BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran sekarang ini ditandai dengan sejumlah perubahan-perubahan penting. Orientasinya tidak lagi menciptakan keuntungan sebesar-besamya, rnelainkan menciptakan pelanggan sebanyak mungkin melalui kepuasan konsumen (customer satisfaction). Produsen selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkannya, tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Melalui produk yang dijualnya, perusahaan dapat menjamin kehidupannya atau menjaga kestabilan usahanya untuk dapat berkembang. Dalam rangka inilah produsen harus memikirkan kegiatan pemasaran produknya, jauh sebelum produk ini dihasilkan sampai produk tersebut dikonsumsikan oleh konsumen akhir.
Pemasaran telah didefinisikan dalam berbagai pengertian. Untuk lebih memahami pengertian pemasaran, penulis akan menguraikan pemasaran yang dikemukakan dalam berbagai cara yang berbeda oleh beberapa ahli pemasaran. Philip Kotler
(2009:5)
mengemukakan
bahwa
pemasaran
adalah
sebuah
proses
kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.. Menurut Tjiptono (2002:7) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain. Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”. Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.
Pemasaran diarahkan pada suatu proses pertukaran antara produsen dan konsumen dengan memberikan kepuasan pada konsumen serta imbalan yang wajar diterima oleh produsen. Segala langkah dan usaha tersebut merupakan suatu proses yang di dalam manajemen pemasaran disebut sebagai suatu proses manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang dikehendaki.
Mengelola
pemasaran
perusahaan
diperlukan
sejumlah
upaya
dan
keterampilan penting. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan defenisi manajemen pemasaran berikut ini manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler,2009:5). Defenisi tersebut menguraikan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian; yang mencakup barang, jasa, dan gagasan; yang tergantung pada pertukaran; dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Manajemen pemasaran
mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisi permintaan sehingga membantu perusahaan mencapai tujuannya.
2.2 Strategi Pemasaran Dalam Perusahaan
Strategi pemasaran merupakan pegangan bagi perusahaan agar mempunyai keunggulan dalam persaingan pasar, sekaligus mencari kecocokan antara kemampuan internal perusahaan, dalam hal ini menjual produk ke konsumen dengan peluang ekstemal yang ada di pasar yaitu pembeli potensial yang menyukai produk yang dijual tersebut. Dengan demikian haruslah diketahui karakteristik pasar serta struktur pasar yang dihadapi.
Strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan pada toko tertentu atau keputusan pembelian produk tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih (Setiadi, 2003:9). Marketing mix digunakan dalam strategi pemasaran sebagai suatu cara untuk mempengaruhi konsumen agar mau bertindak membeli suatu product atau service, termasuk produk industri jasa (Yoeti, 2004:26).
Pengertian strategi pemasaran menurut Tjiptono (2005:8) adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabelvariabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen
bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Dalam merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah mengambil keputusan mengenai bagaimana ia akan menggunakan alat-alat pemasaran yang dimilikinya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen diantaranya adalah kebijakan produk, harga, dan promosi.
1. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, diperoleh digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Harga Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga diukur dengan nilai yang dirasakan dari produk yang ditawarkan jika tidak maka konsumen akan membeli produk lain dengan kualitas yang sama dari penjualan saingannya. Harga adalah satu-satunya alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Keputusan harga harus dikoordinasikan dengan rancangan produk, distribusi dan promosi yang membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif.
3. Promosi
Promosi
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produk atau jasa dan meyakinkan konsumen sasaran tentang produk yang mereka hasilkan.
2.3 Keputusan Konsumen
a. Pengertian Konsumen Menurut Setiadi (2003:25), konsumen adalah raja. Konsumen adalah individu dan pembeli berbentuk organisasi yang menukarkan sumber daya untuk berbagai macam baarang dan jasa. Konsumen memiliki kemampuan penuh untuk menyaring semua upaya untuk mempengaruhi dengan hasil bahwa semua yang dilakukan oleh perusahaan niaga harus disesuaikan dengan motivasi dan perilaku konsumen.
Pasar konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Para konsumen sangat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera.
b. Proses Pengambilan Keputusan Menurut Kotler dan Keller (2007:235), para sarjana pemasaran telah menyusun “model lima tahap” proses keputusan pembelian. Para konsumen melewati lima tahap, yaitu:
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Gambar 2.1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap Sumber: Kotler dan Keller (2007:235)
1.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi, seperti, mencari bahan bacaan, menelepon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.
3.
Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing
produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub keputusan: merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.
5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Menurut Tjiptono (2005:54) Salah satu perbedaan fundamental antara pembelian barang dan jasa adalah menyangkut proses produksi dan konsumsi. Pada barang, tahap pembelian dan konsumsi biasanya terpisah. Meskipun terdapat interaksi antara pemasar dan pelanggan selama tahap pembelian aktual, tahap pemakaian barang biasanya terlepas dari pengaruh langsung para pemasar. Sebaliknya sebagian besar jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Konsekuensinya, perusahaan jasa berpeluang besar untuk secara aktif membantu pelanggan memaksimumkan nilai
dari pengalaman konsumsinya sehingga penyedia jasa secara efektif mempengaruhi proses konsumsi dan evaluasi.
Pengambilan keputusan konsumen adalah Proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415). Menurut Tjptono (2005:43), proses keputusan konsumen bisa diklasifikasikan secara garis besar ke dalam tiga tahap utama, yakni pra pembelian, konsumsi, dan evaluasi purna beli. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:226) Keputusan Konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen benar-benar membeli. Menurut Hasan (2008:139), proses pengambilan pembelian berakhir pada tahap perilaku purna beli di mana konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Banyak orang berpendapat bahwa pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik bagi produk.
Pengambilan keputusan konsumen adalah Proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415). Menurut Tjptono (2005:43), proses keputusan konsumen bisa diklasifikasikan secara garis besar ke dalam tiga tahap utama, yakni pra pembelian, konsumsi, dan evaluasi purna beli. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:226) Keputusan Konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen benar-benar membeli. Menurut Hasan (2008:139), proses pengambilan pembelian berakhir pada tahap perilaku purna beli di mana konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Banyak orang berpendapat bahwa pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik bagi produk.
2.4 Gambaran Umum Perusahaan
2.4.1 Sejarah Perusahaan
Mark Hughes (pendiri Herbalife), pada usianya yang masih sangat muda, Mark ditinggal ibunya, karena ibunya melakukan diet yang tidak bijaksana selama bertahuntahun. Meskipun Mark masih berumur 18 tahun, Dia bertekad untuk menemukan cara, guna membantu orang dalam meningkatkan kesehatan melalui nutrisi yang seimbang, dan mengembangkan suatu program yang dirancang untuk menurunkan berat badan secara efektif.
Mark mengorbitkan Herbalife pada bulan Februari, 1980. Hasil penjualan pada bulan pertama sebesar US$ 23.000. Kemudian meningkat secara luar biasa pada akhir tahun pertama, penjualan meroket hingga mencapai $ 2 juta lebih. Tujuan Herbalife dalam beberapa tahun mendatang adalah US $ 5 milyar pertahun di bidang penjualan eceran dan memperluas bisnisnya ke setiap negara besar di dunia.
Kantor Pusat Herbalife Internasional terletak di Los Angeles California dan terdaftar di NASDAQ New York stock Exchange. Terdapat laboratorium nutrisi seluler & molekuler UCLA yang didonasi Mark Hughes. Di laboratorium ini produk diciptakan, diproduksi, dan diuji. Dalam setiap fase produksi, pengendalian mutu dengan ketat terus dilakukan, rnulai dari bahan baku sampai proses pengiriman produk.
Herbalife selama 32 tahun, dalam masa pertumbuhannya menjadi salah satu perusahaan ’direct selling’ terbesar di dunia. Terdapat lebih dari satu juta consultant (distributor) Herbalife dan telah mantap berdiri diberbagai negara dalam belahan
dunia seperti : Denmark (1986), Norwegia (1988), Chili (pasar pertama di Amerika Latin, 1989), Eropa Timur (1990), Indonesia (pasar pertama di Asia, 1998). Sekarang Herbalife telah beroperasi di 73 negara dan cabang-cabang baru terus didirikan secara bertahap.
PT. Herbalife mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1998. PT. Herbalife dipimpin oleh seorang CEO (Chief Executive Officer) yang saat ini dipegang oleh Michael.O. Johnson, mantan president Walt Disney, dengan pengalaman 17 tahun di Walt Disney. Yang tentunya menjamin kelangsungan Herbalife untuk lebih dikenal oleh dunia. Kantor Pusat PT. Herbalife Indonesia terletak di Gd. Menara Dea Lt Dsr, Jl. Mega Kuningan Barat.
PT. Herbalife Indonesia sejak berdiri tahun 1998 telah rnemiliki kantor cabang di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Padang, Makassar, Yogyakarta, serta didukung oleh distributor-distributornya yang
tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia. Komitmen Herbalife terhadap pasar Indonesia semakin terbukti dengan dikeluarkannya Label Halal dari LPPOM-MUI.
2.4.2 Logo Herbalife
Logo Herbalife terdiri dari 3 unsur : daun hijau, lingkaran dan tulisan Herbalife. Tiga pucuk daun hijau melambangkan produk mengandung bahan herbal yang benar-benar terjamin kualitas danberguna bagi kesehatan. Lingkaran
yang
melingkari daun
melambangkan konsistensi produk yang hanya mengandung bahan herbal. Tulisan Herbalife yang berarti kehidupan yang sehat dengan bahan tumbuh-tumbuhan alami.
Gambar 2.2 Logo Herbalife Sumber: www.herbalife.com
2.4.3 Visi dan Misi Herbalife
1.
Visi Herbalife
Menyebarkan nutrisi yang baik bagi setiap keluarga di seluruh dunia.
2.
Misi Herbalife
Menawarkan peluang bisnis dan nutrisi untuk mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik serta meningkatkan kualitas hidup bagi semua orang di seluruh dunia.
2.4.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi terbentuk karena adanya kelompok manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan. Organisasi juga termasuk dalam salah satu fungsi manajemen. Agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik, maka perlu dibuat mekanisme dan struktur pembagian tugas dan wewenang serta pengaturan hubungan dari setiap unit kerja.
Struktur organisasi PT Herbalife Cabang Aviari Batam berbentuk garis dan staf yang ramping karena tidak melakukan kegiatan produksi dan hanya mempekerjakan orang dalam bidang administratif.
Struktur organisasi PT. Herbalife dapat dilihat pada Gambar 2.3 KAM (Kay Account Manager)
Operation Supervisor
Warehouse Supervisor
Staf Gudangg g
Delivery
Cashier/Costumer Supervisor
Office Boy
Costumer Service
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Herbalife Cabang Aviari Batam Sumber :PT.Herbalife Cabang Aviari Batam (diolah penulis)
2.4.5 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun uraian tugas dan tanggung-jawab masing-masing bagian organisasi pada PT.Herbalife Cabang Aviari Batam adalah sebagai berikut:
1.
KAM (Key Account Manager)
a. Memimpin dan mengelola cabang sesuai dengan pedoman dan pengarahan yang digariskan kantor pusat.
Cashier
b. Membawahi, mengawasi, dan mengkoordinasikan semua bagian lainnya yang terdapat pada kantor cabang. c. Bertanggung jawab dan memberikan laporan berkala berupa data dan informasi lainnya
mengenai kegiatan operasional perusahaan ke kantor pusat.
d. Memotivasi Consultant Herbalife untuk meningkatkan penjualan.
2. Operation Supervisor a. Melaksanakan program penjualan sesuai dengan rencana/program yang telah disusun dan menilai pelaksanaannya untuk meningkatkan penjualan produk. b. Menyusun dan membuat laporan bulanan mengenai perkembangan penjualan perusahaan.
3. Warehouse Supervisor a. Bertanggung jawab terhadap gudang dan mengelola orang-orang yang di gudang b. Membuat laporan bulanan mengenai persediaan barang di gudang kepada KAM (Key Account Manager). c. Bertanggung jawab atas peneriman barang-barang yang dikirim dari kantor pusat. d. Menerima laporan penerimaan dan pengeluaran barang barang.
4. Cashier/ Customer Service (CS) Supervisor a.
Bertanggung jawab dan mengelola Cashier.
b.
Bertanggung jawab dan mengelola Customer Service.
5. Cashier, Staf Gudang, dan Customer Service
Sama-sama memberikan pelayanan terbaik kepada Consultant (distributor). 2.4.6 Penjualan dan Rencana Pemasaran Herbalife Yang Diterapkan Perusahaan
1.
Pola Jaringan Distributor MLM Pada Perusahaan
Perekrutan distributor MLM yang diterapkan bekerja secara berantai. Misalnya A menjadi distributor, kemudian ia berhasil mendapat B yang bersedia menjadi distributor baru, maka A menjadi sponsor B. A dan B kemudian melanjutkan mencari distributor-distributor baru dan distributor yang disponsori secara pribadi oleh A dan B selanjutnya mencari distributor-distributor lain, demikian seterusnya, sehingga timbul tingkatan (tahap) yang berwujud jaringan yang diperlihatkan pada gambar berikut :
A
B D
C
E
Gambar 2.4 Pembentukan Kedistributoran PT.Herbalife Sumber : PT. Herbalife Cabang Aviari Batam
Apabila B mengundurkan diri atau mengakhiri kedistributorannya, maka kedistributoran akan bergabung dengan kedistributoran selanjutnya yang berada di garis atas sponsorisasi. Dalam hal ini A akan dianggap menjadi sponsor bagi C dan D
yang mensponsori secara pribadi distributor-distributor dibawahnya. Penjelasan mengenai hal ini akan penulis perlihatkan pada gambar berikut : A
D
E
C
Gambar 2.5 Pengakhiran Kedistributoran PT. Herbalife Sumber: PT. Herbalife Cabang Aviari Batam
Tingkatan distributor inilah yang akan melakukan penjualan produk akan mempengaruhi perhitungan penghasilan perusahaan dan distributor juga mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan mereka sebesar 25 % dari harga jual produk tersebut.
2. Keanggotaan Distributor Perusahaan menawarkan kesempatan kepada setiap orang untuk memulai sebuah usaha milik diri sendiri, suatu usaha yang dapat dibangun menurut yang dikehendaki masing-masing orang tersebut. Tidak seperti beberapa jenis usaha yang lain yang membutuhkan investasi besar dalam bentuk uang dan waktu atau keterampilan khusus, peluang usaha dari perusahaan dapat diikuti oleh siapa saja yang ingin menjadi distributor.
Seseorang yang ingin menjadi distributor dapat memulainya dengan disponsori
oleh distributor yang sudah ada yang akan memberitahu calon anggota bagaimana memulai usaha. Sponsor akan memperkenalkan calon anggota kepada perusahaan dan diharuskan membeli Starter Kit seharga Rp638.000,-. Starter Kit merupakan peralatan yang disediakan perusahaan yang berisi surat permohonan untuk menjadi distributor, produk Herbalife, serta informasi tentang cara memasarkan produk perusahaan berlandaskan pada penjualan dan rencana pemasaran Herbalife.
Para distributor yang telah memperoleh kartu tanda anggota akan terdaftar sebagai anggota armada penjualan Herbalife dan menjual berdasarkan panduan kebijakan untuk distributor. Semua distributor merupakan para kontraktor yang berdiri sendiri. Mereka tidak merupakan partner atau karyawan dari PT. Herbalife.
3. Metode Pemesanan dan Pendistribusian Produk Seorang distributor akan mendapatkan semua produk perusahaan melalui garis sponsorisasi atau Iangsung ke perusahaan. Perusahaan melarang dengan keras pemesanan barang yang dilakukan antar group distributor karena membahayakan integritas setiap garis sponsorisasi.
Distributor harus menjual produk perusahaan hanya di Indonesia. Perusahaan akan memberikan harga penjualan kembali produk perusahaan untuk didistribusikan oleh
para
distributor.
Sistem
normal
pendistribusian
produk
perusahaan
memungkinkan seseorang untuk memperoleh barang dari sponsornya atau dari distributor langsung sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh setiap group.
Distributor langsung dapat memberikan kuasa kepada distributor-distributor yang disponsorinya untuk memperoleh produk secara langsung dari perusahaan.
Walaupun perusahaan mengirimkan barang secara langsung, distributor langsung yang memberi kuasa atas pemesanan yang dilakukan distributor akan menerima keuntungan setiap bulannya. Distributor langsung juga dapat memberi kuasa kepada seorang di antara groupnya untuk memesan barang dari gudang perusahaan.
Barang yang dipesan dapat secara satuan ataupun per karton. Herbalife melakukan distribusi produk secara rutin dan efisien untuk memenuhi pesanan konsumen dengan cepat dan memungkinkan distributor memenuhi pesanan pelanggan dengan cepat.
Perusahaan akan mencatat seluruh kegiatan penjualan yang dilakukan termasuk orang-orang yang disponsori, kemudian setiap bulan disusun laporan termasuk laporan bonus. Distributor dapat menjalankan usaha mereka sendiri dan memutuskan sendiri berapa banyak waktu yang akan mereka curahkan untuk usaha tersebut, setelah terdaftar sebagai anggota dan mendapatkan pelatihan.distributor dapat meraih sejumlah pendapatan tambahan atau menjadikannya sebagai pendapatan pokok. Penghasilan atau pendapatan yang diperoleh distributor terdiri dari : a.Keuntungan dari penjualan produk kepada pelangggan. b.Jumlah potongan harga didasarkan pada penjualan produk.
4. Rangkaian Produk Herbalife PT. Herbalife dalam meraih pangsa pasar berusaha memenuhi kebutuhan konsumennya hal ini terlihat dari inovasi-inovasi yang ditawarkan. Produk – produk Herbalife adalah sebagai berikut :
A. Nutrisi dalam tubuh
1. Pengelolaan Berat Badan
Nutrion Mix Shake
Multivitamin
Fiber and Herbs
Lipo Bond
Cell-U-Loss Gambar 2.6 Rangkaian Produk Pengelolaan Berat Badan Sumber: www.herbalife.com
B. Nutrisi sesuai target 2. Stamina dan Energi
N.RG Instant Tea
Thermo Herb Concentrate
Gambar 2.7 Rangkaian Produk Penambah Stamina dan Energi Sumber: www.herbalife.com
3. Pencernaan
Herbal Aloe Concentrate Nutrition Activator
Gambar 2.8 Rangkaian Produk Pembersih Pencernaan Sumber: www.herbalife.com
4. Otak dan Jantung
TriShield Gels MegaGarlic Plus
Herbalifeline Gels
Gambar 2.9 Rangkaian Produk Perkembangan Otak dan Jantung Sumber: www.herbalife.com 5. Rambut, Wajah dan Kulit
Shampoo
Conditioner BodyWash
Night Cream
Clarifying Mask
Lotion
Eye Cream
Cleanser Toner Moisturizer SPF15
Exfoliating Scrub
Skin Booster
Gambar 2.10 Rangkaian Produk Perawatan Rambut, Wajah dan Kulit Sumber: www.herbalife.com
2.5 Analisis Regresi
Regresi pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli yang bernama Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan memperkirakan nilai rata-rata dari suatu variabel yang dinamakan “peubah bergantung = dependent variable”, dengan diketahuinya nila-nilai dari variabel-variabel yang lainnya yang dinamakan “peubah bebas = independent variable”.
Hubungan yang terdapat dalam analisis regeresi pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik hyang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel bebas (independent variable) dan variable tak bebas (dependent variable).
Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Analisis regresi berguna dalam menelaah hubungan dua variabel atau lebih, dan terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, sehingga dalam penerapannya lebih bersifat eksploratif. Secara umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana yaitu dengan satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat; dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu buah variabel terikat. Analisis regresi linear merupakan metode statistik yang paling jamak dipergunakan dalam penelitian-penelitian sosial, terutama penelitian ekonomi. Program komputer yang paling banyak digunakan adalah SPSS.
2.5.1
Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umumnya adalah: Y = a + b X.
Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius dan b adalah koefisien regresi.
Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: a =
b =
2.5.2 Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda adalah analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Adakalanya persamaan regresi dalam menganalisis hhubungan anatr variabel tidak hanya dipengaruhi oleh faktor atau peubah bebas tapi dapat pula dipengaruhi oleh dua atau lebih faktor yang mempengaruhinya, maka regresi linear yang mengandung lebih dari satu peubah bebas digunakan regresi linear berganda. Jadi model ini dikembangkan untuk mengestimasi nilai variabel tak bebas y dengan menggunakan lebih dari satu variabel ( ,
).
Untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan x1, x2, ...xk (k ≥ 1) sedangkan variabel tidak bebas dintakan dengan Y. Λ
Y = ao + a1 x1 + a2 x2 + .... + ak xk dengan :
dengan
Λ
Y = variabel tidak bebas (dependen) ao ,..., ak = koefisien regresi x1 ,..., xk = variabel bebas (indpenden) Koefisien-koefisien ao ,..., ak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
∑Y = a n + a ∑ X + a ∑ X ∑ X Y = a ∑ X + a (∑ X ) ∑X Y =a ∑X +a ∑X X o
1
1i
1
2i
2
2
1i i
o
2i i
o
1i
2i
1
1
1i
1i
+ ... + ak ∑ X ki
+ a2 ∑ X 1i X 2i + ... + ak ∑ X 1i X ki
2i
+ a2 (∑ X 2i ) 2 + ... + ak ∑ X 2i X ki
........
∑X
Y = ao ∑ X ki + a1 ∑ X 1i X ki + a2 ∑ X 2i X ki + ... + ak ∑ ( X ki )
ki i
Untuk mendapatkan nilai
0,
1,
2, …,
k
dari persamaan diatas disusun
menurut datanya dan kemudian diselesaikan dengan metode eliminasi dan subsitusi.
2.6 Kesalahan Standar Estimasi Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya (Algifari, 2000). Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus : Λ 2
S y ,1, 2,...,k =
∑Y Y i
n − k −1 Λ
Dengan : Yi adalah nilai data sebenarnya, Yi adalah nilai taksiran.
2.7 Uji Keberartian Regresi
Uji keberartian regresi digunakan untuk mengetahui apakah sekelompok bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Langkah-langkah untuk pengujian keberartian regresi adalah sebagai berikut: 1.
Kumpulkan data dalam bentuk tabel
2.
Statistik uji adalah
F =
Keterangan : F
= statistik F yang menyebar mengikuti distribusi derajat kebebasan V1 = k dan
V2
= n-k-1
JKreg x1i
= a1⅀x1i yi+ a2⅀x2iyi + ak⅀xkiyi
x2i
= X2i - X
xki
= Xki - X k dan
yi
= Yi - Y
JKres
= ⅀(
JKreg JKres
= X1i - X
1
2
= Jumlah kuadrat regresi = Jumlah kuadrat residu (sisa)
V1 = dk pembilang ; V2 = dk penyebut
1.
Kriteria pengujian
Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesa ini adalah sebagai berikut : a.
H0 :
1=
2
= …=
k=
0
H1 : Minimal satu parameter koefisien yang tidak sama dengan nol b.
Pilih taraf nyata
yang diinginkan
c.
Hitung statistik Fhit dengan menggunakan salah satu dari formula diatas
d.
Keputusan : Tolak H0 jika Fhit >Ftab ; k : n-k-1 Terima H0 jika Fhit
2.8 Uji Koefisien Determinasi
Langkah berikutnya adalah menghitung koefisien determinasi dengan menggunakan rumus: R2 =
Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara 0 – 1 di mana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Jadi kegunaan koefisien determinasi adalah: a. Sebagai ukuran ketepatan atau kecocokan garis regresi yang dibentuk dari hasil observasi. Maka besar nilai R2 semakin bagus garis regresi yang
terbentuk, sebaliknya makin kecil nilai R2 makin tidak tepat garis regresi tersebut dalam mewakili data hasil observasi. b. Mengukur besar proporsi (persentase) dari jumlah ragam Y yang diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan variabel penjelas X terhadap ragam variabel respon Y. dari hasil perhitungan, maka akan diperoleh R yang merupakan koefisien korelasi untuk populasi. Pengujian hipotesis tersebut melalui uji F dengan rumus :
F =
2.9 Koefisien Korelasi
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Uji korelasi ini tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variabel dependen maupun variabel independen). Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu hubungan antarvariabel. Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
r=
n∑ X i Y − (∑ X i )(∑ Y )
{n∑ X
2 i
}{
− (∑ X i ) 2 n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
}
Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga variabel bebas X1, X2, X3 yaitu :
1. Koefisien korelasi antara Y dengan X 1
r y1 =
n∑ X 1i Y − (∑ X 1i )(∑ Y )
{n∑ X
2 1i
}{
− (∑ X 1i ) 2 n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
}
2. Koefisien korelasi antara Y dengan X 2
r y2 =
n∑ X 2i Y − (∑ X 2i )(∑ Y )
{n∑ X
2 2i
}{
− (∑ X 2 i ) 2 n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
}
3. Koefisien korelasi antara Y dengan X 3
r y3 =
n∑ X 3i Y − (∑ X 3i )(∑ Y )
{n∑ X
2 3i
}{
− (∑ X 3i ) 2 n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
}
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus(+) atau minus(-). Hal ini menunjukkan arah korelasi. Makna sifat korelasi: 1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka variabel x2 juga akan mengalami kenaikan, atau jika variabel x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 juga akan mengalami kenaikan. 2. Korelasi negative (-) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka variabel x2 akan mengalami penurunan, atau jika variabel x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 akan mengalami penurunan Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. 0,00 berarti tidak berkorelasi
2. 0,01 - 0,20 berarti memiliki korelasi yang sangat lemah 3. 0,21 - 0,40 berarti memiliki korelasi lemah 4. 0,41 - 0,60 berarti memiliki korelasi yang agak lemah 5. 0,61 - 0,80 berarti memiliki korelasi yang cukup tinggi 6. 0,81 – 0,99 berarti memiliki korelasi yang tinggi 7. 1 berarti memiliki korelasi yang sangat tinggi
2.10
Pengujian Koefisien Regresi Linier Ganda
Untuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam persamaan regresi, perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresinya. Misalkan populasi mempunyai model regresi ganda : Ŷ = b0 + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + … + bk xk yang berdasarkan sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi berbentuk : Ŷ= a0 + a1 x1 + a2 x2 + a3 x3 + … + ak xk Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk : H0 = b1 = 0, i = 1, 2, …, k H0 ≠ b1 = 0, i = 1, 2, …, k Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran sy.12…k, jumlah kuadrat∑ x2ij dengan xij = Xj - X j dan koefisien korelasi ganda antara variabel Xi yang dianggap sebagai variabel tak bebas dengan variabel-variabel bebas sisanya yang ada dalam regresi.
Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien bi, yakni :
S 2 y.12...k (∑ x 2 ij )(1 − R 2 i )
S bi =
Dimana:
S2
∑ (Y y.12...k =
∑x
i
− Yi ) 2
n − k −1
2
R 2i =
ij
= ∑ ( X ij − X ij ) 2 JK reg
∑y
2
i
Selanjutnya hitung statistik : t i =
bi sbi
Dengan kriteria pengujian : jika ti > ttabel maka tolak H0, dan jika ti < ttabel maka terima H0 yang akan berdistribusi student t dengan derajat kebebasan dk = (n-k-1); ttabel = t(n-k-1,
).
2.11 Skala Pengukuran Variabel Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan yaitu sebagai berikut:
No 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 2.1 Instrumen Skala Likert Pertanyaan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor 5 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono (2005:86)
Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam skala Likert.