1
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA MAJALAH CITRA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KARTINI SURABAYA
Peningkatan Kemampuan Kognitif Melalui Media Majalah Citra Pada Anak Kelompok B di TK Kartini Surabaya
ANI SETYARINI SKRIPSI
ANI SETYARINI NIM : 091684376
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2013
ABSTRAK Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pendidikan untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan sebelum memasuki pendidikan lebih lanjut. Pentingnya pendidikan tersebut adalah agar anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya melalui berbagai pemberian rangsangan dari orang dewasa atau lingkungan sekitar. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Setelah mengadakan observasi, peneliti menemukan sebuah masalah bahwa di TK Kartini kemampuan kognitif anak kelompok B masih kurang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak tersebut, seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan media yang ada. Dari berbagai media yang ada, maka yang dapat digunakan untuk anak-anak usia dini adalah media cetak yang berupa majalah anak. Sebab dalam majalah anak dilengkapi ilustrasi gambar dan tulisan yang dapat menarik perhatian anak usia dini. Dalam penelitian ini penulis memilih majalah Citra karena berdasarkan pengamatan dari peneliti, majalah Citra di dalamnya terdapat lebih dari 2 materi yang berisi tentang kemampuan kognitif anak. Sesuai dengan uraian tersebut di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Melalui Media Majalah Citra Pada Anak Kelompok B di TK Kartini Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan kognitif anak Kelompok B di TK Kartini. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi untuk subyek penelitian ini adalah
2
anak Kelompok B di TK Kartini yang berjumlah 32 anak. Dari analisis data yang dilakukan, diperoleh prosesntase hasil observasi 82,9% jika dikonversikan dengan kriteria penilaian masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penggunaan media majalah Citra bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar melalui media majalah citra pada anak Kelompok B di TK Kartini Surabaya. Kata Kunci : Kemampuan Kognitif, Majalah Citra
Increased Cognitive Ability With Image Citra Magazine Through Media on Children in Kindergarten at Kartini Kindergarten Surabaya
ANI SETYARINI ABSTRACT Early childhood education is an educational effort to help the physical and mental development of students outside the family environment through education stimulus before entering further education. The importance of education is to enable children to develop the full potential through the provision of stimulation from adults or the environment. This period is a time to lay the first foundation in developing the physical, cognitive, language, social, emotional, self-concept, selfdiscipline, independence, art, moral, and religious values. After conducting observations, researchers found an issue that in TK Kartini cognitive ability of the child group B is still lacking. One of the efforts made to improve the cognitive abilities of the child, a teacher should be able to select and use media. From a variety of media, which can then be used for children early age is a form of print media magazine child. Because the child has illustrated magazines and papers that can attract the attention
of young children. In this study the authors chose Image magazine as based on observations of the researcher, the magazine image in which there are more than 2 material contains about children's cognitive abilities. In accordance with the above description, the researchers are encouraged to conduct research entitled "Improving Cognitive Ability With Image Magazine Image Through Media on Children in Kindergarten at Kartini Kindergarten Surabaya". This study aims to investigate the improvement of cognitive ability in kindergarten at Kartini Kindergartener. The type of research is action research using data collection methods such as observation, interviews, documentation for the subjects of this study were kindergarten students at Kartini Kindergarten totaling 32 children. From the data analysis, observations obtained percentage of 82.9% when converted to the assessment criteria in the category Good. Thus it can be stated that the use of the media image of the magazine useful for improving cognitive ability in connecting symbol numbers 1-10 with pictures in magazines media images on children in kindergarten at Kartini Kindergarten Surabaya. Keywords: Cognitive Ability, Citra Magazine
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis atau jenjang pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan IPTEK, dan pendidikan juga dapat meningkatkan kemampuan anak sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.
3
Demikian juga pada pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini juga memerlukan pengelolaan sesuai dengan karakteristik dan situasi sosial yang kondusif untuk keberhasilan belajarnya. “Pentingnya pendidikan bagi anak usia dini adalah agar anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya melalui berbagai pemberian rangsangan dari orang dewasa dan lingkungan sekitar (Prawirodilaga, dkk, 2004:353). “Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia dini ini secara terminologi disebut sebagai anak usia dini (Depdiknas, 2003:5). Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Usia tersebut merupakan usia yang cukup menentukan dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Proses pembelajaran pada anak usia dini membutuhkan perhatian yang lebih khusus sesuai dengan perkembangannya. Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama (Depdiknas, 2003:5). Dalam bidang pengembangan kognitif, pengembangan ini bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.
Peneliti memilih TK Kartini Surabaya sebagai subyek penelitian. Karena pada TK tersebut ditemukan beberapa masalah, yaitu : 1. Di TK Kartini Surabaya, guru menggunakan buku tulis dan papan tulis sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga anak kurang tertarik dan merasa jenuh serta bosan dan akhirnya anak tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. 2. Ketika pembelajaran yang membahas kemampuan kognitif sedang berlangsung anak cenderung bersifat pasif. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku anak yang cenderung bosan dan kurang menunjukkan respon terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Padahal anak kelompok B di TK Kartini Surabaya terbilang anak yang aktif dan responsif. Memperhatikan hasil dari survey tersebut, dipandang perlu untuk mencari solusi yang tepat agar dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran tentang materi kognitif. Salah satu solusi yang ada adalah dengan menyediakan media yang dianggap mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru dan anak berkaitan dengan pembelajaran tersebut. Tanpa adanya media yang mendukung guru dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan lancar. Dari berbagai media yang ada, salah satu yang dapat digunakan untuk anak-anak usia dini adalah media cetak yang berupa majalah anak. Sebab dalam majalah anak dilengkapi ilustrasi gambar dan tulisan yang dapat menarik perhatian anak usia dini. Berdasarkan pengamatan dari peneliti,didalam majalah Citra terdapat lebih dari 2 materi yang berisi tentang kemampuan kognitif anak. Dalam hal ini majalah Citra sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran, mengingat kemampuan kognitif anak kelompok B di TK Kartini Surabaya, masih kurang. Bila melihat isi dari majalah tersebut, secara sepintas akan ditemukan gambar-gambar yang menarik, bentuk, warna, serta ukuran yang sesuai dengan anak usia dini. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan
4
kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Maka peneliti tertarik untuk menyusun dan mengajukan penelitian tentang “Peningkatan Kemampuan Kognitif Melalui Media Majalah Citra Pada Anak Kelompok B Di TK Kartini Surabaya”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah diatas sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan penggunaan majalah Citra dalam menghubungkan lambang bilangan 1-10 pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya? 2. Adakah peningkatan kemampuan kognitif melalui penggunaan majalah Citra pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan penggunaan media majalah Citra dalam menghubungkan bilangan 1-10 dengan gambar pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya. 2. Untuk Mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dalam menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar melalui media majalah Citra pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta Didik Anak kelompok B di TK Kartini Surabaya dapat lebih mudah menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar melalui media majalah Citra karena lebih menarik minat anak. 2. Bagi Guru a) Memberi informasi tentang adanya peningkatan kemampuan kognitif
b)
c)
d) e)
melalui majalah Citra pada anak kelompok B. Memperkaya pengetahuan bagi para pengajar tentang sebuah kreativitas dalam mengajar, sehingga tidak lagi dijumpai model pembelajaran tradisional. Untuk menjadi pertimbangan dalam upaya meningkatkan pemahaman materi bagi anak Sebagai sarana dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sebagai sarana dalam membangkitkan motivasi belajar anak
3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan a) Sebagai masukan dalam meningkatkan peran ilmu pendidikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang menyenangkan untuk anak usia dini. b) Mengkaji peran media khususnya majalah Citra guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat memacu untuk selalu menumbuhkan inspirasi dan inovasi dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. E. Definisi Operasional, Asumsi dan Keterbatasan Masalah 1. Definisi Operasional a. Peningkatan Peningkatan adalah suatu upaya memperbaiki kualitas pembelajaran yang mengerahkan seluruh potensi anak. b. Kemampuan Kognitif Menurut Patmonodewo (2003:27) kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.
5
Sedangkan Gagne (dalam Jamaris 2006:18) mengemukakan bahwa “Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir”. Jadi kognitif merupakan suatu proses yang mengakibatkan orang berpikir dan memperoleh pengetahuan. c. Menghubungkan lambang bilangan 110 dengan gambar. Menghubungkan / mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah gambar yang ada dengan cara menarik garis penghubung. d. Majalah Citra Majalah anak yang isinya khusus mengenai dunia anak-anak (Depdiknas, 1990:545) yang isinya meliputi kemampuan kognitif, seni, berbahasa, moral, fisik dan motorik. Majalah Citra merupakan salah satu media pembelajaran dalam bentuk media cetak yang berisi gambargambar, bentuk, ukuran, warna yang menarik untuk anak. Dengan pemanfaatan majalah Citra dalam proses belajar mengajar diharapkan terjadi interaksi antara guru dan anak. Sehingga semakin banyak perbendaharaan, pengetahuan anak karena anak dapat belajar sambil bermain. Selain itu di dalam majalah Citra berisi banyak pengetahuan yang bisa diperoleh oleh anak karena selain kemampuan kognitif berhubungan juga dengan kemampuan bahasa, seni, fisik motorik berupa kegiatan pembelajaran bersyair, menyanyikan lagu anak, mewarnai, melipat, menggunting dan bercerita yang mengandung pesan moral dan nilainilai agama yang dapat diteladani untuk kehidupan anak sehari-hari dalam proses sosialisasi dengan lingkungan dan dunianya.
2. Asumsi Asumsi adalah suatu anggapan dasar yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya. Anggapan dasar dari penelitian ini adalah : a. Anak kelompok B sudah mampu menerima dan mengenali simbolsimbol atau gambar sederhana. b. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghubungkan lambang bilangan dengan gambar. c. Dalam majalah Citra banyak mengandung pesan-pesan pembelajaran yang berguna bagi perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Kartini Surabaya. 3. Keterbatasan Masalah Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal,yaitu : a. Kegiatan dilaksanakan pada kegiatan inti. b. Menghubungkan lambang bilangan 110 dengan gambar dilakukan melalui medua majalah Citra. c. Anak yang mendapat pemberian tugas adalah anak kelompok B di TK Kartini Surabaya.
KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak TK 1. Pengertian Kognitif Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing berarti mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Menurut Patmonodewo (2003:27) kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Sedangkan Gagne (dalam Jamaris 2006:18) mengemukakan bahwa “Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir”.
6
Jadi kognitif merupakan suatu proses yang mengakibatkan orang berpikir dan memperoleh pengetahuan. 2.
Fase operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Dari empat fase diatas, maka perkembangan kognitif anak usia dini termasuk dalam tahapan praoperasional.
Fase-Fase Perkembangan Kognitif Piaget (dalam Jamaris 2006:19) menjelaskan perkembangan kognitif terdiri dari empat tahapan perkembangan, yaitu : a. Fase Sensorimotor (usia 0-2 tahun) Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan-gerakan refleks yang dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-pola sensorimotor yang bersifat kompleks, seperti bagaimana cara mendapatkan benda yang diinginkannya, menggunakan satu benda dengan tujuan yang berbeda. Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpikir secara simbolis, yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empiris. b. Fase Praoperasional (usia 2-7 tahun) Pada fase praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda disekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Tahap ini juga dicirikan dengan pemikiran intuitif pada anak. Pada fase ini, anak tidak berpikir secara operasional, yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktivitas yang memungkinkan anak mengkaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya sebelumnya. c. Fase Operasi Konkret (usia 7-11 tahun) Pada fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah berkembang, dengan syarat, objek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir secara konkret. d. Fase Operasi Formal (usia 11 tahun sampai usia dewasa)
3.
Aspek-Aspek Perkembangan Kognitif Menurut Piaget (dalam Suparno,2011: ) perkembangan kognitif anak usia dini berada pada fase praoperasional yang didalamnya mencakup tiga aspek yaitu : a. Berpikir Simbolis Aspek berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek peristiwa, walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak. Misalnya ketika anak diajarkan bercerita tentang suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya ketika liburan sekolah. b. Berpikir Egosentris Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Misalnya ketika anak diajarkan untuk memilih mana yang baik dan patut dicontoh dari suatu kejadian yang terjadi di sekolahnya. c. Berpikir Intuitif Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya. Pada fase ini anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis tentang apa yang ada di balik suatu kejadian. Hal ini terjadi pada anak ketika melakukan kegiatan seperti menggambar atau menyusun balok.
7
4.
5.
Prinsip-Prinsip Perkembangan Kognitif Menurut Piaget(dalam Suparno,2001:24) perkembangan kognitif anak dibedakan menjadi 3 yaitu : a. Asimilasi. Asimilasi berkaitan dengan proses penyerapan informasi baru ke dalam informasi yang telah ada di dalam skemata (struktur kognitif) anak. b. Akomodasi. Akomodasi adalah proses menyatukan informasi baru dengan informasi yang telah ada di dalam skemata, sehingga perpaduan antara informasi tersebut memperluas skemata anak. c. Ekuilibrium. Ekuilibrium berkaitan dengan usaha anak untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam dirinya pada waktu ia menghadapi suatu masalah. Untuk memecahkan masalah tersebut, ia menyeimbangkan informasi yang baru, yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya dengan informasi yang telah ada di dalam skemata secara dinamis. Piaget (dalam Suparno 2001:111) menjelaskan bahwa ada berbagai macam hal yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Kematangan organ, sistem, saraf dan fisik seseorang mempunyai pengaruh dalam perkembangan. Pengalaman dan berbagai macam latihan juga menunjang perkembangan pemikiran seorang anak. Interaksi sosial juga mempunyai peran. Namun yang terpenting adalah bagaimana seorang anak mengembangkan self-regulasi untuk mencapai suatu ekuilibrasi dalam proses pemikirannya. Yang terakhir ini di dapat melalui proses asimilasi dan akomodasi yang terus-menerus terhadap lingkungan dan masalah yang dihadapi seorang anak. Karakteristik Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif anak usia dini terbagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Kemampuan kognitif anak usia 4 tahun 1) Mulai dapat memecahkan masalah dengan berpikir secara intuitif.
2) Mulai belajar mengembangkan keterampilan mendengar dengan tujuan untuk mempermudah berinteraksi dengan lingkungannya. 3) Sudah dapat menggambar sesuai dengan apa yang dipikirkannya. 4) Proses berpikir selalu dikaitkan dengan apa yang ditangkap oleh panca indera. 5) Semua kejadian yang terjadi di sekitarnya mempunyai alasan, tetapi berdasarkan sudut pandangnya sendiri (egosentris). 6) Mulai dapat membedakan antara fantasi dengan kenyataan yang sebenarnya. b. Kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun 1) Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran. 2) Tertarik dengan huruf dan angka. 3) Telah mengenal sebagian besar warna. 4) Mulai mengerti tentang waktu. 5) Mengenal bidang dan bergerak sesuai dengan bidang yang dimilikinya (teritorinya). 6) Pada akhir usia 6 tahun, anak sudah mulai membaca, menulis dan berhitung.
6.
Implikasi Perkembangan Kognitif dalam Proses Pembelajaran yang Efektif a. Aktivitas di dalam proses belajar mengajar hendaknya ditekankan pada pengembangan struktur kognitif, melalui pemberian kesempatan pada anak untuk memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran terpadu dan mengandung makna. b. Memulai kegiatan dengan membuat konflik dalam pikiran anak. Misalnya ketika anak diberikan tugas-tugas, maka anak akan berfikir keras dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. c. Memberi kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya.
8
B. Matematika untuk anak usia dini 1. Pengertian Matematika Matematika adalah bahasa simbol yang mempunyai banyak fungsi, antara lain adalah untuk berkomunikasi dan merekam pengetahuan. Banyak simbol matematika dijadikan dengan nama bilangannya atau dinyatakan dengan angka atau numeral (Liebeck, 1984:85 dalam tombokan Runtukahu). Simbolsimbol matematika yang digunakan untuk menyatakan bilangan (angka / numeral) yang meliputi tiga bentuk yaitu : lisan, simbol abstrak dan simbol tertulis. C. Media Majalah Citra 1. Pengertian Media Menurut Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2006:16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung di dalam gambar. Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2006:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar . 2. Majalah Citra Majalah Citra merupakan salah satu media pembelajaran yang akan digunakan di TK Kartini Surabaya. Dengan menggunakan majalah Citra anak dapat belajar sambil bermain, karena secara sepintas di dalam majalah tersebut akan ditemui gambar-gambar yang menarik, bentuk, warna, serta ukuran yang sesuai untuk anak usia dini.
Penggunaan majalah Citra termasuk penerapan metode pemberian tugas pada pembelajaran di kelas, karena majalah tersebut digunakan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan belajar anak tidak sematamata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya, akan tetapi bisa juga tertarik dengan gambar pada majalah anak dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002 : 2) yang menyatakan bahwa “media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”. Selain itu majalah Citra juga, dapat memberikan pengalaman visual kepada anak, antara lain mendorong motivasi belajar dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Semakin banyak perbendaharaan pengetahuan anak, maka semakin cepat perkembangan kognisi mereka terutama kemampuan menggunakan informasi yang diperolehnya sebagai dasar untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu majalah Citra merupakan salah satu bentuk dari media pembelajaran yang mempunyai peranan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.
METODE PENELITIAN Penelitian tentang peningkatan kemampuan kognitif anak dalam menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar melalui media majalah Citra pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2008 : 7) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan pada anak.Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus
9
berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Bagan Siklus PTK Sumber : Suhardjono dalam Arikunto, 2008:74 Menurut Sugiyono (2006 : 6) penelitian tindakan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Pada penelitian tindakan mengandung petunjuk-petunjuk bagaimana seorang peneliti melaksanakan sebuah penelitian. Pada penelitian ini meliputi (1) Rancangan Penelitian (2) Rancangan Tindakan (3) Subyek Penelitian (4) Teknik Pengumpulan Data (5) Teknik Analisis Data A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2002:245), penelitian deskreptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable,gejala atau keadaan.Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Metode observasi ialah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan Endraswara (2004:76). Observasi bertujuan untuk memberikan gambaran tentang data aktivitas guru dan anak dalam pembelajaran kemampuan kognitif. Prosedur penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus.Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam siklus sebelumnya. B. Rancangan Tindakan
Rancangan tindakan tentang peningkatan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan 1-10 dengan menghubungkan gambar melalui media majalah Citra pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu : 1. Siklus 1 A. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini,guru mengadakan observasi pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan dalam mengenal lambang bilangan 1-10.Setelah melihat hasil dari observasi di lapangan peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan menyusun langkah-langkah sebagai berikut : 1) Jadwal penelitian ( terlampir ) 2) Menyusun dan membuat Rencana Kegiatan Harian ( RKH ) yang pada setiap langkah langkahnya mencerminkan kegiatan kemampuan kognitif melalui media majalah Citra. 3) Membuat lembar penilaian Rencana Kegiatan Harian ( RKH )untuk mengetahui penyusunan RKH tersebut sudah sesuai atau tidak dengan standar kualifikasi penyusunan RKH yang telah ditetapkan. 4) Membuat lembar observasi untuk kreativitas anak serta mengamati proses belajar selama mereka melaksanakan kegiatan pengembangan kemampuan kognitif dengan menggunakan media majalah Citra. 5) Menyediakan majalah Citra sebagai media yang digunakan yang digunakan untuk mengoptimalkan proses peningkatan kemampuan B. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan Rencana Kegiatan Harian dan melakukan observasi terhadap pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu : 1.Kegiatan awal a. Peneliti mengatur posisi anak,dimana posisi tersebut membuat anak nyaman dalam belajar. b. Peneliti mengajak anak untuk bernyanyi dan bertepuk sebagai pengantar agar perhatian anak lebih
10
berfokus pada kegiatan mengenal lambang bilangan 1-10 2.Kegiatan Inti a. Peneliti mengenalkan lambang bilangan 1-10 dengan cara menunjukkan gambar yang ada pada majalah Citra. b. Peneliti mengajak anak untuk menghubungkan lambang bilangan 110 dengan gambar yang ada pada majalah Citra sesuai lambang bilangannya. c. Peneliti memberi tugas pada anak untuk menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar yang ada pada majalah Citra sesuai lambang bilangannya.
3.Kegiatan Penutup a. Peneliti mengajak anak untuk menyebutkan kembali lambang bilangan bilangan 1-10 b. Peneliti mengajak anak untuk bernyanyi dan bertepuk sesuai lambang bilangan 1-10 C. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada setiap perbuatan anak selama proses belajar mengajar berlangsung.Hasil pengamatan ini menjadi acuan dalam pertemuan berikutnya. D. Refleksi Hasil yang didapatkan dari hasil observasi dan tugas yang telah dikerjakan anak kelompok B dianalisis. Setelah itu guru merefleksikan apakah kegiatan yang diadakan telah berhasil meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui penggunaan majalah Citra atau sebaliknya. E. Revisi Setelah dilakukan refleksi dalam proses belajar mengajar,selanjutnya diadakan revisi sebagai tindak lanjut atau tinjauan ulang terhadap kegiatan yang dilakukan.Tahap ini juga sebagai tahap penyempurnaan dari siklus berikutnya.Guru merevisi Rencana Kegiatan Harian,mulai dari aktivitas anak dan guru,serta hasil belajar yang kurang optimal pada akhir siklus untuk
mengoptimalkan proses kegiatan pada siklus selanjutnya.
C. Subjek dan lokasi Penelitian Penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan kognitif dalam mengenal lambang bilangan 1-10 dengan menghubungkan gambar melalui media majalah Citra Tahun Pelajaran 2012/2013” ini dilaksanakan di TK Kartini Surabaya dengan subyek penelitian anak kelompok B TK Kartini Surabaya.Sedangkan yang khusus diberi tindakan berupa pelaksanaan kegiatan kognitif melalui pemberian tugas mengerjakan lembar kegiatan pada majalah Citra.Adalah anak kelompok B yang berjumlah 32 anak yang dipilih menjadi subyek penelitian karena menurut hasil observasi serta wawancara kolaboratif dengan guru didapatkan data bahwa anak kelompok B memiliki nilai kemampuan kognitif yang rendah dan belum mencapai standar kompetensi dasar yang ditetapkan. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini sebagai berikut : 1. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Anak Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang berisi hasil dari skor anak yang sudah diamati oleh guru tentang kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan 1-10 berurutan dari yang terkecil maupun dari yang terbesar kemudian pengamatan yang berisi hasil kemampuan anak mengerjakan tugas dari guru dalam menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar sesuai lambang bilangannya melalui penggunaan majalah Citra. 2. Lembar Aktivitas Guru Lembar aktivitas guru berupa lembar berisi tujuh aspek aktivitas guru yang berfungsi sebagai acuan dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya pembelajaran tentang kemampuan kognitif dalam menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar sesuai lambang bilangannya melalui media majalah Citra. E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan melalui observasi,dan dokumentasi
teknik
11
1.
Observasi Menurut Sugiyono (2009:191) observasi atau pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data. Observasi kemampuan anak yang diperoleh saat anak mengerjakan tugas dengan menggunakan media majalah Citra. Untuk kegiatan kemampuan kognitif,indikator mengenal lambang bilangan 1-10 dengan cara menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar. Dan observasi kemampuan guru dalam menyampaikan materi. Adapun pedoman observasi yang digunakan terdiri dari empat aspek aktivitas guru dan tiga aspek dengan empat indikator untuk aktivitas anak sebagai berikut : a. Pedoman observasi untuk aktivitas anak Aspek yang diamati : 1) mengenal lambang bilangan 1-10 2) menyebutkan lambang bilangan 110 3) menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan gambar. Indikatornya : 1) anak dapat mengenal lambang bilangan 1-10 2) anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-10 secara berurutan dari yang terkecil 3) anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-10 secara berurutan dari yang terbesar 4) anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-10 dengan menghubungkan gambar sesuai lambang bilangannya. b. Pedoman observasi untuk kemampuan guru 1) Membuka Kegiatan Pembelajaran : a) Menyampaikan materi b) Memotivasi anak untuk memulai pembelajaran c) Menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai anak 2) Mengelola Kegiatan Pembelajaran Inti : a) Penguasaan materi pembelajaran b) Memberi contoh c) Menggunakan sumber, alat, media pembelajaran
d) Mengerahkan anak untuk aktif berpartisipasi e) Memberi penguatan f) Merespon secara positif keingintahuan anak g) Menunjukkan antusias / gairah mengajar c. Mengorganisasikan Waktu Anak, Sumber dan Alat / Media Pembelajaran : 1) Mengatur penggunaan waktu 2) Melaksanakan pengorganisasian sumber dana alat bantu / media pembelajaran 3) Menyiapkan sumber dan alat bantu / media pembelajaran d. Melaksanakan Penilaian : 1) Melaksanakan penilaian proses 2) Melaksanakan penilaian akhir Tabel 3.1 Lembar Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan pada anak NO. 1
2
3
ASPEK YANG DIAMATI
PENILAIAN INDIKATOR
Mengenal lambang bilangan 1 - 10 Menyebutka n lambang bilangan 1 - 10
Anak dapat mengenal lambang bilangan 1 – 10
Menghubun gkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar
Anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1 – 10 dengan menghubungkan gambar sesuai lambang bilangannya.
1 *
2 **
3 ***
4 ** **
Anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1 – 10 secara berurutan dari yang terkecil Anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1 – 10 secara berurutan dari yang terbesar
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ASPEK KEMAMPUAN GURU A
MEMBUKA KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Menyampaikan materi 2. Memotivasi anak untuk memulai pembelajaran 3. Menyampaikan kompetensi
SKOR HASIL OBSERVASI 1 2 3 4
12
ASPEK KEMAMPUAN GURU yang harus dikuasai anak MENGELOLA KEGIATAN B PEMBELAJARAN INTI 1. Penguasaan materi pembelajaran 2. Memberi contoh 3. Menggunakan sumber, alat, media pembelajaran 4. Mengerahkan anak untuk aktif berpartisipasi 5. Memberi penguatan 6. Merespin secara positif keingintahuan anak 7. Menunjukkan antusias / gairah mengajar MENGORGANISASIKAN WAKTU ANAK, SUMBER DAN C ALAT / MEDIA PEMBELAJARAN 1. Mengatur penggunaan waktu 2. Melaksanakan pengorganisasian sumber dan alat bantu / media pembelajaran 3. Menyiapkan sumber dan alat bantu / media pembelajaran D MELAKSANAKAN PENILAIAN 1. Melaksanakan penilaian proses 2. Melaksanakan penilaian akhir
SKOR HASIL OBSERVASI 1 2 3 4
2. Wawancara Metode wawancara dipergunakan oleh seseorang untuk tujuan mendapatkan keterangan atau pendapat secara lisan dari responden yang dapat membantu dalam proses pengamatan.Wawancara antara peneliti dengan guru kelompok B. 3. Dokumentasi Menurut Arikunto ( 2008 : 206 ) dokumentasi adalah laporan kegiatan, foto-foto, catatan, buku-buku yang relevan dengan penelitian dan sebagainya.Pada penelitian ini dokumen yang penulis peroleh saat observasi adalah buku RKH, buku laporan perkembangan dan foto-foto proses pembelajaran kegiatan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep lambang bilangan 1-10 dengan menghubungkan gambar melalui media majalah Citra. Untuk mendapatkan data hasil kemampuan anak dapat diperoleh dari penggunaan majalah Citra pada indikator mengenal lambang bilangan 1-10 dengan menghubungkan gambar sesuai lambang bilangannya.Adapun langkah-langkah yang
diperlukan dalam mengumpulkan data sebagai berikut : a. Untuk kegiatan kemampuan kognitif dengan indikator mengenal lambang bilangan 1-10 dengan cara menghubungkan bilangan 1-10 dengan gambar sesuai lambang bilangannya pada siklus pertama,guru menentukan tema yang terdapat pada majalah Citra yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh anak. b. Untuk kegiatan kemampuan kognitif dengan pokok bahasan mengenal lambang bilangan 1-10 dengan cara menghubungkan bilangan 1-10 dengan gambar yang sesuai lambang bilangannya kemudian anak diberi kesempatan mewarnai gambar sesuai lambang bilangannya pada siklus kedua anak diberi kesempatan memilih tema yang terdapat pada majalah Citra yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh anak. Indikator keberhasilan atau Standar Kompetensi Dasar (SKD) dalam penelitian tindakan kelas ini adalah anak mampu mengenal lambang bilangan 1-10 dengan cara menghubungkan gambar sesuai lambang bilangannya. Disamping itu, anak semakin merespon positif terhadap pembelajaran Kemampuan kognitif pada khususnya dan kegiatan kemampuan kognitif pada umumnya. F. Teknik Analisis Data Untuk memperoleh data dengan kelayakan penerapan model kegiatan peningkatan kemampuan kognitif melalui pemanfaatan majalah Citra dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh selama penelitian dianalisis menggunakan patokan standar keberhasilan yang dikategorikan secara perorangan dan secara klasikal. Kategori perseorangan dikatakan berhasil apabila anak memenuhi ketuntasan belajar dengan kriteria baik atau nilai minimal 3, sedangkan untuk keberhasilan klasikal dianggap terpenuhi jika persentase keberhasilan mencapai 80%. Selanjutnya dalam menghitung persentase keberhasilan secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut :
13
f 100% N Keterangan : p = Persentase f = Frekuensi jawaban yang diperoleh N = Banyaknya individu (Sudjiono, 2003:40) Tingkat kemampuan mengenal konsep bilangan anak dapat diketahui melalui kualitas hasil pembelajaran di kelas dengan melihat skor yang diperoleh oleh anak. Cara yang dilakukan dalam mengolah data peneliti yaitu dengan memberi skor nilai 4 (****) sangat mampu dalam mengenal konsep bilangan 1 – 10, skor nilai 3 (***) mampu dengan mandiri, skor nilai 2 (**) mampu dengan dibantu, dan skor 1 (*) belum mampu dalam memahami konsep bilangan. Adapun kriteria skor sebagaimana berikut : Sangat Mampu : 4 = A Mampu dengan mandiri : 3 = B Mampu dengan dibantu : 2 = C Belum mampu :1 = D (Sugiyono, 2009 : 141) p
G. Kriteria Keberhasilan Setiap penelitian tentunya memiliki kriteria keberhasilan masing-masing. Adanya kriteria keberhasilan dimaksudkan untuk memberikan patokan yang jelas kepada peneliti tentang keberhasilan yang harus dicapai dalam penelitian, sehingga ketika penelitian belum mencapai angka keberhasilan yang sudah ditetapkan maka penelitian tidak bisa dihentikan begitu pula sebaliknya ketika penelitian telah mencapai angka yang ditentukan atau lebih maka penelitian dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan. Adapun kriteria keberhasilan peningkatan kemampuan kognitif pada anak Kelompok B di TK Kartini Surabaya dalam menghubungkan lambang bilangan 1-10 melalui penggunaan media majalah Citra minimal sudah mencapai 80%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada anak Kelompok B TK Kartini Surabaya. Jumlah pertemuan
sebanyak tiga kali yaitu pertemuan satu, dua dan pertemuan tiga. Pertemuan kesatu merupakan pelaksanaan siklus I, pertemuan kedua merupakan siklus II, dan pada pertemuan ketiga merupakan evaluasi. Hasil penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang meliputi aktivitas guru dan anak, dan deskripsi data hasil pemberian tugas dalam menghubungkan bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui media majalah Citra pada pembelajaran anak. Pada pembelajaran ini pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah silabus yang merupakan seperangkat rendam dan pengaturan tentang kegiatan dan pembelajaran pengelolaan kelas yang digunakan sebagai landasan dalam menyusun RKH (Rencana Kegiatan Harian) disusun secara sistematis oleh peneliti yang berisikan tentang penyampaian materi sesuai dengan rincian yang telah ditentukan setiap pertemuan. Pada siklus pertama perangkat yang digunakan adalah Majalah Citra. Selanjutnya anak diberi Majalah Citra berisi tentang kemampuan kognitif menghubungkan bilangan 1 – 10 dengan gambar yang ada pada majalah Citra. Dalam RKH terdapat ketentuan sebagai berikut : Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, Skenario Pembelajaran yang terdiri dari (pendahuluan, kegiatan inti dan penutup), Media dan Sumber Pembelajaran, Alat dan Bahan serta Penilaian. 1. Siklus I Siklus pertama dilaksanakan pada pertemuan pertama kelompok B TK Kartini Surabaya pada kegiatan inti yang diikuti oleh 32 anak dengan rincian 14 anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Pelaksanaan siklus pertama berlangsung mulai 08.00 – 09.30 WIB atau waktu kegiatan inti, sesuai pembelajaran tersebut dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu : a. Perencanaan Pada siklus pertama kegiatan perencanaan berisi kesiapan guru dalam kesiapan pembelajaran peningkatan kemampuan kognitif dalam menghubungkan 1 – 10 dengan gambar melalui media Majalah Citra. Kegiatan ini berupa pembuatan RKH,
14
penyiapan materi pembelajaran yang berupa majalah. Dalam siklus pertama menggunakan majalah. Adapun langkah-langkahnya terperinci sebagai berikut : 1) Guru menjelaskan rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta memotifasi anak. 2) Guru menyiapkan majalah Citra yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan menghubungkan bilangan 1 – 10 dengan gambar. 3) Guru mengatur posisi duduk anak agar anak merasa nyaman untuk mengikuti kegiatan menghubungkan bilangan. 4) Guru mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menunjukkan majalah Citra yang telah disiapkan. 5) Guru mulai menjelaskan cara menghubungkan bilangan 1 – 10 dengan menghitung jumlah dengan menggunakan majalah yang sudah disiapkan . b. Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran pada siklus I. Siklus I dilakukan 2 (dua) pertemuan 2 x 45 menit dilaksanakan pada awal bulan Nopember 2012. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Nopember 2012. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Nopember 2012, dan pertemuan ketiga, masuk Siklus II pada Kamis, 22 Nopember 2012. Pertemuan pertama guru melaksanakan sesuai yang direncanakan diatas, guru menyiapkan majalah Citra, kemudian guru memasang gambar besar di depan sesuai yang ada dalam majalah Citra, guru mengatur posisi duduk anak, merangsang perhatian anak agar tertarik dengan kegiatan menghubungkan bilangan 1 – 10 dengan gambar yang ada pada majalah Citra yang berupa gambar tanaman, buah, sayur lalu guru memulai dengan
menghitung gambar yang sudah ditunjukkan dihubungkan dengan bilangan 1 – 10. Pertemuan kedua guru memulai kegiatan dengan memberi salam dan menanyakan kesiapan anak, guru menjelaskan indikator penilaian dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar, guru memasang gambar besar di depan sesuai yang ada dalam majalah Citra. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menghubungkan bilangan 1 – 10 dengan gambar di depan satu per satu, guru dan sejawat memberikan penilaian. Guru membagi majalah Citra dan memberi tugas pada anak untuk menghubungkan bilangan 1 – 10 dengan gambar yang ada pada majalah Citra. Guru mengakhiri dengan memotivasi anak agar anak semangat dalam belajar. Pertemuan ketiga guru memberi salam dan memberikan motivasi kepada anak agar lebih semangat lagi, guru mengulangi lagi kegiatan yang sudah diberikan pada pertemuan pertama dan kedua, anak maju ke depan satu persatu dan anak sudah mampu untuk menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar, guru memberikan pujian pada anak yang lancer dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar. c. Observasi Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru memperlihatkan gambar besar pada anak sesuai dalam majalah Citra dan menanyakan jumlah gambar apakah anak bisa menghitung gambar yang ada, diperlihatkan sebagian anak akan menjawab, dari jumlah anak 32 anak yang menjawab mencapai 60% kemudian guru menjelaskan tentang cara menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar yang sudah diperlihatkan pada anak sesuai jumlah meja. Setelah guru selesai menjelaskan, guru memberikan kesempatan pada anak untuk ke depan
15
dan memberi tugas menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar diperlihatkan, pada pembelajaran siklus pertama anak masih belum mampu menghitung dan menghubungkan lambang bilangan dengan gambar. Data kemampuan anak pada pembelajaran siklus I Hasil penilaian kemampuan kognitif dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui Majalah Citra pada Kelompok B di TK Kartini Surabaya Tahun Pelajaran 2012 – 2013. Tabel 4.1 Penilaian kemampuan menghubungkan bilangan 1-10 dengan gambar melalui majalah citra pada anak kelompok B TK Kartini pada siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama APP SR ADCP AMI ACES AAM ADS AA AC CRPP DEA EP HSL
No.
Nama
14 15 16 17 18 19 20 21 22
FHA IEY IS KN KHA MMK MK MAF MIFH
Kriteria Kategori Belum mampu Belum mampu Mampu dengan dibantu Mampu dengan mandiri Belum mampu Belum mampu Mampu dengan dibantu Mampu dengan mandiri Mampu dengan dibantu Belum mampu Belum mampu Belum mampu Mampu dengan dibantu Kriteria
Kategori
Mampu dengan mandiri Belum mampu Mampu dengan mandiri Mampu dengan dibantu Mampu dengan dibantu Belum mampu Mampu dengan dibantu Mampu dengan dibantu Belum mampu
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
MOST NCM N RSA EFP REP SGR SAA INA ZN
Mampu dengan dibantu Mampu dengan mandiri Mampu dengan dibantu Belum mampu Belum mampu Belum mampu Belum mampu Belum mampu Mampu dengan dibantu Mampu dengan dibantu
Berdasarkan tabel 4.1, kemampuan siswa dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui media majalah Citra dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Nilai B sebanyak 5 anak : 5 x 100 = 15,6% 32 2. Nilai C sebanyak 12 anak : 5 x 100 = 37,5% 32 3. Nilai D sebanyak 15 anak : 5 x 100 = 46,8% 32 Tabel 4.2 Persentase kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra anak pada kelompok B TK Kartini NILAI
PRESENTASE
B
15,6%
C
37,5%
D
46,8%
Perkembangan kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra dapat digambarkan pada grafik berikut :
16
majalah Citra yang kurang mampu masih mencapai 46,8%. Hal ini terlihat adanya peningkatan kemampuan dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra masih relatif kecil. Maka dari itu perlu diadakan adanya siklus II untuk memperoleh kemampuan atau skor yang maksimal.
Persentase
Grafik Persentase Tingkat Kemampuan Anak
2.
Tingkat Kemampuan Grafik 4.1. Kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra Berdasarkan data yang disajikan pada grafik diatas dapat diketahui kemampuan anak dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra. 1) Siswa yang mampu dengan mandiri dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra hasil persentase mencapai 15,6%. 2) Siswa yang mampu dengan dibantu dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra hasil persentase mencapai 37,5%. 3) Siswa yang kurang mampu dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra hasil persentase mencapai 46,8%.
d. Refleksi Proses pembelajaran pada siklus I dapat diketahui bahwa 32 anak hanya 15,6% anak yang mampu menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui
Siklus II Pelaksanaan siklus II dimaksudkan agar masalah yang terdapat pada siklus I dapat teratasi. Adapun pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Perencanaan Berdasarkan proses refleksi pada siklus I diketahui bahwa masih ditemukan indikator yang memerlukan perbaikan. Adapun pelaksanaan pembelajaran yang perlu mendapatkan revisi sebagai berikut : 1) Guru saat menyampaikan pembelajaran, anak masih berbicara sendiri juga mengganggu temanya. 2) Anak banyak bertanya saat pembelajaran berlangsung. 3) Anak dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar pada majalah Citra lupa urutan bilangan. Sedangkan yang dianggap sebagai kekuatan pada siklus I yaitu : 1) Guru sudah melaksanakan rencana tindakan. 2) Guru sudah menyajikan gambar yang bisa menarik perhatian anak. 3) Anak memberikan respon positif terhadap penyajian gambar. Adapun rencana penerapan media gambar yang ada pada majalah Citra untuk meningkatkan kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar pada majalah Citra pada siklus II secara rincia sebagai berikut : 1) Melengkapi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2) Guru menyiapkan lembar pengamatan aktivitas dan respon anak.
17
3) Guru menyiapkan alat peraga besar sesuai yang ada pada majalah Citra. 4) Guru memberikan pujian anak yang dianggap berhasil dalam pembelajaran. b. Tindakan Tindakan yang dilakukan guru pada siklus II ini sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Guru memberi salam kepada anak dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Guru mengatur posisi duduk anak dengan tujuan agar anak bisa memperhatikan dan menyimak menghitung menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar. 3) Guru menyiapkan gambar besar yang merupakan alat peraga dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar. 4) Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menunjukkan gambar yang akan dihubungkan. 5) Guru memberikan pertanyaan pada masing-masing siswa tentang jumlah gambar yang sesuai dengan lambang bilangan. 6) Guru menjelaskan, menghitung gambar dan menghubungkan dengan lambang bilangan. 7) Memberi kesempatan pada siswa untuk maju menghitung gambar kemudian menghubungkan dengan lambang bilangan 1 – 10. c. Observasi Dari hasil pemantauan antara peneliti dengan kolabor ditemukan peningkatan baik dari segi proses maupun tindakan, seperti yang direncanakan dalam RKH. Tabel 4.3 Penilaian kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra pada anak kelompok B TK Kartini pada Siklus II
No.
Nama
Kriteria
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
APP SR ADCP AMI ACES AAM ADS AA AC CRPP DEA EP HSL FHA IEY IS KN KHA MMK MK MAF MIFH MOST NCM N RSA EFP REP SGR SAA INA ZN
Mampu dengan mandiri Mampu dengan dibantu Sangat mampu Sangat mampu Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Sangat mampu Mampu dengan mandiri Mampu dengan dibantu Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Sangat mampu Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Sangat mampu Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Sangat mampu Sangat mampu Mampu dengan mandiri Mampu dengan dibantu Mampu dengan mandiri Mampu dengan mandiri Mampu dengan dibantu Mampu dengan dibantu Sangat mampu Mampu dengan mandiri
Berdasarkan tabel 4.3 kemampuan siswa dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui media majalah Citra dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Nilai A sebanyak 8 anak : 8 x 100 = 15,6% 32 2. Nilai B sebanyak 19 anak : 19 x 100 = 59,3% 32 3. Nilai C sebanyak 5 anak : 5 x 100 = 15,6% 32
18
Tabel 4.4 Persentase kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra Kelompok B TK Kartini NILAI
PRESENTASE
B
25%
C
56,2%
D
15,6%
Persentase
Perkembangan kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra dapat digambarkan pada grafik berikut : Grafik Persentase Tingkat Kemampuan Anak
Tingkat Kemampuan Grafik 4.2. Kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra Berdasarkan data yang disajikan pada table 4 diatas dapat diketahui kemampuan anak dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra. 1) Siswa yang mampu dengan mandiri dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra hasil persentase mencapai 25%. 2) Siswa yang mampu dengan dibantu dalam menghubungkan lambang
bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra hasil persentase mencapai 59,3%. 3) Siswa yang kurang mampu dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra hasil persentase mencapai 15,6%. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi terhadap akivitas guru dan anak selama pelaksanaan tindakan pada siklus II bahwa guru sudah melaksanakan tindakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pada observasi kedua sudah menemukan peningkatan dalam pembelajaran menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra terlihat bahwa anak sudah bisa merespon serta konsentasi dalam pembelajaran, anak juga lebih bersemangat dalam pelaksanaan kegiatan. B. Pembahasan Penggunaan majalah Citra pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya termasuk penerapan metode pemberian tugas pada pembelajaran di kelas, karena majalah tersebut digunakan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan belajar anak tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya, akan tetapi bisa juga tertarik dengan gambar pada majalah anak dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu majalah Citra juga, dapat memberikan pengalaman visual kepada anak, antara lain mendorong motivasi belajar dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Semakin banyak perbendaharaan pengetahuan anak, maka semakin cepat perkembangan kognisi mereka terutama kemampuan menggunakan informasi yang diperolehnya sebagai dasar untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu majalah Citra merupakan salah satu bentuk dari media pembelajaran yang mempunyai peranan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. Pada pembahasan siklus I siswa mampu menghubungkan lambang bilangan 1 – 10
19
dengan mandiri hanya memperoleh 5 anak hasil persentasenya 15,6% yang mampu dengan bantuan guru sebanyak 12 anak hasil persentase mencapai 37,5% sedangkan yang belum mampu masih 15 anak hasil persentasenya mencapai 46,8% jadi hasil pembahasan pada siklus I anak masih relative kecil mencapai ketuntasan belajar. Sehingga dilakukan pembelajaran pada siklus II, hasil pembahasan pada siklus II siswa yang sangat mampu dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 memperoleh 8 anak hasil persentasenya mencapai 25%, anak yang mampu menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan mandiri memperoleh 19 anak hasil persentasenya mencapai 59,3% dan anak yang mampu menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan bantuan guru hanya 5 anak hasil persentasenya mencapai 15,6% jadi pada pembahasan siklus II anak sudah menunjukkan bahwa kemampuan dalam bercerita dengan gambar melalui majalah Citra memperoleh hasil yang tuntas. Dari data yang disajikan diatas dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra pada anak Kelompok B di TK Kartini Surabaya memperoleh ketuntasan belajar mencapai 82,9%.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di TK Kartini Surabaya khususnya kelompok B Tahun Pelajaran 2012 – 2013, maka peneliti memberikan suatu kesimpulan yang memuat intisari dari suatu penelitian sebagai gambaran hasil penelitian. Penerapan penggunaan majalah Citra dalam menghubungkan lambang bilangan 110 pada anak kelompok B di TK Kartini Surabaya menunjukkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. B. Saran Setelah diketahui terbukti bahwa hasil dalam penelitian kemampuan menghubungkan
lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra ada peningkatan, maka masih perlu kiranya peneliti ajukan saran-saran yang berhubungan dengan judul penelitian sebagai berikut : 1. Melatih anak agar tidak bosan. 2. Memberikan kemudahan bagi guru untuk melatih anak dalam menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar. 3. Meningkatkan kualitas guru dalam memberikan materi pembelajaran menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar. 4. Kemampuan menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar melalui majalah Citra sangat penting dimiliki anak Taman Kanak-Kanak.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. CITRA TK SENIOR : Media Anak Didik Indonesia. Edisi 06 dan 07. Sidoardjo Djawa Timur Galuh Sansekerta. Depdiknas. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini : TK dan RA. Jakarta : Balitbang. Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman KanakKanak. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
20
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Prawirodilaga, Dewi, Salma dan Siregar, Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana. Sadiman, Arief, S, dkk. 2006. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Unit Percetakan UNJ. Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana dan Riva’i. 2002. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algresindo. Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Kanisius. Susanto, Achmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Group.