MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOKOMOTOR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DI KELAS IV SDN GUNTUR 09 PAGI SETIABUDI JAKARTA SELATAN Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran
Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan tradisional di kelas IV. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Guntur 09 Jakarta Selatan, dengan subjek penelitian siswa kelas IV berjumlah 40 siswa pada semester II tahun pelajaran 2011-2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dengan empat kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Dari hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa dengan menggunakan permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Kata Kunci: gerak dasar lokomotor, pendidikan jasmani, permainan tradisional. bahkan
PENDAHULUAN Permainan
tradisional
hampir
sebagian
dari
waktunya
merupakan
dihabiskan untuk bermain. Hal ini sangat
permainan yang dilakukan oleh mayoritas
berarti bagi anak-anak untuk melatih dirinya
anak-anak dan remaja secara turun temurun.
dan dapat merangsang pertumbuhan serta
Permainan tradisional menjadi bagian dari
perkembangan anak tersebut.
kebudayaan bangsa yang mencari ciri khas
Bila
diamati
perilaku
anak
usia
tersendiri bagi negara dan daerah. Permainan
Sekolah Dasar (6-12 tahun) terlihat bahwa
tradisional cenderung hampir sama antara
aktifitas gerak mereka begitu tinggi. Waktu di
satu daerah dengan daerah lain dan yang
sekolah misalnya, menjelang istirahat atau
membedakannya
dan
pulang, mereka ingin segera cepat-cepat
yang
meninggalkan kelas. Begitu bel berbunyi
disesuaikan dengan kondisi di daerah masing-
mereka begitu antusias berhamburan keluar,
masing.
melompat dan berlarian bersama dengan
hanyalah
peraturan-peraturan
Pada
nama
permainan
memiliki
temannya. Tanpa disadari mereka sering
kecenderungan selalu ingin bergerak, mereka
bermain dengan melakukan gerakan-gerakan
melakukan gerak disetiap aktivitasnya. Sama
dasar di dalamnya, yang merupakan gerak
halnya dengan anak-anak, mereka melakukan
umum yang biasa dilakukan manusia. Gerak
gerak
untuk
yang dilakukan oleh manusia pada umumnya
menyalurkan segala potensi yang ada pada
adalah berjalan dan berlari, di mana kedua
dirinya.
gerak
tersebut
umumnya
sambil
Biasanya
manusia
bersenang-senang
bentuk-bentuk
disalurkan
melalui
kegiatan
permainan.
ini
lokomotor.
termasuk Setiap
dalam
gerak
dasar
manusia
pasti
akan
Bermain bagi anak-anak merupakan suatu
melakukan gerak ini dalam setiap kegiatan
kebutuhan yang penting dalam hidupnya,
yang dilakukannya. Bagi anak, gerak dasar
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
87
lokomotor seperti berjalan dan berlari sangat
saat ini sepakbola, basket, dan voli merupakan
penting
bagi
kebutuhan
perkembangan
permainan yang selalu diajarkan kepada siswa
mereka.
Anak
merupakan
individu
dalam
yang
pembelajaran
Penjas. kurang
Hal
kreatif
ini
senang untuk bergerak Gerak pada anak
menyebabkan
guru
untuk
sangat dibutuhkan untuk perkembangan anak
menciptakan
permainan
yang
dapat
saat proses menuju dewasa. Bergerak, selain
meningkatkan
kemampuan
gerak
dasar
bermanfaat untuk kesehatan juga berpengaruh
lokomotor siswa.
pada sensorik anak. Kepekaan anak akan
Seperti terlihat pada perolehan nilai
menjadi baik bila anak bergerak sesuai
siswa kelas IV di SDN Guntur 09 Pagi, siswa
dengan tahapan pertumbuhannya. Bagi anak
yang sudah mencapai nilai di atas KKM hanya
bermain
untuk
60% dari jumlah siswa yang ada yaitu 40
melalui
siswa (Dokumen Sekolah, KKM SDN Guntur
merupakan
menyalurkan
cara
kegiataan
mereka gerak,
kegiatan bermain gerak dasar
lokomotor
09
Pagi,
2010:12).
Penjas
suatu kebutuhan yang tak ubahnya seperti
lokomotor siswa dapat meningkat dan siswa
kebutuhan dasar lainnya.
tidak
merasa
menerima
kemampuan
pembelajaran
mereka akan berkembang karena bermain
Dalam bidang pendidikan, aktifitas
agar
Dalam
jenuh
materi harus
atau
gerak
dasar
bosan
dalam
pembelajaran,
maka
anak untuk bergerak dapat disalurkan melalui
pendidik
mampu
menciptakan
pembelajaran Pendidikan Jasmani (Penjas),
pembelajaran yang tepat bagi siswanya.
banyak macam kegiatan Penjas yang sering
Dilihat dari beberapa permasalahan di
anak lakukan, baik itu bermain secara individu
atas, maka sebaiknya guru mulai mencari
atau pun kelompok. Dalam permainan tersebut
alternatif atau model yang inovatif dan kreatif
mereka
dalam
dapat
mengeluarkan
kemampuan
suatu
gerak dasar lokomotor, bersenang-senang dan
meningkatkan
berinteraksi dengan temannya. Namun salah
lokomotor
satu
menggunakan
masalah
utama
dalam
Penjas
di
pembelajaran
untuk
dapat
kemampuan
gerak
dasar
anak,
salah
satunya
permainan
dengan
tradisional.
Indonesia adalah belum efektifnya pengajaran
Permainan tradisional yang akhir-akhir ini
Penjas di sekolah-sekolah (Toho Cholik M dan
kurang
Rusli Lutan, 1997:2). Hal ini disebabkan
mengembangkan kemampuan keterampilan
beberapa
terbatasnya
siswa secara menyeluruh baik fisik yaitu gerak
sarana dan prasarana yang digunakan untuk
dasar lokomotor, mental maupun intelektual.
mendukung
proses
Banyak bentuk permainan tradisional yang
terbatasnya
kemampuan
guru
untuk
dapat
pembelajaran
gerak
dasar
kemampuan gerak dasar lokomotor siswa dan
faktor
melakukan
diantaranya
pembelajaran
dan
lokomotor tersebut.
terlihat
digunakan
sebenarnya
untuk
dapat
meningkatkan
melibatkan pengetahuan anak terhadap mata
Guru masih terpaku pada peraturan,
pelajaran yang lainya seperti memasukan
penggunaan lapangan, media dan alat peraga
pelajaran selain Penjas ke dalam permainan
pembelajaran
tradisional.
Permainan
kemudian belum adanya upaya guru untuk
dimodifikasi
oleh
memodifikasi pembelajaran tersebut. Pada
merancang
bentuk
dalam
kegiatan
olahraga,
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
tradisional
kreativitas
guru
permainannya
dapat dalam karena
87
dapat disesuaikan dengan kondisi siswa.
perpindahan kaki berpijak dari satu tempat ke
Permainan tradisional juga merupakan aset
tempat yang lain, atau aktivitas fisik dengan
budaya
meninggalkan tempat berpijaknya (Sukintaka,
yang
harus
dikembangkan
dan
dilestarikan agar karakter bangsa ini dapat
2004:43).
terlihat.
manusia tidak akan lepas dari kegiatan gerak Dengan melihat permasalahan yang
yang
Dalam
dilakukan
kehidupan
untuk
sehari-hari
berpindah
tempat,
ada maka peneliti ingin meneliti apakah
dengan melakukan sebuah gerakan yang
dengan menggunakan permainan tradisional
berpindah tempat berarti manusia tersebut
dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar
telah melakukan sebuah keterampilan gerak
lokomotor pada pembelajaran Penjas di kelas
dasar lokomotor. Gerak dasar lokomotor yang
IV SD.
biasa dijumpai pada siswa sekolah dasar adalah berjalan dan berlari. Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga
KAJIAN PUSTAKA Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang biasa dilakukan oleh
pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang (A. Widya, 2004:13).
setiap manusia. Setiap melakukan aktivitas
Lari merupakan gerak dasar lokomotor
siswa pun tidak luput dari dari gerak baik
dan juga merupakan gerak dasar yang dimiliki
sadar maupun tidak sadar.
manusia secara alami. Dalam kegiatan sehari-
Menurut Gabbart, LeBlanc, dan Lowy
hari kita sering dihadapkan pada aktivitas
dalam Sukintaka pada dasamya gerak dasar
gerak dasar jalan dan juga lari. Berbeda
manusia secara umum terdiri atas tiga macam
dengan berjalan, berlari adalah pergerakan
gerak, yaitu Lokomotor, Non Lokomotor dan
kaki yang cepat secara bergantian, pada saat
Manipulasi(Sukintaka, 2004:42). Ketiga gerak
yang cepat, kedua kaki meninggalkan bumi
dasar ini saling berkaitan dalam pola gerak
sebelum salah satu kaki segera bertumpu
dasar manusia yang melibatkan bagian tubuh
kembali. Sebagian besar anak sekolah dapat
yang berbeda seperti kaki, lengan, batang dan
berlari pada kecepatan relatif tinggi dan
kepala, dan termasuk keterampilan seperti
dengan mudah dapat mengubah arah larinya.
berjalan,
Tahapan pola lari yang sudah matang akan
berlari,
melompat,
melempar, memukul.
menangkap,
Lokomotor
menurut
menunjukkan hal-hal esensial berikut ini:
buku
a) Tubuh memelihara sedikit kecondongan ke
Understanding Motor Development adalah
depan selama pola melangkah, b) Pandangan
aspek
untuk
luas kedepan, c) Kedua lengan mengayun
efektif
dengan sudut yang luas dan disinkronkan
(Gallahue, 1998:222). Gerak dasar lokomotor
secara berlawanan dengan ayunan kaki, d)
sering dilakukan oleh manusia baik sadar
Kaki yang menumpu kontak dengan tanah
maupun tidak sadar. Gerakan ini sering
hampir rata dan dekat di bawah titik berat
dijumpai ketika manusia sedang beraktivitas,
tubuh, e) Lutut dari kaki yang bertumpu sedikit
yaitu melakukan gerakan perpindahan tempat.
bengkok
Keterampilan lokomotor menurut Sukintaka
kontak dengan tanah, f) Pelurusan dari kaki
yaitu aktivitas jasmani dengan melakukan
yang bertumpu pada bagian panggul, lutut,
Gallahue
yang
dasar
berpindah
tertuang
dalam
secara
dalam
mempelajari
efesien
dan
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
setelah
kaki
tersebut
membuat
87
dan pergelangan kaki mendorong tubuh ke
bisa membantu meningkatkan kualitas jasmani
depan dan ke atas ke arah fase melayang, g)
pelakunya (Achmad Allatief, dkk, 2006:1).
Lutut yang mengayun bergerak ke depan
Selain itu permainan tradisional juga melatih
dengan cepat pada angkatan lutut tinggi, dan
kita untuk bergerak, menggunakan fisik dan
secara bersamaan kaki yang lebih rendah
aktif agar tubuh pun menjadi sehat. Hal ini
membengkok,
ke
memungkinkan anak untuk mengembangkan
pantat.h) Keserasian gerak bagian tubuh
kemampuan gerak dasar lokomotor mereka.
dalam berlari (Agus Mahendra, 2005:5).
Dani Wardani mengungkapkan, permainan
Penjas
membawa
tumit
merupakan
dekat
bagian
dari
tradisional
adalah
permainan
yang
sarat
Gymnologie, yakni pengetahuan (wetenschap)
dengan nilai sosial dan sportifitas, di mana
tentang berlatih, dilatih, atau melatih; yang
secara tidak langsung mendidik dan menuntun
terdiri dari tiga bagian besar: 1) Pendidikan
pemainnya menjadi pribadi yang unggul (Dani
Jasmani, 2) Olahraga, 3) Rekreasi (Sukintaka,
Wardani, 2010:90). Husna dalam bukunya
2004:31). Penjas memberikan kesempatan
yang berjudul 100+ permainan Tradisional
kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
Indonesia
aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
tradisional adalah permainan yang terkandung
jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan
nilai-nilai edukasi dan sosial yang melibatkan
secara sistematis. Pembekalan pengalaman
aktivitas fisik, pengaturan strategi, kerjasama
belajar
tim, dan kecerdasan emosi (Husna, 2009:230).
itu
diarahkan
untuk
membina,
mengungkapkan,
permainan
sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Seperti yang dikatakan
METODE PENULISAN
Suranto bahwa Penjas harus dilakukan terus
Penelitian ini dilaksanakan di SDN
menerus sepanjang hidup manusia dengan
Guntur 09 Pagi, Setiabudi, Jakarta Selatan.
berbagai macam pola dan juga diberikan mulai
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
dari taman kanak-kanak sampai perguruan
kelas IV semester genap tahun pelajaran
tinggi (Suranto, 1991:24). Melalui pendidikan
2011/2012 sebanyak 40 orang siswa. Dalam
jasmani siswa dapat meningkatkan aktivitas
hal penelitian ini melibatkan Andi Ali Saladin
geraknya melalui pengalaman yang diterima,
sebagai peneliti dan perencana serta Deni
dengan demikian Penjas akan membawa
Hotma
siswa dalam kegiatan yang menyenangkan
penelitian.
yang
kreatif,
inovatif,
terampil,
memiliki
kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Permainan tradisional atau permainan rakyat adalah aset budaya perlu dilestarikan, digali dan ditumbuh kembangkan, karena selain merupakan permainan untuk mengisi luang, juga mempunyai potensi untuk dapat lebih dikembangkan sebagai olah raga yang
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
Parsaoran
sebagai
pelaksana
Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian
tindakan
kelas
(action
research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas (Didik dan Wahyu, 2011:47). Adapun rancangan (desain)
Penelitian Tindakan
Kelas yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart meliputi
empat
alur
(langkah)
meliputi 87
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
tindakan
berupa
observasi, dan refleksi.
dilakukan
oleh
Perencanaan Siklus
I,
Tindakan
meliputi
Penelitian
menganalisis
dan
RPP,
skenario
media
pembelajaran
dan
yang
berupa
lainya,
serta
menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk dokumentasi. penelitian
dilakukan
dalam dua siklus. Dalam setiap siklus peneliti melakukan
tindakan
sebanyak
dua
kali
pertemuan, dan masing-masing pertemuan yaitu 2 x 35 menit. Kegiatan pengamatan dilaksanakan aktivitas
secara
kelas
instrumen
langsung
dengan
pemantau
terhadap
menggunakan
tindakan.
Hasil
pengamatan dicatat dalam bentuk uraian pada lembar
catatan
pengamatan
yang
lapangan
kolaborator
secara langsung dan juga dilengkapi dengan bantuan kamera. Refleksi
selama
proses
Tindakan siklus I dilaksanakan melalui serangkaian tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan
dan
refleksi.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 pertemuan
dimana
dalam
setiap
pertemuan lamanya 2 x 35 menit. Observasi dilakukan
selama
menggunakan
proses
lembar
pembelajaran,
pemantau
tindakan
untuk mengetahui efektivitas pembelajaran oleh guru dan siswa. Untuk mengetahui peningkatan gerak dasar lokomotor siswa, dilakukan
penilaian
pembelajaran
selama
menggunakan
proses instrument
kemampuan gerak dasar lokomotor lari.
berdasarkan
dilakukan
observer
yang
Deskripsi Hasil Penelitian siklus I
kali
Pelaksanaan
pengamatan
pembelajaran.
merumuskan masalah yang terjadi di kelas, menyusun
hasil
Data
yang
diperoleh
dari
hasil
kemampuan gerak dasar lokomotor pada akhir siklus menunjukan hanya 67,5% dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM
dilaksanakan
untuk
menganalisis ketercapaian proses pemberian tindakan maupun untuk menganalisis faktor penyebab tidak tercapainya tindakan, dan kemajuan yang telah dicapai siswa. Kemudian mendiskusikan cara untuk mengatasi masalah yang timbul untuk diselesaikan pada siklus berikutnya.
atau sebanyak 27 orang siswa, sedangkan data yang diperoleh dari instrumen pemantau tindakan
mendapatkan
persentase
skor
sebesar 62.5%. Dengan kata lain, peningkatan yang diperoleh pada siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan yakni 80% dari jumlah seluruh siswa mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau mendapatkan skor minimal 9.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah
Berdasarkan hasil pengamatan dan
melakukan
kegiatan
pembelajaran mulai dari siklus I sampai siklus II,
maka
diperoleh
data-data
hasil
pelaksanaan, data yang diperoleh meliputi data penelitian dan data pemantau tindakan. Data penelitian berupa hasil yang diperoleh dari permainan tradisional yang dilakukan di setiap
siklus
sedangkan
data
pemantau
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan observer ada beberapa hal yang ditemukan dan harus diperbaiki. Ada beberapa catatan yang
telah
pembelajaran
dibuat
selama
berlangsung
yaitu,
proses pada
awalnya kurangnya ketertiban pada saat kegiatan kelompok, kurangnya kerjasama siswa dalam kegiatan permainan tradisional, 87
kemudian pada saat guru menjelaskan materi
pembelajaran juga mengalami peningkatan
masih ada siswa yang sibuk sendiri dan tidak
persentase sebesar 20% hingga menjadi
memperhatikan. Akibatnya, belum mencapai
82.5%, dibandingkan pad siklus I yang hanya
target keberhasilan yang diharapkan.
mencapai 62.5%. Hal ini menunjukkan bahwa
Untuk
meningkatkan
kemampuan
pembelajaran
dengan
menggunakan
gerak dasar lokomotor lari sesuai dengan
permainan tradisional dapat dikatakan efektif,
harapan, maka perlu dilakukan perbaikan
dikarenakan
seperti guru lebih memberikan bimbingan
mengalami peningkatan dari siklus I hingga
pada
siklus II.
saat
siswa
tradisional,
melakukan
sebelum
pembelajaran
ada
permainan melanjutkan
baiknya
guru
skor
pengamatan
Bedasarkan
hasil
tindakan
yang
telah
diperoleh pada siklus I dan siklus II, peneliti
mengkondisikan siswa agar pembelajaran
dan
kolaborator
menyimpulkan
penelitian
berjalan dengan baik.
tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Guntur 09 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan sudah cukup sampai siklus II.
Deskripsi Hasil Penelitian siklus II Pelaksanaan
tindakan
siklus
II
Dengan
demikian
dapat
dinyatakan
dilaksanakan guna memenuhi target yang
permainan tradisional dapat menjadi salah
belum tercapai pada siklus I. Sama seperti
satu
pada siklus I, pelaksanaan siklus II meliputi
Jasmani, untuk meningkatkan kemampuan
perencanaan,
gerak dasar lokomotor lari.
pelaksanaan
tindakan,
alternatif
pembelajaran
Pendidikan
Pelaksanaan
Pembelajaran dengan menggunakan
tindakan dalam siklus II dilaksanakan dalam 2
permainan tradisional dapat meningkatkan
kali pertemuan, dimana setiap pertemuan
kemampuan gerak dasar lokomotor lari. Hal ini
lamanya 2 x 35 menit yang dilaksanakan
dikarenakan,
pada tanggal 31 Mei 2012 dan 7 Juni 2012.
menggunakan
Observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
tindakan menggunakan lembar pemantau
mengeluarkan
tindakan.
dasar
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
proses
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang
instrument
dilaksanakan selama siklus I dan siklus II
pengamatan
lokomotor
dan
refleksi.
Sedangkan lari
pembelajaran
hasil
diperoleh
gerak
selama
menggunakan
siklus
II,
pelaksanaan
terlihat
meningkat
dasar
gerak
mereka
meliputi aspek penilaian sederhana, aktivitas
siswa
gerak,
antusias
selama
lokomotor
kemampuan
tradisional
pembelajaran lebih
pelaksanaan
pembelajaran. Pada siklus II, kemampuan gerak
permainan
dengan
dilakukan dengan permainan tradisional yang
kemampuan gerak dasar lokomotor lari. Hasil
pembelajaran
anak
mengalami
menyenangkan,
interaksi
sosial
,
sportifitas, dan peraturan yang dimodifikasi. Pada
siklus
I
terdapat
beberapa
catatan yang dibuat guru selama proses
peningkatan dan telah mencapai target yang
pembelajaran
diharapkan, yaitu 80% dari jumlah siswa
terbiasa menggunakan pembelajaran dengan
mendapatkan
Untuk
permainan tradisional, beberapa siswa masih
tindakan
kurang memperhatikan dan masih kurang
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
87
pengamatan
skor
minimal
pemantau
9.
berlangsung,
siswa
belum
sportif dalam permainan tradisional, siswa juga
tradisional menjadikan siswa lebih aktif dan
kurang bekerjasama dalam aktivitas kelompok.
bergairah dalam proses pembelajaran.
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan seperti:
B. Saran
guru harus lebih menguasai siswa, guru membimbing
siswa
kesalahan,
serta
pembelajaran
untuk
memperbaiki
lebih
agar
siswa
tegas dapat
dalam bermain
dengan sportif.
Setelah
mengetahui
pentingnya
menggunakan permainan tradisional dalam pelaksanaan Pendidikan
kegiatan Jasmani
pembelajaran
dapat
meningkatkan
kemampuan gerak dasar lokomotor siswa,
Pada tindakan siklus II, siswa sudah tampak lebih kondusif, karena siswa sudah
maka peneliti menyarankan: 1.
Permainan tradisional merupakan salah
terbiasa dengan proses pembelajaran yang
satu bentuk pembelajaran yang tepat
dengan menggunakan permainan tradisional,
untuk diterapkan pada mata pelajaran
serta perhatian siswa sudah mulai lebih
pendidikan jasmani.
terfokus.
Dalam
bekerjasama
kelompok
dengan
baik
siswa
sudah
dan
saling
2.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak
dasar
lokomotor
dalam
berinteraksi. Peningkatan efektifitas dan hasil
pembelajaran pendidikan jasmani sudah
belajar siswa pada siklus II menunjukkan
guru sebaiknya menerapkan permainan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan
tradisional
permainan tradisional dapat meningkatkan
menjadi menyenangkan.
kemampuan gerak dasar lokomotor lari siswa.
3.
Bagi
sekolah
prasarana
pembelajaran
memiliki
terbatas
sarana
khususnya
dan yang
berkaitan dengan pendidikan jasmani
PENUTUP
sebaiknya
A. Kesimpulan Penelitian
tindakan
kelas
yang
dilakukan di kelas IV SDN Guntur 09 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan ini berupaya untuk meningkatkan lokomotor
sehingga
kemampuan
lari
gerak
dengan
dasar
menggunakan
permainan
tradisional, karena permainan tradisional dapat
memanfaatkan
apa
yang
ada
disekitar sekolah dan apa pun yang menjadi daya tarik bagi siswa.
menggunakan
permainan tradisional. Berdasarkan
pembahasan
hasil
penelitian yang diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan
bahwa
pembelajaran
dengan
permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor lari siswa karena
menjadikan
siswa
aktif
dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan
kemampuan
gerak
mereka
serta siswa dapat lebih memahami materi yang
disampaikan
karena
permainan
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
87
DAFTAR PUSTAKA Ardiwinata, Achmad Allatief, Suherman, dan Martadinata. 2006.Kumpulan Permainan Rakyat, Olahraga Tradisional. Jakarta: Cerdas Jaya. Dokumen Sekolah. 2010. Kriteria Ketuntasan Minimal. Jakarta: SDN Guntur 09 Pagi. M Husna, A. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: ANDI. Gallahue L, David. 1998. Understanding Motor Development. USA: McGraw-Hill Companie. Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani. Bandung: Nuansa Cendekia. Suranto, Heru. 1991. Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Jakarta: Universitas terbuka. Widya A, Djumidar Mochamad. 2004. Gerak-Gerak Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wardani, Dani. 2010. 33 Permainan Tradisional yang Menarik. Yogyakarta: Cakrawala. (http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031AGUS_MAHENDRA/ Modul_Praktek_2_Agus_Mahendra/Modul_1_Lokomotor.pdf) (diakses pada tanggal 9 november 2011)
Daftar Riwayat Hidup Peneliti: Drs. Andi Ali Saladin, M.Pd, adalah Dosen PGSD FIP UNJ Deni Hotma Parsaoran, S.Pd, adalah mahasiswa PGSD FIP UNJ
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
87