BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut The Tobacco Atlas (2012), 20% jumlah populasi dewasa dunia adalah perokok. Pada tahun 2009, sebanyak 5,9 triliun rokok telah dikonsumsi oleh populasi dunia dimana terdapat 13% peningkatan konsumsi rokok dari dekade lalu. China merupakan konsumen rokok tertinggi di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi pada tahun 2009 sebanyak 2,264,900 milyar batang rokok diikuti Rusia sebanyak 390,000 batang rokok dan seterusnya Amerika Syarikat sebanyak 315,700 batang rokok. Konsumen rokok tertinggi keempat di dunia adalah Indonesia
dengan jumlah rokok yang dikonsumsi sebanyak 260,800
batang rokok dan diikuti negara Jepang dengan angka 233,900 batang rokok. National Health Interview Survey Amerika Syarikat telah melakukan satu penelitian dari tahun 1965-2000 mengenai persentase perokok berdasarkan usia, status ekonomi, status pendidikan dan ras. Ternyata berdasarkan kelompok usia, jumlah perokok paling tinggi terdiri dari usia 25-44 tahun. Manakala berdasarkan status ekonomi, perokok dengan angka tertinggi terdiri dari mereka yang datang dari status ekonomi rendah. Berdasarkan status pendidikan pula, peratus perokok paling tinggi terdiri dari pemegang diploma. Ras yang mempunyai jumlah perokok yang paling tinggi adalah American Indian dan yang paling rendah adalah orang Asia (Giovino, 2002). Kebiasaan merokok menyebabkan 30% dari semua jenis kanker. Perokok tidak hanya meninggal akibat kanker paru tetapi juga kanker lain seperti kanker mulut, larynx, esophagus, ginjal, kandung kemih, serviks dan darah (leukemia). 87% dari semua kanker paru disebabkan oleh kebiasaan merokok (Jacobs, 1997). Perokok berat merupakan penyebab utama terjadinya serangan jantung iskemik dan kematian pada perokok yang berusia 30-40 tahun yang tidak mempunyai faktor resiko serangan miokard (Mrunal dan Aundhakar, 2012) .
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 435,000 orang meninggal karena merokok setiap tahun dan 174, 000 perokok meinggal akibat penyakit jantung. Perokok yang meninggal akibat kanker adalah sebanyak 143,000 dan dari itu 83,000 disebabkan oleh kanker paru dan 26,000 oleh karena stroke. Sebanyak 53,000 perokok pasif meninggal setiap tahun. Perokok pasif mempunyai resiko 34% lebih tinggi untuk menderita kanker paru dan 30% resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung. Setiap tahun second hand smoke menyebabkan 3,000 kematian akibat kanker paru dan 37,000 kematian akibat penyakit jantung pada bukan perokok yang berusia 35 tahun dan ke atas (Jacobs, 1997).
Gambar 1.1: Jumlah penyebab kematian di dunia akibat bahan kimia. (Jacobs M, 1997. The First to the Last Ash: The History, Economics and Hazards of Tobacco)
Di Indonesia, 78% warga mulai merokok sebelum usia 19 tahun. Global Youth Tobacco Survey telah melakukan satu penelitian pada anak yang berusia 1315 tahun dan telah dibuktikan bahwa 24-41% pria sudah mulai merokok pada usia tersebut. Jumlah perokok di Indonesia adalah sebanyak 34%. Pada tahun 1995, 53% pria merokok dan angka ini meningkat menjadi 63% pada tahun 2004
Universitas Sumatera Utara
Manakala jumlah wanita yang merokok pada tahun 1995 adalah sebanyak 1,7% dan pada tahun 2004 meningkat kepada 4,5% (Barber S et al., 2008).
Table 1.1: Jumlah perokok di Indonesia mengikut usia dari tahun 19952004 (Barber S, Adioetomo SM, Ahsan A, Setyonaluri D., 2008. Tobacco Economics in Indonesia. International Against Tuberculosis and Lung Disease)
Sebanyak 200,000 orang meninggal abikat kebiasaan merokok dan 25,000 meninggal akibat menjadi perokok pasif di Indonesia. Setiap 8 perokok aktif yang meninggal, 1 perokok pasif akan meningggal akibat paparan asap rokok (Barber S et al., 2008). Salah satu dampak kebiasaan merokok pada tubuh manusia adalah pada parameter hematologik. Pada keadaan normal kadar hemoglobin pada pria adalah 16,0 g/dl dan 14,0 g/dl pada wanita. Kadar hemoglobin kurang dari 5,0 g/dl dapat menyebabkan gagal jantung manakala kadar hemoglobin yang lebih dari 20,0 g/dl akan
menyebabkan
terjadinya
penyumbatan
pada
kapiler
oleh
kerana
hemokonsentrasi. Eritrosit memiliki fungsi utama mengikat hemoglobin dan membawa ke sirkulasi (Ganong, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Jumlah normal leukosit pada orang dewasa rata-rata 4.000-11.000 sel per mikroliter darah. Keadaan dimana jumlah leukosit yang di atas normal disebut leukositosis manakala di bawah normal disebut leukopenia. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respon hemostasis normal jika terjadi cedera pada vaskular. Jumlah trombosit normal adalah antara 200.000500.000 per mikroliter darah (Ganong, 2010). Perubahan parameter hematologik pada perokok berat dapat menyebabkan resiko tinggi untuk terjadinya penyakit oklusi pembuluh darah (Mrunal dan Aundhakar, 2012). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Akiko Kume et al. (2009) di Jepang tentang efek dosis rokok pada komponen darah dan telah terbukti bahwa kadar hemoglobin pada perokok 1,1 kali lebih tinggi berbanding bukan perokok manakala kadar leukosit 1,2 kali lebih tinggi pada perokok berbanding bukan perokok. Selain itu, Aseel A.Alhemieri (2008) juga telah melakukan satu penelitian untuk melihat efek merokok pada kadar parameter hematologik dan biokimia darah dan ternyata terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kadar hemoglobin, eritrosit, leukosit, kolesterol dan glukosa pada perokok berbanding bukan perokok. Manakala menurut penelitian Mrunal dan Aundhakar (2012) tentang efek merokok terhadap parameter hematologik pada perokok yang berusia muda telah mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap kadar hemoglobin darah dan parameter hematologik yang lain. Efek rokok pada parameter hematologik hanya dapat dilihat pada perokok yang merokok lebih dari 15 tahun. Penelitian yang telah dilakukan sebelum ini tidak mencantumkan kriteria tersebut dan tidak banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat efek dosis rokok terhadap parameter hematologik. Oleh itu, dalam penelitian ini kajian dilakukan terhadap efek dosis rokok. Dengan latar belakang demikian, peneliti ingin mengkaji tentang gambaran parameter hematologik pada perokok dan bukan perokok pria di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:
Bagaimanakah gambaran parameter hematologik pada perokok dan bukan perokok pria di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2013?
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1.
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran parameter hematologik pada perokok dan bukan perokok pria di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2013.
1.3.2.
Tujuan Khusus 1. Mengetahui kadar hemoglobin darah pada perokok dan bukan perokok di RSUP Haji Adam Malik. 2. Mengetahui kadar eritrosit darah pada perokok dan bukan perokok di RSUP Haji Adam Malik. 3. Mengetahui kadar leukosit darah pada perokok dan bukan perokok di RSUP Haji Adam Malik. 4. Mengetahui kadar trombosit darah pada perokok dan bukan perokok di RSUP Haji Adam Malik. 5. Melihat perbedaan antara parameter hematologik pada perokok dan bukan perokok. 6. Melihat efek dosis rokok terhadap parameter hematologik.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk: 1. Penelitian Kedokteran: Hasil penelitian diharapkan menjadi kontribusi sebagai sumber informasi dalam penerapan pengalaman ilmiah untuk peneliti di masa akan datang. 2. Petugas Kesehatan Masyarakat: Dapat merencanakan suatu strategi pelayanan kesehatan untuk mengurangi jumlah perokok di Medan. 3. Masyarakat: Sebagai bahan informasi tentang bahayanya rokok dan dampaknya terhadap komponen darah manusia. 4. Pemerintah: Penelitian ini dapat menjadi satu pedoman kepada pemerintah untuk membanteras pengeluaran rokok di Indonesia dan sekaligus meningkatkan program kesadaran tentang dampak-dampak rokok yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara