BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan bahayanya merokok (Kompas. 2012). Di tempat-tempat yang telah diberi tanda “dilarang merokok” sebagian orang ada yang masih terus merokok (Litbang 2003). Masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa menghisap rokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, bahkan dalam riset yang di lakukan oleh Riskesdes (2007) dijelaskan bahwa merokok dapat mempengaruhi kesehatan baik pada paru-paru (sistem pernafasan), jantung, kanker, dan masih banyak lagi hal negatif yang di dapat dengan merokok. Perilaku merokok dapat didefinisikan sebagai aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2003).
Organisasi Kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO), sebanyak satu miliar orang di dunia akan meninggal karena tembakau atau penyakit yang disebabkannya. Rerata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun persentase yang tertinggi terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (52,1%), disusul oleh Riau (51,3%), Sumatera Selatan (50,4%), Nusa Tenggara Barat (49,9%) DAN Lampung (49,9%). (DEPKES RI, 2010). Prevalensi perokok di Pulau Jawa, provinsi Jawa Barat memiliki persentase tertinggi
1
2
(30,39%) dengan 20% perokok aktif merupakan siswa SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi, kemudian Jawa Tengah (25,3%), Daerah Istimewa Yogyakarta (25,3%), Jawa Timur (25,1%) (Riskesdas, 2010).
Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali kaitannya dengan kenikmatan (Hurlock, 2000 ). Sitepoe dalam buku Alasan merokok (2004) menyebutkan bahwa alasan utama menjadi perokok adalah karena ajakan temanteman yang sukar ditolak, Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok.
Akibat perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru pada perokok akan timbul permasalahan fungsi paru (khususnya dapat menurunkan kapasitas vital paru-paru) dengan segala macam gejala klinis diantaranya sesak napas dan batuk(Siti M, 2006).Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat merokok, maka pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang meninggal karena merokok (WHO 2001). Diestimasikan pada tahun 2030 mendatang 10 juta orang akan meninggal setiap tahunnya karena merokok. Rokok yang dibakar akan menghasilkan ribuan zat yang berbahaya, namun dalam hal ini kita bahas saja gas CO dan nikotin. Gas CO Sebagaimana diungkapkan diatas, gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam satu ruangan
3
(Prof, Kusmana, 2007). Gas CO yang di hasilkan asap rokok mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil. Dapat dipahami penyempitan itu dapat berakibat sumbatan di otak, penyempitan pembuluh darah jantung, penyakit paru menahun, betis kaki menjadi sakit malahan sampai pembusukan kering (gangrene), kemandulan, keguguran atau kematian bayi di dalam kandungan, atau bayi lahir prematur atau cacat. Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya kan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok (Depkes RI, 2004).
Walaupun telah banyak dokumentasi mengenai akibat buruk dari merokok dan kematian yang disebabkannya, perilaku merokok tidak pernah surut (Kompas 2012). Kalau kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti di lingkungan rumah,
4
kampus, angkutan umum, maupun di jalan-jalan, hampir setiap saat dijumpai orang yang merokok. Bahkan di sebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun, orang tetap tenang saja mengembuskan asap rokoknya dan sering kali orang-orang di sekelilingnya juga tidak peduli (Depkes Ri 2001). Hal tersebut disebabkan adanya pengaruh adiksi dari nikotin, disamping pengetahuan mengenai akibat rokok pada kesehatan masih kurang, serta dampak rokok yang tidak langsung dirasakan, akan tetapi muncul setelah jangka waktu yang cukup lama. Dengan demikian upaya pencegahan di masyarakat harus terus ditingkatkan misalnya dengan menerbitkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian tentang dampak merokok terhadap kesehatan, larangan iklan dan promosi rokok secara menyeluruh dll.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin meneliti tentang hubungan tingkat merokok dengan kapasitas vital paru di desa Kepanjen RT 08 RW 01 Kecamatan Jombang Kota. Semoga dengan adanya penelitian-penelitian tentang dampak kesehatan dari rokok maka akan menambah wawasan masyarakat guna peningkatan pengetahuan kesehatan paru-paru dan mengenai bahaya rokok itu sendiri sehingga mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk hidup bebas rokok dan dapat membantu Indonesia untuk hidup lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah : adakah hubungan tingkat merokok dengan kapasitas vital paru di desa Kepanjen RT 08 RW 01 Kecamatan Jombang kota.
5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan tingkat merokok dengan kapasitas vital paru di desa Kepanjen RT 08 RW 01 Kecamatan Jombang kota. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi kejadian merokok di desa Kepanjen RT 08 RW 01 Kecamatan Jombang kota 2. Mengidentifikasi kapasitas vital paru di desa Kepanjen RT 08 RW 01 Kecamatan Jombang kota 3. Menganalisa hubungan tingkat merokok dengan kapasitas vital paru di desa Kepanjen RT 08 RW 01 Kecamatan Jombang kota
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Dengan penelitian ini di harapkan peneliti dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan paru-paru, dan manfaat dari tidak merokok.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk proses belajar pemberian Asuhan keperawatan dan dapat digunakan sebagai tambahan bahan kepustakaan serta penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi Layanan Kesehatan Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya kesehatan khususnya kesehatan paru di masyarakat desa kepanjen RT 08 RW 1, Sehingga masyarakat dapat mengurangi bahkan berhenti merokok.