47
BAB 1 SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan 1. Punishment yang tinggi yang dirasakan oleh karyawan berpengaruh langsung secara signifikan terhadap tingginya fasilitas manajemen yang diberikan oleh perusahaan (Hipotesis 1), karena antara punishment dengan fasilitas manajemen memiliki hubungan yang positif. Dengan kata lain, dari hasil penelitian ini dapat diartikan apabila seorang karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk mengalami stres kerja yang disebabkan oleh bentuk-bentuk punishment,
kemungkinan
akan
sangat
membutuhkan
fasilitas
dari
manajemennya secara langsung. Karena fasilitas dari manajemen yang diberikan secara langsung kepada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk, dinilai mampu menanggulangi stres kerja yang disebabkan oleh punishment tersebut. 2. Shift work yang tinggi yang dirasakan oleh karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk berpengaruh langsung secara tidak signifikan terhadap peningkatan fasilitas manajemen yang akan diberikan oleh perusahaan (Hipotesis 2). Sehingga fasilitas manajemen yang diberikan dalam bentuk training dan managerial support tidak mampu menanggulangi secara signifikan stres kerja yang diakibatkan oleh shift work. Hal ini dimungkinkan karena adanya variabel atau indikator lain selain training dan managerial support yang tidak diteliti, yang kemungkinan akan mampu membuat fasilitas manajemen dapat menanggulangi stres kerja yang diakibatkan oleh shift work secara signifikan. Mengenai variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini, dapat dilakukan pada penelitian-penelitian lainnya. 3. Pada tingkat kecocokan seorang karyawan dengan lingkungannya (PersonEnvironment fit) di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang meliputi tingkat kecocokan
dengan
organisasinya
(Person-Organization
fit),
tingkat
kecocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan jenis pekerjaan yang
48
diberikan (Person-Job fit) dan tingkat kecocokan antara kebutuhan yang diinginkan dengan kompensasi yang diterima dari pekerjaannya (NeedSupply fit) berpengaruh langsung secara signifikan terhadap peningkatan fasilitas dari manajemen yang akan diberikan (Hipotesis 3), karena antara P-E fit dengan fasilitas manajemen memiliki hubungan yang positif. Dapat diartikan berdasarkan hasil penelitian ini bahwa, seorang karyawan yang memiliki P-E fit yang tinggi cenderung akan menilai sebuah fasilitias dari manajemen sebagai suatu hal yang sangat diperlukan. Karena seorang karyawan yang memiliki P-E fit yang tinggi, akan memandang bahwa sebuah fasilitas dari manajemen sebagai suatu fasilitas guna menunjang serta mengembangkan kemampuannya. 4. Fasilitas dari manajemen yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk training dan managerial support kepada karyawan di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk berpengaruh langsung secara signifikan terhadap wellbeing yang dirasakan oleh karyawan (Hipotesis 4), akan tetapi hubungan yang signifikan tersebut tidak saling berbanding lurus, karena antara fasilitas dari manajemen yang diberikan dengan pencapaian wellbeing karyawan memiliki hubungan negatif. Dengan kata lain, berdasarkan hasil penelitian ini dapat diartikan apabila seorang karyawan yang mendapatkan fasilitas dari manajemen berupa pelatihan (training), kemungkinan tidak akan dapat menikmati waktu-waktu senggangnya dan cenderung akan merasakan kelelahan fisik yang lebih dari biasanya dan kemungkinan seorang karyawan akan merasa bahwa dirinya tidak kompeten dalam pekerjaannya. Hal ini dikarenakan, bentuk pelatihan (training) pada umumnya diberikan di luar jam kerja, sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk menjalankan tuntutan dari perusahaan dan cenderung akan dipandang sebagai suatu hal yang negatif, sehingga dari hasil penelitian ini dapat dikatakan seorang karyawan yang mendapatkan fasilitas manajemen secara langsung, kemungkinan akan memperoleh tingkat pencapaian wellbeing yang rendah. 5. Tingkat wellbeing yang dirasakan oleh seorang karyawan berpengaruh langsung secara signifikan terhadap tingkat kepuasan pelanggan yang
49
dihasilkan di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Hipotesis 5), akan tetapi hubungan yang dimiliki antar keduanya memiliki hubungan yang negatif, sehingga dapat dikatakan tidak saling berbanding lurus. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diartikan, seorang karyawan yang memiliki tingkat wellbeing yang tinggi kemungkinan akan menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang rendah, hal ini dimungkinkan dapat terjadi, karena seorang karyawan yang memiliki tingkat wellbeing yang tinggi cenderung akan menjadi tidak sungguh-sungguh dalam bekerja, hal ini dapat disebabkan kemungkinan bagi karyawan yang merasa wellbeingnya telah terpenuhi, baik dari segi kesehatannya, kepuasan terhadap pekerjaannya dan kemampuannya dalam menikmati waktu senggang yang dimilikinya, akan cenderung beranggapan bahwa tidak ada hal lain lagi yang harus dipenuhi, sehingga tingkat kepuasan pelanggan yang akan dihasilkan tidak lagi menjadi prioritas utama dalam pekerjaannya. Dengan demikian, apabila tingkat wellbeing yang tinggi yang dimiliki karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk cenderung akan menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang rendah. 6. Tingkat kecocokan seorang karyawan dengan lingkungannya (PersonEnvironment fit) di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang meliputi tingkat kecocokan
dengan
organisasinya
(Person-Organization
fit),
tingkat
kecocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan jenis pekerjaan yang diberikan (Person-Job fit) dan tingkat kecocokan antara kebutuhan yang diinginkan dengan kompensasi yang diterima dari pekerjaannya (NeedSupply fit) berpengaruh langsung secara signifikan terhadap peningkatan wellbeing yang dirasakan oleh karyawan (Hipotesis 6), karena antara P-E fit dengan wellbeing memiliki hubungan yang positif. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa apabila seorang karyawan dengan tingkat P-E fit yang tinggi, kemungkinan juga akan merasakan tingkat wellbeing yang tinggi pula, ini dimungkinkan dapat terjadi karena bagi karyawan yang tingkat P-E fit nya tinggi akan lebih cenderung memiliki rasa nyaman yang besar dalam menjalani setiap pekerjaannya dan juga ketika berada di lingkungan organisasinya, dengan rasa nyaman yang dimiliknya tersebut, maka seorang
50
karyawan akan cenderung dapat merasakan wellbeing yang tinggi, baik dalam hal kesehatan dan kemampuannya dalam menikmati waktu senggang, begitu juga dalam hal kepuasan terhadap pekerjaanya. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa, tingkat P-E fit yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan juga mempengaruhi tingkat pencapaian wellbeing yang tinggi pula secara langsung. 7. Tingkat kecocokan seorang karyawan dengan lingkungannya (PersonEnvironment fit) di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang meliputi tingkat kecocokan
dengan
organisasinya
(Person-Organization
fit),
tingkat
kecocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan jenis pekerjaan yang diberikan (Person-Job fit), dan tingkat kecocokan antara kebutuhan yang diinginkan dengan kompensasi yang diterima dari pekerjaannya (NeedSupply fit) berpengaruh langsung akan tetapi tidak secara signifikan terhadap peningkatan tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan (Hipotesis 7), karena memiliki hubungan yang negatif antar keduanya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa seorang karyawan yang memiliki tingkat P-E fit yang tinggi cenderung tidak berpengaruh secara langsung dengan tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan, karena seorang karyawan dengan tingkat P-E fit yang tinggi belum tentu dapat memenuhi tingkat kepuasan pelanggan, sehingga diperlukan variabel lain guna memenuhi tingkat kepuasan pelanggan. Dari hasil model penelitian ini dimungkinkan antara P-E fit dengan tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan
membutuhkan
fasilitas
manajemen
atau
wellbeing,
agar
hubungannya dapat menjadi signifikan dalam hal mencapai tingkat kepuasan pelanggan.
5.2
Saran 1. Variabel-variabel yang memiliki hubungan yang tidak signifikan dapat diteliti lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih banyak atau menambahkan variabel-variabel lain. 2. Reliabilitas-reliabilitas item test dapat terus ditingkatkan.
51
3. Model penelitian ini dapat digeneralisasikan dengan menggunakan sampel yang berbeda. 4. Penanggulangan stres kerja yang disebabkan punishment, shift work dan P-E fit dapat diteliti lebih lanjut dengan menggunakan variabel lain.