BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari hubungan dan faktor risiko dengan akibat yang berupa penyakit atau keadaan (status) kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan (Nasir A dkk, 2011).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara tahun 2012. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur, konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data, pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut direncanakan akan dilakukan pada bulan Februari 2012-Februari 2013.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang berusia 0–59 bulan yang terdaftar dalam catatan Puskesmas Sei Balai pada tahun 2011. Jumlah ibu yang ada di Kecamatan Sei Balai sebanyak 2940 orang. 3.3.2 Sampel Berdasarkan rumus perhitungan sampel diatas maka diperoleh besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah
orang. Pengambilan besar sampel dalam
penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis data proporsi satu populasi yang dikutip oleh Hidayat (2010) sebagai berikut:
{Z n=
1
− α / 2 P0 (1 − P0 ) + Z1 − β
(Pa − Po )2
}
Pa(1 − Pa )
2
Keterangan: n
= Besar sampel minimal
Z₁-α/2 = Nilai deviasi standar pada α 5% =1,96 Z ₁-β = Nilai deviasi standar pada β 20% = 0,842
P₀
= Proporsi kunjungan balita ke posyandu sebesar 74,18% (Dinkes Kab. Batu Bara)
Pa
= Proporsi kunjungan balita ke posyandu yang diharapkan 84,18%
Pa- P₀ = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi 10%
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
{1,96 n=
}
0,74(0,26) + 0,842 0,84(0,16 )
(0,84 − 0,74 )2
2
=137
Penentuan besar sampel tiap desa di Kecamatan Sei Balai dengan metode proportional random sampling dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Perhitungan Besar Sampel Penelitian di Kecamatan Sei Balai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Desa Sei Balai Tanah Timbul Mekar Mulio Sido Mulyo Benteng Jaya Suka Rejo Suka Ramai Kwala Kasim Mekar Baru Durian Perkebunan Sei Bejangkar Perkebunan Sei Balai Siajam Perjuangan Jumlah
Populasi 170 253 142 176 96 384 162 164 233 107 376 219 252 206 2940
Perhitungan 170/2940x137 253/2940 x137 142/2940 x137 176/2940 x137 96/2940 x137 384/2940 x137 162/2940 x137 164/2940 x137 233/2940 x137 107/2940 x137 376/2940 x137 219/2940 x137 252/2940x137 206/2940 x137
Besar sampel 8 12 7 8 4 18 8 8 11 5 17 10 12 9 137
Pengambilan sampel terpilih dari setiap dusun dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu mengambil secara acak dengan menggunakan tabel random sampai memenuhi besar sampel yang diinginkan yaitu 137 ibu yang mempunyai balita.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan metode kuesioner yang telah diuji coba yang mengacu pada variabel yang akan diteliti. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder di peroleh dari puskesmas dan posyandu yang meliputi, jumlah balita yang berusia 0-59 bulan, laporan penimbangan posyandu yang diperoleh dari KMS, register posyandu dan catatan jumlah balita di puskesmas. Sedangkan data mengenai gambaran umum lokasi penelitian diperoleh dari kantor Kecamatan Sei Balai. 3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel yang ditunjukkan dengan nilai corrected
item total correlation. Dari hasil analisis
dibandingkan dengan r tabel (0,361) pada α 5% df = 28, jika item pertanyaan memiliki nilai corrected item total correlation kurang dari 0,361 maka pertanyaan dinyatakan tidak valid (Hidayat, 2010). Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini tekhnik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach Alpha, yaitu
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Koefisien yang akan dihasilkan akan bervariasi antara 0 hingga 1, jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur dalam hal ini kuesioner dinyatakan reliabel (Hidayat, 2010). Uji validitas dan reabilitas dilakukan pada 30 orang ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara dengan alasan memiliki karakteristik yang relatif sama. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sikap Item Pernyataan
n
Corrected itemTotal correlation
Hasil Uji
1. Membawa anak ke posyandu membuat anak menjadi lebih sehat 2. Karena tidak dikenakan biaya saya membawa balita saya ke posyandu 3. Membawa anak balita untuk di timbang secara rutin tiap bulan sampai usia 5 tahun tidak akan membuang waktu 4. Jarak posyandu yang dekat dari rumah , memungkinkan pergi ke posyandu 5. Memiliki Kartu menuju sehat (KMS) membuat saya akan datang mengunjungi posyandu 6. Kehadiran petugas kesehatan dan tokoh masyarakat membuat saya lebih rajin ke posyandu 7. Membawa balita ke posyandu meskipun balita dalam keadaan sakit adalah hal yang baik
30
0,644
Valid
30
0,658
Valid
30
0,445
Valid
30
0,673
Valid
30
0,626
Valid
30
0,556
Valid
30
0,626
Valid
Cronbach Alpha
Hasil Uji
0,878
Reliabel
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 3.2 (Lanjutan) Item Pernyataan 8. Pelayanan di posyandu kurang baik karena fasilitasnya kurang lengkap membuat saya enggan pergi ke posyandu 9. Kegiatan Pemberian makanan tambahan diposyandu membuat anak saya lebih sehat 10. Kegiatan penyuluhan di posyandu perlu membuat saya lebih banyak tahu tentang kesehatan balita
n 30
Corrected itemTotal correlation 0,730
Hasil Uji Valid
30
0,481
Valid
30
0,609
Valid
Cronbach Alpha
Hasil Uji
Tabel 3.2 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya sepuluh item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel sikap semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,878 dan lebih besar dari nilai rtabel, hal ini menunjukkan bahwa sepuluh item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur. Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Norma Subjektif Item Pernyataan
n
Corrected itemTotal correlation
Hasil Uji
1. Saya berkeinginan untuk membawa anak balita saya keposyandu atas saran Keluarga saya 2. Saya termotivasi membawa balita saya ke posyandu seperti yang disarankan oleh Kader 3. Pendapat Petugas kesehatan berpengaruh pada saya untuk membawa anak balita saya ke posyandu
30
0,790
Valid
30
0,407
Valid
30
0,410
Valid
Cronbach Alpha
Hasil Uji
0,781
Reliabel
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 3.3 (Lanjutan) Item Pernyataan
n 30
Corrected itemTotal correlation 0,828
Hasil Uji Valid
4. Pendapat Tokoh masayarakat memengaruhi saya untuk membawa anak balita saya ke posyandu 5. Melihat ibu-ibu lain membawa anak ke posyandu mendorong saya untuk membawa anak ke posyandu
30
0,377
Valid
Cronbach Alpha
Hasil Uji
Tabel 3.3 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya lima item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel norma subjektif semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,781 dan lebih besar dari nilai rtabel, hal ini menunjukkan bahwa lima item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Perceived Behavioral Control Item Pernyataan
n
Corrected itemTotal correlation
Hasil Uji
1. Karena tidak dikenakan biaya, untuk datang ke posyandu memungkinkan saya membawa balita saya ke posyandu 2. Jarak posyandu yang dekat dengan rumah memudahkan saya untuk datang ke posyandu 3. Anak sakit bukan hambatan bagi saya untuk membawa balita ke posyandu 4. Pekerjaan saya bukan hambatan bagi saya untuk membawa balita ke posyandu
30
0,623
Valid
30
0,765
Valid
30
0,401
Valid
30
0,533
Valid
Cronbach Alpha
Hasil Uji
0,832
Reliabel
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 3.4 (Lanjutan) Item Pernyataan
n 30
Corrected itemTotal correlation 0,711
Hasil Uji Valid
5. Memiliki balita lebih dari satu bukan halangan bagi saya untuk membawa balita ke posyandu 6. Jika adaanggota keluarga yang mengantar ke posyandu memudahkan saya untuk pergi ke posyandu 7. Ajakan tetangga pada setiap kegiatan posyandu membuat saya lebih rajin ke posyandu
30
0,408
Valid
30
0,623
Valid
Cronbach Alpha
Hasil Uji
Tabel 3.4 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya tujuh item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel Perceived behavioral control semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,832 dan lebih besar dari nilai rtabel, hal ini menunjukkan bahwa tujuh item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Intensi Item Pernyataan
n
Corrected itemTotal correlation
Hasil Uji
1. Saya akan membawa anak saya ke posyandu bulan depan. 2. Saya akan membawa anak saya ke posyandu setiap bulan 3. Saya akan melakukan kunjungan ke posyandu sampai anak saya berumur 5 tahun
30
0,974
Valid
30
0,946
Valid
30
0,942
Valid
Cronbach Alpha
Hasil Uji
0,978
Reliabel
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 3.5 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya tiga item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel intensi emuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,978 dan lebih besar dari nilai rtabel, hal ini menunjukkan bahwa tiga item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur.
3.5 Definisi Operasional Variabel 1. Sikap adalah kecenderungan
responden untuk bereaksi afektif terhadap
kunjungan ke posyandu. Kuesioner untuk variabel sikap berjumlah 10 soal. Kuesioner menggunakan skala semantic difference dengan skor 1-7. 2. Norma Subjektif adalah motivasi responden untuk mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya untuk melakukan kunjungan. Kuesioner untuk variabel ini berjumlah 5 soal. Kuesioner menggunakan skala semantic difference dengan skor 1-7 3. Perceiveid Behavioral Control adalah keyakinan responden terhadap kemampuannya untuk melakukan kunjungan ke posyandu. Kuesioner untuk variabel ini
berjumlah 7 soal.
Kuesioner menggunakan skala semantic
difference dengan skor 1-7 4. Intensi adalah kecenderungan responden untuk melakukan atau tidak melakukan kunjungan ke posyandu. Kuesioner untuk variabel ini berjumlah 3 soal. Kuesioner menggunakan skala semantic difference dengan skor 1-7
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
5. Kunjungan balita ke posyandu adalah kehadiran ibu datang ke posyandu untuk mengikuti kegiatan posyandu dalam 6 bulan terakhir. Kuesioner menggunakan skala semantic difference dengan skor 1-7
3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : kunjungan ibu balita ke posyandu 3.6.2 Variabel Independen Variabel independen dari penelitian ini adalah sikap, norma subjektif, perceived behavioral control. 3.6.2 Variabel Antara Variabel Antara dari penelitian ini adalah Intensi. 3.6.3 Aspek Pengukuran Tabel 3.6 Skala Pengukuran Variabel No
Variabel
1.
Sikap
2.
Norma subjektif
3.
Perceived Behavioral Control Intensi
4.
Defenisi Operasional Kecenderungan responden untuk bereaksi afektif terhadap kunjungan ke posyandu Motivasi responden untuk mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya untuk melakukan kunjungan ke posyandu Norma subjektif Keyakinan responden terhadap kemampuannya untuk melakukan kunjungan ke posyandu Kecenderungan responden untuk melakukan kunjungan ke posyandu
Skala Pengukuran Interval Interval
Interval
Interval
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 3.6 (Lanjutan) No
Variabel
5.
Kunjungan balita ke posyandu
Defenisi Operasional Kehadiran ibu datang ke posyandu untuk mengikuti kegiatan posyandu dalam 6 bulan terakhir
Skala Pengukuran Interval
3.7 Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan program komputer. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis jalur (path analysis). Menurut Reterford (1993) dalam Sunyoto (2011) menyatakan analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya memengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. 3.7.1 Prinsip-prinsip Dasar 1. Adanya linearitas. Hubungan antar variabel bersifat linear. 2. Adanya aditivitas. Tidak ada efek-efek interaksi. 3. Data bersifat interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data berskala interval. 4. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-variabel dalam model. 5. Sebaiknya hanya terdapat multikolinearitas yang rendah. Multikolinearitas maksudnya dua atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi hubungan yang tinggi maka kita akan mendapatkan standar
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
error yang besar dari koefisien beta yang digunakan untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial. 6. Adanya recurcivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali. 7. Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefisienkoefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefisien jalur akan merefleksikan kovarians bersama dengan semua variabel yang tridak diukur dan tidak akan dapat diinterpresati secara tepat dalam kaitannya dengan akibat langsung dan tidak langsung. 8. Terdapat masukan korelasi kita yang sesuai. Artinya jika menggunakan matriks korelasi sebagai masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk dua variabel berskala interval. 9. Terdapat ukuran sampel yang memadai menggunakan sampel minimal 100 untuk memperoleh hasil analisis yang signifikan dan lebih akurat. 10. Sampel sama dibutuhkan untuk penghitungan regresi dalam model jalur. 11. Asumsi analisis jalur mengikuti asumsi umum regresi linear yaitu : a. Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka signifikan pada anova sebesar < 0.05 b. Prediktor yang digunakan untuk sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka standar error of estimate < standard deviation.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
c. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji T. Koefisien regresi signifikan jika T hitung > T tabel d. Tidak boleh terjadi multikolinearitas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang terlalu tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. e. Tidak terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan Watson < 1 dan > 3 3.7.2 Pemodelan Jalur
X1 e2
e1 X2
X4
Y
X3
Gambar 3.1 Pemodelan Jalur Berdasarkan gambar model di atas, dapat dibuat persamaan struktural analisis dua jalur yang meliputi X1,X2,X3 sebagai variabel bebas, X4 sebagai variabel antara dan Y` sebagai variabel terikat dan e = error sebagai berikut ; a. Persamaan substruktur pertama : X4 = b1X4X1 + b2X4X2 + b1X4X3 + e1 b. Persamaan substruktur kedua : Y = b1YX1 + b2YX3 + b3YX4 + e2
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Keterangan: X1 = Sikap X2 = Norma subjektif X3 = Perceived behavioral control X4 = Intensi Y = Kunjungan balita ke posyandu
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Sei Balai adalah salah satu dari 7 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Batu Bara yang sebelumnya merupakan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Asahan, selanjutnya pada tahun 1993 dimekarkan menjadi Kecamatan Perwakilan Sei Balai dan pada 16 Oktober 2000 resmi menjadi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Asahan secara depenitif, dan terdiri dari 11 Desa. Pada saat pemekaran Kabupaten Batu Bara pada tahun 2006 jumlah desa yang berada di Kecamatan Sei Balai terdiri dari 8 desa, karena 3 desa masuk ke wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Selanjutnya pada Tahun 2011 berdasarkan usulan masyarakat desa dan sesuai dengan kriteria dan perundang-undangan, desa-desa yang ada di wilayah Kecamatan Sei Balai dimekarkan 6 desa, sehingga jumlah desa yang berada di Kecamatan Sei Balai pada saat ini menjadi 14 desa. Batas-batas Kecamatan Sei Balai sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Tiram dan Kecamatan Talawi b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Asahan c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Asahan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Tiram dan Kabupaten Asahan Kecamatan Sei Balai berada pada ketinggian 0-6 meter dari permukaan laut dan terletak di koordinat 00 Lintang Selatan -30 Lintang Utara dan 960 Bujur Timur – 1020 Bujur Barat. Luas wilayah Kecamatan Sei Balai 9.286,9 Ha yang terdiri dari 14 Desa yaitu : 1. Desa Durian
201 Ha
2. Desa Sukaramai
208 Ha
3. Desa Kwala Sikasim
211 Ha
4. Desa Perk. Sei Bejangkar
1.619,9 Ha
5. Desa Mekar Mulio
225 Ha
6. Desa Perk. Sei Balai
3.727 Ha
7. Desa Siajam
250 Ha
8. Desa Sei Balai
100 Ha
9. Benteng Jaya
150 Ha
10. Tanah Timbul
150 Ha
11. Mekar Baru
245 Ha
12. Sidomulyo
175 Ha
13. Sukorejo
217 Ha
14. Perjuangan
1.808 Ha
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Keadaan wilayah Kecamatan Sei Balai mempunyai potensi yang hampir sama dengan Kecamatan-Kecamatan lain yang ada di wilayah Kabupaten Batu Bara. Diantaranya potensi dimaksud adalah : a. Merupakan daerah pertanian tanaman padi juga perkebunan karet dan sawit milik perusahaan (BUMN dan Swasta) b. Wilayahnya terdiri dari dataran rendah yang dilalui oleh sungai-sungai sehingga cocok untuk lahan pertanian. c. Penduduk terdiri dari beberapa suku, agama, dan kebudayaan yang menyatu dalam ke Bhinekaan. d. Terletak dilintas jalan raya Sumatera Utara. 4.1.2 Kependudukan Penduduk Kecamatan Sei Balai sampai dengan bulan Agustus 2012 berjumlah 29.651 jiwa. Laki-laki 14.299 jiwa, perempuan 15.352 jiwa dengan jumlah KK 6.648. Distribusi jumlah penduduk menurut kepala keluarga dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Masing-masing Desa Nama Desa
Luas
Sei Balai Kwala Sikasim Mekar Mulio Durian Sukaramai Siajam Ps. Balai Ps. Bejangkar
100 211 225 201 208 250 3.727 1619.9
Dusun 10 7 7 7 4 8 9 5
Jumlah KK 787 539 321 588 390 409 675 471
Jumlah Penduduk Jumlah Laki-Laki Perempuan 1.337 1.543 2.880 1.189 1.223 2.412 559 656 1.215 1.135 1.075 2.210 755 771 1.526 1.373 1.490 2.863 1.558 1.535 3.093 1.135 1.155 2.290
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 4.1 (Lanjutan) Jumlah Penduduk Jumlah Laki-laki Perempuan Benteng Jaya 150 6 334 943 1.064 2.007 Tanah Timbul 150 5 278 600 675 1.275 Mekar Baru 245 6 262 600 734 1.334 Suko Rejo 217 9 546 1.120 1.154 2.274 Sidomulyo 175 7 241 620 632 1.252 Perjuangan 1.808 5 807 1.375 1.645 3.020 Jumlah 7.667 95 6.648 14.299 15.352 29.651 Sumber : Profil Kecamatan Sei Balai tahun 2012 Nama Desa
Luas
Dusun
Jumlah KK
Jumlah balita di Kecamatan Sei Balai berjumlah 2940 orang. Tabel 4.2 Distribusi Balita di Kecamatan Sei Balai Berdasarkan Umur Umur Bulan Tahun 0-6 7-12 1-2 2-3 3-4 30 30 27 26 29 1. Sei Balai 27 18 24 23 24 2. Kwala Sikasim 17 28 15 25 26 3. Mekar Mulio 12 11 17 18 26 4. Durian 15 30 23 17 30 5. Sukaramai 35 33 46 55 34 6. Siajam 25 25 45 53 49 7. Ps. Balai 38 43 64 82 70 8. Ps. Bejangkar 11 10 18 20 14 9. Benteng Jaya 28 29 44 45 55 10. Tanah Timbul 44 63 53 40 11. Mekar Baru Suko Rejo 46 48 72 80 70 12. 18 33 29 34 28 13. Sidomulyo 45 28 32 33 28 14. Perjuangan Jumlah 347 410 519 564 523 Sumber : Data Puskesmas Kecamatan Sei Balai tahun 2011 No
Nama Desa
4-5 28 48 31 23 47 49 22 79 23 52 33 68 34 40 577
4.1.3 Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Sei Balai adalah sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
a. Puskesmas 1 b. Puskesmas Pembantu 5 c. Posyandu 48 d. Dokter 2 e. Perawat 6 f. Bidan Desa 15 g. Kader Posyandu 240 4.1.4 Gambaran Pelaksanaan Posyandu Terlaksananya kegiatan posyandu melibatkan banyak pihak, kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan di puskesmas dan sektor terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5 meja. Dalam pelaksanaan posyandu di Kecamatan Sei Balai fungsi kader belum berjalan optimal baik pada hari sebelum , pada hari buka dan hari sesudah posyandu belum terlaksana dengan baik, dari 240 orang kader tidak kader aktif hadir dalam kegiatan posyandu. Pelibatan tokoh masyarakat juga masih belum optimal, tokoh masyarakat sebenarnya mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan kunjungan ke posyandu. Posyandu di Puskesmas Sei Balai sebanyak 48 posyandu dengan strata posyandu 61,54% posyandu madya, 0,14% posyandu purnama dan 0,79% posyandu mandiri
dari seluruh strata, posyandu yang aktif
hanya 33 %. Jumlah tenaga
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
kesehatan di Puskesmas Sei Balai 23 orang dan petugas gizi hanya 1 orang. Pada waktu pelaksanaan kegiatan posyandu dari jumlah balita yaitu sebesar 74,18 %. Kegiatan posyandu pada umumnya hanya dimanfaatkan untuk pengobatan dan imunisasi, dan masyarakat enggan untuk membawa balita untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang.
4.2 Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan/mendiskripsikan karakteristik responden, sikap, norma subjektif dan perceived behavior control dengan intensi dan kunjungan balita ke posyandu. Bentuknya tergantung dari jenis data. Untuk data kategori hanya dapat menjelaskan angka/nilai jumlah dan persentase masing-masing kelompok. Sedangkan untuk data numerik digunakan nilai mean, median, standar deviasi dan lain-lain. Disamping itu juga digunakan untuk melihat normalitas data. 4.2.1 Karakteristik Responden Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dilihat meliputi pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak berjumlah 137 orang ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara. Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah berpendidikan SD yaitu sebanyak 60 orang (43,8%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah berpendidikan S1 yaitu 6 orang (4,4%), dapat dilihat berikut ini :
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan Ibu yang Mempunyai Balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Pendidikan SD SMP SMU DI, DII & DIII S1 Total
n 60 23 37 11 6 137
% 43,8 16,8 27,0 8,0 4,4 100,0
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 71 orang (51,85), sedangkan responden yang paling sedikit adalah wiraswasta yaitu 12 orang (8,8%), dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Pekerjaan Ibu rumah tangga Petani Pedagang Wiraswasta PNS Total
n 17 71 23 12 14 137
% 12,4 51,8 16,8 8,8 10,2 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mempunyai anak ≤2 orang yaitu sebanyak 80 orang (58,4%), sedangkan responden yang paling sedikit mempunyai anak >2 orang yaitu 57 orang (41,6%), dapat dilihat pada tabel berikut ini :
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jumlah Anak Ibu yang Mempunyai Balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012 No 1 5
≤2 orang >2 orang Total
Pekerjaan
n 80 57 137
% 58,4 41,6 100,0
4.2.2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data menggunakan distribusi normal yakni dengan angka signifikan p > 0,05 maka data berdistribusi normal. Tabel 4.6 Uji Normalitas Variabel Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavior Control, Intensi dan Kunjungan Balita ke Posyandu Variabel Sikap Norma Subjektif Perceived Behavior Control Intensi Kunjungan Balita ke Posyandu
p 0,116 0,122 0,143 0,109 0,050
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diketahui bahwa dari hasil uji normalitas bahwa seluruh variabel (sikap, norma subjektif, perceived behavior control, intensi dan kunjungan balita ke posyandu) berdistribusi normal. 4.2.3 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan hasil analisis statistik gambaran karakteristik sikap, norma subjektif, perceived behavior control dengan intensi dan kunjungan balita ke posyandu dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 4.7 Gambaran Karakteristik Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavior Control dengan Intensi dan Kunjungan Balita ke Posyandu Variabel Sikap Norma Subjektif Perceived Behavior Control Intensi Kunjungan Balita ke Posyandu
Mean 36,72 17,36 32,47
SD 9,942 2,990 7,285
Min 17 10 7
Max 63 27 49
95% CI 35,04;38,40 16,86;17,87 31,24;33,71
n 137 137 137
15,75 4,54
2,987 1,774
3 1
21 7
15,25;16,26 4,24;4,84
137 137
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai rata-rata sikap ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 36,72 dan nilai SD 9,942. Nilai rata-rata norma subjektif ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 17,36 dan nilai SD 2,990. Nilai rata-rata perceived behavioral control ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 32,47 dan nilai SD 7,285. Nilai rata-rata intensi ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 15,75 dan SD 2,987. Nilai rata-rata kunjungan balita ke posyandu adalah 4,54 dan nilai SD 1,774. Kita percaya 95% CI bahwa variabel sikap ibu yang mempunyai balita di populasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara adalah terletak diantara 35,04 sampai 38,40, variabel norma subjektif ibu yang mempunyai balita dipopulasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak diantara 16,86 sampai 17,87, variabel perceived behavior control ibu yang mempunyai balita di populasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak diantara 31,24 sampai 33,71, variabel intensi ibu yang mempunyai balita dipopulasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak 15,25 sampai 16,26
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dan untuk kunjungan balita ke posyandu dipopulasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak diantara 4,24 sampai 4,84.
4.3 Analisis Bivariat Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan intensi) terhadap variabel terikat (kunjungan balita ke posyandu). Dikatakan ada hubungan dan bermakna secara statistik jika diperoleh hasil uji lebih kecil dari nilai “p” (signifikan) yang ditentukan yaitu p<0,05. Tabel 4.8 Hasil Analisis Bivariat Variabel 1 Sikap
Norma subjektif
Variabel 2 Norma subjektif Perceived behavioral control Intensi
p 0,156 0,142
R 0,122 0,126
Keterangan Tidak berhubungan Tidak berhubungan
0,212
-0,107
Tidak berhubungan
Kunjungan balita Perceived behavioral control Intensi
0,902 0,071
0,011 0,155
Tidak berhubungan Tidak berhubungan
0,332
0,083
Tidak berhubungan
Kunjungan balita Intensi
0,688 0,787
-0,035 -0,023
Tidak berhubungan Tidak berhubungan
0,231 0,001
-0,103 0,515*
Tidak berhubungan Berhubungan
Perceived behavioral Kunjungan balita control Intensi Kunjungan balita Keterangan : * signifikan
Pata Tabel 4.8 di atas diperoleh bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen. Terdapat hubungan antara variabel intensi dengan kunjungan balita ke posyandu dengan nilai p = 0,01 (p<0,05).
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
4.3.1 Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model Ringkasan hasil estimasi parameter model untuk pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavior control, dan intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model Koefisien T p Jalur Sub struktural 1 (X1 X2 X3 ke X4) X1 (ρX4X1) -0,117 -1,341 0,182 X2 (ρX4X2) 0,101 1,162 0,247 X3 (ρX4X3) -0,024 -0,278 0,782 Sub struktural 2 (X1 X2 X3 X4 ke Y) X1 (ρYX1) 0,088 1,172 0,243 X2 (ρYX2) -0,76 -1,005 0,317 X3 (ρYX3) -0,90 -1,202 0,231 X4 (ρYX4) 0,529 7,111 0,001 Model
R2
0,022
0,285
F
0,406
0,001
1. Sub struktural 1 (X1 X2 X3 ke X4) Sikap, norma subjektif dan Perceived Behavior Control tidak memengaruhi intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu dengan nilai F=0,406. Berdasarkan dari Tabel 4.9 di atas menyatakan bahwa secara langsung sikap berpengaruh terhadap intensi. Besarnya pengaruh langsung sikap terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu adalah sebesar -0,117. Sikap mempunyai pengaruh negatif terhadap intensi. Dengan demikian tinggi rendahnya intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu tidak dipengaruhi oleh sikap.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Norma subjektif secara langsung mempunyai pengaruh positif
terhadap
intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh lansung norma subjektif terhadap intensi sebesar 0,101 atau 10,1%. Sedangkan selebihnya 89,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Artinya semakin baik norma subjektif ibu maka semakin baik pula intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Perceived behavioral control secara langsung berpengaruh negative terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh perceived behavioral control terhadap intensi sebesar -0,024. Jika terjadi peningkatan intensi maka Perceived behavioral control akan meningkat sebesar -0,024. 2. Sub struktural 2 (X1 X2 X3 X4 ke Y) Sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan intensi ibu dapat memengaruhi kunjungan balita ke posyandu dengan nilai F=0,001. Secara langsung sikap berpengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu adalah sebesar 0,088 atau 8,8%. Artinya baik tidaknya kunjungan balita ke posyandu dipengaruhi oleh sikap ibu yang mempunyai balita sebesar 8,8% sedangkan selebihnya 91,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Jika intensi meningkat maka dipengaruhi oleh sikap sebesar 0,088. Norma subjektif secara langsung berpengaruh negatif terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh antara norma subjektif dengan kunjungan balita ke posyandu sebesar -0,076 atau 7,6% sedangkan selebihnya 92,4% dijelaskan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
faktor lain di luar model. Dengan demikian baik tidaknya norma subjektif ibu yang mempunyai balita tidak memengaruhi terhadap kunjungan balita ke posyandu. Secara langsung perceived behavioral control ibu berpengaruh negatif terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar -0,090 atau 9,0% dan selebihnya 91,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Intensi ibu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh intensi ibu terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar 0,529 atau 52,9% dan selebihnya 47,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Artinya semakin baik intensi ibu yang mempunyai balita maka semakin baik pula kunjungan balita ke posyandu. Dari keempat variabel (sikap, norma subjektif, perceived behavior control dan intensi) yang digunakan sebagai prediktor kunjungan balita ke posyandu, variabel intensi merupakan variabel terkuat yang memengaruhi kunjungan balita ke posyandu dibandingkan dengan tiga variabel yang lain yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control. 4.3.2 Diagram Jalur Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Intensi terhadap Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012 Diagram jalur untuk pengaruh sebagai sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu berikut:
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
ρYX1=0,088 Sikap ρX4X1= -0,117 ρX4X2=0,101
Norma subjektif
Є1=0,78 Intensi
Є2=0,715
ρYX4=0,529
Kunjungan balita ke Posyandu
ρX4X3= -0,024 ρYX3= -0,090
Perceived behavioral control
Gambar 4.1 Diagram Analisis Jalur Penelitian Persamaan struktural untuk model tersebut sebagai berikut: Intensi (X4) = -0,117X1 + 0,101X2 - 0,024X3 + 0,78Є1 Kunjungan balita ke Posyandu (Y) = 0,088X1 - 0,076 X2 – 0,090X3 + 0,529X4 + 0,715Є2 4.3.3 Hasil Perhitungan Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control, dan Intensi terhadap Kunjungan Balita ke Posyandu 1. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE) Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE, digunakan formula sebagai berikut: Pengaruh variabel sikap terhadap intensi X1
X4 = -0,117
Pengaruh variabel norma subjektif terhadap intensi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
X2
X4 = 0,101
Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap intensi X3
X4 = -0,024
Pengaruh variabel sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu X1
Y = 0,088
Pengaruh variabel norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu X2
Y = -0,076
Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke posyandu X3
Y = -0,090
Pengaruh variabel intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu X4
Y = 0,529
2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE) Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE, digunakan formula sebagai berikut: Pengaruh variabel sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi X1
X4 Y = (-0,117x0,529) = -0,062
Pengaruh variabel norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi X2
X4 Y = (0,101x0,529) = 0,053
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi X3
X4 Y = (-0,024x0,529) = -0,013
3. Pengaruh Total (Total Effect) Untuk menghitung pengaruh total, digunakan formula sebagai berikut: Pengaruh variabel sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi ρYX1 + IE = (0,088-0,062) = 0,026 Pengaruh variabel norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi ρYX2 + IE = (-0,076+0,053) = -0,023 Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi ρYX3 + IE = (-0,090-0,013) = -0,103
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1
Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Perceived Behavior Control terhadap Intensi tentang Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Berdasarkan hasil uji analisis regresi bahwa sikap, norma subjektif dan
perceived behavior control (PBC) tidak berpengaruh terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Besaran pengaruh simultan adalah 0,022 atau 2,2% merupakan kontribusi dari variabel sikap, norma subjektif dan perceived behavior control terhadap intensi ibu, sedangkan sisanya 97,8% dipengaruhi faktor lai di luar model seperti pendidikan, pendapatan, pekerjaan, umur balita, jumlah anak, pengetahuan. Hasil uji statistik diperoleh bahwa tidak ada pengaruh antara sikap terhadap intensi dengan nilai p= 0,182 (p > 0,05). Besarnya koefisien determinan sikap terhadap intensi ibu sebesar -0,117 atau 11,7%. Sedangkan selebihnya 88,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Sikap mempunyai pengaruh langsung yang negatif terhadap intensi, yang artinya intensi ibu ke posyandu tidak dipengaruhi oleh sikap ibu terhadap posyandu. Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah, respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap itu dinamis dan tidak statis. Fisbein dan Ajzen (1975) dalam Ismail (2008) memberi pengertian bahwa attitude
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
atau sikap sebagai faktor predisposisi atau faktor yang ada dalam diri seseorang yang dipelajari
untuk
memberikan
respon
dengan
cara
yang
konsisten,
yaitu
menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek yang diberikan. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh norma subjektif terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu diperoleh nilai p= 0,247 (p > 0,05). Besarnya pengaruh langsung norma subjektif terhadap intensi ibu sebesar 0,101 dan koefisien determinan norma subjektif terhadap intensi sebesar 10,1%. Sedangkan selebihnya 89,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Norma subjektif mempunyai pengaruh langsung yang posisitf terhadap intensi ibu, setiap peningkatan intensi ibu ke posyandu maka norma subjektif mempunyai kontribusi sebesar 0,101. Semakin baik norma subjektif ibu maka semakin baik intensi ibu ke posyandu . Norma subjektif juga diasumsikan dimiliki sebagai suatu fungsi dari beliefs yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk menampilkan suatu perilaku. Kepercayaan-kepercayaan yang termasuk dalam norma-norma subjektif disebut juga kepercayaan normatif (normative beliefs). Seorang individu akan berniat
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa suami, orang tua, tokoh masyarakat, kader, petugas kesehatan dan sebagainya. Hal ini diketahui dengan cara menanyai responden untuk menilai apakah orang-orang lain yang penting tadi cenderung akan setuju atau tidak setuju jika ia menampilkan perilaku yang dimaksud. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara perceived behavior control terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu diperoleh nilai p= 0,78 (p > 0,05). Besarnya pengaruh langsung perceived behavior control terhadap intensi ibu sebesar -0,024. perceived behavior control mempunyai pengaruh langsung yang negatif terhadap intensi, dimana peningkatan intensi tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya perceived behavior control ibu. Koefisien determinan perceived behavior control terhadap intensi sebesar 2,4%. Sedangkan selebihnya 97,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Acuan atau keyakinan (belief) dapat diakibatkan oleh pengalaman masa lalu dengan tingkah laku, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, tetapi juga di pengaruhi oleh informasi yang tidak langsung yang diperoleh dengan mengobservasi pengalaman orang yang dikenal. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. PBC dapat mempengaruhi perilaku secara
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jarak rumah ke posyandu, kelengkapan fasilitas posyandu, kepemilikan KMS merupakan sumber yang dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi ibu untuk mempunyai intensi melakukan kunjungan ke posyandu.
5.2
Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavior Control melalui Intensi terhadap Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Berdasarkan hasil uji analisis regresi bahwa sikap ibu terhadap kunjungan
balita ke posyandu diperoleh nilai p= 0,243 (p > 0,05), artinya tidak ada pengaruh antara sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sambas (2002) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel sikap dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke posyandu dengan nilai p > 0,05 artinya tidak ada perbedaan antara ibu-ibu anak balita yang mempunyai sikap di atas nilai median dengan yang mempunyai sikap di bawah nilai median untuk mengunjungi posyandu. Jadi untuk datang ke posyandu dalam melakukan penimbangan semua ibu-ibu anak balita dapat melakukannya tanpa memandang adanya perbedaan sikap diantara mereka. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (1993) mengenai tingkatan sikap seseorang yang paling tinggi adalah responsible (bertanggungjawab) yaitu sesorang akan bertanggungjawab terhadap pilihannya dengan segala risikonya dan sesorang telah memiliki sikap konstan yaitu komponen konasi yang merupakan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
kecenderungan bertingkah laku (Mar’at, 1984). Begitu pula hasil penelitian Harianto (1992) dan Hutagalung (1992) yang membuktikan adanya hubungan bermakna antara sikap dengan partisipasi masyarakat dalam menimbang anak balita ke posyandu dengan nilai p < 0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Pamungkas (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sikap ibu balita dengan perilaku kunjungan ibu ke Posyandu di Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang dengan nilai p-value 0,035, dan didapatkan bahwa dari responden yang mempunyai sikap terhadap posyandu baik memiliki peluang 4,800 kali untuk berkunjung ke posyandu bandingkan dengan responden yang mempunyai tingkat sikap kurang. Pada hasil hubungan yang telah didapat frekuensi yang paling banyak adalah tingkat sikap responden yang kurang dan kuantitas kunjungan ke posyandu kurang dengan jumlah 12 responden dari total jumlah responden yang memiliki tingkat sikap kurang. Kurangnya sikap dari ibu balita ke posyandu dikarenakan oleh karena kurangnya antusiasme responden mengikuti rangkaian kegiatan posyandu yang secara klasik dikarenakan tingkat aktivitas yang berlebih. Berdarkan hasil penelitian Pengaruh langsung sikap terhadap kunjungan ke posyandu sebesar 0,088 dan pengaruh tidak langsung sikap tehadap kunjangan ke posyandu sebesar -0,062, artinya sikap dapat memengaruhi kunjungan ke posyandu secara langsung tanpa melalui intensi. Peningkatan kunjungan secara langsung
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dipengaruhi oleh peningkatan sikap sebesar 0.008 atau 8,8%. Sedangkan selebihnya 91,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori planned of behavior (Ajzen 2003), berdasarkan teori tersebut bahwa pengaruh sikap terhadap perilaku seseorang dapat terjadi secara tidak langsung melalui intensi. Artinya baik tidaknya perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap melalui intensi karena jika intensi meningkat maka sikapnya baik. Berdasarkan hasil analisis regresi norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu diperoleh nilai p= 0,317 (p > 0,05) artinya tidak ada pengaruh antara norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu. Pengaruh langsung norma subjektif terhadap kunjungan ke posyandu sebesar -0,076
dan pengaruh tidak
langsung sebesar 0,053, pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung posyandu, artinya secara tidak langsung norma subjektif memengaruhi kunjungan ke posyandu sebesar 5,3%. Sedangkan selebihnya 94,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sambas (2002) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara variabel dorongan dari tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu dengan nilai p > 0,05. Artinya tidak ada perbedaan antara ibu-ibu anak balita yang mendapatkan dorongan dengan yang tidak mendapatkan dorongan untuk mengunjungi Posyandu. Jadi untuk datang ke Posyandu dalam melakukan penimbangan semua ibu-ibu anak balita dapat melakukannya tanpa memandang adanya perbedaan baik yang pernah
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
mendapat dorongan dengan yang tidak mendapat dorongan maupun yang tidak pernah mendapat dorongan diantara mereka. Dorongan dari tokoh masyarakat/RW juga memegang peranan yang sangat penting karena toma/RW merupakan orang penting (key pearson) di lingkungannya yang telah mendapat kepercayaan dari masyrakat untuk memimpin wilayahnya. Hal ini penting dilakukan untuk kesinambungan semua kegiatan yang ada di lingkungan setiap RW yang bersangkutan dan terkait dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Harianto (1992) yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pembinaan dari tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu-ibu balita ke Posyandu dengan nilai p < 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi perceived behavior control terhadap kunjungan balita ke posyandu diperoleh nilai p= 0,231 (p > 0,05) artinya tidak ada pengaruh antara perceived behavior control terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh langsung perceived behavior control terhadap kunjungan ke posyandu -0,090 dan pengaruh tidak langsung sebesar – 0.013, perceived behavior control baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh negatif terhadap kunjungan ke posyandu, artinya peningkatan kunjungan ke posyandu tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya perceived behavior control. Besarnya koefisien detrminan perceived behavior control secara langsung terhadap kunjungan
-
9,0%.dan keofisien determinan perceived behavior control secara tidak langsung sebesar -1,3%
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian Sambas (2002) yang menyatakan bahwa kepemilikan KMS dengan OR=5,381 kali (95% Cl: 2,580-11,221) dan p=0,000. Artinya ibu-ibu anak balita yang memiliki KMS anaknya mempunyai peluang kunjungan baik/rutin 5,381 kali dibandingkan ibu-ibu anak balita yang tidak memiliki KMS anaknya setelah dikontrol variabel pembinaan dari kader dan bimbingan dari petugas puskesmas. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan adanya sarana/kelengkapan relatif lebih memungkinkan untuk menggunakan sarana itu untuk kepentingan tertentu termasuk ibu-ibu anak balita yang memiliki KMS anaknya akan lebih terangsang untuk mengunjungi posyandu karena mereka relatif lebih termotivasi bila melihat/memiliki KMS anaknya. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara variabel jumlah anak balita dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke posyandu dengan nilai p>0,05. Artinya tidak ada perbedaan antara ibu-ibu anak balita yang mempunyai anak satu dengan yang mempunyai anak lebih dari satu untuk mengunjungi posyandu (Sambas, 2002). Jadi untuk datang ke posyandu dalam melakukan penimbangan semua ibu-ibu anak balita dapat melakukannya tanpa memandang adanya perbedaan jumlah anak balita diantara mereka. Secara langsung intensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kunjungan balita ke posyandu diperoleh nilai p= 0,001 (p > 0,05). Besarnya pengaruh intensi ibu terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar 0,529 atau 52,9%. Sedangkan selebihnya 47,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Dengan kata lain semakin baik intensi ibu yang mempunyai balita maka semakin baik pula kunjungan balita ke posyandu. Berdasarkan penelitian Purnamasari (2010) bahwa niat tidak berhubungan dengan keaktifan ibu balita ke posyandu. Hal ini dikarenakan mereka mengetahui bahwa tingkat pendidikan, ilmu dan ketrampilan dari bidan dan kader dari posyandu masih kurang dibandingkan dengan instansi yang lain. Berdasarkan hasil uji analisis regresi bahwa sikap, norma subjektif, perceived behavior control dan intensi ibu berpengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besaran pengaruh simultan adalah 0,285 atau 28,5% merupakan kontribusi dari variabel sikap, norma subjektif, perceived behavior control dan intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu, sedangkan sisanya 72,0% dipengaruhi faktor lain di luar model. Besar faktor residual dalam penelitian ini mungkin disebabkan oleh faktor lain atau variabel lain yang lebih memengaruhi kunjungan balita ke posyandu, dari hasil data sekunder didapatkan bahwa hanya terdapat 1 petugas gizi di puskesmas Sei Balai, Jumlah kader posyandu 240 untuk 48 posyandu tetapi posyandu yang aktif hanya 33,3 % , dengan kategori posyandu paling besar adalah posyandu madya sebesar 61,54 % dimana pada posyandu madya cakupan program kurang dari 50% dan belum ada program tambahan, pada umumnya masyarakat mengunjungi posyandu hanya untuk melakukan imunisasi dan pengobatan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Berdasarkan penelitian Aisyah (2011) dan Pamungkas (2008) faktor lain yang memengaruhi kunjungan balita ke posyandu adalah pengetahuan, kepercayaan, dan dukungan sosial.
5.3 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan cross sectional dimana pengambilan data dilakukan hanya satu kali secara bersamaan. Oleh sebab itu penelitian ini tidak bermaksud melihat hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen hanya memberikan informasi tentang pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel intervening/perantara. 2. Penggunaan sampel penelitian yang relatif terbatas sebagai sumber informasi, diperkirakan dapat mengganggu atau “tidak 100% akurat” generalisasi hasil penelitian terhadap seluruh anggota populasi di lokasi penelitian. Sampel dalam penelitian ini 137 responden atau lebih dari 100 sampel minimal dalam analisis jalur, tetapi sebaiknya sampel harus cukup besar agar bisa diperoleh analisis jalur yang stabil yaitu 400-1000 responden atau paling tidak 5 kali parameter yang akan diperkirakan. 3. Instrumen penelitian (kuesioner) yang digunakan dibuat oleh peneliti sendiri dengan berdasarkan literatur yang ada karena belum ada kuesioner yang baku atau standar untuk penelitian tersebut, sehingga kemungkinan belum dapat mengungkapkan data tentang variabel yang diteliti secara lengkap. Untuk itu
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengukuran dalam penelitian menggunakan semantic difference dengan skor 1-7 sehingga kurang memadai dalam analisis jalur. Upaya yang dilakukan dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 butir agar hasil yang diperoleh jadi lebih baik.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavior control dan intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu, dengan nilai F=0,001. Dengan besarnya pengaruh 28,5 %. 2. Besarnya pengaruh langsung antara sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar 0,088 atau 8,8%, sedangkan pengaruh tidak langsung antara sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi sebesar -0,062 atau 6,2%. Besarnya pengaruh total sebesar 0,026 atau 2,6%. 3. Besarnya pengaruh langsung antara norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar -0,076 atau 7,6%, sedangkan pengaruh tidak langsung antara norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi sebesar 0,053 atau 5,3%. Besarnya pengaruh total sebesar -0,023 atau 2,3%. 4. Besarnya pengaruh langsung antara perceived behavior control terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar -0,090 atau 9,0%, sedangkan pengaruh tidak langsung antara perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui intensi sebesar -0,013 atau 1,3%. Besarnya pengaruh total sebesar -0,103 atau 10,3%. 5. Ada pengaruh antara variabel intensi terhadap kunjungan balita ke Posyandu sebesar 52,9%, artinya semakin baik intensi ibu yang mempunyai balita maka
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
semakin baik pula kunjungan balita ke posyandu. Perilaku ibu dalam melakukan kunjungan ke posyandu merupakan perilaku yang tampak dari individu. Faktor penentu perilaku individu adalah besarnya intensi individu untuk menampilkan atau tidak perilaku tersebut. 6. Penelitian ini tidak sesuai dengan landasan teori dimana sikap dapat secara langsung memengaruhi kunjungan balita ke posyandu tanpa melalui intensi, dimana nilai pengaruh langsung sikap lebih besar dari pengaruh tidak langsung terhadap kunjungan balita ke posyandu.
6.2 Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara agar meningkatkan kesehatan balita dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk menghadiri kegiatan posyandu khususnya di Kecamatan Sei Balai sehingga tercapai target nasional 90%. 2. Bagi petugas Puskesmas perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan dan tentang manfaat posyandu bagi balita
kepada masyarakat khususnya ibu yang
mempunyai balita. Petugas puskesmas juga perlu meningkatkan kerjasama dengan
kader
posyandu
dan
tokoh
masyarakat
untuk
bersama-sama
menggerakkan masyarakat khususnya sasaran Posyandu sehingga mereka mau datang ke Posyandu setiap bulan. 3. Bagi peneliti yang tertarik mengkaji analisis faktor kunjungan balita ke Posyandu di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara perlu dilakukan penelitian lanjut
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dengan variabel yang spesifik dimana dari hasil penelitan didapatkan variabel sikap dapat secara langsung memengaruhi kunjungan balita ke posyandu.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA