BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan
yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit terpadu di kawasan Rawa Buntu ini adalah perancangan kawasan yang memadukan tiga kegiatan utama dari kegiatan transit yang merupakan kegiatan eksisting, ditambah dengan tiga kegiatan pendukung yang merupakan potensi yang berkembang dari tapak. Perancangan kawasan transit terpadu ini diperuntukkan bagi pelaku kegiatan transit yang berjumlah 13.200 orang (menurut perkiraan PT.KCJ), sehingga ditambahlah kawasan komersil berupa retail, anchor tenant yang diperuntukkan untuk commuter yang ingin berbelanja sebelum/sesudah melakukan transit, penduduk sekitar baik dalam radius berjalan kaki (400 m), maupun radius perjalanan kendaraan bermotor (<1km), adapun anchor tenant dan ruang terbuka yang diperuntukkan untuk penduduk sekitar yang ingin berpergian dalam rangka refreshing. Fungsi tapak secara garis besar adalah transit., saat ini fungsi kegiatan transit dalam tapak sudah menunjukan potensi sebagai salah satu pusat transit pada kota Tangerang Selatan ditambah dengan telah terbangunnya infrastruktur untuk dikembangkan sebagai kawasan transit terpadu, namun potensi-potensi lain yang mungkin terjadi, belum dimunculkan dan diolah secara maksimal. Sementara untuk keadaan dalam tapak belum mencitrakan ikon transit yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi. Mengingat proyek dibangun bukan hanya untuk kebutuhan generasi kini, tetapi untuk kebutuhan generasi selanjutnya di masa depan maka perlu pertimbangan desain bangunan yang harmonis dengan lingkungan. Bentuk kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan melalui penataan land-use dan jalur pejalan kaki dalam kawasan sehingga kecenderungan mobil akan diparkir pada bagian barat tapak dan commuter melakukan jalan kaki menuju inti tapak.
95
96
5.1.1
Simpulan aspek tapak dan lingkungan Pencapaian menuju tapak, sirkulasi dalam tapak, dan zoning tapak yang
didapat dari analisa tapak dan lingkungan adalah sebagai berikut :
Gambar 60. Pencapaian, sirkulasi, dan zoning tapak
Secara umum tapak dibagi menjadi dua pusat sirkulasi kendaraan, yaitu zona utara dan zona selatan. Entrance untuk kendaraan pribadi dipusatkan pada timur laut tapak, begitu pula Exit sehingga sirkulasi kendaraan pribadi terpusat pada satu sisi tapak, Entrance untuk kendaraan umum, servis, dan bermotor diarahkan bada tenggara tapak, tetapi Exit menyatu dengan kendaraan pribadi, hal ini ditimbang dari sirkulasi kendaraaan pribadi yang lebih padat di pagi hari dibanding sore hari (karena adanya penambahan fasilitas yang terjadi, sehingga commuter akan lebih lama berada di dalam tapak). Sistem transportasi yang akan diterapkan dalam tapak sebagai upaya pembangunan berkelanjutan adalah transportasi publik, bersepeda, dan berjalan kaki. Sirkulasi yang paling diutamakan dalam tapak adalah pejalan kaki, yaitu dapat menjangkau semua bangunan. Lebar jalur pejalan kaki yang digunakan adalah 1.75meter dan lebar jalur sepeda 1.5meter, yang terletak di kedua sisi setiap jalan dalam kawasan.
97
Gambar 61. Skema sistem transportasi dalam kawasan
Area parkir yang diletakkan pada bagian belakang/ujung tapak menyebabkan penumpukkan kendaraan hanya berada pada satu sisi tapak saja, sehingga sirkulasi kendaraan di dalam tapak hanya terjadi pada jam masuk dan pulang kerja saja.
5.1.2
Simpulan aspek manusia Analisa aspek manusia dimulai dari menentukan pelaku, jenis, dan waktu
kegiatan dalam tapak. Selanjutnya diperoleh ruang-ruang yang dibutuhkan oleh pelaku kegiatan beserta sifat dan hubungan ruang. Luasan ruang diperoleh dari studi pustaka terhadap standar ukuran ruang dan data yang diperoleh dari pihak pengelola kawasan. Berdasarkan program ruang, diketahui perkiraan luas lantai bangunan yang dibutuhkan yaitu 21.881,125 m2, sementara berdasarkan KDB dan KLB, luas lantai yang boleh dibangun pada lahan 3.20 ha adalah 19.200 m2. Sehingga memenuhi syarat untuk pembangunan, tetapi perlu dipertimbangkan aspek keberlanjutan, sehingga diperlukan ruang terbuka yang luas, sehingga penyebaran kepadatan tidak hanya terjadi pada satu lantai bangunan, tetapi juga lapis bangunan lainnya juga, yang pada akhirnya menyebarkan kepadatan dan juga memberikan ruang untuk dijadikan ruang terbuka hijau, untuk KLB pada tapak adalah sebesar 4.0 atau 128.000m2. Kebutuhan lahan parkir mencapai 1750 lot, dengan rincian sebagai berikut: Parkir mobil untuk semua kebutuhan dikunci pada angka 1000 lot mobil dan 750 lot motor, dengan pengembagnan fasilitas ke arah kendaraan umum. Hasil dari seluruh analisa aspek ini adalah organisasi ruang dalam tapak sebagai berikut :
98
Gambar 62. Organisasi ruang dalam tapak GF
Gambar 63. Organisasi ruang dalam tapak L1
Gambar 64. Organisasi ruang dalam tapak L2
5.1.3
Simpulan aspek gubahan massa Berdasarkan analisa aspek gubahan massa berdasar kegiatan mixed-used di
dalam tapak, didapatkan bentuk bangunan-bangunan yang mengambil analogi bentuk-bentuk pada kereta api dan juga beberapa bangunan mengadopsi arsitektur eksisting sebagai bentuk pelestarian cagar budaya. Massa bangunan ditata sedemikian rupa agar tetap terlihat menyebar, walaupun dalam kapasitasnya adalah padat, maka tersusunlah ke dalam tiga tingkatan massa bangunan untuk menyebarkepadatan yang terjadi di dalam tapak.
99
Gambar 65. Gubahan Massa
5.2
Saran Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
memberikan beberapa saran untuk penelitian berikutnya, antara lain : •
Untuk pengembangan hasil penelitian berikutnya adalah mengadakan survey
lapangan secara langsung untuk mengetahui keadaan eksisting kawasan dan sekitarnya, karena perlu dilihat seberapa potensial suatu stasiun untuk dikembangkan sebagai
suatu
kawasan
pusat
transit,
mixed-used,
dengan
melihat
dan
mempertimbangkan aspek dari Transit Oriented Development, seperti pedestrian ways, transit center, mixed-used, connectivity, transportation support, bike ways, dan parking. •
Dalam peremajaan kawasan berdasarkan Transit Oriented Development,
sebaiknya tidak menghilangkan fungsi lahan eksisting dan menggali potensi fungsi lain, agar kawasan tersebut menjadi pusat transit terpadu dan mixed-use. •
Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam mengumpulkan data dan
melakukan penelitian sehingga didapat hasil penelitian yang optimal. •
Fokus dalam memilih objek penelitian sehingga proses penelitian terarah dan
hasil penelitian dapat berguna. •
Meneliti secara mendalam aspek Transit Oriented Development, sebelum
menerapkan konsep tersebut ke dalam tapak.
100