12
BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori 4.1.1 Esai
Esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu: •
Pertama,
pendahuluan
yang
berisi
latar
belakang
informasi
yang
mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut. •
Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
•
Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
1. Menentukan tema atau topik 2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
13
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas 4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya. 5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut. 6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral. 7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
14
4.1.2 Foto
Fotografi (Photography, Inggris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure)
15
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO
4.1.3 Esai Foto
Esai Foto adalah sebuah Esai yang menggunakan media berupa foto untuk membahas sebuah topik dengan menggunakan foto yang dihubungkan dengan seri-seri. (www.wikipedia.org)
Esai foto adalah kumpulan dari foto foto yang di susun dalam urutan yang spesifik untuk menampilkan pergerakan dari event, emosi dan konsep. (Christina Dickson)
Esai foto adalah koleksi foto untuk menyampaikan cerita, penggunaan
tulisan yang sedikit, untuk menyampaikan pesan terhadap pembaca. (www.ccsdedtech.com)
Esai Foto adalah foto yang di kelompokan dengan tulisan pendukung untuk menceritakan suatu cerita yang biasanya dipublikasikan dalam bentuk buku atau fitur dari majalah dan surat kabar - (www.dictionary.reference.com)
16
4.1.4 Komposisi The Golden Section
Dalam esai foto ini saya juga akan menggunakan jenis komposisi the golden section dalam penkomposisian foto yang akan digunakan di publikasi saya ini.
Di bidang seni grafis, proporsi golden section menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah.
Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi.
Proporsi golden section juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377...
Sebuah obyek yang mempunyai proporsi golden section mampu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling populer.
17
(gambar 4.a)
4.1.5 Komposisi Diagonal
Komposisi ini membagi sebuah frame dengan garis diagonal, menurut komposisi ini, objek penting dari foto harus diletakkan di garis diagonal ini.
(gambar 4.b)
18
4.1.6 Makna Yang Terkandung Dalam Warna
Adapun arti dari warna yang akan dipakai pada pembuatan publikasi buku tentang wushu ini adalah :
1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi). 2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian. 3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik. 4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup). 5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari halhal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu. 6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan. 7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
4.1.7 Spesial Efek Dalam Fotografi
Spesial efek atau Digital Imaging di dalam fotografi sering diartikan sebagai hal yang menarik yang dapat dilakukan pada sebuah gambar, sejenis permainan gambar. Untuk dapat berguna di fotografi, setiap efek membutuhkan tujuan, sekali kita menentukan tujuan tersebut kita sudah bisa memutuskan
19
seperti apa hasil akhir akan terlihat. Peraturan dalam spesial efek dalam fotografi adalah memvisualisasikan apa yang berada di dalam pikiran fotografernya. Didalam buku wushu ini banyak menggunakan DI untuk memberikan efek gerakan dan efek yang susah didapatkan dalam fotografi biasa.
4.1.8 Layout
Membicarakan desain grafis tidak mungkin terlepas dari membicarakan layout. Layout adalah pengaturan tipografi dan unsur-unsur seni, yaitu foto, ilustrasi,dan elemen-elemen desain lainnya. Sebuah layout yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: 1. Works (berfungsi), artinya dapat menyampaikan pesan secara cepat dengan cara yang tepat. 2. Organizes (teratur), artinya tata letaknya harus teratur sehingga tingkat kepentingan pesan dapat diikuti dengan jelas. 3. Attracts (menarik perhatian), artinya harus tampil beda dan menarik perhatian. Bahan-bahan yang diperlukan untuk menghasilkan layout yang baik adalah elemen-elemen desain yang terdiri dari: 1. Line(garis) 2. Shape(bentuk) 3. Texture (Tekstur) 4. Space (Ruang)
20
5. Size (Ukuran) 6. Value (Nilai gelap-terang) 7. Color (Warna) Untuk menggabungkan elemen-elemen desain menjadi sebuah layout yang baik, dibutuhkan pemahaman mengenai prinsip-prinsip desain, yaitu: •
Balance (keseimbangan)
•
Rhythm (irama)
•
Emphasis(Penekanan)
•
Unity (kesatuan)
4.1.9 Grid
Dalam buku 7 essentials of Graphic Design, menyebutkan grid adalah kolom-kolom atau garis Bantu yang membantu untuk menentukan ruang text, illustrasi, photography, dll. Tujuan utama dari grid adalah untuk menghindari ketidakrapian. Dengan terciptanya alur baca, grid membantu pemakainya untuk menemukan materi yang dicari setiap saat. Keuntungan bekerja dengan grid adalah clarity (kejelasan), efficiency (efisiensi), economy (ekonomis) dan continuity y(berkelanjutan). Sebuah grid memperkenalkan susunan yang sistematis terhadap sebuah layout, membedakan tipe-tipe informasi dan mempermudah navigasi pengguna. Menggunakan grid mempermudah seorang desainer untuk men layout sejumlah informasi yang banyak, seperti buku maupun serial katalog. Dan waktu yang lebih sedikit untuk
21
setiap pertimbangan desain pada struktur gridnya. Grid juga memungkinkan bagi setiap individu agar dapat berkolaborasi dalam sebuah projek. Jenis-jenis grid Dalam hal ini di buku wushu akan diterapkan beberapa macam jenis grid untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada, yakni antara lain: •
Manuscript Grid Ini adalah jenis grid yang paling sederhana, strukturnya berbentuk rectangular yang meliputi hampir seluruh halaman. Tugasnya adalah untuk mengakomodasi teks bersambung yang ekstensif, seperti buku atau essay panjang.
•
Column Grid berbagai macam informasi. Lebar dari kolom ditentukan dari ukuran teksnya. Tujuannya adalah menemukan lebarnya yang paling sesuai.
•
Modular Grid Modular Grid adalah column grid yang dibagi dengan bentanganbentangan horizontal yang membagi kolom-kolom menjadi baris, menciptakan sel-sel matriks disebut modul. Ditujukan untuk projek yang kompleksitasnya tinggi.
•
Hierarchical grid Dalam buku wushu juga terdapat hierarchical grid yang terkadang kebutuhan visual dan informasi dari sebuah projek membutuhkan grid
22
yang aneh yang tidak termasuk dalam kategori lainnya. Dimana lebar dari kolom dan intervalnya juga cenderung berubah. Dalam publikasi wushu ini, akan banyak digunakan Hierarchical grid
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Big Idea
Ide utama adalah membuat sebuah publikasi buku yang menitik beratkan pada visualisasi foto, yang artinya adalah sebuah buku yang menampilkan foto foto sebagai media penyampaian pesan, dengan meminimalisasikan teks dan tulisan, jadi intinya adalah sebuah buku yang isinya foto foto tentang wushu.
4.2.2 Keyfact •
Wushu adalah salah satu cabang beladiri yang sekarang sudah banyak di perlombakan secara nasional maupun internasional
•
Banyak masyarakat yang menggangap bahwa wushu itu kurang menarik, kuno, dan untuk kalangan tertentu saja
4.2.3 Positioning
Buku Wushu pertama di Indonesia yang disajikan dalam bentuk esai foto.
23
4.2.4 Target Audience
Demografi
Yang menjadi target demografi adalah kelompok usia 17 – 50 tahun, dengan jenis kelamin laki laki maupun wanita. Dengan pekerjaan sebagai praktisi wushu, pengajar wushu, fotografer, eksekutif, pengusaha, seniman, olahragawan.
Georgrafi
Geografisnya untuk penduduk yang tinggal baik di kota besar maupun di kota kecil.
Psikografis
Target psikografis berupa orang-orang pemerhati wushu, penggemar seni bela diri, penggemar fotografi, pecinta seni, penikamat foto, orang-orang yang mencintai keindahan.
4.2.5 Tone And Manner •
Artistik, karena wushu adalah sebuah jenis beladiri yang menitik beratkan pada seni gerakan yang artistik.
•
Elegan, karena disesuaikan dengan target audience untuk menengah keatas.
•
Klasik, karena wushu sudah merupakan salah satu cabang beladiri yang sudah tua dengan sejarah ratusan tahun, karena itu digunakan mood klasik.
24
4.2.6 Strategi Visual •
Skema Warna, yang dipakai berupa warna warna dengan saturasi rendah, warna hitam, abu-abu, putih, serta merah, pemilihan warna didasarkan pada tinta kuas yang terdapat di jaman dahulu yaitu hitam dan merah saja, putih merupakan putih kertas dan abu-abu merupakan campuran warna hitam dan air yang lebih banyak.
•
Tipografi, jenis tipografi yang dipakai berupa huruf san serif yang tidak berkait, namun masih terdapat sedikit unsur tradisonal di struktur hurufnya.
•
Layout, sistem layout yang akan digunakan menggunakan layout yang dinamis, karena wushu merupakan gerakan yang dinamis.