BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Teori yang Berkaitan dengan Jaringan Teori – Teori yang berkaitan dengan jaringan akan di bahas pada bab ini.
Adapun teori – teori tersebut sebagai berikut : 2.1.1 Jaringan Komputer Sejarah network atau jaringan komputer berawal dari time-sharing networks, yaitu “rangkaian” terminal yang terhubung dengan komputer sentral yang disebut mainframe. Contoh time-sharing networks adalah IBM’s Systems network Architecture (SNA) dan Digital’s network architecture. Kemudian komputer berskala kecil yang disebut Personal Computer atau PC mulai “menggeser” komputer – komputer mainframe. Beberapa PC dapat membentuk network yang disebut LAN (Local Area Network). LAN menyediakan pemakaian resource bersama, seperti sharing file dan sharing printer. LAN cukup efektif digunakan pada area tertutup dengan luas area terbatas, seperti di rumah, kantor, laboratorium, dan sebagainya. Setiap tahun selalu dikembangkan teknologi jaringan komputer. Dengan semakin luasnya infrastruktur jaringan telepon selular, maka jaringan computer telah memasuki area yang selama ini belum pernah dijangkau, yaitu perpaduan antara mobile network dam computer network. Setiap orang dapat mengakses internet di mana pun dia berada dengan hanya berbekal sebuah laptop dan modem GSM/CDMA (Iwan Sofana, 2012 : 107) 2.1.2 Jenis – Jenis Jaringan Komputer Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria. Seperti luas area, media transmisi, pola operasi, dan sebagainya. Berdasarkan luas areanya maka jaringan komputer dapat dibedakan menjadi : •
PAN (Personal Area Network)
•
LAN (Local Area Network)
•
MAN (Metropolitan Area Network) 5
6
•
WAN (Wide Area Network) Tabel di bawah dapat sedikit memberikan gambaran berapa kira –
kira luas area untuk masing – masing jaringan komputer. Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area Jarak (meter)
Network
Contoh Area
1 s.d. 10
PAN
Ruangan
10 s.d. 100
LAN
Gedung
100 s.d. 1000
NAN
RT/RW
1000 s.d. 10.000
CAN
Universitas
10.000 s.d. 100.000
MAN
Kota
100.000 s.d. 1.000.000
WAN
Negara
Di atas 1.000.000
Internet
Antar Negara
Berdasarkan media penghantar yang digunakan, jaringan komputer dapat dibagi menjadi : •
Wire Network atau wireline network Wire network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Data dialirkan melalui kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan fiber optic atau serat optic. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optic.
•
Wireless network (network nirkabel) Wireless network adalah jaringan komputer yang menggunakan media penghantar berupa gelombang radio atau cahaya (Infrared atau laser). Saat ini sudah semakin banyak pusat perbelanjaan, wireless network. Sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan akses internet menggunakan handphone, laptop, PDA, dan perangkat mobile lainnya. Frekuensi yang di gunakan wireless network biasanya 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz. Sedangkan
penggunaan infrared dan laser
7
umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua buah titik saja (disebut point to point) Berdasarkan pola pengoperasian atau fungsi masing – masing komputer maka jaringan komputer dapat dibagi menjadi : •
Peer to peer Peer to peer adalah jenis jaringan komputer dimana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan memberikan access dari/ke komputer lain. Peer to peer banyak diimplementasikan pada MAN, WAN, atau internet, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya adalah masalah manajemen dan security. Cukup sulit mengawasi security pada jaringan peer to peer manakala pengguna jaringan komputer sudah sangat banyak.
•
Client Server Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputernya difungsikan sebagai server untuk melayani komputer lain. Komputer yang dilayani oleh server disebut client. Layanan yang diberikan bisa berupa akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak dipakai oleh internet dan intranet (Iwan Sofana, 2012 : 110)
2.1.3 PAN (Personal Area Network) PAN merupakan Jaringan komputer yang dibentuk oleh beberapa buah komputer dengan peralatan non-komputer (Seperti : Printer, mesin fax, telepon selular, PDA, handphone) Sebuah PAN dapat dibangun menggunakan teknologi wire dan wireless network. Teknologi wire PAN biasanya mengandalkan perangkat USB dan FireWire. Sedangkan wireless PAN mengandalkan teknologi Bluetooth, WiFi, dan infrared. Saat ini, wireless PAN (WPAN) yang menggunakan Bluetooth lebih disukai pengguna. Sebuah WPAN dapat dibangun dengan cepat berkat kehadiran perangkat Bluetooth.
8
Gambar 2.1 Diagram PAN (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 111) Cakupan area sebuah PAN sangat terbatas, yaitu sekitar 9-10 meter (30 feet). Namun dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi maka cakupan PAN dapat diperluas lagi. (Iwan Sofana, 2012 : 112) 2.1.4 MAN (Metropolitan Area Network) Teknologi yang digunakan MAN mirip dengan LAN. Hanya saja areanya lebih besar dan komputer yang dihubungkan pada jaringan MAN jauh lebih banyak dibandingakan LAN. MAN merupakan jaringan komputer yang meliputi area seukuran kota atau gabungan beberapa LAN yang dihubungkan menjadi sebuah jaringan besar. MAN bisa saja berupa gabungan jaringan komputer beberapa sekolah atau beberapa universitas. MAN dapat diimplementasikan pada wire maupun wireless network. MAN dapat memanfaatkan jaringan TV kabel yang umumnya menggunakan kabel jenis coaxial atau serat optic. Pelanggan TV kabel dapat menikmati akses Internet berkecepatan tinggi. Di Negara-negara yang sudah maju, jaringan TV kabel telah memanfaatkan teknologi serat optic Sehinggga dapat mengangkut data berukuran gigabit dalam waktu singkat.
9
Dewasa ini, infrastruktur MAN mulai dipadukan dengan teknologi wireless. Wireless network semakin popular. Karena tidak memerlukan instalasi kabel yang cukup rumit dan mahal. Selain itu wireless network dapat menjangkau area yang sulit dijangkau oleh kabel. Salah satu implementasi wireless network adalah WIMAX . (Iwan Sofana, 2012 : 113)
Gambar 2.2 Diagram MAN menggunakan WIMAX (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 113) 2.1.5 LAN (Local Area Network) Local
Area
Network
(LAN)
merupakan
jaringan
yang
menghubungkan komputer dan perangkat jaringan lainnya sehingga perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain untuk berbagi sumber daya. Perangkat pada LAN kabel yang terhubung dengan menggunakan kabel murah. Karena keterbatasan di kejauhan, kinerja, dan pengelolaan, LAN biasanya terbatas pada kantor atau lantai yang bersifat pribadi atau lokal.
10
•
Topologi LAN Sesuai dengan namanya, LAN berhubungan dengan area network yang berukuran relative kecil. Oleh karena itu, LAN dapat dikembangkan dengan mudah dan mendukung kecepatan transfer data cukup tinggi. Ada 4 “bentuk dasar” LAN atau disebut topologi fisik LAN, yaitu : 1. Topologi Bus Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut. 2. Topologi Star Topologi star menghubungkan semua komputer pada sentral atas kosentrator. Biasanya kosentrator adalah sebuah hub atau switch. 3. Topologi Ring Topologi ring menghubungkan host dengan host lainnya hingga membentuk ring (lingkaran tertutup). 4. Topologi Mesh atau Fully-Mesh Topologi mesh menghubungkan setiap komputer secara point-to-point. Artinya semua komputer akan saling terhubung satu-satu sehingga tidak dijumpai ada link yang putus. Topologi ini biasanya digunakan pada lokasi yang kritis, seperti instalasi nuklir. Topologi mesh juga merupakan jenis topologi yang digunakan oleh internet. Di mana dapat dijumpai banyak jalur (path) menuju sebuah lokasi. Biasanya tiap lokasi dihubungkan oleh Router Dari beberapa topologi dasar tersebut telah dikembangkan beberapa topologi turunan, yaitu : 1. Topologi Extended Star Merupakan topologi star yang telah dikembangkan. Idenya adalah menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu kesatuan. Alat yang digunakan untuk menghubungkan masing-masing topologi star adalah hub atau switch.
11
2. Topologi Hierarchial Hampir mirip dengan extended star. Perbedaaanya terletak pada alat penghubung masing-masing topologi star. Tidak menggunakan hub atau switch namun menggunakan komputer sebagai kendali traffic pada topologi ini. (Iwan Sofana, 2012 : 115)
Gambar 2.3 Diagram Topologi (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 115) •
VLAN (Virtual Local Area Network) Salah satu masalah
yang dihadapi oleh LAN (tradisional)
adalah tidak adanya mekanisme “pengaturan” yang fleksibel. Administrator akan cukup sulit mengelompokkan masing-masing host berdasarkan kategori tertentu. Seperti mengelompokkan beberapa host berdasarkan kelompok kerja, berdasarkan departemen, aplikasi atau servis yang disediakan, dan sebagainya. Apalagi jika ukuran LAN sudah cukup besar, misalkan sebesar kampus atau lebih besar lagi. Di mana masing-masing host berada di tempat yang cukup jauh. Akan sangat sulit membuat kelompok
12
berdasarkan kategori tertentu jika lokasi host terpencar-pencar atau berjauhan Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat membuat VLAN atau Virtual LAN. VLAN dapat mengatasi beberapa kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh LAN tradisional. Sebagai contoh, kita dapat mengelompokkan beberapa host yang berada pada empat gedung yang berbeda menjadi satu kelompok, contohnya kelompok dosen, kelompok mahasiswa, dan lain-lain Selain itu, VLAN juga dapat digunakan untuk meningkatkan security dan mampu memecah sebuah broadcast domain (yang besar) menjadi beberapa buah broadcast domain (yang lebih kecil). Hal ini akan meningkatkan performa network. Illustrasi berikut ini menggambarkan perbandingan sebuah LAN biasa dengan VLAN. Pada gambar dapat dilihat bagaimana VLAN membagi sebuah broadcast domain menjadi dua buah broadcast domain. (Iwan Sofana, 2012 : 126)
Gambar 2.4 Illustrasi LAN (atas) dan VLAN (bawah) (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 127)
13
2.1.6 WAN (Wide Area Network) Memahami seluk-beluk sebuah LAN merupakan langkah awal untuk memahami teknologi jaringan secara umum. Manakala beberapa LAN dihubungkan dengan media komunikasi public atau media lainnya, seperti jaringan telepon dan melibatkan area geografis yang cukup besar, seperti antarnegara-antarbenua, maka model jaringan berskala besar disebut sebagai WAN. Wide Area Network melibatkan berbagai jenis media dan teknologi yang berbeda-beda, seperti : •
X.25
•
Telephone Connections, yang meliputi : 1. Dial Up 2. Leased Line 3. T Carrier Lines, meliputi : a. T1 b. T2 c. T3 d. T4 4. ISDN (Integrated Services Digital Networks), terdiri atas : a. Basic Rate ISDN (BRI) b. Primary Rate ISDN (PRI)
•
Frame Relay
•
ATM (Asychronous Transfer Mode), meliputi : 1. ATM-25 2. STS-3 3. STS-12 4. STS-48 5. STS-192
•
SMDS (Switched Multi-megabit Data Service)
•
SONET (Synchronous Optical Network)
14
Perbedaan
berbagai
teknologi
tersebut
akan
mempengaruhi
kemampuan switching dan kecepatan transmisi data. Banyaknya
istilah
yang
digunakan
pada
WAN
kadangkala
menimbulkan kebingungan bagi siapa saja yang baru mempelajarinya. Pada tabel dibawah dicantumkan penjelasan singkat masing-masing teknologi tersebut. Tabel 2.2 Gambaran Umum Teknologi WAN Teknologi X.25
Rate 64 Kbps
Keterangan Sekumpulan Protokol yang dikembangkan oleh CCITT/ITU. Menyediakan kemampuan error checking yang sangat baik untuk digunakan pada unrealiable telephone lines
Telephone Connections
Frame Relay
14.,4 Kbps
Menggunakan saluran telepon (analog/digital)
s/d
untuk transmisi data. Biasanya digunakan
274,760 kbps
modem pada komputer.
56 Kbps
Menggunakan frame-frame yang panjangnya
s/d
bervariasi.
1.544 Mbps
(PVC).
Menggunakan
Menyediakan
jalur
permanen
kemampuan
error
checking yang lebih rendah dibandingkan X.25 ATM
155 Mbps
Dapat memanfaatkan berbagai jenis media
s/d
network
622 Mbps
broadband). Menggunakan cell switchting yang
(system
ukurannya
baseband
tetap.
dan
Error
system
checking
dilakukan pada perangkat penerima. Dapat memanfaatkan jalur permanen (PVC) atau jakur virtual (SVC). SMDS
1.533 Mbps
Menggunakan cell Switching yang ukurannya
s/d
tetap.
45 Mbps
diasumsikan
Tidak
ada
error
perangkat
checking akhir
dan telah
menyediakan fitur error checking. SONET
51.8 Mbps
Standar yang digunakan untuk transmisi data
s/d
melalui media fiber optic. Kecepatan data
15
259 Mbps
dinyatakan dalam optical carrier (OC). OC-1 setara dengan 51.8 Mbps
Internet merupakan contoh WAN yang paling populer. Internet merupakan jaringan komputer terbesar di dunia. Teknologi Internet mungkin saja diimplementasikan pada LAN. Implementasi teknologi internet pada LAN disebut intranet. Intranet menyediakan banyak sekali layanan atau service. (Iwan Sofana, 2012 : 129)
Gambar 2.5 Contoh koneksi WAN (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 130) 2.1.7 Perangkat Jaringan Perangkat Keras (hardware) adalah perangkat – perangkat fisik yang saling berhubungan menggunakan adaptor, Router, switch, kabel, dan lain lain. Perangkat keras yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jaringan komputer yaitu : Router, Bridge, Switch, dan Hub.
16
•
Router Router Sering digunakan untuk menghubungkan beberapa network yang sama maupun berbeda dari segi teknologinya. Seperti menghubungkan network yang menggunakan topologi bus, star, dan ring. Router juga digunakan untuk membagi network besar menjadi beberapa
buah
subnetwork
(network-network
kecil).
Setiap
subnetwork seolah-olah ”terisolir” dari network lain. Hal ini dapat membagi-bagi traffic yang akan berdampak positif pada performa network. Sebuah Router memiliki kemampuan routing. Artinya Router secara cerdas dapat mengetahui ke mana rute perjalanan informasi (yang disebut packet) akan dilewatkan. Apakah ditujukan untuk host lain yang satu network ataukah berbeda network. Jika paket-paket ditujukan untuk host yang pada network lain maka Router akan meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host yang satu network maka Router akan menghalangi paket-paket keluar, sehingga paket-paket tersebut tidak “membanjiri” network (Iwan Sofana, 2012 : 60)
Gambar 2.6 Router (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 61) •
Bridge Bridge atau kadangkala disebut transparent bridge merupakan perangkat network yang digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN atau membagi sebuah LAN menjadi dua buah segmen.
17
Tujuannya untuk mengurangi traffic sedimikian rupa sehingga dapat mengikatkan performa network. Bridge dapat mengetahui apakah informasi (yang disebut frame) ditujukan untuk host yang satu segmen atau berbeda segmen. Jika frame ditujukan kepada host yang satu segmen maka bridge akan meneruskannya ke host tersebut dan menutup jalur ke segmen lain. Sebaliknya jika frame ditujukan untuk host pada segmen yang berbeda maka bridge akan meneruskannya ke segmen tujuan. Seringkali orang bingung membedakan Router dengan bridge. Sepintas lalu keduanya tampak sama dan dapat menghubungkan dua buah LAN. Namun sesungguhnya cara kerja dan fungsi utama kedua perangkat tersebut berbeda. (Iwan Sofana, 2012 : 67) Tabel 2.3 Perbadingan Router dan Bridge Router
Bridge
Mendukung berbagai network protocol Tidak address, seperti IP, IPX, AppleTalk
Mendukung
network
protocol
address. Hanya mengenali MAC address
Dapat Menghubungkan beberaoa subnet Menghubungkan dua buah segmen. Semua yang menggunakan teknologi berbeda- segmen dipandang sebagai sebuah subnet. beda Mampu memblok traffic antar subnet
Tidak dapat memblok traffic dan subnet lain.
Cocok
digunakan
protocol network.
pada
sembarang Cocok digunakan pada protocol nonrouteable seperti NetBIOS dan DECnet.
Instalasi dan konfigurasi memerlukan Intasalasi keahlian khusus
relatif
mudah,
pasang
dan
nyalakan
Cocok digunakan pada internet dan Cocok digunakan pada LAN atau intranet intranet
18
Gambar 2.7 Bridge (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 69) •
Switch Cara kerja swtch mirip dengan bridge, dan memang sesunggunya switch adalah bridge
yang memiliki banyak port.
Sehingga switch disebut sebagai multiport bridge. Switch berfungsi sebagai sentral atau konsentrator pada sebuah network. Switch dapat mempelajari alamat hardware host tujuan, sehingga informasi bisa langsung dikirim ke host tujuan. Switch yang lebih cerdas dapat mengecek frame yang error dan dapat mem-blok frame yang error tersebut. (Iwan Sofana, 2012 : 70)
Gambar 2.8 Switch (Sumber : Iw`an Sofana, 2012 : 72)
19
•
Hub Hub mirip dengan switch, yaitu sebagai konsentrator. Namun, hub tidak “secerdas” switch. Jika informasi dikirim ke host target melalui hub maka informasi akan mengalir ke semua host. Kondisi semacam ini dapat menyebabkan beban traffic yang tinggi. Oleh sebab itu, sebuah hub biasanya hanya digunakan pada network berskala kecil. Ada perangkat network yang berfungsi mirip hub namun tidak memiliki banyak port (jalur). Perlatan tersebut adalah repeater. Sebuah repeater hanya berfungsi sebabgai penguat sinyal. Repeater dapat “memperluas” area network. Penguatan sinyal ini juga dilakukan oleh perangkat hub cukup banyak, maka hub disebut juga sebagai multiport repeater. (Iwan Sofana, 2012 : 75)
Gambar 2.9 Hub (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 76) 2.1.8 Model OSI (Open System Interconnection) Siapa saja yang ingin menekuni dunia jaringan komputer (Computer Networks) Sudah selayaknya meluangkan waktu untuk mempelajari model referensi standar yang disebut Open System Interconnection (OSI) sevenlayer model atau model OSI tujuh layer. Model OSI sering digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan komputer secara logika. Secara umu model OSI membagi berbagai fungsi network menjadi 7 lapisan. Sedangkan lembaga yang mempublikasikan model OSI adalah
20
International
Organization
for
Standaridization
(OSI).
Model
OSI
diperkenalkan pada tahun 1984. Model OSI menjadi semacam refrensi atau acuan bagi siapa saja yang ingin memahami cara kerja jaringan komputer. Walaupun OSI merupakan sebuah model yang diakui di dunia saat ini, namun tidak ada paksaan bagi pengembang hardware/software dan user untuk menggunakannya. (Iwan Sofana, 2012 : 92) Model OSI terdiri atas layer-layer atau lapisan-lapisan berjumlah 7 buah. Ketujuh layer tersebut yaitu : 1. Physical 2. Data Link 3. Network 4. Transport 5. Session 6. Presentation 7. Application
Gambar 2.10 Model OSI (Sumber : Iwan Sofana, 2012 : 93)
21
Berikut ini disajikan tabel yang menjelaskan fungsi setiap layer beserta contoh-contoh protocol yang sesuai untuk masing-masing layer
Tabel 2.4 OSI Layer Layer
Fungsi
Application
Menyediakan servis bagi berbagai aplikasi network
Presentation
Mengatur konversi dan translasi berbagai format data, seperti kompresi data dan enkripsi data
Session
Mengatur sesi (session) yang meliputi establishing (memulai sesi), maintaining (Mempertahankan sesi), dan terminating (mengakhiri sesi) antar entitas yang dimiliki oleh presentation layer
Transport
Menyediakan end-to-end communication protocol. Layer ini bertanggung jawab terhadap “keselamatan data”, seperti : mengatur flow control (kendali aliran data), error detection (deteksi error) and correction (koreksi), data sequencing (urutan data), dan size of packet (ukuran paket)
Network
Menentukan rute yang dilalui oleh data. Layer ini menyediakan logical addressing (pengalamatan logika) dan path determination (penentuan rute tujuan)
Data Link
Menentukan pengalamatann fisik (hardware address), error notification (pendeteksi error), frame flow control (kendali aliran frame), dan topologi network. Ada dua sublayer pada Data Link yaitu : Logical Link Control (LLC) dan Media Acces Control (MAC). LLC mengatur komunikasi, seperti error notification dan flow control. Sedangkan MAC mengatur pengalamatan fisik yang digunakan dalam proses komunikasi antar-adapter
Physical
Later ini menentukan masalah kelistrikan/gelombang/medan dan berbagai prosedur/fungsi yang berkaitan dengan link fisik, seperti besar tegangan/arus listrik, panjang maksimal media transmisi,
22
pergantaian fasa, jenis kabel dan konektor
2.1.9 Model DARPA Model Referensi DARPA atau DARPA Reference Model adalah sebuah referensi protocol jaringan yang diusulkan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat atau DoD (Department of Defense). (Iwan Sofana, 2012 : 242) Model Ini dinamai seperti itu karena lembaga yang mengembangkan adalah DARPA. Model DARPA sedikit berbeda dibandingkan model OSI. Baik model DARPA maupun model OSI, kedua-duanya menggunakan prinsip enkapsulasi. Model DARPA ini kemudian digunakan untuk membangun protokol TCP/IP yang menjadi pondasi bagi jaringan internet. Berbeda dengan model referensi OSI yang memiliki tujuh layer, model referesnsi DARPA hanya memiliki empat lapisan, yaitu : 4.
Application layer
3.
Host-to-host layer atau Transport layer
2.
Internetworking layer atau Internet layer
1.
Network Interface layer atau Physical layer Tabel 2.5 Model DARPA
Layer Application
Fungsi Menyediakan servis bagi aplikasi TCP/IP. Layer ini menangani high-level protocol, masalah representasi data, proses encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan
Transport
Mengatur komunikasi antar host. Layer ini menyediakan layanan pengiriman data dengan cara membuat logical connection di antara pengirim dan penerima. Layer Transport juga bertugas memecah data dan menyatukan kembali
Internet
Layer ini memiliki tugas utama dalam penentuan rute terbaik yang akan dilewati oleh paket-paket data. Pada layer ini ditentukan pula alamat logika, yaitu IP address
23
Network Interface
Berfungsi meletakkan frame-frame data yang akan dikirim ke media jaringan
Aplikasi Internet yang pertama kali ditemukan adakah FTP. Menyusul kemudian e-mail, dan telnet. E-mail menjadi aplikasi yang paling popular dimasa ARPANET. Tahun 1979 tercatat sebagai tahun berdirinya USENET yang pada awalnya menghubungkan Universitas DUKE dan UNC. Grup yang pertama kali dibentuk dalam USENET adalah grup net.*. Pada mulanya TCP/IP digunakan pada jaringan bernama ARPANET. Namun, saat ini telah menjadi protocol standar bagi jaringan yang lebih umum yang disebut internet. (Iwan Sofana, 2012 : 243) 2.1.10 IP Address dan Domain Name Pada layer Internet dapat dijumpai sebuah protocol yang popular, yaitu Internet Protocol (IP). IP merupakan protocol yang bersifat connectionless dan unreliable. Boleh dibilang IP merupakan inti dari protocol TCP/IP. Pada header IP ada field berisi informasi internet address atau IP address. IP address asal dan tujuan dari paket data dapat ditemukan di bagian ini. •
IP Address IP address dibentuk oleh sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit, yang dibagi atas 4 bagian. Setiap bagian panjangnya 8 bit. IP address merupakan identifikasi setiap host pada jaringan internet. Artinya tidak boleh ada host lain (yang tergabung ke internet) menggunakan IP address yang sama. Contoh IP address sebagai berikut 01000100 10000001 11111111 00000001 Apabila setiap bagian kita konversikan ke bilangan desimal maka IP address di atas menjadi : 68.129.255.1
24
Bentuk penulisan IP address dikenal dengan notasi “doted decimal”. Dalam praktiknya, IP address bentuk desimal inilah yang kita gunakan sebagai alamat host. Secara umum, IP address dapat dibagi menjadi 5 buah kelas. Kelas A, B, C, D, dan E. Namun dalam praktiknya hanya kelas A, B, dan C yang dipakai untuk keperluan umum. Ketiga kelas IP address ini disebut IP address unicast. IP address kelas D dan E digunakan untuk keperlua khusus. IP address kelas D disebut juga IP address multicast, sedangkan IP address kelas E digunakan untuk keperluan riset. (Iwan Sofana, 2012 : 261) Tabel 2.6 IP Class
•
Kelas
IP address
A
10.0.0.0 – 10.255.255.255
B
172.16.0.0 – 172.31.255.255.
C
192.168.0.0 – 192.168.255.255
Domain Name Manusia lebih mudah menghafal nama disbandingkan IP address. Itu sebabnya selama bertahun-tahun para ahli telah mencari cara untuk menggantikan IP address menjadi hostname (nama host). Pada tahun 1981, diusulkan sebuah metode konversi IP address menjadi hostname, dan sebaliknya. Metode ini disebut DNS (domain name server). Sebagai contoh, hostname www.yahoo.com digunakan untuk
menggantkan
IP
address
209.131.36.158.
Hostname
www.google.com untuk IP address 216.239.61.104, dan seterusnya. Ada dua cara penentuan domain name. Cara pertama menggunakan penamaan top level domain berdasarkan organisasi, seperti : com, edu, gov. Cara ini banyak digunakan di amerika. (Iwan Sofana, 2012 : 267)
25
Tabel 2.7 Top level domain yang digunakan di amerika Nama Domain
Jenis Organisasi Lembaga komersil, seperti
COM
perusahaan, took online, dsb Lembaga pendidikan, seperti
EDU
universitas, kampus, sekolah, dsb
ORG
Lembaga nonkomersial
GOV
Lembaga pemerintahan
MIL
Militer
NET
Layanan Jaringan
Untuk Negara lain selain Amerika penamaan domain biasanya diakhiri dengan kode negara (huruf ke-1 dan ke-2 suatu Negara, atau kebijakan negara tersebut). Tabel 2.8 Top level domain yang digunakan di luar amerika Top Level Domain
Negara
ID
Indonesia
IN
India
UK
Inggris
2.2 Teori yang Terkait dengan Tema Penelitian (tematik)
2.2.1 Load Balance Load balance dalam jaringan komputer adalah teknik untuk membagi beban (load) ke dalam beberapa jalur atau link. Ini dilakukan jika untuk menuju suatu network terdapat beberapa jalur (link). Tujuan dari load balance ini agar tidak ada link yang mendapatkan beban yang lebih besar dari link tersebut, maka akan tercapai keseimbangan (balance) penggunaan link-link tersebut.
26
Ada berbagai macam implementasi load balance yang sering dijumpai di lapangan. Yang paling sering adalah penerapan load balance pada saat suatu jaringan lokal yang memiliki dua atau lebih koneksi ke internet. Koneksi-koneksi tersebut dapat saja berasal dari ISP yang sama, maupun berasal dari ISP yang berbeda. (Rendra T, 2013 : 9) Metode load balancing sendiri ada 4 yang umum dipergunakan. Di antaranya: Static route dengan Address List, Equal cost multi path (ECMP), Nth, dan Per Connection Classifier (PCC). Masing-masing metode punya kelebihan, kekurangan dan karakteristiknya masing-masing. •
Static route dengan Address list Static route dengan Address list adalah metode load balancing yang mengelompokkan suatu range IP address yang dapat di atur untuk melewati salah satu gateway dengan menggunakan static routing. Metode ini sering di gunakan pada warnet yang membedakan PC untuk browsing dengan PC untuk Game online. Mikrotik akan menentukan jalur gateway yang di pakai dengan membedakan srcaddress pada paket data. -
Kelebihan: dapat membagi jaringan dengan topologi yang sederhana, tidak ribet, dan tidak ada disconnection pada client yang disebabkan perpindahan gateway karena load balancing.
-
Kekurangan: Gampang terjadi overload jika yang aktif hanya client-client pada salah satu address list saja.
•
Equal Cost Multi Path (ECMP) Equal Cost Multi Path adalah pemilihan jalur keluar secara bergantian pada gateway. Contohnya jika ada dua gateway, dia akan melewati kedua gateway tersebut dengan beban yang sama (Equal Cost) pada masing-masing gateway. -
Kelebihan: Dapat membagi beban jaringan berdasarkan perbandingan kecepatan di antara 2 ISP.
27
-
Kekurangan: Sering terjadi disconnection yang disebabkan oleh routing table yang restart secara otomatis setiap 10 menit.
•
Nth Nth bukanlah sebuah singkatan. Melainkan sebuah bilangan integer (bilangan ke-N). Nth menggunakan algoritma round robin yang menentukan pembagian pemecahan koneksi yang akan dimangle ke rute yang dibuat untuk load balancing. Pada dasarnya, koneksi yang masuk ke proses Router akan menjadi satu arus yang sama. Walaupun mereka datang dari interface yang berbeda. Maka pada saat menerapkan metode Nth, tentunya akan ada batasan ke Router untuk hanya memproses koneksi dari sumber tertentu saja. Ketika Router telah membuat semacam antrian baru untuk batasan yang kita berikan di atas, baru proses Nth di mulai. -
Kelebihan: Dapat membagi penyebaran paket data yang merata pada masing-masing gateway.
-
Kekurangan: Kemungkinan terjadi terputusnya koneksi yang disebabkan perpindahan gateway karena load balancing.
•
Per Connection Classifier (PCC) Per
Connection
Classifier
merupakan
metode
yang
menspesifikasikan suatu paket menuju gateway suatu koneksi tertentu. PCC mengelompokkan trafik koneksi yang keluar masuk Router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan dst-port. Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang telah dilewati di awal trafik koneksi. Sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang sudah dikirim. -
Kelebihan: Mampu menspesifikasikan gateway untuk tiap paket data yang masih berhubungan dengan data yang sebelumnya sudah dilewatkan pada salah satu gateway.
28
-
Kekurangan: Beresiko terjadi overload pada salah satu gateway yang disebabkan oleh pengaksesan situs yang sama.
2.2.2 Failover Failover adalah suatu teknik jaringan dengan memberikan dua jalur koneksi atau lebih dimana ketika salah satu jalur mati, maka koneksi masih tetap berjalan dengan disokong oleh jalur lainnya. Teknik failover ini cukup penting ketika kita menginginkan adanya koneksi jaringan internet yang handal. System yang mempunyai kemampuan failover akan menjamin bahwa aplikasi akan berjalan terus-menerus dan tidak terganggu akan kegagalan salah satu sub system karena ada proses penggantian sub system yang gagal ke sub system backup secara otomatis. Hal inilah yang disebut high availability. (Rendra T, 2013 : 12)
2.2.3 NAT Network Address Translation (NAT) adalah salah satu fitur pada firewall yang digunakan untuk melakukan perubahan field IP Address, baik IP Address pengirim maupun IP Address tujuan. Selain field IP Address, NAT juga dapat melakukan perubahan field port pengirim maupun port tujuan pada paket data. NAT lebih banyak diimplementasikan pada RouterRouter yang ditempatkan di antara jaringan lokal (private) dengan jaringan public (internet). (Rendra T, 2013 : 147) Terdapat dua chain pada firewall NAT, yaitu : •
Chain Source NAT (srcnat), digunakan untuk merubah field IP Address pengirim maupun port pengirim yang ada pada paket
•
Chain destination NAT (dstnat), digunakan untuk merubah field IP Address tujuan maupun port tujuan yang ada pada paket.
2.2.4 Mangle Mangle merupakan salah satu fitur pada firewall Router Mikrotik yang digunakan untuk memberi tanda (mark) pada paket data. Kadang
29
pekerjaan memberi tanda ini disebut marking. Tujuan memberikan tanda ini dimaksudkan agar paket tersebut lebih mudah dikenali lagi, yang pada akhirnya akan mempermudah filter, route, masquarede, routing maupun pada saat akan melakukan manajemen bandwith. Untuk dapat menggunakan fitur mangle dengan tepat, pertama – tama harus mengetahhui arah dan tujuan paket data, jenis-jenis protocol, penggunaan source/destination port, maupun connection state dari suatu paket data. Singkatnya, modal yang digunakan pada saat menerapkan firewall filter, akan digunakan juga pada saat akan menerapkan firewall mangle. Tanda atau marking yang diberikan kepada paket data, hanya dibaca dan digunakan pada Router yang bersangkutan. Marking tersebut akan dilepas pada saat paket akan meninggalkan Router. Sehinnga marking pada suatu Router tidak dapat digunakan pada Router lain. Firewall mangle juga nantinya akan terdiri dari susunan rule-rule, sama seperti firewall filter maupun NAT. Rule-rule tersebut juga akan dibaca secara berurutan dari atas ke bawah (top to bottom). (Rendra T, 2013 : 171) Berikut ini marking-marking yang digunakan : •
Connection Mark Connection Mark merupakan jenis marking yang digunakan untuk menandai adanya suatu koneksi. Sebuah komputer yang akan melakukan komunikasi akan mengeluarkan serangkaian paket (data stream). Connection Mark ini digunakan untuk memberikan tanda untuk paket yang pertama kali keluar dari komputer tersebut
•
Route Mark Router Mark adalah jenis marking marking yang diberikan kepada paket data untuk keperluan routing. Hasil dari route mark ini dapat dimanfaatkan pada saat akan melakukan konfigurasi default gateway maupun routing static. Route Mark juga dibutuhkan pada saat akan membuat suatu kebijakan atau manajemen routing (policy route).
30