26
21-20 April 2016
Awas! Kini Tak Semua Bisa Akses Jalan Unmul
SALAM REDAKSI Salam Persma Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Unmul tengah mengalami pergolakan berdarah yang terjadi di beberapa fakultas. Pembacokan yang terjadi di Sekretariat BEM Farmasi dan Fakultas Kehutanan Unmul menjadi cambuk bagi lemahnya sistem keamanan yang diterapkan oleh kampus terbesar se Kalimantan Timur ini. Dalam penerapannya, dari 14 fakultas di Unmul. Hanya segelintir yang memiliki keamanan memadai. Adanya pos keamanan tidak berjalan efektif tanpa ditunjang personil pengamanan yang memadai. Bisa dihitung jari memang. Namun, inilah realita yang jelas tergambar dari wajah Unmul.
Berkaca dari kejadian tersebut, Unmul tak ingin kecolongan lagi. Sederet formula yang dianggap efektif mulai diterapkan oleh petinggi kampus untuk memberi keamanan bagi mahasiswa "di rumahnya sendiri." Mulai dari pembangunan loket di tiga pintu masuk yang telah usai akhir tahun 2015 lalu hingga pemasangan tralis di Student Centre. Hadirnya loket sebagai akses masuk Unmul menjadi perhatian t e r s e n d i r i b a g i m a h a s i s wa . B a nya k ya n g menggantungkan pesan agar Unmul jauh lebih aman dari sebelumnya. Majalah Sketsa edisi 26 kali ini menghadirkan tema "Cegah Kriminalitas. Unmul Perketat Akses Masuk." Sudah sewajarnya mahasiswa merasa aman di kampus sendiri.
Semangat Berbagi dan Menginspirasi Edisi
26
Ketua Umum
Raden Roro Mira Budiasih Sekretaris
Rizky Rachmadiani Bendahara
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sketsa Universitas Mulawarman. Ketua Redaksi
ALAMAT
Gedung Student Center Unmul Lt. 2 Jl. Barong Tongkok, Samarinda 75123
TWITTER
FACEBOOK
@SketsaUnmul
LPM Sketsa Unmul
Sri Nurliyanti Ketua Divisi Litbang
Annisa Fadiyah D.P
Achmad Syahrif
Redaktur Pelaksana
Staff Mayang I.R Biru Indah Permata Sari
Wahid Tawaqal Redaktur Foto
Jati Dwi Juwitaningrum Redaktur Online
Ketua Divisi Biro Iklan dan Pemasaran
LINE
INSTAGRAM
Amelia Rizky Yunianty
Sartika Novianti
@sev9744k
@sketsaunmul
Staff Mayang Sari, Darul Asmawan, Khajjar Rohmah, Dena Noor A, Mayda R, Ita Purnamasari, Monika W P, Julianthy Diana N, Dede Widian P, Abdul Ariz, Irma Sabariah
Staff Agus Ari Wibowo Hafizdzaki Mcd
EMAIL
[email protected]
Pelindung Dr. Ir. Encik Ahmad Syaifudin, M.P
Pembina Nurliah Simollah, S.Sos, M.I.Kom Dr. Mahendra Putra Kurnia, S.H, M.H
Layouter Majalah Dena, Zaki, Kiki Fotografer Majalah Jati, Dea, Elisha, Tiara, Fajar, Aisyah
Kru Magang Eka, Rosmi, Icha, Sanah, Novita, Faqih, Awanda, Wildan, Kiky, Adel, Deni, Dea, Regita, Aisyah, Anisa, Innaya, Tangkas, Nico, Maya, Fitia, Ardan, Adytya, Tiara, Syahril, Luthfi, Dayat, Zawil, Septian, Tati, Fajar, Meru
Edisi
26
1
DAFTAR ISI
Berita Kampus
Feature Belajar Sapeq Tidak Harus Gengsi
Birokrat Kampus Optimalkan Keamanan
3
Unmul Perlu SOP Keamanan
5
IMAPA: Bangun Loket, Unmul Cari Masalah
6
Komunitas Klinik Jalanan, Berawal Dari Archimedes
14
Lifestyle
Loket Diterapkan Yupa Siap-Siap
7
Unmul Ibarat Rumah, Loket Buat Aman
8
Rahmat: Personil Keamanan Kampus Perlu Ditambah
12
9
Dibacok Saat Mengunduh Tugas
10
Enggan Dipungut Biaya
11
Hari Peduli Sampah Nasional 2016
15
Sastra Tanda Tanya
16
Iptek Augmented Reality
17
Lensa Jurnalistik 19
25 21 Des 2015
Download pula majalah PDF LPM Sketsa edisi sebelumnya di: sketsaunmul.co Edisi
26
2
BERITA KAMPUS
Birokrat Kampus Optimalkan Keamanan education kepada masyarakat. Bahwa masuk area Unmul adalah tempatnya orang terdidik. Jadi harus tertib," tegasnya.
Lakukan Sosialisasi
Abdunnur (Wakil Rektor Bidang Umum, Sumber Daya Manusia dan Keuangan)
SKETSA - Beberapa kasus kriminal yang terjadi di area Kampus Gunung Kelua Universitas Mulawarman menjadi evaluasi besar bagi keamanan kampus. Tercatat empat kasus kriminal sepanjang 2015. Mulai dari pencurian, pembegalan, pembacokan mahasiswa hingga eksibisionis. Salah satu penyebab kriminalitas kampus ialah mudahnya akses keluar masuk Unmul. Siapapun bisa lalu lalang di kompleks pendidikan ini dengan leluasa. Menyikapi hal itu, pihak birokrat membangun pos keamanan yang berfungsi sebagai loket keluarmasuk di tiga jalan menuju Kampus Gunung Kelua. Pertama dari Jalan Perjuangan, Jalan Gelatik, hingga jalan utama M. Yamin. Pos keamanan yang dibangun sejak Oktober direncanakan beroperasi awal tahun 2016. Namun, karena terjadi pengrusakan di beberapa pos, jadi belum difungsikan. Kepala Bagian Umum, Hukum Tata Laksana, dan Perlengkapan, Sugiarta meyakini pengrusakan yang terjadi karena kesengajaan. Namun, ia tidak bisa menerka siapa pelakunya. Apakah dari pihak mahasiswa atau warga sekitar. "Jelas pengrusakan itu disengaja, ada batunya kok dibawah," tandasnya. Ia pun mengakui kurangnya s o s i a l i s a s i p a d a m a s ya r a k a t h i n g g a a d a kesalahpahaman. Pos dibangun untuk keamanan dan pendidikan kepada warga. "Paling tidak kita berikan
Untuk memberikan penjelasan sekaligus mendengar aspirasi dari berbagai pihak. Birokrat Unmul mengadakan sosialisasi terkait pos keamanan pada Selasa (16/2) di Ruang Rapat Rektorat Lantai III. Sosialisasi dihadiri oleh berbagai pihak. Termasuk perwakilan fakultas, BEM KM Unmul, dan tokoh masyarakat. Dari sosialisasi tersebut, Wakil Rektor Bidang Umum, Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Abdunnur mengatakan masyarakat mendukung penuh pembangunan pos keamanan di Komplek Gunung Kelua. Bahkan warga siap untuk menjaga dan menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi bukan dari warga. Menindaklanjuti pengrusakan pos keamanan, Abdunnur berjanji akan segera memperbaiki. "Pos yang rusak akan kita perbaiki. Warnanya juga akan kita perbarui," katanya. Abdunnur menambahkan, jika pos keamanan telah berfungsi. Lima jalan masuk area kampus Unmul di Kelurahan Gunung Kelua akan dipangkas menjadi tiga. Yaitu dengan menutup jalan dari Ruhui Rahayu dan jalan kecil yang berada di seberang Guest House Unmul. Sisanya hanya dari arah Jalan Perjuangan, Gelatik, dan M. Yamin.
Sistem Kerja Pos keamanan berfungsi sebagai loket di tiga arah jalan keluar-masuk Unmul Kelurahan Gunung Kelua, dicanangkan akan beroperasi pada 1 Maret mendatang. Adapun sistem kerjanya menggunakan sistem kartu. Diungkapkan Sugiarta, pihaknya telah menyiapkan tiga jenis kartu. Yaitu kartu kuning untuk mahasiswa, kartu biru untuk dosen dan karyawan, serta kartu merah untuk masyarakat.
Edisi
26
3
BERITA KAMPUS Kartu tersebut diberikan kepada setiap pengguna jalan yang masuk ke area kampus melalui loket. Kemudian di kembalikan saat keluar. "Jadi setiap mahasiswa masuk ambil kartu, lalu disimpan dan dikembalikan ketika pulang," jelasnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemacetan. "Saya kira tidak lama kalau ambil kartu. Daripada cek KTM (Kartu Tanda Mahasiswa)," tambahnya. Kecuali kalau kartu masuk hilang, siap-siap ada pemeriksaan KTM dan kartu pengenal lainya. Selain kartu, Abdunnur menambahkan untuk efisiensi waktu juga ada wacana pemberian stiker bagi kendaraan mahasiswa dan dosen. "Jadi ketika masuk melewati loket cukup lihat sticker pada kendaraanya." Mengenai penjagaan, setiap pos akan dijaga oleh satu orang dengan tiga shift. Dimulai dari pukul 7-2 siang, pukul 2-9 malam, dan pukul 9-7 pagi. Abdunnur mengatakan, pihaknya sedang membuat kesepakatan dengan masyarakat. Apakah pos akan dijaga penuh 24 jam atau diberi batas jam malam. "Ada warga yang menyarankan ditutup jam 12 malam dan dibuka kembali jam 5 subuh." Abdunnur setuju diberi batasan jam malam.
Selain pertimbangan keamanan, ia juga membatasi kegiatan mahasiswa dimalam hari. Abdunnur juga menuturkan, pos keamanan masih tahap percobaan selama dua bulan kedepan setelah tanggal pengoperasian. Sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Perbaikan Fasilitas Keamanan Selain pos keamanan, fasilitas lainnya juga menuntut perbaikan. Terutama penerangan kampus. "Setiap tahun kami sudah anggarkan untuk penerangan kampus. Jangan khawatir yang rusak akan di perbaiki dan yang belum ada akan segera dipasang," ucap Sugiarta. Pihaknya telah berkoordinasi dengan BEM KM Unmul terkait titik penerangan. Perbaikan fasilitas keamanan juga menyasar gedung Student Center (SC). Saat ini lantai dasar gedung SC telah dipasang tralis. Pertimbangan keamanan jadi alasanya. Menurut Sugiarta, fasilitas penunjang keamanan lainnya akan disediakan. Seperti pos dan portal keamanan di depan SC sampai dengan tenaga keamanannya. (krv)
Edisi
26
4
BERITA KAMPUS
Unmul Perlu SOP Keamanan SKETSA – Isu keamanan masih menjadi buah bibir di kalangan civitas akademik Universitas Mulawarman (Unmul). Maraknya tindak kriminal yang terjadi, dari kasus pencurian, penjambretan, pembegalan, hingga pembacokan pernah terjadi. Menakutkan. Siapa yang tidak resah kala mengetahui kampusnya jadi tempat rawan kriminal? Freijae Rakasiswi, Menteri Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unmul mengatakan, ia akan melanjutkan advokasi yang telah dilakukan menteri terdahulu. Menurutnya, tindak kriminalitas yang terjadi disebabkan adanya kebebasan bagi orang luar melewati kawasan kampus. Maka, dari hasil advokasi tahun lalu, telah didapat solusi jangka pendek dan menengah, yaitu menambah penerangan dan pembangunan portal atau loket. "Untuk saat ini, portal memang belum dioperasikan," timpal dia. Freijae juga memaparkan, sebenarnya jumlah satpam dari berbagai fakultas ada 300 orang. Dan yang berpusat di depan rektorat ada 106 orang. "Satpam yang berpusat di fakultas dan di universitas itu sendiri, tidak sejalan dalam menjalankan tugasnya," Katanya. Hal ini terjadi karena tidak adanya Standart Operating Procedure (SOP) yang mengatur. Maka, SOP menjadi solusi jangka panjang yang diperjuangkan di samping pengadaan CCTV dan
portal di kampus Pahlawan, Banggeris dan Flores. Sependapat dengan Freijae. Muhammad Teguh Satria, Presiden BEM KM Unmul juga mengatakan hal serupa. Ditemui pada kesempatan yang berbeda, Selasa (9/2) Teguh mengatakan bahwa ketiadaan SOP keamanan tersebut menjadi permasalahan utama dalam isu keamanan ini. Ia mengatakan, kita tidak bisa menyalahkan petugas keamanan begitu saja ketika terjadi tindak kriminal. Sebab, kita tidak mengetahui dengan pasti apa yang seharusnya dikerjakannya? Apa yang seharusnya mereka dapatkan? Dan ini juga berkaitan dengan besarnya upah yang mereka dapatkan, yang mana seharusnya tertera dalam SOP. "Pekerjaan sebagai satpam yang harus memasang badan ketika ada tindak kriminalitas, misalnya penjambretan itu bukan perkara mudah. Bisa jadi, nyawa taruhannya." Sejauh ini, seraya menunggu kelahiran solusi jangka panjang. BEM KM Unmul terutama kementerian Adkesma, selalu menghimbau mahasiswa agar tetap waspada bila berkegiatan di kampus, apalagi hingga larut malam. Terutama bagi mahasiswi, usahakan agar tidak bepergian seorang diri pada malam hari. (bru)
Grafis Tindak Kriminalitas di Unmul 24/4/2015 Terjadi pembacokan terhadap mahasiswa. Korban atas nama Rahmad dan Dian Dwi Cahyadi. Peristiwa itu terjadi di laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman (Unmul), pukul 00.00 WITA. 30/11/2015 Motor Yamaha Mio berwarna merah marun KT 2310 NM milik Aim Matul Amaliah hilang di halaman kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), pukul 15.30 WITA. 28/12/2015 Kembali terjadi pembacokan terhadap mahasiswa. Korban atas nama Mashuri. Terjadi di Fakultas Kehutanan Unmul, pukul 21.25 WITA. 25/1/2016 Terjadi kehilangan motor Yamaha Jupiter di halaman gedung Perpustakaan Unmul, pukul 20.30 WITA. Sumber: Keamanan Rektorat Universitas Mulawarman Grafis di atas tidak memperlihatkan tindak kriminalitas di Unmul secara keseluruhan. Sebab beberapa kejadian seperti kehilangan tas, helm, laptop, dan barang berharga lain tidak dilaporkan kepada pihak berwajib.
Freijae Rakasiswi (Menteri Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa, BEM KM Unmul)
Edisi
26
5
BERITA KAMPUS
IMAPA: Bangun Loket, Unmul Cari Masalah
Romiansyah (Ketua Umum IMAPA) SKETSA - Menanggapi isu bakal diterapkannya p e m b a t a s a n a ks e s m a s u k U n m u l m e l a l u i pembangunan loket, sejumlah organisasi mahasiswa turut angkat bicara. Salah satunya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (IMAPA) Unmul. Bahkan, salah satu dari mereka menyebutkan bahwa jalan tersebut pembangunannya diprakarsai oleh warga sekitar kemudian menjadi milik bersama. Hal tersebut telah berlangsung bahkan sebelum Unmul didirikan di Jalan M. Yamin. Unmul cuma cari masalah dengan bangun loket begitu. Bagaimana bisa Unmul sebagai pendatang malah membatasi akses warga yang lebih dulu memiliki jalan ini. Unmul dulunya di Jalan Flores. Ketika bekerja sama dengan Jepang, barulah kampus ini mulai berkembang sampai hari ini,” demikian ungkap Ocha selaku penasihat organisasi IMAPA menguraikan sejarah jalan Unmul. Romiansyah, selaku ketua umum IMAPA menambahkan, sangat aneh ketika dirinya mendengar bahwa warga akan dibatasi untuk tidak bebas lagi keluar masuk Unmul. Ia pun tidak heran kaca loket yang sekarang sengaja dirusak warga. Bahkan, ia memprediksi nantinya mahasiswa juga akan ikut berperan sebagai aksi menolak isu pembatasan tersebut. Dikatakannya, perlu diadakan dialog antara pihak universitas dengan warga. Warga adalah pihak yang paling dirugikan dalam hal tersebut. Oleh sebab itu, mereka harus dilibatkan dalam diskusi dan Unmul tidak dapat secara sepihak mengambil keputusan dengan alasan keamanan. BEM KM pun dimintanya turun tangan mendatangi keluarga-
keluarga yang tinggal di sekitar Unmul dan terbiasa melintasi jalan. Romiansyah menilai masalah keamanan ternyata tak hanya bersumber dari masyarakat. Namun, juga dari satpam sebagai petugas keamanan yang dinilainya pasif dan tidak bekerja profesional. Menurutnya, jumlah satpam yang ada perlu ditambah dan disebar agar tidak hanya terpusat di rektorat saja. Bagi Romiansyah, jika satpam berjaga dan aktif berpatroli setiap malam, dirinya merasa Unmul akan tetap aman sekalipun tiada pembatasan jam malam. IMAPA tak hanya secara tegas menyatakan sikap menolak pembangunan loket, tetapi juga menolak diberlakukannya jam malam yang isunya akan diterapkan pihak rektorat kepada seluruh organisasi mahasiswa tataran universitas dan fakultas sebagai upaya meningkatkan keamanan kampus. “Menurut saya, keamanan kampus dapat ditingkatkan dengan menempatkan pos jaga di sisi kiri dan kanan jalan, buatlah pos jaga sebagusbagusnya, tambah jumlah satpam, berikan fasilitas yang baik untuk satpam, siapkan dapur dan AC kalau perlu. Walhasil, tidak perlu ada jam malam buat mahasiswa dan warga yang mau lewat pun tidak terhalangi. Warga tidak perlu diberi karcis atau tiket untuk bisa masuk Unmul. Sedangkan satpam cukup berjaga dengan rajin,” ujar Romiansyah. Menutup perbincangan, Romiansyah menyebutkan bahwa IMAPA memiliki kegiatan Search And Rescue (SAR). Akibatnya, jika jam malam diberlakukan, dirinya mempertanyakan bagaimana ketika terjadi bencana dan IMAPA tidak dapat mengambil peralatan di sekretariat karena kebijakan itu. (aml)
Edisi
26
6
BERITA KAMPUS
LOKET DITERAPKAN, YUPA SIAP-SIAP Ave Valensia Istihari (Ketua Umum YUPA) SKETSA – Tak ketinggalan. Yupa, sebagai salah satu UKM yang sudah lama berdiri turut buka suara terhadap isu bakal diterapkannya pembatasan akses masuk Unmul melalui pembangunan loket yang wacananya difungsikan Maret mendatang. Diwakili Ave Valensia Istihari selaku ketua umum, Yupa menyatakan sikapnya masih abu-abu. Loket yang ada saat ini dinilai Ave masih tanggung dan belum maksimal. “Kami masih menunggu penerapan loket tentang bagaimana regulasinya. Kami ingin lihat dulu, sebelum bilang setuju atau tidak.” Kendati demikian, Ave berpendapat, keberadaan loket di sejumlah titik di Unmul itu merupakan solusi cukup baik. Melihat maraknya kasus kriminal yang belakangan sering terjadi, Ave berharap, keberadaan loket tersebut tidak merugikan warga sekitar Unmul. Utamanya area Jalan Gelatik dan Jalan Perjuangan
yang berbatasan langsung dengan permukiman warga. Menanggapi isu jam malam yang nyatanya sudah cukup lama bergulir, Ave mengaku Yupa mulai siapsiap. Meski menyatakan tidak setuju dengan adanya peraturan tersebut, Yupa menyiasatinya dengan memberlakukan kartu anggota untuk ditunjukkan kepada petugas nantinya. Adapun solusi yang ditawarkan Ave guna mengurangi tindak kriminalitas di Unmul ialah dengan meningkatkan penerangan di beberapa fakultas dan titik yang gelap dan rawan kejahatan. “Penerangan itu perlu. Kalau bisa ditambah dengan CC TV, makin bagus. Percuma banyak pos atau loket, kalau semua orang bisa bebas masuk dan mengaku mahasiswa,” tandas mahasiswi 2011 tersebut. (aml)
Penerangan itu perlu. Kalau bisa ditambah dengan CC TV, makin bagus. Percuma banyak pos atau loket, kalau semua orang bisa bebas masuk dan mengaku mahasiswa,” -Ave Valensia Istihari-
Edisi
26
7
BERITA KAMPUS
Unmul Ibarat Rumah, Loket Buat Aman SKETSA – Regulasi yang dikeluarkan kampus menunjukkan KTM untuk masuk kampus. Tapi, lalu terbesar di Kalimantan Timur, Universitas lintas menjadi semakin macet dari biasanya. Karena Mulawarman (Unmul) tentang pembangunan loket kendaraan yang hendak masuk area Unmul harus sebagai akses masuk sudah terlaksana akhir 2015 mengantri terlebih dahulu," jelas mahasiswi semester lalu. Maraknya tindak kekerasan yang terjadi seperti dua ini. pencurian berdarah di Sekretariat BEM Farmasi dan Annisa menambahkan, jika loket tersebut sudah pembegalan di Musala Fakultas Kehutanan beroperasi maka tidak semua kendaraan bisa masuk melatarbelakangi pembangunan loket itu. ke area kampus. "Saya rasa kampus kita jadi lebih Pembangunan loket tersebut terdapat di tiga titik, aman nanti. Jadi hanya yang berkepentingan saja, bisa yaitu pintu masuk Unmul area Pramuka, Gelatik dan mengurangi kejahatan di kampus juga." M. Yamin. Rencana awal, loket tersebut mulai Hal senada juga diungkapkan oleh Wahyuningsih, beroperasi awal Januari 2016. Namun, hingga mahasiswi Agribisnis terkait pembangunan loket pertengahan Februari, loket tersebut masih saja Unmul tersebut. "Nanti kampus kita bisa jauh lebih belum beroperasi dan kurangnya tindak lanjut dari aman. Karena yang masuk bisa disaring dulu. Unmul birokrat Unmul terkait sistem pengoperasiannya ini ibarat rumah, jadi kita harus aman di rumah nanti. sendiri," terangnya. Sebagian mahasiswa Unmul menantikan tindak Disinggung mengenai digunakannya Kartu Tanda lanjut dari pengoperasian loket tersebut. Annisa Mahasiswa (KTM) sebagai akses masuk, ia memiliki Fatimah, mahasiswi Fakultas Teknik menuturkan pendapat lain. "Kalau menggunakan KTM, otomatis sempat mendengar bahwa loket Unmul mulai jadi macet banget karena harus ngantri. Takutnya beroperasi awal tahun 2016. Namun hingga Februari, malah telat masuk kuliah." belum ada kabar. Ia juga menunggu bagaimana proses Ia juga menambahkan, selain menggunakan KTM penggunaannya nanti. Mengenai sistem yang sebagai akses masuk. Unmul bisa mengeluarkan digunakan pada loket nantinya, mahasiswa harus stiker yang ditempel di motor mahasiswa. Jadi, tidak m e n u n j u k k a n K a r t u perlu memeriksa KTM Ta n d a M a h a s i s w a satu-satu. Tapi hanya ( K T M ) s e b a g a i melihat stiker yang a k s e s m a s u k telah terpasang di k a m p u s . m o t o r "Sebenarnya m a h a s i s w a . b a g u s j i k a (nis)
Annisa Fatimah
Wahyuningsih
Edisi
26
8
BERITA KAMPUS
Rahmat: Personil Keamanan Kampus Perlu Ditambah Rahmat Nur Hidayat (Mantan Ketua BEM Farmasi)
SKETSA - Tahun 2015, kriminalitas di Unmul semakin sering terjadi. Mulai kategori ringan hingga berat. Kasus pembegalan yang menghebohkan Unmul terjadi pada April 2015. Rahmat Nur Hidayat, salah satu korban pencurian di Sekretariat BEM Farmasi mengingat kembali tragedi yang menimpanya hampir setahun lalu. Saat itu (24/4), ia hendak mengambil barang yang tertinggal. Nahas, usai main futsal Rahmat dan temantemannya tercengang melihat ruang Sekretariat telah dibuka paksa oleh pencuri. Tanpa pikir panjang, ia langsung menangkap pencuri tersebut. Beberapa temannya segera menyelamatkan alat eletronik lalu menghubungi sekuriti. Pencuri itu bukannya diam. Tapi, ia malah melawan empat mahasiswa yang menjaganya. Walhasil, Rahmat dan temannya, Dian Dwi Cahyadi mengalami luka bacokan serius di lengan dan leher akibat senjata tajam yang diayunkan pencuri tersebut. Dua teman lain melakukan serangan balik ke pencuri yang melarikan diri. Pelariannya terhenti karena tertangkap oleh warga sekitar Unmul dengan wajah babak belur. Sejak kejadian tersebut, mantan Ketua BEM Farmasi ini melihat maraknya kriminalitas yang terjadi karena minimnya personil keamanan kampus.
“
Tenaga keamanannya yang paling penting untuk di tambah. Kalau sistem saja yang diperbaiki siapa yang mau menjalankan
“
"Yang paling penting itu personil keamanannya. Karena saat kejadian di Farmasi hanya ada enam sekuriti di rektorat. Sempat ada penambahan Sekuriti di Farmasi. Akan tetapi hanya beberapa bulan saja," terang Rahmat. Ia menambahkan, pihak Rektorat sebenarnya sudah menyadari hal ini. Namun, minim upaya untuk memaksimalkan pengamanan kampus. "Saya kemaren sempat ngobrol dengan pak Encik selaku WR (Wakil Rektor) III. Beliau mengatakan sebenarnya kita ini sudah terbiasa amburadul atau tidak teratur. Jadi wajar saja kalau terjadi kasus-kasus seperti itu. Dan kalau kita mau mengubah menjadi lebih teratur itu sepertinya agak susah," paparnya. Rahmat menanggapi positif terkait sistem portal keluar masuk Unmul yang akan diberlakukan dalam waktu dekat. Namun, tetap memerlukan penambahan personil keamanan. "Kalau menurut saya idealnya memang menggunakan pengamanan seperti itu. Tetapi kalau masalah efektif mungkin kita pelajari dulu dalam pelaksanaannya. Tapi kembali lagi kepada tenaga keamanannya yang paling penting untuk di tambah. Kalau sistem saja yang diperbaiki siapa yang mau menjalankan," ujarnya. Rahmat berharap sebelum sistem portal diberlakukan agar lebih dulu di sosialisasikan ke seluruh warga Unmul. (dan)
Edisi
26
9
BERITA KAMPUS
Dibacok Saat Mengunduh Tugas SKETSA - Di penghujung 2015, pembegalan terjadi di lingkungan Fakultas Kehutanan (Fahutan). Mashuri, mahasiswa Fahutan dibacok oleh dua orang tak dikenal. Saat itu, ia sedang mengunduh tugas kuliahnya di Mushola Al-Fath Fahutan (28/12) sekitar pukul 21.30 Wita. Fahutan memang sepi waktu itu. Sebab, itu masa minggu tenang ujian semester. Awalnya, sang pencuri berniat mengambil laptop Mashuri. Namun, gagal karena Mashuri melawan. Akibat perlawanan tersebut dia luka di bagian leher dan lengan. Setelah pencuri tersebut melarikan diri, Mashuri berusaha mencari pertolongan. Dia menemui petugas keamanan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan anggota UKM
ilustrasi
Pencak Silat yang saat itu sedang berlatih tidak jauh dari tempat kejadian. Mashuri langsung dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan. Lewat kejadian tersebut, Mashuri berharap pihak kampus bisa menambah penerangan. Dia menyesalkan tugas patroli satpam hingga pukul 21.00 WITA saja. "Saya juga berharap loket segera dioperasikan," ujarnya (5/2). Setelah kejadian, Mashuri dipanggil menghadap dekan dibantu anghota Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Sylva untuk dimintai keterangan. Namun, hingga saat ini belum ada pembenahan fakultas. "Lebih baik seluruh akses dan aktivitas Unmul segera ditutup kalau sudah malam," tutupnya. (mwp, nis)
Halo owner online shop dan offline store dimanapun anda berada! Kami dari LPM Sketsa Universitas Mulawarman mau menawarkan space iklan bagi kalian para pengusaha. Harga Dijamin
Iklan akan dimuat dalam produk Majalah PDF LPM Sketsa Unmul. Majalah PDF adalah majalah yang terbit dalam bentuk PDF setiap 2 bulan 1x.
Gak bikin
Kantong
JEBOL
4080 kali, 4643 kali, 2073 kali dan 1439 kali. NB : pembayaran bisa dilakukan via transfer apabila pengiklan berasal dari luar kota.
ers Maha aga P s is
wa
mb
Le
Info: Jumlah downloader majalah Sketsa di beberapa edisi terbaru kami berturut turut :
Terjangkau
! Informasi lebih lanjut Hubungi kontak di bawah ini: sartikanovianti 085246645989 (Tika)
Edisi
26
10
BERITA KAMPUS
Enggan Dipungut Biaya
Abdurrahman (Ketua RT 15 Jalan Gelatik)
SKETSA - Warga yang tinggal di sekitar Unmul sepertinya harus mulai terbiasa dengan keberadaan loket masuk di tiap gerbang. Pasalnya, warga tidak lagi bebas keluar masuk di jalan protokol Unmul. Akan ada kebijakan baru yang diberlakukan. Abdurrahman, Ketua RT 15 Jalan Gelatik mengatakan, rute sekitar Unmul sudah menjadi bagian dari kegiatan warga. Terlebih, bagi warga yang kegiatannya berpusat di Jalan M. Yamin, Pramuka dan Perjuangan. Intensitas warga Gelatik memasuki Unmul semakin sering lantaran banyak anak di Jalan Gelatik bersekolah di SMP Negeri 11 Jalan Perjuangan. Begitu pun ketika banjir menghadang, kawasan Unmul menjadi salah satu jalan alternatif bebas hambatan. "Ya, harus masuk lewat Unmul karena kalau mutar kan jauh. Saya saja dalam sehari bisa melintas
empat kali karena harus mengantar jemput anak yang les di Jalan Pramuka," ungkapnya. Abdurrahman mengaku, belum tahu jelas mekanisme penggunaan loket Unmul. Apakah nanti dipungut biaya atau tidak, ia masih bisa memberi penjelasan kepada warganya. Ia khawatir kalau loket itu dipungut biaya, akan semakin menekan perekonomian warga. "Sejauh ini belum ada keluhan, tapi kalau sampai bayar pasti nanti ada yang datang," tandas pria 51 tahun itu. Menjabat ketua RT sejak 2004, Abdurrahman tidak pernah sekalipun mendengar kabar perselisihan antara warganya dengan pihak keamanan Unmul. Namun, ia mendukung jika loket Unmul hadir demi keamanan kampus. "Warga juga pasti mengerti, tapi saya harap agar tidak ada biaya yang dipungut," tambahnya. (wal)
Edisi
26
11
FEATURE
Belajar Sapeq Tidak Harus Gengsi SKETSA - Dari gazebo di depan ruang tiga Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fernando bercerita mengapa ia bisa menjadi pemain sapeq khas Dayak. Mahasiswa bernama lengkap Fernando Yonathan Tuah itu tercatat sebagai mahasiswa program studi (prodi) Etnomusikologi di FIB Universitas Mulawarman. “Penginnya kuliah di Jogjakarta, ambil prodi Seni Musik. Tapi orangtua enggak ngasih izin,” ujarnya. Alasan klasik, orangtua Fernando tidak setuju anaknya itu melanjutkan pendidikan di bidang seni. “Ingin jadi apa ke depannya?” kata Fernando meniru omongan orangtuanya. Padahal, ia serius memilih seni musik sebagai ilmu yang ingin ia pelajari lebih lanjut. Seperti apa nantinya, tergantung usaha pria berambut sebahu itu. Gagal kuliah ke Jogjakarta, Fernando mencari informasi mengenai jurusan berbau seni. Salah satu pelatihnya dari Sanggar Apau Punyaat mengusulkan untuk lanjut di FIB, prodi yang dipilihnya sekarang. Bisa dibilang, ia angkatan pertama Etnomusikologi. Selama belajar di sanggar, awalnya ia hanya tahu menari daerah saja. Tuntutan untuk memainkan alat musik, membuat Fernando memilih sapeq. Belajar sapeq ia pilih bukan karena paksaan, melainkan kemauan sendiri. “Kebanyakan orang bilang kalau orangtua main sapeq, pasti anaknya pemain sapeq. Ini murni sendiri,” jelas pria yang berasal dari Mahakam Ulu itu. Waktu pertama kali belajar itu sulit banget. Saya enggak punya alat, terpaksa pinjam punya teman. Enggak enak pinjam terus. Lalu, dapat kontak orang yang produksi sapeq, akhirnya pesan,” terang Fernando. Tak berhenti di situ. Ia terkendala dana, tiga bulan belum bayar cicilan. “Orangnya sampai telepon kakak saya, terus kakak lapor orangtua,” kenang Fernando. Diomeli? jelas. Mengapa Fernando berani berutang banyak. “Ya mau bagaimana lagi, masa saya harus minta, sudah segede ini masih minta uang terus,” lanjutnya malu-malu.
Sekarang ia sudah menguasai beberapa permainan sapeq, alunan petikan sapeq akrab sekali di telinganya. Baru-baru ini, ia mendapat telepon dari dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), diminta mengajarkan bermain sapeq. Sebelumnya, sudah banyak tawaran datang, meminta Fernando menjadi guru privat, namun saat itu ia belum berani menerimanya. “Mumpung ada peluang dari pada ditolak lagi, kebetulan juga belum ada pemasukkan. Toh, ilmu yang kita dapat juga dari orang lain. Jadi apa yang kita dapat kita bagi juga, ya walaupun tidak seberapa,” ujarnya lalu tersenyum. Selain bermain sapeq, Fernando juga bisa memainkan alat musik perkusi, tiup, dan saat ini ia mulai bisa bermain piano. “Di Etnomusikologi, kita diwajibkan bisa bermain semua jenis alat musik. Ya minimal pahamlah, lama-lama juga akhirnya bisa,” timpal pria 20 tahun itu. Dirinya juga aktif mengikuti perlombaan yang diadakan pemerintah Kalimantan Timur. Terhitung dari 2013 sampai 2015 kemarin, Fernando dan kawan-kawannya dari Sanggar Apau Punyaat selalu ikut tampil dalam Festival Mahakam. Harapannya ingin membentuk komunitas anakanak pecinta seni. Ingin melestarikan budaya tradisional, namun jika hanya fokus pada seni tradisional akan terlihat monoton dan orang-orang pun akan bosan. Ia ingin membuat inovasi dengan mengombinasikan antara seni tradisional dengan modern. “Semua orang boleh main alat musik sapeq, enggak harus orang dari suku Dayak. Rencana sih pelan-pelan dulu, saat ini juga masih sharing-sharing bareng teman. Terbuka buat semua kok, free lagi. Ha ha ha,” Fernando tergelak. “Pesan saya, kita harus tetap bersama-sama untuk mengembangkan dan melestarikan seni budaya kita yang perlahan-lahan hilang akibat globalisasi. Yang terpenting tidak gengsi kalau mau belajar, kebanyakan sih sekarang faktornya itu, gengsi dan malu,” tutupnya kemudian tersenyum. (els/rdm/e3)
Edisi
26
12
KOMUNITAS
Klinik Jalanan, Berawal Dari Archimedes membalikkan telapak SKETSA – Anak tangan. Haerdy harus jalanan ialah satu potret memulainya dengan anak-anak yang hidup mengajukan proposal ke d i ke ra s nya i b u ko t a . Jakarta dalam rangka Sering dipandang Indonesian Culture and sebelah mata oleh Nationalism (ICN). masyarakat. Dari Presentasinya berhasil pemerintah sendiri pun membuat juri terdiam belum ada penanganan dengan gagasan yang yang layak terhadap disampaikan. Hingga mereka. Selain itu, Haerdy berhasil karena terbiasa dengan mendapat predikat hidup keras, diantara terbaik dan membawa mereka mengonsumsi hasil untuk dijadikan lem layaknya narkoba modal bagi klinik atau biasa disebut jalanan. Kota-kota besar ngelem. Provinsi di Jawa sudah mulai Kalimantan Timur melirik komunitasnya sendiri anak jalanan untuk membuat cabang. yang mengonsumsi lem Haerdy Pratama Wijaya Haerdy menolak karena terbanyak ketiga di (Pendiri Klinik Jalanan) ia fokus untuk Indonesia. menuntaskan masalah Klinik Jalanan, sebuah komunitas yang memberi pengobatan, anak jalanan di Samarinda. Mencari relawan yang penyuluhan dan pencegahan narkoba. Mereka hadir komitmen itu tidak mudah. Dari puluhan yang daftar, memberi ilmu yang bermanfaat untuk membimbing hanya belasan yang bertahan. anak jalanan. Didirikan Mei 2015, mereka datang di empat titik simpang lampu lalu lintas Samarinda Anna, salah satu anak jalanan. Ia sudah bisa yaitu, Basuki Rahmat, Lembuswana, Antasari, dan menulis dan berhitung selama belajar di Klinik Sempaja. Jalanan. Cara belajar yang santai dan menyenangkan Klinik Jalanan didirikan Haerdy Pratama Wijaya dari relawan membuat ia merasa nyaman. Gadis karena rasa prihatin oleh anak jalanan yang berumur 12 tahun ini berharap relawan yang hadir mengonsumsi narkoba. Berawal dari salah satu anak bisa lebih banyak untuk memberi ilmu ke mereka. jalanan yang berada di bawah naungan laskar anjal "Kakak-kakaknya (relawan.red) baik. Anna yang di tangkap dalam razia Satpol PP karena dikasih buku tulis, iqro dan buku cerita. Kakaknya juga mengonsumsi lem. Dari situ, ia melihat tindak gak pernah marah." Ujarnya sambil memetikan penanganan yang buruk oleh oknum Satpol PP. Hanya ukulele saat ditemui di perempatan Mall dipenjara 1x24 jam. Lembuswana. "Saya temukan ide buat mendirikan ini (Klinik Tidak hanya anak jalanan yang antusias. Orang Jalanan.red) seperti Archimedes yang berendam di tua mereka juga memberi tanggapan baik. Syahriah bathtub. Tiba-tiba ada pada saat kepepet." Kata merasakan anaknya bisa belajar selain mencari rezeki mantan presiden BEM KM Unmul ini. di jalanan. Ibu yang sehari-hari berjualan manisan di Berjalannya klinik jalanan juga tidak semudah pinggir tepian sungai Mahakam ini sesekali menemani
Edisi
26
13
KOMUNITAS menemani anaknya sedang belajar. Penghasilan yang tidak mencukupi jadi faktor ia menurunkan tiga anaknya mengamen di jalan. Klinik Jalanan juga diisi oleh mahasiswa asing. Diantaranya Sumaiyah Yaring dari Thailand dan Vo Nguyen Ngoc Uyen asal Vietnam. Mereka mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang tengah mengikuti pertukaran pelajar selama setahun. Sumaiyah dan Uyen antusias dengan Klinik Jalanan. Mereka mendapat pengalaman baru yang tidak didapatkan di negara mereka. Mereka diajarkan bahasa Indonesia dari anak-anak jalanan sendiri.
Mimpi Haerdy belum tuntas hanya membangun Klinik Jalanan. Tapi, ia ingin Klinik Jalanan bubar. Bubar dalam permasalahan sosial dan ngelem yang menghinggapi anak jalanan dapat dituntaskan. Mahasiswa Farmasi 2011 ini ingin orang tua dari anak jalanan diberi penyuluhan tentang wirausaha yang efektif agar tidak mengorbankan pendidikan dan masa depan anaknya untuk turun ke jalan. "Saya juga ingin penanganan anak jalanan oleh pemerintah lebih manusiawi. Jangan hanya langsung dipenjara atau merusak ukulele mereka. Anak jalanan juga bagian dari perlindungan pemerintah." Ujanya saat menutup pembicaraan. (mwp, ajy)
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
(Gambar 1.1, 1.2, 1.3)
dokumentasi kegiatan yang dilakukan oleh Klinik Jalan
Edisi
26
14
LIFESTYLE
Presiden Joko Widodo akan melakukan teleconference dan dialog dengan empat kota yaitu Walikota Bandung, Walikota Surabaya, Walikota Makassar, dan Walikota Balikpapan. Hal ini menandai gerakan gotong royong atau kerja bakti bersih-bersih serentak di seluruh Indonesia. Hingga tanggal 11 Februari 2016, telah terdaftar sebanyak 468 komunitas dari seluruh Indonesia yang akan ikut terlibat dalam aksi ini. Pada acara tersebut dilakukan deklarasi Indonesia Bergerak untuk Bebas Sampah 2020. "Oleh karena itu, Indonesia Bebas Sampah ini tidak hanya dilakukan pada satu hari tanggal 21 Februari saja. Namun kita buat berbagai agenda sepanjang tahun untuk dapat mencapai tujuan Indonesia Bebas Sampah 2020," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya dalam siaran pers Kementrian LHK (11/2). Momentum HPSN 2016 ini juga menjadi ajang sosialisasi ujicoba penerapan kantong plastik berbayar. Ujicoba ini rencananya akan dilakukan di 22 kota di Indonesia dan Provinsi DKI Jakarta.Hal ini penting untuk mendorong perilaku masyarakat agar lebih bijak dalam penggunaan kantong plastik serta prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) dalam pengelolaan sampah.
Edisi
26
15
SASTRA
Tanda Tanya Karya: Isa Abdul Munajat
Sastra Inggris Unmul 2015
Kamu bilang Negara ini bisa maju Mana buktinya? Kamu bilang Negara ini makmur Mana buktinya? Kamu bilang Negara ini sejahtera Mana buktinya? Kamu malah jalan-jalan, enak-enakan, seru-seruan Kami perlu bukti bukan sekadar janji Kamu bilang Negara ini aman Nyatanya hutan kami kebakaran Harusnya tanggung jawab yang diutamakan Bukan cuma sekadar blusukan Kamu pikir kami memilih untuk apa? Untuk pajangan atau sekadar hiasan? Kamu di sana bisa tertawa Kami di sini hanya mengelus dada Kamu di sana hidup bahagia Kami di sini hidup sengsara
Edisi
26
16
IPTEK
Augmented Reality Realitas tertambah, atau kadang dikenal dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR (augmented reality), adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan. Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal itu membuat realitas tertambah sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatankegiatan dalam dunia nyata. Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk semua
indera, termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, realitas tertambah juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam. Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan augmented reality sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antarbenda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif.
Edisi
26
17
IPTEK Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, realitas tertambah juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. M e n a m b a h s e b u a h l a p i s a n ga m b a r m aya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja nyata dari pandangan pengguna. Kehadiran augmented reality sebenarnya sudah diimpikan sejak dulu dan sering muncul di film ataupun anime Jepang. Jika Anda sering membaca komik Dragon Ball, dan kacamata yang digunakan untuk mengukur tenaga lawan oleh karakter di komik tersebut adalah teknologi AR. Begitu juga film Hollywood seperti Minority Report (2003) yang
menggunakan teknologi komputer AR, serta Iron Man 2 (2010) lewat asisten komputernya, Jarvis. Penerapan AR sendiri sudah lama digunakan di dunia kemiliteran, biasanya digunakan oleh pilot pesawat tempur. Namun, ketika zaman semakin canggih, beberapa perusahaan mengambil intisari yang baik kemudian menerapkan konsep AR di kehidupan sehari-hari. Google bahkan sedang giat melakukan promosi terhadap Google Glassnya yang akan menerapkan teknologi AR. Di Indonesia, meskipun kebanyakan AR digunakan sebagai sarana promosi dan iklan brand tertentu, namun ke depannya teknologi ini diharapkan dapat dikembangkan ke berbagai hal seperti pendidikan, informasi tempat, diskon dan belanja. Sumber: Gadgetan.com dan Rootix.id
Edisi
26
18
LENSA JURNALISTIK
Sudah ada keterangan,masih sembarang buangnya
tidak terihat, papan himbauan tidak berfungsi
Hilangn, beberapa huruf terlihat tidak lengkap dan tidak terbaca
kondisi pos yang kosong di Fakultas Ekonomi
Tumpukan sampah yang terlihat di daerah gazebo perpus
photo by : jdj, ajy
Edisi
26
19
dulu
sketsaunmul.com
sekarang
sketsaunmul.co
Tampilan baru dengan design yang lebih menarik
User Friendly Interface
Rubrik berita baru “Tentang Kami”
Tertarik untuk beriklan di website kami? silahkan hubungi: 085246645989 (Tika) @sketsaunmul
sketsaunmul
LPM Sketsa Unmul
sketsaunmul.co
“Semangat Berbagi Dan Menginspirasi”