC) didapat dari nilai kontrak sebelum PPN 10% pada Rencana Anggaran Biaya (lihat lampiran 1). Maka nilai BAC adalah Rp. 10.410.694.578,22 Perhitungan EV pada peninjauan minggu pertama sebagai berikut : EV = komulatif bobot realisasi x BAC = 21,437% x Rp. 10.410.694.578,22 = Rp. 2.231.740.596,73
Dengan didapatkannya nilai AC pada periode pertama peninjauan yaitu periode 1 Agustus 2011 - 7 Agustus 2011 maka bisa dibuat tabel hubungan Planned Value (PV), Earned Value (EV), Actual Cost (AC) sebagai berikut : Tabel 4.2 Nilai PV, EV, dan AC Periode Pertama Besaran Periode 1 Agustus 2011 - 7 Agustus 2011 PV Rp 3,708,289,408.76 EV Rp 2,231,740,596.73 AC Rp 1,644,502,482.10
Perhitungan Actual Cost (AC) Periode Pertama Actual Cost (AC) adalah biaya aktual yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. Perhitungan AC terdiri dari perhitungan biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost) dari suatu proyek. Berdasarkan data yang di dapat dari kontraktor, maka dapat dihitung jumlah biaya actual yang sudah dikeluarkan sampai minggu ke-15/periode pertama peninjauan. Perhitungan Actual Cost dapat dilihat pada tabel 4.1.
Analisa Kinerja Proyek Periode Pertama Setelah didapat nilai Planned Value (PV), Earned Value (EV), dan Actual Cost (AC) maka kinerja proyek dapat di analisa. Sehingga faktor yang menunjukkan kemajuan kinerja pelaksanaan proyek seperti varians biaya (CV) dan varians jadwal (SV) dapat diketahui serta dapat indeks kinerja yang terdiri dari Indeks Kinerja Biaya (Cost Performance Index = CPI) dan Indeks Kinerja jadwal (Schedule Performance Index = SPI). Analisa kinerja proyek ini dilakukan pada peninjauan minggu ke-15, karena pada periode pertama ini awal peninjauan yang jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011 dimana dalam kurva-S (lampiran 2) masuk pada minggu ke-15 dari jadwal proyek yang direncanakan. BAC = Rp. 10.410.694.578,22 Dari Tabel 4.2 nilai PV, EV, dan AC diketahui : PV = Rp. 3.708.289.408,76 EV = Rp. 2.231.740.596,73 AC = Rp. 1.644.502.482,10
Tabel 4.1 Rekapitulasi Actual Cost Periode Pertama
CV
= EV - AC = Rp. 2.231.740.596,73 – Rp. 1.644.502.482,10 = Rp. 587.238.114,63
CPI
=
SV
= EV - PV = Rp. 2.231.740.596,73 - Rp. 3.708.289.408,76 = - Rp. 1.476.548.812,03
SPI
=
Jadi perhitungan pada peninjauan pertama yaitu pada periode 1 Agustus 2011 - 7 Agustus 2011 ini mempunyai nilai EV sebesar Rp. 2.231.740.596,73 dan progress fisik di lapangan sebesar 21,437% dari nilai total seluruh pekerjaan. 4.3.4
4.3.5
REKAPITULASI PENGELUARAN ACTUAL COST (AC) PROYEK MINGGU KE-15 (PROGRESS 21,437 %) PROYEK LOKASI MINGGU KETANGGAL
NO.
1
2
: : : :
PENINGKATAN/PERKUATAN JEMBATAN KERETA API BH 117 KM. 49 + 140 TARIK, MOJOKERTO 15 (Lima Belas) 1 Agustus s/d 7 Agustus 2011
URAIAN BIAYA ACTUAL PROYEK (AC) Biaya Langsung (Direct Cost) Proyek Biaya / Upah Pekerja Proyek (Lepas Proyek) Biaya Material / Peralatan Proyek
BIAYA ACTUAL PROYEK
Rp Rp
JUMLAH BIAYA ACTUAL PROYEK
74,679,700.00 1,523,623,582.10 Rp
1,598,303,282.10
Rp TOTAL BIAYA AKTUAL PROYEK YANG DIKELUARKAN SAMPAI MINGGU INI Rp
46,199,200.00 1,644,502,482.10
Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Proyek Biaya / Gaji Pegawai Tetap Proyek Biaya Non Operasional
Rp Rp
40,440,000.00 5,759,200.00
Nilai Actual Cost yang didapat pada periode 1 Agustus 2011 - 7 Agustus 2011 adalah sebesar Rp. 1.644.502.482,10 Dalam perhitungan biaya aktual untuk kebutuhan alat, bahan, dan material yang dikeluarkan setiap minggunya terdapat keterangan pembayaran yang bervariasi (lihat lampiran 4) , mulai dari 2 minggu sampai 1 bulan. Maka untuk biaya langsung (alat, bahan, dan material) yang dimasukkan dalam rekapitulasi adalah jumlah uang pada akhir periode. Sedangkan untuk upah harian pekerja proyek didapat dari bagian keuangan kontraktor.
EV Rp.2.231.740.596,73 = = 1.357 AC Rp.1.644.502.482,10
Rp.2.231.740.596,73 EV = = 0.602 Rp.3.708.289.408,76 PV
Keterangan : BAC = Budget At Completion adalah nilai PV pada akhir proyek (penyelesaian 100%). PV = Planned Value merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. EV = Earned Value adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu
AC CV
CPI
SV SPI
= Actual Cost adalah biaya actual yang dikeluarkan untuk penyelesaian pekerjaan dalam periode tertentu. = Cost Variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan itemitem pekerjaan dengan biaya actual yang terjadi selama pelaksanaan proyek. = Cost Performance Index merupakan faktor efisiensi biaya yang dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (Earned Value = EV ) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (Actual Cost = AC). = Schedule Variance digunakan untuk menghitung selisih penyimpangan antara PV dengan EV = Schedule Performance Index merupakan faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaiakn pekerjaan dapat diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (Earned Value = EV) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan rencana pekerjaan (Planned Value = PV).
Hasil analisa perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Kinerja Proyek Periode 1 Agustus-7 Agustus 2011 Besaran PV EV AC CV SV CPI SPI
Nilai Periode 1 Agustus 2011 - 7 Agustus 2011 Rp 3,708,289,408.76 Rp 2,231,740,596.73 Rp 1,644,502,482.10 Rp 587,238,114.63 Rp (1,476,548,812.03) Rp 1.357 Rp 0.602
Kondisi proyek pada periode 1 Agustus 2011-7Agustus 2011 1. Kondisi proyek pada periode 1 Agustus 20117Agustus 2011 beberapa ada yang negatif dan ada yang positif, hal ini juga dapat dilihat pada tabel diatas yang menunjukkan analisa varians jadwal, Schedule Variance (SV) yang bernilai negatif yang bisa diartikan bahwa pekerjaan mengalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan namun analisa varians biaya, Cost Variance (CV) bernilai positif bisa diartikan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari anggaran. 2. Harga Actual Cost (AC) pada periode 1 Agustus 20117Agustus 2011 ini lebih kecil daripada Earned Value (EV) sehingga biaya proyek yang dikeluarkan lebih kecil dari anggaran yang direncanakan. Hal itu bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah : Adanya efisiensi material di lapangan
Adanya efisiensi tenaga kerja di lapangan Mencari harga material yang paling murah dengan tidak meninggalkan spesifikasi teknis yang ditentukan. 3. Nilai analisa varians jadwal, Schedule Variance (SV) yang bernilai negatif yang bisa diartikan bahwa pekerjaan mengalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan, hal itu bisa disebabkan oleh beberapa hal : Koordinasi yang buruk antara staf engineer di lapangan dengan pekerja yang terkait dengan proyek Peningkatan/Perkuatan Jembatan Kereta Api BH 117 Km. 49+140 sehingga sistem kerja menjadi kacau dan sering terjadi salah komunikasi. Sering terlambatnya kedatangan akan alat berat maupun material ke lapangan. Pemilihan mandor dan tenaga kerja yang kurang menguasai pekerjaan yang diberikan sehingga pekerjaan yang dilakukan sering mengalami keterlambatan dalam pemyelesainnya. Tidak adanya pembahasan/penyesuaian metode sebelum memulai suatu pekerjaan sehingga pada saat pelaksanaannya pekerja cenderung bekerja sesuai keinginan dan metode masing-masing. 4. Untuk indeks kinerja, Schedule Performance Index (SPI) menunjukkan angka indeks kurang dari 1, dalam hal ini berarti waktu pelaksanaan terlambat dari jadwal rencana, sedangkan Cost Performance Index (CPI) menunjukkan angka lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari yang di anggarkan.
4.3.6
Perhitungan Prediksi Biaya Penyelesaian Proyek Pada Periode Pertama Setelah nilai Cost Performance Index (CPI) dan Schedule Performance Index (SPI) didapatkan maka dapat digunakan untuk memperkirakan biaya akhir proyek. Perkiraan dihitung berdasarkan kecenderungan kinerja proyek pada saat peninjauan, dan asumsi bahwa kecenderungan tersebut tidak akan berubah sampai akhir proyek. Perkiraan ini berguna untuk memberikan gambaran ke depan kepada pihak kontraktor, sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan. 4.3.7
Estimasi Biaya Akhir pekerjaan menggunakan metode Earned Value
Probabilistic Periode Pertama Tujuan dalam penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui prakiraan biaya penyelesaian sisa pekerjaan yang disebut dengan Estimate To Complete (ETC) dan biaya penyelesaian proyek yang disebut dengan Estimate At Completion (EAC) dalam tiga kondisi yang berbeda yaitu dalam kondisi optimis, realistis, dan pesimistis. Dari peninjauan yang dilakukan setiap minggu maka didapatkan ETC dan juga EAC. Menurut Vargas
(2004) untuk menghitung ETC dan EAC terdapat 3 estimasi perhitungan yaitu: 1. Optimistic Estimation 2. Realistic Estimation 3. Pessimistic Estimation 1. Optimistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa pekerjaan yang telah diselesaikan telah sesuai dengan rencana awal atau base plan dan penyimpangan yang terjadi tidak menggambarkan adanya pengembalian biaya yang telah diperkirakan. Perhitungan ini disebut dengan Optimistic Estimation, karena indeks CPI dan SPI biasanya kurang dari 1, sehingga kinerja yang dihasilkan sudah sesuai rencana. Memperkirakan ETC ETC= BAC – EV = Rp. 10.410.694.578,22 – Rp. 2.231.740.596,73 = Rp. 8.178.953.981,49 Memperkirakan EAC EAC= ETC + AC = Rp. 8.178.953.981,49 + Rp. 1.644.502.482,10 = Rp. 9.823.456.463,59 Memperkirakan VAC VAC= BAC - EAC = Rp. 10.410.694.578,22 – Rp. 9.823.456.463,59 = Rp. 587.238.114,63 Prosentase Selisih Biaya (VAC / Variance At Completion) Rp.587.238.114,63 x100% Prosentase = Rp.10.410.694.578,22 = 5,64 % 2. Realistic Estimation Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa pekerjaan yang telah diselesaikan akan mengikuti kinerja biaya yang diperoleh sampai saat ini, menghasilkan indeks kinerja biaya, Cost Performance Index (CPI). Kecenderungan nilai CPI negatif atau positif yang diperoleh sampai saat ini, akan sama dengan kecenderungan biaya akhir untuk proyek. Karena ada kecenderungan mendasar yang berhubungan dengan indeks CPI < 1, Prakiraan ini disebut dengan Prakiraan Realistis (Realistic Estimation) atau lebih mungkin terjadi. Memperkirakan ETC ETC = BAC EV CPI
= ( Rp.10.410.694.578,22 Rp.2.231.740.596,73)
1,357 = Rp. 6.026.825.045,54
Memperkirakan EAC EAC= ETC + AC = Rp. 6.026.825.045,54 + Rp. 1.644.502.482,10 = Rp. 7.671.327.527,64 Memperkirakan VAC VAC= BAC - EAC = Rp. 10.410.694.578,22 – Rp. 7.671.327.527,64 = Rp. 2.739.367.050,58 Prosentase Selisih Biaya (VAC / Variance At Completion) Prosentase =
Rp.2.739.367.050,58 x100% Rp.10.410.694.578,22
= 26,31 % 3. Pessimistic Estimation Pada Pada kondisi ini diasumsikan bahwa sisa dari pekerjaan yang telah diselesaikan (yang akan datang) akan mengikuti proyeksi biaya yang ditentukan oleh Cost Performance Index (CPI), serta proyeksi jadwal yang ditentukan oleh Scheduled Performance Index (SPI), menghasilkan Scheduled Cost Index (SCI). Langkah ini bertujuan untuk mencegah kecenderungan alamiah manusia dalam menanggulangi waktu yang terbuang, dan langkah ini berarti menggunakan lebih banyak sumber daya untuk melakukan pekerjaan yang sama yang sudah direncanakan sebelumnya. Indeks SCI sangat berperan penting dalam proyeksi EAC terhadap keterlambatan pekerjaan, dan prakiraan pembengkakan biaya. Hasil dari SPIxCPI dipakai untuk menentukan EAC. Karena ada kecenderungan mendasar yang berhubungan dengan indeks CPI dan SPI yang kurang dari 1, maka Prakiraan ini disebut dengan Prakiraan Pesimistis (Pessimistic Estimation). Memperkirakan ETC ETC =
=
BAC EV SPIxCPI
( Rp.10.410.694.578,22 Rp.2.231.740.596,73) 0,602 x1,357
= Rp. 10.014.251.440,13 Memperkirakan EAC EAC= ETC + AC = Rp. 10.014.251.440,13 + Rp. 1.644.502.482,10 = Rp. 11.658.753.922,23 Memperkirakan VAC VAC= BAC - EAC = Rp. 10.410.694.578,22 - Rp. 11.658.753.922,23 = - Rp. 1.248.059.344,01
Prosentase Selisih Biaya (VAC / Variance At Completion) Prosentase =
Rp.1.248.059.344,01 x100% Rp.10.410.694.578,22
= - 11,99 % Keterangan : ETC = Estimate to Complete merupakan perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, dengan asumsi bahwa kecenderungan kinerja proyek akan tetap sampai dengan akhir proyek. EAC = Estimate at Complete merupakan perkiraan biaya total pada akhir proyek VAC = Variance At Completion merupakan selisih antara BAC dengan EAC Analisa Earned Value (EV) Periode Kedua Peninjauan ini dilakukan pada periode 8 Agustus 2011 – 14 Agustus 2011 atau yang dianggap sebagai periode kedua peninjauan. Pada analisa ini yang dicari adalah nilai Planned Value (PV), Earned Value (EV), dan Actual Cost (AC) pada proyek peningkatan/perkuatan jembatan kereta api, yang mana jika tiga nilai tersebut sudah didapat maka bisa digunakan untuk menganalisa kinerja proyek saat peninjauan. . 4.4.1 Perhitungan Planned Value (PV) Periode Kedua Untuk mendapatkan nilai Earned Value (EV) dan Planned Value (PV) pertama-tama yang harus ditinjau adalah master time schedule proyek. Dalam master time schedule proyek terdapat prosentase rencana tiap item pekerjaan. Prosentase rencana tersebut apabila dikaitkan dengan rencana anggaran biaya (RAB) disebut dengan Planned Value (PV). PV merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. PV dapat dihitung dengan cara mengailikan % rencana jadwal pada bulan yang ditinjau dengan jumlah rencana anggaran biaya pada suatu pekerjaan (BAC). Prosentase rencana jadwal pada periode kedua ini di dapat dari kurva-S (lihat lampiran 2), lihat pada bagian rencana fisik kumulatif minggu ke-16 bulan Agustus 2011. Nilai Budget At Completion (BAC) didapat dari nilai kontrak sebelum PPN 10% pada Rencana Anggaran Biaya (lihat lampiran 1). Maka nilai BAC adalah Rp. 10.410.694.578,22 4.4
Perhitungan PV pada peninjauan minggu kedua sebagai berikut : PV = komulatif bobot rencana x BAC = 39,54% x Rp. 10.410.694.578,22 = Rp. 4.116.388.636,23
Jadi perhitungan pada peninjauan pertama yaitu pada periode 8 Agustus 2011 - 14 Agustus 2011 ini mempunyai nilai PV sebesar Rp. 4.116.388.636,23 dan prosentase komulatif rencana sebesar 39,54% dari nilai total seluruh pekerjaan. Perhitungan Earned Value (EV) Periode Kedua Untuk mendapatkan nilai Earned Value (EV) dan Planned Value (PV) pertama-tama yang harus ditinjau adalah master time schedule proyek. Dalam master time schedule proyek terdapat prosentase rencana tiap minggunya. Prosentase rencana tersebut apabila dikaitkan dengan rencana anggaran biaya (RAB) disebut dengan Planned Value (PV). PV merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. PV dapat dihitung dengan cara mengalikan % rencana jadwal pada minggu yang ditinjau dengan jumlah rencana anggaran biaya pada suatu pekerjaan (BAC). Prosentase rencana jadwal pada periode kedua ini di dapat dari kurva-S (lihat lampiran 2), lihat pada bagian rencana fisik kumulatif minggu ke-16 bulan Agustus 2011. Nilai Budget At Completion (BAC) didapat dari nilai kontrak sebelum PPN 10% pada Rencana Anggaran Biaya (lihat lampiran 1). Maka nilai BAC adalah Rp. 10.410.694.578,22 4.4.2
Perhitungan EV pada peninjauan minggu kedua sebagai berikut : EV = komulatif bobot realisasi x BAC = 22,092% x Rp. 10.410.694.578,22 = Rp. 2.299.930.646,22 Jadi perhitungan pada peninjauan kedua yaitu pada periode 8 Agustus 2011-14 Agustus 2011 ini mempunyai nilai EV sebesar Rp. 2.299.930.646,22 dan progress fisik di lapangan sebesar 22,092% dari nilai total seluruh pekerjaan. Perhitungan Actual Cost (AC) Periode Kedua Actual Cost (AC) adalah biaya aktual yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. Perhitungan AC terdiri dari perhitungan biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost) dari suatu proyek. Berdasarkan data yang di dapat dari kontraktor, maka dapat dihitung jumlah biaya actual yang sudah dikeluarkan sampai minggu ke-16/periode kedua peninjauan. Perhitungan Actual Cost dapat dilihat pada tabel 4.4. 4.4.3
= Rp. 2.299.930.646,22 – Rp. 1.663.125.282,10 = Rp. 636.805.364,12
Tabel 4.4 Rekapitulasi Actual Cost Periode Kedua REKAPITULASI PENGELUARAN ACTUAL COST (AC) PROYEK MINGGU KE-16 (PROGRESS 22,092 %) PROYEK LOKASI MINGGU KETANGGAL
NO.
1
2
: : : :
PENINGKATAN/PERKUATAN JEMBATAN KERETA API BH 117 KM. 49 + 140 TARIK, MOJOKERTO 16 (Enam Belas) 8 Agustus s/d 14 Agustus 2011
URAIAN BIAYA ACTUAL PROYEK (AC) Biaya Langsung (Direct Cost) Proyek Biaya / Upah Pekerja Proyek (Lepas Proyek) Biaya Material / Peralatan Proyek
CPI
BIAYA ACTUAL PROYEK
Rp Rp
JUMLAH BIAYA ACTUAL PROYEK
91,957,200.00 1,563,885,382.10 Rp
1,655,842,582.10
Rp TOTAL BIAYA AKTUAL PROYEK YANG DIKELUARKAN SAMPAI MINGGU INI Rp
7,282,700.00 1,663,125,282.10
Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Proyek Biaya / Gaji Pegawai Tetap Proyek Biaya Non Operasional
Rp Rp
Tabel 4.5 Nilai PV, EV, dan AC Periode Kedua Besaran Periode 8 Agustus 2011 - 14 Agustus 2011 PV Rp 4,116,388,636.23 EV Rp 2,299,930,646.22 AC Rp 1,663,125,282.10 4.4.4
Analisa Kinerja Proyek Periode Kedua Setelah didapat nilai Planned Value (PV), Earned Value (EV), dan Actual Cost (AC) maka kinerja proyek dapat di analisa. Sehingga faktor yang menunjukkan kemajuan kinerja pelaksanaan proyek seperti varians biaya (CV) dan varians jadwal (SV) dapat diketahui serta dapat indeks kinerja yang terdiri dari Indeks Kinerja Biaya (Cost Performance Index = CPI) dan Indeks Kinerja jadwal (Schedule Performance Index = SPI). Analisa kinerja proyek ini dilakukan pada peninjauan minggu ke-16, karena pada periode kedua ini awal peninjauan yang jatuh pada tanggal 8 Agustus 2011 dimana dalam kurva-S (lampiran 2) masuk pada minggu ke-16 dari jadwal proyek yang direncanakan. BAC = Rp. 10.410.694.578,22 Dari Tabel 4.5 nilai PV, EV, dan AC diketahui : PV = Rp. 4.116.388.636,23 EV = Rp. 2.299.930.646,22 AC = Rp. 1.663.125.282,10 CV = EV - AC
EV AC
=
1.383
Rp.2.299.930.646,22 = Rp.1.663.125.282,10
SV
= EV - PV = Rp. 2.299.930.646,22 4.116.388.636,23 = - Rp. 1.816.457.990,01
SPI
=
7,282,700.00
Nilai Actual Cost yang didapat pada periode 1 Agustus 2011 - 7 Agustus 2011 adalah sebesar Rp. 1.663.125.282,10 Dalam perhitungan biaya aktual untuk kebutuhan alat, bahan, dan material yang dikeluarkan setiap minggunya terdapat keterangan pembayaran yang bervariasi (lihat lampiran 4) , mulai dari 2 minggu sampai 1 bulan. Maka untuk biaya langsung (alat, bahan, dan material) yang dimasukkan dalam rekapitulasi adalah jumlah uang pada akhir periode. Sedangkan untuk upah harian pekerja proyek didapat dari bagian keuangan kontraktor. Dengan didapatkannya nilai AC pada periode kedua peninjauan yaitu periode 8 Agustus 2011 - 14 Agustus 2011 maka bisa dibuat tabel hubungan Planned Value (PV), Earned Value (EV), Actual Cost (AC) sebagai berikut :
=
0.559
EV PV
=
-
Rp.
Rp.2.299.930.646,22 = Rp.4.116.388.636,23
Hasil analisa perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Kinerja Proyek Periode 8 Agustus-14 Agustus 2011 Besaran PV EV AC CV SV CPI SPI
Nilai Periode 8 Agustus 2011 - 14 Agustus 2011 Rp 4,116,388,636.23 Rp 2,299,930,646.22 Rp 1,663,125,282.10 Rp 636,805,364.12 Rp (1,816,457,990.01) Rp 1.383 Rp 0.559
Kondisi proyek pada periode 8 Agustus 2011-14 Agustus 2011 1. Kondisi proyek pada periode 8 Agustus 2011-14 Agustus 2011 beberapa ada yang negatif dan ada yang positif, hal ini juga dapat dilihat pada tabel diatas yang menunjukkan analisa varians jadwal, Schedule Variance (SV) yang bernilai negatif yang bisa diartikan bahwa pekerjaan mengalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan namun analisa varians biaya, Cost Variance (CV) bernilai positif bisa diartikan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari anggaran. 2. Harga Actual Cost (AC) pada periode 8 Agustus 201114Agustus 2011 ini lebih kecil daripada Earned Value (EV) sehingga biaya proyek yang dikeluarkan lebih kecil dari anggaran yang direncanakan. Hal itu bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah : Adanya efisiensi material di lapangan Adanya efisiensi tenaga kerja di lapangan Mencari harga material yang paling murah dengan tidak meninggalkan spesifikasi teknis yang ditentukan. 3. Nilai analisa varians jadwal, Schedule Variance (SV) yang bernilai negatif yang bisa diartikan bahwa pekerjaan mengalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan, hal itu bisa disebabkan oleh beberapa hal :
Koordinasi yang buruk antara staf engineer di lapangan dengan pekerja yang terkait dengan proyek Peningkatan/Perkuatan Jembatan Kereta Api BH 117 Km. 49+140 sehingga sistem kerja menjadi kacau dan sering terjadi salah komunikasi. Sering terlambat datangnya alat berat maupun material ke lapangan. Pemilihan mandor dan tenaga kerja yang kurang menguasai pekerjaan yang diberikan sehingga pekerjaan yang dilakukan sering mengalami keterlambatan dalam pemyelesainnya. Tidak adanya pembahasan/penyesuaian metode sebelum memulai suatu pekerjaan sehingga pada saat pelaksanaannya pekerja cenderung bekerja sesuai keinginan dan metode masing-masing. 4. Untuk indeks kinerja, Schedule Performance Index (SPI) menunjukkan angka indeks kurang dari 1, dalam hal ini berarti waktu pelaksanaan terlambat dari jadwal rencana, sedangkan Cost Performance Index (CPI) menunjukkan angka lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari yang di anggarkan.
4.4.5
Perhitungan Prediksi Biaya Penyelesaian Proyek Pada Periode Kedua Setelah nilai Cost Performance Index (CPI) dan Schedule Performance Index (SPI) didapatkan maka dapat digunakan untuk memperkirakan biaya akhir proyek. Perkiraan dihitung berdasarkan kecenderungan kinerja proyek pada saat peninjauan, dan asumsi bahwa kecenderungan tersebut tidak akan berubah sampai akhir proyek. Perkiraan ini berguna untuk memberikan gambaran ke depan kepada pihak kontraktor, sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan. 4.4.6
Estimasi Biaya Akhir pekerjaan menggunakan metode Earned Value
Probabilistic Periode Kedua Tujuan dalam penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui prakiraan biaya penyelesaian sisa pekerjaan yang disebut dengan Estimate To Complete (ETC) dan biaya penyelesaian proyek yang disebut dengan Estimate At Completion (EAC) dalam tiga kondisi yang berbeda yaitu dalam kondisi optimis, realistis, dan pesimistis. Dari peninjauan yang dilakukan setiap minggu maka didapatkan ETC dan juga EAC. Menurut Vargas (2004) untuk menghitung ETC dan EAC terdapat 3 estimasi perhitungan yaitu: 1. Optimistic Estimation 2. Realistic Estimation 3. Pessimistic Estimation
1. Optimistic Estimation Memperkirakan ETC ETC= BAC – EV = Rp. 10.410.694.578,22 – Rp. 2.299.930.646,22 = Rp. 8.110.763.932,00 Memperkirakan EAC EAC= ETC + AC = Rp. 8.110.763.932,00 + Rp. 1.663.125.282,10 = Rp. 9.773.889.214,10 Memperkirakan VAC VAC= BAC - EAC = Rp. 10.410.694.578,22 – Rp. 9.773.889.214,10 = Rp. 636.805.364,12 Prosentase Selisih Biaya (VAC / Variance At Completion) Prosentase =
Rp.636.805.364,12 x100% Rp.10.410.694.578,22
= 6,12 % 2. Realistic Estimation Memperkirakan ETC ETC =
BAC EV CPI
Rp.10.410.694.578,22 Rp.2.299.930.646,22 1,383 = Rp. 5.865.053.615,69
=
Memperkirakan EAC EAC= ETC + AC = Rp. 5.865.053.615,69+ Rp. 1.663.125.282,10 = Rp. 7.528.178.897,79 Memperkirakan VAC VAC= BAC - EAC = Rp. 10.410.694.578,22 – Rp. 7.528.178.897,7 = Rp. 2.882.515.680,43 Prosentase Selisih Biaya (VAC / Variance At Completion) Prosentase =
Rp.2.882.515.680,43 x100% Rp.10.410.694.578,22
= 27,69 % 3. Pessimistic Estimation Memperkirakan ETC ETC =
=
BAC EV SPIxCPI
Rp.10.410.694.578,22 Rp.2.299.930.646,22 0,559 x1,383
= Rp. 10.497.203.510,97
Memperkirakan EAC EAC= ETC + AC = Rp. 10.497.203.510,97 + Rp. 1.663.125.282,10 = Rp. 12.160.328.793,07 Memperkirakan VAC VAC= BAC - EAC = Rp. 10.410.694.578,22 - Rp. 12.160.328.793,0 = - Rp. 1.749.634.214,85 Prosentase Selisih Biaya (VAC / Variance At Completion)
Rp.1.749.634.214,85 x100% Rp.10.410.694.578,22
= - 16,81 %
Gambar 4.2 Grafik Hubungan EV, PV, dan AC
Keterangan : ETC = Estimate to Complete merupakan perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, dengan asumsi bahwa kecenderungan kinerja proyek akan tetap sampai dengan akhir proyek. EAC = Estimate at Complete merupakan perkiraan biaya total pada akhir proyek VAC = Variance At Completion merupakan selisih antara BAC dengan EAC Perhitungan Actual Cost, analisis kinerja dan perhitungan biaya akhir proyek sampai minggu ke-26 dapat dilihat pada lampiran 3. 4.5
Pembahasan dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan diatas, maka pada tabel 4.7 dibawah ini adalah rekapitulas hasil perhitungan hingga periode kedua peninjauan dalam tugas akhir ini.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Peninjauan Minggu Ke15 16
% Rencana
% Complete
35.62% 39.54%
21.437% 22.092%
PV Rp Rp
3,708,289,408.76 4,116,388,636.23
EV Rp Rp
2,231,740,596.73 2,299,930,646.22
CV Rp Rp
SV
587,238,114.63 636,805,364.12
Rp (1,476,548,812.03) Rp (1,816,457,990.01)
Lanjutan Tabel 4.7 CPI
SPI
1.342 1.367
0.602 0.559
EAC Optimistic Rp Rp
14000
EAC Optimistic
12000
EAC Realistic
10000
EAC Pesimistic
8000 6000
4000 2000
15
AC 1,644,502,482.10 1,663,125,282.10
Dari hasil perhitungan EAC periode kedua (8 Agustus 2011 – 14 Agustus 2011) dapat dibuat grafik pada gambar 4.3 sebagai berikut:
0
Lanjutan Tabel 4.7 Rp Rp
Dari hasil perhitungan antara PV, EV, dan AC dapat diplot ke dalam grafik hubungan PV, EV, dan AC yang menunjukkan biaya dan waktu proyek serta untuk menunjukkan variasi antara nilai serta pergerakan masingmasing indikator yang digunakan hingga minggu ke 16 (gambar 4.2). Dalam gambar tersebut tampak bahwa biaya yang sudah dikeluarkan hingga minggu ke-16 (periode ke-2) menghasilkan progresss yang nampak signifikan jauh perbedaannya dengan yang direncanakan. Jadi dapat disimpukan bahwa sampai minggu ke16 progresss pekerjaan terlambat namun biaya tidak melebihi dari yang dianggarkan.
Millions
Prosentase =
9,823,456,463.59 9,773,889,214.10
EAC Realistic Rp Rp
7,671,327,527.64 7,528,178,897.79
EAC Pesimistic Rp 11,658,753,922.23 Rp 12,160,328,793.07
Berikut ini adalah grafik hubungan antara PV, EV, dan AC pada periode kedua (8 Agustus 2011-14 Agustus 2011):
16
17 Weeks
18
19
20
Gambar 4.3 Grafik Hubungan EAC Prakiraan biaya akhir proyek hingga periode 8 Agustus 2011-14 Agustus 2011 dibagi dalam tiga estimasi yaitu Optimis, Realistis, dan Pesimistis. Hubungan ketiganya dapat dilihat pada gambar 4.3 dimana dapat disimpulkan bahwa dalam estimasi Pesimis biaya akhir cenderung tinggi, sedangkan dalam estimasi Optimis dan Realistis cenderung sejajar. Rekapitulasi hasil perhitungan hingga 12 periode (sampai minggu ke-26) peninjauan dalam tugas akhir ini disajikan dalam tabel tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Selama 12 Minggu Peninjauan Peninjauan Minggu Ke15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
% Rencana
% Complete
35.62% 39.54% 43.97% 48.41% 54.64% 60.88% 64.80% 68.71% 72.03% 75.37% 80.85% 86.15%
21.437% 22.092% 29.295% 38.848% 50.007% 54.305% 54.314% 56.219% 58.408% 60.402% 62.662% 66.718%
PV Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3,708,289,408.76 4,116,388,636.23 4,577,582,406.05 5,039,817,245.32 5,688,403,517.54 6,338,030,859.22 6,746,130,086.69 7,153,188,244.70 7,498,823,304.70 7,846,540,503.61 8,417,046,566.49 8,968,813,379.14
EV Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Untuk grafik hubungan EV, PV, AC, dan EAC Realistic selama 12 periode peninjauan disajikan dalam grafik 4.6.
2,231,740,596.73 2,299,930,646.22 3,049,812,976.69 4,044,346,629.75 5,206,076,037.73 5,653,527,690.70 5,654,464,653.22 5,852,788,384.93 6,080,678,489.25 6,288,267,739.14 6,523,549,436.61 6,945,807,208.70
Lanjutan Tabel 4.8 Peninjauan Minggu Ke15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
AC Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
CV
1,644,502,482.10 1,663,125,282.10 1,842,773,242.10 1,865,890,385.10 1,885,179,285.10 1,923,282,466.10 2,276,717,766.10 2,290,093,266.10 2,323,659,066.10 2,343,643,876.10 2,413,076,676.10 2,495,854,554.10
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
587,238,114.63 636,805,364.12 1,207,039,734.59 2,178,456,244.65 3,320,896,752.63 3,730,245,224.61 3,377,746,887.12 3,562,695,118.83 3,757,019,423.15 3,944,623,863.04 4,110,472,760.51 4,449,952,654.60
SV Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(1,476,548,812.03) (1,816,457,990.01) (1,527,769,429.35) (995,470,615.57) (482,327,479.81) (684,503,168.52) (1,091,665,433.47) (1,300,399,859.77) (1,418,144,815.45) (1,558,272,764.47) (1,893,497,129.89) (2,023,006,170.44)
Lanjutan Tabel 4.8 Peninjauan Minggu Ke15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
CPI
SPI
1.342 1.367 1.655 2.168 2.762 2.940 2.484 2.556 2.617 2.683 2.703 2.783
0.602 0.559 0.666 0.802 0.915 0.892 0.838 0.818 0.811 0.801 0.775 0.774
EAC Optimistic Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
9,823,456,463.59 9,773,889,214.10 9,203,654,843.63 8,232,238,333.58 7,089,797,825.59 6,680,449,353.62 7,032,947,691.11 6,847,999,459.39 6,653,675,155.07 6,466,070,715.18 6,300,221,817.72 5,960,741,923.62
EAC Realistic Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7,671,327,527.64 7,528,178,897.79 6,290,401,918.76 4,803,053,915.52 3,769,830,793.89 3,541,630,542.49 4,191,769,647.05 4,073,521,880.68 3,978,323,288.08 3,880,076,613.52 3,850,941,042.58 3,740,901,337.12
EAC Pesimistic Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
11,658,753,922.23 12,160,328,793.07 8,518,391,365.08 5,526,003,814.56 3,944,438,157.66 3,737,572,695.19 4,561,494,469.82 4,469,772,380.06 4,364,226,521.05 4,260,814,423.76 4,268,289,309.43 4,103,528,350.63
Dari tabel rekapitulasi hasil perhitungan hingga minggu ke-26 peninjauan diatas dapat dilihat bahwa Earned Value (EV) cenderung meningkat namun berbeda jauh dengan Planned Value (PV). Hal ini berarti pekerjaan dari minggu pertama hingga minggu terakhir peninjauan selalu terlambat. Namun jika dilihat dari perbandungan Actual Cost (AC) dengan Planned Value (PV) dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan dari minggu pertama hingga minggu terakhir peninjauan selalu lebih kecil dari yang dianggarkan. Dari kedua hal diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi penghematan biaya namun progresss terlambat. Dapat juga dilihat dalam grafik hubungan EV, PV, dan AC hingga 12 periode (sampai minggu ke-26) periode peninjauan yang disajikan dalam grafik 4.4. Sedangkan grafik EAC hingga 12 periode (sampai minggu ke-26) periode peninjauan disajikan dalam grafik 4.5.
Dari grafik 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penghematan biaya, namun progresss tetap selalu terlambat. Hal itu juga berpengaruh pada biaya akhir penyelesaian proyek, Estimate At Completion (EAC) dalam kondisi realistis dengan asumsi bahwa sisa pekerjaan yang telah diselesaikan akan mengikuti kinerja biaya yang diperoleh sampai saat ini (kondisi yang lebih mungkin terjadi). Dapat diihat juga bahwa pada akhir peninjauan, biaya akhir proyek, Estimate At Completion (EAC) yang didapatkan semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang akan dikeluarkan sampai akhir peninjauan akan semakin kecil (kondisi sama pada saat awal hingga akhir peninjauan).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisa kinerja dan prakiraan dengan metode Earned Value yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat disimpulkan gambaran mengenai penyelenggaraan proyek selama peninjauan yaitu : 1. Indeks Kinerja Biaya, Cost Performace Index (CPI) setiap kali dilakukan peninjauan adalah lebih dari 1. Nilai ini menunjukkan bahwa secara umum biaya yang telah dikeluarkan selama penyelenggaraan proyek selalu lebih kecil dari anggaran. 2. Sedangkan Indeks Kinerja Jadwal, Schedule Performace Index (SPI) setiap kali dilakukan peninjauan nilainya berubah-berubah, akan tetapi selalu kurang dari 1. Adapun besarnya SPI pada periode pertama peninjauan adalah 0,602 dan pada periode kedua belas peninjauan adalah 0,774. Dari hasil pengamatan selama peninjauan, angka yang didapat selalu kurang dari 1 yang menggambarkan bahwa proyek berjalan lebih lambat dari jadwal. 3. Setiap periode pelaporan diperoleh prakiraan biaya akhir proyek. Pada akhir peninjauan yaitu pada minggu ke-26 (peninjauan periode ke dua belas). Biaya penyelesaian proyek dibagi dalam 3 perkiraan yaitu : a. Optimistic Estimation Nilai ETC = Rp. 3.464.887.369,52 Nilai EAC = Rp. 5.960.741.923,62 Nilai VAC = Rp. 4.449.952.654,60 Prosentase VAC = 42,74 % b. Realistic Estimation Nilai ETC Nilai EAC Nilai VAC Prosentase VAC c. Pessimistic Estimation Nilai ETC Nilai EAC Nilai VAC Prosentase VAC
= Rp. 1.245.046.783,02 = Rp. 3.740.901.337,12 = Rp. 6.669.793.241,11 = 64,07 % = Rp. 1.607.673.796,53 = Rp. 4.103.528.350,63 = Rp. 6.307.166.227,59 = 60,58 %
Dari perhitungan Estimate At Completion (EAC) dari awal hingga akhir peninjauan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa biaya yang akan dikeluarkan sampai akhir peninjauan akan semakin kecil (kondisi sama pada saat awal hingga akhir peninjauan). 5.2 Saran 1. Observasi dan perhitungan Actual Cost (AC) lebih detail lagi akan semakin membuat analisa ini lebih valid dan mendekati realistis.
2. Perlu dilakukan studi lanjut tentang metode yang digunakan untuk melakukan tindakan pengendalian proyek.
“ Halaman ini sengaja dikosongkan ”