BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dewasa ini volume dan beban kendaraan cenderung terus meningkat sehingga diperlukan
suatu
inovasi
dalam
bidang
pemeliharaan
jalan
guna
mempertahankan kinerja jalan atau menambah umur rencana jalan dalam melayani beban lalu lintas dengan melakukan pemeliharaan ataupun perbaikan terhadap kerusakan. Pada umumnya dilakukan penambahan lapisan tambahan secara terus menerus agar umur rencana jalan meningkat namun hal ini dapat mengakibatkan bertambahnya elevasi jalan dikarenakan proses pelapisan berulang. Penambahan elevasi ini dapat membahayakan pengguna jalan. Pengerukan lapisan permukaan perkerasan lama dengan cara cold milling sebelum dilakukan pelapisan perkerasan baru merupakan solusi dari penambahan elevasi jalan. Namun metode ini tentunya akan membutuhkan biaya dan waktu pelaksanaan yang lebih banyak namun material hasil pengerukan yang jumlahnya sangat banyak ini dapat dimanfaatkan kembali dengan optimal. Penggunaan material hasil kerukan yang biasa dikenal dengan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) ini biasanya digunakan hanya untuk material urugan, material untuk penambalan atau tidak dipergunakan sama sekali dibiarkan menumpuk sehingga mengganggu lingkungan. Maka hasil dari cold milling ini perlu didaur ulang sebagai bahan campuran perkerasan jalan agar kelestarian lingkungan terjaga. Sistem daur ulang perkerasan jalan mulai populer di negara maju sejak tahun 1980-an, seiring dengan kesadaran banyak orang tentang pentingnya pelestarian alam. Agar sumber daya alam tidak cepat habis, agregat dan aspal dari perkerasan lama perlu dipakai kembali dengan sistem daur ulang. Keuntungan
1
2
yang didapatkan dari sistem daur ulang ini ialah penghematan material, mengurang biaya konstruksi, menjaga kondisi geometrik perkerasan, ramah lingkungan, dan hemat energi. Dari sistem daur ulang ini, ada 2 (dua) cara umum yang biasa dilakukan, yaitu in-place recycling dan central plant recycling. In-place recycling adalah pendaur ulangan perkerasan aspal yang dilakukan langsung ditempat. Sedangkan central plant recycling merupakan pencampuran bahan daur ulang dan agregat baru yang dilakukan di suatu plant (seperti AMP / Asphalt Mixing Plant). Sedangkan central plant recycling biasanya dilakukan karena diperlukan penambahan agregat baru, selain tambahan aspal minyak baru untuk memperbaiki gradasi terutama untuk fraksi kasarnya sekaligus memperbaiki mutu campuran perkerasan. Dalam mendesain perkerasan Asphalt Concrete (AC) baru dengan menggunakan material RAP ini perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kadar aspal dan gradasi dari material itu sendiri. Apabila gradasi telah memenuhi spesifikasi AC barulah dapat diputuskan langkah perbaikan yang diperlukan serta mix design yang tepat untuk
mendapatkan
lapisan
perkerasan
AC
yang
diinginkan
dengan
diperolehnya proporsi campuran yang didapat dari mix design tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil sebagai acuan pelaksanaan membuat rancangan campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dengan menggunakan bahan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) ditambah dengan agregat baru yang memenuhi persyaratan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 2 dengan zeolit alam sebagai aditif campuran aspal panas dengan suhu pencampuran 150°C.
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Nilai masing-masing kadar aspal optimum dari campuran agregat baru dan material RAP dengan zeolit alam sebagai aditif.
3
2. Karakteristik Marshall dari campuran agregat baru dan material RAP dengan zeolit alam sebagai aditif. 3. Perbandingan ideal antara agregat baru dengan material RAP.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk meneliti karakteristik Marshall pada campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) dengan pemanfaatan kembali material Reclaimed Asphalt Pavement sebagai material campuran, tanpa mengurangi kualitas yang ditinjau dari pengaruh kombinasi agregat material baru dan material Reclaimed Asphalt Pavement dengan zeolit alam sebagai aditif pada suhu pencampuran 150°C.
1.4 Batasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penggunaan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) yang didapat dari ruas Jalan Arteri Utara, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Transportasi Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada. Ruang lingkup dibatasi pada: 1. Benda uji berbentuk silinder berdiamensi diameter 100 mm dan tinggi 60 – 70 mm dengan komposisi penyusun berupa agregat kasar, agregat halus, filler, aspal Pertamina pen 60/70, material Reclaimed Asphalt Pavement dan zeolit alam. 2. Variasi komposisi material Reclaimed Asphalt Pavement dan agregat baru yang dipakai adalah 10% RAP, 20 % RAP, 30 % RAP, 40% RAP, dan 50%RAP. 3. Agregat baru yang dipakai baik agregat kasar dan agregat halus diambil di Clereng, Kulonprogo. 4. Bahan pengisi campuran (filler) menggunakan abu batu.
4
5. Zat aditif yang digunakan berupa zeolit alam yang diambil dari Klaten, Jawa Tengah sejumlah 3% dari total agregat ditiap benda uji, lolos saringan no. 200. 6. Hasil kadar aspal yang terkandung pada material Reclaimed Asphalt Pavement didapatkan dengan melakukan pengujian ekstraksi dengan cara uji ektraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas sesuai dengan RSNI M 05-2004 dan tanpa pengujian lanjutan mengenai sifat aspal pada RAP. 7. Variasi kadar aspal tambahan pada campuran untuk mendapatkan kadar aspal optimum pada tiap kombinasi campuran menggunakan variasi kadar aspal perkiraan ±1,5% dengan interval 0,5% yaitu -1%; -0,5%; Pb; +0,5%; +1%. 8. Pencampuran dengan hotmix menggunakan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 2 9. Pengujian mutu campuran dilakukan dengan alat Marshall Testing Machine. 10. Uji Marshall standar dengan 2 x 75 kali tumbukan.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang: 1. Memperoleh hasil komposisi material campuran aspal panas dengan pemanfaatan kembali material RAP sebagai bahan campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). 2. Sebagai masukan kepada semua pihak yang bersangkutan khususnya Dinas Pekerjaan Umum bidang Jalan Raya dan menjadi refrensi untuk penelitian selanjutnya
5
1.6 Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis penelitian tentang Daur Ulang Reclaimed Asphalt Pavement sebagai Asphalt Concrete Wearing Course dengan Zeolit Alam sebagai Aditif terhadap Campuran Aspal Panas, telah dilakukan penelitian sebelumnya diantaranya: 1. Djoko Satriyo Poerwowibowo (2008) menulis “Daur Ulang Material Eks Cold Milling Sebagai Bahan Pelapisan Ulang AC Wearing Course” menemukan bahwa dalam kondisi aspal optimum pada kombinasi campuran material eks cold milling dan material baru 75% / 25% memperoleh nilai kepadatan 2,41 gr/cm3 dengan VMA menjadi 15,04%, VFWA 71,61% dan VIM 4,28%. 2. Suwantoro (2010) menulis “Optimasi Penggunaan Material Hasil Cold Millling Untuk Daur Ulang Lapisan Perkerasan Jalan Beton Aspal Type AC (Asphalt Concrete)” menemukan bahwa secara rata-rata campuran Beton Aspal “Do Nothing” (Campuran dengan 100% RAP tanpa modifikasi) tidak memenuhi persyaratan AC dan harus dilakukan modifikasi campuran. Campuran beton aspal modifiasi dengan kadar aspal optimum 5,125% menghasilkan Marshall Stability 1815,69 kg; Flow 3,97 mm; Void Filled with Bitumen (VFB) 77,77%; Void In Mix (VIM) 3,38%; Density 2,42 gr/cm3.