BAB 4
IDENTIFIKASI DAN ANALISA LINGKUNG USAHA MENGGUNAKAN PORTER 5 FORCE
4.1 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA Lingkungan usaha yang akan diindentifikasi dalam penelitian ini adalah lingkungan usaha dari industri jasa backhaul GSM melalui satelit. Lingkungan usaha ini akan dianalisa dengan menggunakan Porter 5 Forces. Untuk mengkuantitasi setiap ancaman dan tekanan analisa juga menggunakan metoda External/Internal Factor Evaluation matrix. Faktor-faktor yang didapatkan melalui Porter 5 Forces ini akan diberi bobot terendah 0 dan tertinggi 1, nol berarti faktor tidak penting dan satu sangat penting, total bobot setiap tekanan/ancaman adalah satu, selanjutnya setiap faktor di rating/skor dengan menggunakan data yang ada dan dianalisa terhadap kesesuaian kondisi yang ada dengan faktor tersebut. Rating 1 untuk tekanan/ancaman rendah. 2 untuk tekanan/ancaman cenderung rendah, 3 untuk tekanan/ancaman cenderung tinggi, 4 untuk tekanan/ancaman
tinggi. Jika
ancaman/tekanan tinggi ratingnya 4 atau 3, jika tekanan/ancaman rendah maka ratingnya 1 atau 2. Bobot dan rating dikalikan menjadi bobot rating selanjutnya bobot rating ini dijumlahkan yang akan menjadi bobot rating akhir dari setiap tekanan. Bobot rating tersebut akan digolongkan menjadi dua, yaitu: tekanan/ancaman rendah jika bobot rating dibawah rata-rata, dalam hal ini rataratanya adalah 2.5, Tekanan/ancaman tinggi jika bobot rating nya lebih dari 2.5. Tekanan/ancaman ini digunakan untuk melihat tekanan pada industri secara keseluruhan. Bila mayoritas rendah, maka tekanan industri secara keseluruhan adalah rendah atau sebaliknya jika mayoritas tekanan tinggi maka tekanan industri secara keseluruhan adalah tinggi. 4.1.1 Tekanan Pendatang Baru 35
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan merebut bagian pasar, serta seringkali juga membawa sumber daya yang besar. Akibatnya harga menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi laba yang diperoleh bagi pemain eksisting. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Berdasarkan hal tersebut faktor-faktor dari tekanan pendatang baru dan indikatornya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 1Faktor dari ancaman pendatang baru No.
Faktor
Indikator
1
Skala Ekonomi
Ukuran minimum produk agar bisa menguntungkan
2
Diferensiasi produk
Produk pendatang baru memiliki diferensiasi
3
Kebutuhan Modal
Biaya investasi awal besar
4
Biaya Pengalihan
Biaya beralih ke produk dari pendatang baru tinggi
5
Kebijakan pemerintah
Pemerintah mengizinkan masuknya pemain baru
4.1.2 Tekanan Pembeli Daya tawar pembeli mempengaruhi tekanan yang diterima oleh industri. Semakin besar tekanan yang diberikan oleh pembeli maka tekanan yang diterima oleh industri juga akan semakin besar. Faktor-faktor pada tabel berikut ini adalah faktor yang dapat mempengaruhi tekanan pada industri dari tekanan pembeli.
36
Tabel 4. 2 Faktor dari tekanan pembeli No.
Faktor
Indikator
1
Pangsa pasar pembeli
Pembeli terbatas pada industri tertentu
2
Volume produk
Pembelian produk harus dalam jumlah besar
3
Laba pembeli
Pembeli mengalami penurunan laba
4
Biaya Pengalihan
Besarnya biaya untuk beralih ke produk lain
5
Porsi biaya produk
Porsi biaya produk terhadap total pengeluaran pelanggan
4.1.3 Ancaman dari Produk Pengganti Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dengan industri-industri yang menghasilkan produk pengganti. Semakin menarik harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat laba dalam industri tersebut. Produk-produk pengganti adalah produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti dalam industri. Tabel berikut ini memperlihatkan faktor dari tekanan produk substitusi.
Tabel 4. 3 Faktor dari ancaman produk pengganti No.
Faktor
Indikator
1
Produk pengganti
Ada produk pengganti
2
Tarif produk
Tarif produk pengganti lebih murah
3
Biaya Pengalihan
Besarnya biaya untuk beralih ke produk lain
37
4.1.4 Tekanan Pemasok Pemasok terdiri dari semua sumber yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Pemasok memiliki peran yang besar dalam bisnis. Pemasok siap memberikan modal, tenaga kerja, bahan, dan sebagainya kepada suatu perusahaan. Tekanan yang diberikan dari tekanan pemasok memiliki faktorfaktor seperti terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 4 Faktor dari tekanan pemasok No.
Faktor
Indikator
1
Dominasi pemasok
Industri pemasok didominasi sedikit perusahaan
2
Produk pemasok
Tersedia produk pengganti
3 4
Diferensiasi produk pemasok Biaya pengalihan
Produk di pasok oleh banyak pemasok Besarnya biaya untuk beralih ke produk lain
4.1.5 Tekanan Persaingan Internal dalam Industri Persaingan internal dalam industri dapat terjadi dalam bentuk persaingan harga, peningkatan pelayanan, dan jaminan terhadap pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Terjadinya persaingan ini dapat juga menjadi sebuah keuntungan karena perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pembeli sehingga tidak kalah oleh pesaingnya. Faktor dari tekanan persaingan internal dalam industri ini dapat dilihat pada tabel berikut.
38
Tabel 4. 5 Faktor dari tekanan persaingan internal dalam industri No.
Faktor
Indikator
1
Jumlah pesaing
Jumlah pemain banyak
2
Diferensiasi produk
Tidak banyak perbedaan produk diantara pemain
3
Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri yang lamban
4
Biaya tetap
Biaya tetap yang tinggi
5
Hambatan pengunduran diri
Hambatan pengunduran diri yang tinggi
4.2 ANALISA LINGKUNGAN USAHA Lingkungan usaha dalam industri backhaul GSM menggunakan satelit akan dianalisa dengan metode Porter 5 Forces sesuai dengan faktor-faktor yang telah teridentifikasi di atas.
4.2.1 Tekanan Pendatang Baru Tekanan pendatang baru ini memiliki beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut akan dianalisa satu-persatu sesuai dengan keadaan yang ada.
4.2.1.1 Ukuran minimum produk agar bisa menguntungkan Pasar yang akan dimasuki akan menjadi salah satu faktor dalam melihat tekanan yang disebabkan oleh pendatang baru. Bila pasar tidak harus dimasuki dalam skala besar, akan banyak pendatang baru yang dapat memasuki bisnis ini dan akan menambah tekanan dari tekanan pendatang baru. Pasar dalam industri backhaul GSM menggunakan satelit tidak harus dimasuki dalam skala besar. Pelanggan adalah para operator GSM di Indonesia yaitu 5 pelanggan. Tidak semua operator GSM yang menyewa layanan backhaul melalui GSM ke perusahaan penyedia layanan ini karena sudah dapat ditangani atau ada divisi khusus di perusahaannya yang menangani backhaul melalui satelit. BTS yang akan di hubungkan dengan BSC adalah BTS yang berada di daerah remote
39
dimana lalulintas percakapan atau data tidak begitu besar, sehingga pelanggan hanya membutuhkan kapasitas backhaul dengan jumlah minimal bisa hanya satu E1 bahkan setengah E1. Dengan demikian tekanan dari skala ekonomi cukup tinggi, karena akan penyedia tidak perlu memberikan layanan dalam jumlah besar.
4.2.1.2 Loyalitas pelanggan Backhaul seluler melalui satelit adalah bagian dari jaringan yang vital bagi operator seluler untuk memberikan layanan kepada pelanggan nya. Setiap gangguan pada ketersediaan backhaul ini akan menyebabkan tidak adanya layanan pelanggan dan akan menyebabkan hilangnya pendapatan. Ketersediaan layanan backhaul dinyatakan dalam availability. Ukuran prestasi atau kualitas layanan adalah availability jika penyedia layanan backhaul mempunyai availability yang tidak sesuai dengan yang diinginkan maka pembeli dalam hal ini operator seluler selain mininta restitusi juga akan memberikan peringatan yang keras kepada penyedia layanan. Pemutusan kerjasama bisa saja terjadi jika availability nya tidak kunjung baik. Faktor loyalitas pembeli dalam hal ini lebih didominasi dari seberapa baiknya penyedia layanan dapat memberikan availability layanan. Layanan backhaul seluler menggunakan satelit biasanya digunakan di lokasi-lokasi remote dan terpencil dimana infrastruktur belum bagus terutama ketersedian listrik dari PLN belum tersedia 24 jam sehingga penyedia layanan perlu membuat sumber listrik cadangan agar layanan tetap tersedia. Dengan keterbatasan infrastruktur dan akses ke loasi yang cukup sulit maka usaha penyedia layanan untuk mempertahan availability yang baik sangat perlu usaha-usaha yang keras. Dengan demikian tekanan pada faktor loyalitas pelanggan ini cukup tinggi.
40
4.2.1.3 Besarnya biaya investasi awal Investasi awal akan menentukan apakah pendatang baru akan mudah untuk memasuki sebuah industri atau tidak. Semakin kecil biaya investasi awal yang dibutuhkan akan semakin mudah pula bagi pendatang baru untuk memasuki industri tersebut. Bila pendatang baru mudah untuk memasuki industri berarti tekanan yang akan dialami oleh industri tersebut akan semakin tinggi. Investasi awal untuk memasuki bisnis backhaul GSM menggunakan satelit cukup besar. Biaya terdiri dari Capex atau investasi dan Opex yang paling utama adalah sewa transponder. Untuk dapat menjadi penyedia jasa backhaul GSM menggunakan satelit dibutuhkan investasi awal minimal sebesar USD 49.500 yang terdiri dari investasi Hardware untuk 2E1 kapasitas minimal agar dapat menguntungkan dan sewa transponder satelit minimal 5 Mhz. Jika menyewa satelit Palapa D extended-C band sewa satu transponder 36 MHz USD 975 ribu, maka sewa 5 M adalah USD 135.416 setahun, atau USD 11.284 perbulan.
Tabel 4. 6 Contoh biaya investasi backhaul GSM melali satelit No. 1 2
Item Antena VSAT 4.5m Single Package Transceiver (SPT) 10 w
3
Modem CDM600
5
Asesoris
Unit
Harga (USD)
Total (USD)
2
15.750
31.500
2
4.500
9.000
2
4.000
8.000
2 set
500
1.000
Total
49.500
Kisaran harga ini berarti investasi awal yang dibutuhkan cukup besar dengan investasi USD 49.500 ditambah biaya pengiriman dan biaya instalasi, opex perbulan USD 11 ribu dan hanya menyewakan dua E1, dengan
41
penamambahan E1 akan diperlukan investasi peralatan tambahan dan sewa transponder tambahan. Tidak mudah juga untuk mendapatkan sewa transponder dengan jumlah kurang dari satu transponder, jika tidak diperoleh sewa per MHz, dengan menyewa satu transponder penuh 36 MHz perlu di hitung kembali pemanfaatan sisa bandwidth sehingga dapat menghasilkan pendapatan dan menutupi biaya sewa, bisa dengan memperbanyak backhaul yang disewakan dimana ini tergantung dari pembeli, atau digunakan untuk keperluan lain.
4.2.1.4 Biaya peralihan ke produk pendatang baru Biaya peralihan (switching cost) adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan pembeli ketika mengganti produk atau jasa, biaya ini muncul karena pembeli yang mengganti produk harus menyesuaikan dengan spesifikasi produk yang baru, kemampuan SDM yang harus menyesuaikan menggunakan produk baru. Biaya peralihan yang besar akan menyulitkan pemain baru untuk masuk ke industri, sebagai contoh software ERP (Enterprise Resource Planing) adalah produk yang mempunyai biaya peralihan yang tinggi. Sekali suatu perusahaan menggunakan satu system ERP biaya peralihan untuk menggunakan ERP dari penjual lain akan besar karena produk baru mempunyai karakteristik yang berbeda. Di bisnis backhaul GSM menggunakan satelit biaya peralihan tidak begitu besar karena yang disewa adalah suatu yang standar internasional, jadi siapapun penjualnya karakteristik nya akan sama yaitu transmisi E1, hanya ada seikit peruhana pada konfigurasi atau data base pembeli. Dengan demikian tekanan dari biaya peralihan bagi industri backhaul menggunakan satelit tinggi.
4.2.1.5 Pemerintah mengizinkan masuknya pendatang baru Tujuan dari sebuah peraturan yang dibuat pemerintah adalah agar semua pelaku industri dapat bersaing secara sehat dalam batasan-batasan yang jelas. Efek dari ada atau tidaknya dukungan pemerintah terhadap pemain baru adalah dalam tekanan yang dihasilkan oleh pendatang baru tersebut. Dukungan pemerintah dalam masuknya pemain baru akan membuat tekanan dari pendatang 42
baru menjadi semakin tinggi karena akan membuat banyak pendatang baru untuk masuk ke dalam industri. Perusahaan yang memberikan layanan backhaul GSM menggunakan satelit perlu mempunyai izin penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup yang dikeluarkan dalam bentuk Kepmen. Saat ini Pemerintah melalui Dirjen Postel membuka bagi yang akan memiliki izin penyelenggaraan jaringan tertutup dengan mengikuti porsedur dirjen postel yang sudah ditetapkan. Berita mengenai terbukanya peluang usaha Jartup VSAT dapt dilihat pada lampiran 1.
4.2.2 Tekanan Pembeli Faktor dari tekanan pembeli ini akan melihat tekanan-tekanan yang diberikan terhadap industri backhaul GSM menggunakan satelit yag berasal dari sisi pembeli. 4.2.2.1 Pembeli terbatas pada industri tertentu Terbatasnya pasar yang ada pada sebuah industri akan menyebabkan munculnya tekanan yang ditimbulkan dari tekanan pembeli. Pasar tidak akan berkembang dengan baik bila pasar yang ada terbatas. Pada tahun 2010 jumlah BTS seluler di Indonesia ada 100.000 BTS menurut data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI). Yang menggunakan transmisi satelit sebagai backhaul BTS tersebut dapat diperkirakan sekitar 2% nya atau sekitar 2.000 lokasi. Dari gambaran ini terlihat bahwa pasar industri backhaul GSM menggunakan satelit terbatas pada operator GSM atau operator selluler yang melakukan ekspansi layanan ke daerah-daerah terpencil atau daerah yang belum terjangkau oleh infrastruktur microwave atau Fiber Optik. Pasar di industri backhaul GSM menggunakan satelit terbatas dengan demikian tekanan pembeli cukup besar dari sisi pasar.
43
4.2.2.2 Pembelian produk harus dalam jumlah besar Jumlah produk yang dibeli oleh pembeli dari penjual akan menentukan tekanan kepada penjual, pembelian dalam jumlah besar ke satu perusahaan dibandingkan dengan total semua pembelian akan memberikan tekanan dari pembeli kepada penjual. Pembeli yang membeli dengan jumlah besar akan memberikan tekanan lebih besar dari pada membeli dengan jumlah sedikit. Dalam industri backhaul GSM menggunakan satelit pembeli dapat menyewa dalam jumlah kecil hanya sewa satu E1 dan dapat juga membeli dalam jumlah besar sampai ratusan E1. Dengan demikian tekanan dari sisi ini tergantung seberapa besar pembeli saat ini membeli kepada penjual.
4.2.2.3 Pembeli mengalami penurunan laba Salah satu faktor kemampuan pembeli untuk melakukan pembelian produk adalah seberapa besar pembeli mendapatkan laba dari usahanya, jika laba pembeli mengalami penurunan dapat menyebabkan penundaan atau bahkan pembatalan pembelian produk dan akan melakukan pembelian produk berdasarkan prioritas. Di dalam industri backhaul GSM menggunakan satelit yang pembelinya adalah pada operatar GSM, saat ini dengan persaingan yang sangat ketat dengan salah satu strategi yang diunggulkan adalah berlomba-lomba menurunkan tarif ini akan menyebabkan ARPU dari operator GSM terus menurun dari tahun ketahun. Sebagai gambaran tabel dibawah ini adalah ARPU Telkomsel, terlihat bahwa ARPU dari tahun ketahun mengalami penurunan.
44
Tabel 4. 7 ARPU Telkomsel Total ARPU (ribu Rp.)
2009
2008
2007
2006
2005
Postpaid kartuHalo
214
216
264
274
291
Prepaid Simpati
48
63
84
83
84
Prepaid kartu AS
31
37
57
54
45
Blended
48
59
80
84
87
Postpaid kartuHalo
49
40
49
47
47
Prepaid Simpati
14
16
25
24
25
Prepaid kartu AS
15
18
23
18
15
Blended
15
17
25
23
24
47
55
77
81
87
Non-voice ARPU
Effecive ARPU
Dengan demikian tekanan pembeli dari faktor penurunan laba pembeli cukup besar.
4.2.2.4 Porsi biaya produk terhadap total pengeluaran pembeli Backhaul GSM merupakan salah satu industri yang penting sebagai sarana telekomunikasi di dunia seluler. Backhaul adalah yang menghubungkan BTS dengan BSC, BSC dengan MSC, MSC dengan MSC dan MSC dengan operator lainya baik sesama jaringan seluler maupun PLMN. Dapat di lihat pada laporan tahunan Telkomsel tahun 2009, Opex untuk Transmisi Rp. 2.718 Milyar dari total biaya Operation and Maintenance sebesar Rp. 8.673 Milyar atau 31% dari biaya O&M adalah untuk transmisi atau backhaul. Total biaya sewa backhaul yang menggunakan satelit Rp. 1.3 triliun atau 6% dari total biaya Opex, biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk sewa backhaul cukup besar dan menjadi sangat penting untuk dijadikan perhatian bagi operator GSM. Dengan demikian tekanan pembeli dari sisi ini menjadi cukup besar karena para operator akan berusaha untuk menurunkan biaya sewa. 45
4.2.3 Tekanan Produk Substitusi Adanya produk subtitusi membuat tekanan terhadap sebuah industri. Dalam industri Backhaul GSM menggunakan satelit, akan dilihat beberapa faktor yang berhubungan dengan tekanan produk subtitusi.
4.2.3.1 Ada produk pengganti Backhaul GSM menggunakan satelit memiliki keunggulan dan kekurangan dibandingkan dengan teknologi transmisi lain,
Tabel 4. 8 Keuntungan dan kekurangan menggunakan satelit Keuntungan menggunakan satelit
Kekurangan menggunakan satelit
1. Jangkauan yang luas bisa melayani 1. pada footprint nya bisa 1/3 bumi
2.
2. Tidak tergantung pada infrastruktur terrestrial;
Ada delay dan interferensi Terpengaruh cuaca jika curah hujan tinggi
3.
3. Instalasi statsiun bumi yang cepat;
Adanya gejala Sun Outage dan eclipse
4. Komunikasi dapat dilakukan dari titik ke titik atau dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting 5. Layanan luas: voice, data, video 6. Satu
lokasi statsiun bumi tidak
tergantung dari lokasi lain.
Dengan karakteristik seperti itu maka backhaul menggunakan satelit sangat cocok untuk BTS yang didirikan di daerah terpencil atau di pulau-pulau yang belum terjangkau oleh jaringan terestrial atau Fiber Optik. Jika jaringan terestrial seperti microwave atau fiber optik sudah menjangkau suatu daerah maka operator GSM akan mengalihkan backhaul satelit ke backhaul microwave atau fiber optik. Dengan kondisi ini tekanan dari produk pengganti ini cukup tinggi. 46
4.2.3.2 Tarif produk pengganti lebih murah Produk penganti backhaul GSM menuggunakan satelit adalah transmisi microwave dan Fiber Optik. Dengan kemajuan teknologi saat ini dapat menciptakan perangkat atau software yang dapat mengefisienkan sumber daya frekuensi, sehingga biaya Bit/Hz menjadi lebih murah. Dengan demikian biaya sewa cenderung turun. Saat ini biaya sewa backhaul menggunakan satelit USD 8300 per E1 per bulan, sedangkan backhaul menggunakan Fiber Optik USD 890 per E1 per bulan, sewa backhaul menggunakan microwave lebih murah lagi antara USD 150 sampai USD 400 per E1 per bulan. Dengan kondisi perbandingan harga diatas maka tekanan dari acanaman produk pengganti dari sisi tarif produk cukup tinggi.
4.2.3.3 Biaya pengalihan Produk pengganti backhaul satelit adalah fiber optik atau microwave terestrial yang mempunyai keterbatasan yaitu layanan belum sampai ke daerahdaerah remote, bisa saja dipaksakan produk pengganti ini sampai ke daerah rural akan tetapi memerlukan biaya pembangunan yang sangat tinggi dan akan tidak ekonomis dari segi perhitungan bisnisDengan demikian dalam hal biaya pengalihan besar sehingga tekanan dari biaya pengalihan produk pengganti rendah.
4.2.4 Tekanan Pemasok Pemasok dapat memberikan tekanan yang besar kepada sebuah industri. Dalam hal industri backhaul GSM menggunakan satelit tekanan yang ada bila dilihat dari tekanan pemasok akan terbagi dalam beberapa faktor. 4.2.4.1 Industri pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan Pemasok terdiri dari semua sumber yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Pemasok untuk sistem backhaul GSM menggunakan satelit 47
terdiri dari perangkat atau ground segmen dan space segmen yaitu bandwidth satelit atau transponder. Saat ini vendor produk peralatan statsiun bumi tidak terlalu banyak dipasar terutama untuk Antena Parabola, HPA (High Power Amplifier),
Transceiver,
Modem
satelit,
Downconverter,
Upconverter
didominasi oleh vendor-vendor besar seperti: Comtech, Miteq, CPI, Paradise dan sampai saat ini belum ada produk lokal yang dapat menyediakan perangkat ini, perangkat perlu di impor dari luar negri. Untuk kebutuhan transponder perlu dicari ketersediaan satelit dengan footprint yang sesuai dengan lokasi yang akan dipasang, frekuensi yang akan dipakai serta ketersediaan transponder yang kosong pada satelit, ada beberapa pilihan satelit di atas wilayah Indonesia, baik satelit milik Indonesia maupun satelit asing yang bisa disewa, dengan biaya sewa pertransponder pertahun yang berkisar USD 1 juta per transponder 36MHz per tahun. Dengan kondisi ini tekanan dari sisi industri pemasok cukup tinggi.
4.2.4.2 Diferensiasi produk pemasok Yang dimaksud diferensiasi produk adalah produk yang berbeda dari yang ada, karakteristik yang berbeda, agar lebih menarik akan tetapi mempunyai fungsi yang sama. Di industri backhaul GSM menggunakan satelit diferensiasi produk statsiun bumi belum banyak dilakukan karena setiap bagian mempunyai fungsi tertentu yang sudah standar. Teknologi yang bisa dilakukan diantaranya menggunakan modem CnC (Carrier in Carrier) yaitu frekuensi Transmit dan frekuensi Receive menggunakan frekuensi yang sama dengan demikian akan menghemat bandwidth. Teknologi ini sudah digunakan akan tetapi jumlahnya masih belum banyak. Perkembangan lain adalah dengan menggunakan sistem TDMA untuk lebih mengefisienkan bandwidth, teknologi ini sudah digunakan untuk BTS kecil (pico BTS) seperti untuk program USO (universal Service Obligation) dimana kapasitas BTS hanya maksimal 8 channel pembicaraan. Untuk BTS yang besar dengan kapasitas 1E1 atau 30 channel Voice teknologi TDMA belum di aplikasi di Indonesia. Dengan demikian tekanan dari sisi diferensiasi produk tidak begitu tinggi. 48
4.2.5 Tekanan Persaingan Internal dalam Industri Salah satu indikator dari persaingan usaha adalah Concentration Ratio (CR). CR mengindikasikan persentase dari pangsa pasar setiap perusahaan. Nilai yang tinggi menggambarkan konsentrasi pangsa pasar yang tinggi oleh sebuah perusahaan, atau dengan kata lain industri tersebut terkonsentrasi. Adanya konsentrasi pasar membuat kondisi kompetisi lebih mendekati monopoli. Nilai konsentrasi yang rendah menggambarkan tidak ada perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang signifikan. Pasar ini disebut pasar yang kompetitif. Dalam mengukur tekanan yang dihadapi industri backhaul GSM menggunakan satelitdari tekanan persaingan internal dalam industri, ada beberapa faktor yang digunakan.
4.2.5.1 Jumlah pemain banyak Semakin banyak jumlah pemain dalam sebuah industri maka akan meningkatkan rivalitas dalam industri tersebut. Hal ini disebabkan karena setiap perusahaan harus berkompetisi untuk memperebutkan pelanggan dan sumber daya yang sama. Rivalitas tersebut akan menjadi semakin intensif bila setiap perusahaan juga memiliki pangsa pasar yang sama. Dalam industri backhaul GSM menggunakan satelit di Indonesia, ada setidaknya 10 perusahaan penyedia jasa layanan backhaul seluler 8 diantaranya penyedia melalui satelit. Kedelapan perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang sama, yaitu para operator GSM di Indonesia yang memerlukan koneksi menggunakan satelit. Walaupun jumlah total BTS sudah mencapai 100.000 BTS menurut Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), yang memerlukan koneksi satelit hanya sebagian kecilnya, porsi ini yang perebutkan oleh 8 perusahaan penyedian backhaul GSM menggunakan satelit. Dengan demikian tekanan dari sisi jumlah pemain cukup tinggi.
49
4.2.5.2 Pertumbuhan industri yang lamban Pertumbuhan industri yang lamban menyebabkan tingkat kompetisi meningkat dalam memperebutkan pangsa pasar. Dalam sebuah pasar yang terus menerus tumbuh, setiap perusahaan akan dapat meningkatkan pendapatannya dengan semakin berkembangnya pasar tersebut. Grafik dibawah ini hasil penelitian NSR menggambarkan pertumbuhan backhaul menggunakan satelit secara global [5]. Pertumbuhan pasar dalam industri backhaul GSM menggunakan satelit tergolong lambat, karena mengalami pertumbuhan kurang dari 5%.
Gambar 4. 1 Pertumbuhan pasar industri backhaul melalui satelit
4.2.5.3 Biaya tetap yang tinggi Biaya tetap yang perlu dikeluarkan untuk memberikan pelayanan jasa backhaul menggunakan satelit yang paling besar adalah biaya sewa transponder. Backhaul seluler menggunakan satelit di Indonesia menggunakan satelit geostatsioner dengan beberapa pilihan satelit baik satelit milik perusahaan Indonesia maupun satelit asing. Pita frekuensi yang digunakan adalah pita C dengan frekuensi atau 50
pita extended C, frekuensi yang digunakan setiap pita diilustrasikan pada gambar 4.3. Pita frekuensi Ku di Indonesia tidak digunakan oleh para penyedia layanan backhaul seluler menggunakan satelit karena resiko outage ketika terjadi hujan, semakin besar frekuensi maka degradasi signal karena huan akan semakin besar [2].
Gambar 4. 2 Redaman karena hujan sebagai fungsi frekuensi
Gambar 4. 3 Pita frekuensi satelit Palapa D
51
Biaya sewa transponder ditentukan dari beberapa faktor yaitu satelit mana yang akan disewa, footprint, umur satelit, apakah satelit incline atau tidak. Ada beberapa pilihan satelit yang biasa dipakai oleh penyedia jasa backhaul yaitu satelit: Palapa D, Telkom 2, Jcsat, Apstar V, Apstar VI, Agila 2, Palapa C C,, Posisi orbit dan biaya sewa maing maing-masing satelit it dapat dilihat pada gambar 4.4 dan gambar 4.5
Gambar 4. 4 Satelit yang biasa digunakan backhaul seluler di Indonesia
3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 -
Telko m2
MHz/bulan 2,546
Palapa Apstar Apstar Palapa Agila 2 D V VI C 2,257
1,704
1,704
1,157
1,042
Gambar 4. 5 Biaya sewa satelit per MHz/bulan dalam USD Saat ini sewa transponder C band antara USD 1. 1.042 – 2.546 per MHz per bulan tergantung satelitnya,, kendala lainnya tidak semua operator satelit dapat menyewakan per Mhz tapi minimal seperempat atau setengah transponder. untuk 52
menyiapkan satu E1 diperlukan setidaknya bandwidth 2.4 Mhz untuk Transmit dan Receive, sedangkan sewa transponder minimal 1 Mhz dengan demikian perlu sewa minimal 3 Mhz untuk satu E1, jika menggunakan satelit Palap D berarti sewa bandwidt minimal 3 x 2257 USD 6.771 per bulan. Dengan hanya menyewakan satu E1 belum menutupi biaya tetap minimal untuk sewa transponder, agar bisa menguntungkan minimal menyewakan 2 E1 ke opetaror GSM, dengan demikian memerlukan bandwidth 2 x 2.4 atau 4.8 MHz sewa transpondernya 5 Mhz dengan biaya sewa transponder perbulan USD 11.285 jika menggunakan satelit Palapa D, dengan biaya tetap yang tinggi ini hanya pemain yang cukup ahli untuk mengelola bisnis ini yang akan memenangkan persaingan, dengan demikiantekanan biaya tetap dari pesaing lain cukup rendah. Dari analisa setiap faktor-faktor dalam 5 ancaman dan tekanan model Porter 5 forces dapat di rangkum dalam tabel-tabel 4.9 sampai 4.13. angka Rangking diperoleh dari hasil analisa setiap faktor yang sudah dibahas pada sub bab 4.2: Tabel 4. 9 Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants) No. 1
2
3
4
5
Faktor
Indikator
Bobot Rangking
Skala
Ukuran minimum produk
Ekonomi
agar bisa menguntungkan
Loyalitas
Pelanggan loyal pada
pelanggan
perusahaan tertentu
Kebutuhan Modal
Biaya investasi awal besar
Biaya
Biaya beralih ke produk
Pengalihan
dari pendatang baru tinggi
Kebijakan
Pemerintah mengizinkan
pemerintah
masuknya pemain baru TOTAL
Nilai
0.2
3
0.6
0.2
3
0.6
0.2
2
0.4
0.1
4
0.4
0.3
4
1.2
1
3.2 TINGGI
53
Tabel 4. 10 Kekuatan tawar-menawar pembeli (barganing power of buyer) No. 1
2
3
4
5
Faktor
Indikator
Pangsa pasar
Pembeli terbatas pada
pembeli
industri tertentu
Volume
Pembelian produk harus
produk
dalam jumlah besar
Laba pembeli
Pembeli mengalami penurunan laba
Biaya
Besarnya biaya untuk
Pengalihan
beralih ke produk lain
Porsi biaya produk
Bobot Rangking
Nilai
0.2
4
0.8
0.1
2
0.2
0.2
4
0.8
0.2
3
0.6
0.3
4
1.2
Porsi biaya produk terhadap total pengeluaran pelanggan TOTAL
1
3.6 TINGGI
Tabel 4. 11 Ancaman produk pengganti (Threat of substitutes) No. 1
2
3
Faktor Produk pengganti Tarif produk
Indikator Ada produk pengganti Tarif produk pengganti lebih murah
Biaya
Besarnya biaya untuk
Pengalihan
beralih ke produk lain TOTAL
Bobot
Rangking
Nilai
0.3
4
1.2
0.4
4
1.6
0.3
1
0.3
1
3.1 TINGGI
54
Tabel 4. 12 Kekuatan tawar-menawar pemasok (Barganing power of supplier) No.
1
2
3
4
Faktor Dominasi pemasok
Indikator
Bobot
Rangking
Nilai
0.3
3
0.9
0.2
3
0.6
0.3
3
0.9
0.2
1
0.2
Industri pemasok didominasi sedikit perusahaan
Produk
Tersedia produk
pemasok
pengganti
Diferensiasi
Karakteristik Produk
produk
yang bebeda setiap
pemasok
pemasok
Biaya
Besarnya biaya untuk
pengalihan
beralih ke produk lain TOTAL
1
2.6 TINGGI
Tabel 4. 13 Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama No.
Faktor
1
Jumlah pesaing
Jumlah pemain banyak
Diferensiasi
Tidak banyak perbedaan
produk
produk diantara pemain
Pertumbuhan
Pertumbuhan industri
Industri
yang lamban
Biaya tetap
Biaya tetap yang tinggi
2
3 4
Indikator
TOTAL
Bobot Rangking
Nilai
0.3
3
0.9
0.2
1
0.2
0.3
3
0.9
0.2
2
0.4
1
2.4 RENDAH
55
Tabel 4. 14 Ancaman dan tekanan bisnis backhaul GSM melalui satelit
4.3 STRATEGI LINGKUNGAN USAHA Hasil analisa menggunakan Porter 5 Forces Force lingkungan usaha backhaul seluler menggunakan satelit seperti pada tabel 4.14 menunjukan bahwa tekanan dari pembeli dengan nilai bobot rating 3.6 menduduki peringkat paling tinggi dibandingkan dengan tekanan dan ancaman lainnya. Dengan kondisi ini para penyedia jasa layanan backhaul seluler harus melaksanakan strategi agar tekanan dari pembeli dapat ditangani tangani dengan tepat sehingga pembeli tetap merasa puas dengan layanan yang diberikan. Kepuasan layanan diukur dalam Service Level Agreements (SLA) yaitu sebuah kontrak dimana dua belah fihak dalam hal ini pembeli dan penyedia layanan telah sepakat tentang terms & condition yang terkait dengan penyedia layanan. Dua hal pokok yang menjadi ukuran kualitas layanan adalah Availability dan MTTR. Availability adalah ketersediaan layanan dalam periode yang sudah ditentukan, availability dinyatakan dalam persentase yaitu rasio antara total waktu layanan tersedia dengan total waktu dalam interval tertentu. Misalkan di bulan Januari layanan suatu backhaul seluler menggunakan satelit mengalami outage atau layanan tidak tersedia karena ada kerusakan perangkat selama 30 menit sehingga layanan tersedia yaitu : (31 x 24 x 60) – 30 = 44610 menit, 56
jumlah menit pada bulan Januari adalah : 31 x 24 x 60 = 44640 menit, dengan demikian availabilitynya 44610/44640 atau 99.93%. 99.93%. Availability ini dihitung setiap minggu dan dirangkum setiap bulan untuk setiap ruas setiap E1. Contoh summary y laporan availability dapat dilihat pada lampiran 1. Setiap detik outage yang terjadi pada layanan akan menyebabkan berkuranya biaya sewa atau restitusi akan dikenakan berdasarkan SLA yang sudah disepakati. Dengan demikian semaksimal mungkin outage dapat dihindari atau diminimalkan sehingga biaya sewa tidak berkurang.
4.3.1 MANAGEMEN OPERASIONAL LAYANAN Untuk menghindari atau meminimalkan outage dari satu ruas layanan backhaul seluler menggunakan satelit penyedia layanan perlu mempunyai sistem management operasional yang menangani jika ada layanan yang bermasalah dan juga menangani jika ada komplain pembeli. Management Opera Operasi si dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4. 6 Sistem Managemen Operasi
57
Layanan backhaul seluler menggunakan satelit adalah layanan yang diberikan selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu terus menerus selama masa sewa berlangsung, dengan demikian layanan perlu di monitor selama 24 jam. Untuk menangani permasalahan dilapangan perlu ada team khusus yaitu Field Support atau Cluster Engineer sehingga response dan MTTR bisa cepat.
4.3.2 TEKNOLOGI UNTUK MENGHEMAT BIAYA SEWA TRANSPONDER Tekanan pembeli dari faktor porsi biaya produk seperti pada tabel 4.10 mempunyai tekanan yang tinggi ini akan mendorong pembeli untuk menurunkan biaya sewa yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan penyedia jasa jika tidak melakukan strategi untuk menurunkan biaya investasi atau biaya operasional.
Biaya
operasional
atau
OPEX
layanan
backhaul seluler
menggunakan satelit yang paling dominan adalah biaya sewa transponder bisa lebih dari 50% OPEX adalah biaya sewa transponder, dengan demikian perlu dipakai peralatan yang dapat melakukan penghematan penggunaan transponder. Teknologi CnC atau (Carrier in Carrier) yaitu frekuensi Transmit dan frekuensi Receive menggunakan frekuensi yang sama dengan demikian akan menghemat bandwidth satelit sampai 50%. Gambar 4.7 meperlihatkan hasil pengukuran menggunakan spectrum analyzer setelah menggunakan CnC total bandwidth yang digunakan hanya setengahnya dari sebelum menggunakan CnC, dengan demikian dapat menghemat biaya sewa transponder. Lamppiran 4 adalah salah satu contoh modem CnC yang dapat digunakan untuk layanan backhaul seluler menggunakan satelit.
58
Sebelum menggunakan CnC
Setelah menggunakan CnC
Gambar 4. 7 Spektrum CnC
59