ANALISIS SARANA MANAJEMEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RS.Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODOD MAKASSAR Ietje1, Irfan Idris2, Werna Nontji³ 1. RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2. Bagian Ilmu Faal FK UNHAS 3. Program Studi Ilmu keperawatan FK UNHAS
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sarana manajemen (pengetahuan, insentif, format , alur dan sosialisasi) yang berhubungan dengan pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) di ruang rawat inap RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan jumlah sampel 219 perawat yang dipilih secara systematic random sampling. Hasil uji Chi-square didapatkan hubungan yang bermakna (ρ < 0,05), di Instalasi Lontara 1 pada variabel insentif (ρ = 0,000) dan ketersediaan format (ρ = 0,000) ; Instalasi Lontara 2 pada variabel pengetahuan (ρ = 0,016), ketersediaan format (ρ = 0,000), ketersediaan alur (ρ = 0,000) dan sosialisasi (ρ = 0,001) ; Instalasi Lontara 3 pada variabel ketersediaan format (ρ = 0,041), ketersediaan alur (ρ = 0,006) dan sosialisasi (ρ = 0,002) ; Instalasi Lontara 4 pada variabel ketersediaan format (ρ = 0,001) dan ketersediaan alur (ρ = 0,018) ; Instalasi Infection Center pada variabel ketersediaan format (ρ = 0,009) dan ketersediaan alur (ρ = 0,042) ; Instalasi PCC pada variabel insentif (ρ = 0,001), ketersediaan format (ρ = 0,000), ketersediaan alur (ρ = 0,021) dan sosialisasi (ρ = 0,032).
Kata kunci : sarana manajemen, pelaporan insiden keselamatan pasien
Abstrack The purpose of this research is to determine management means (knowledge, incentive, format, plot and socialization) that have relation to patient safety incident report in inpatient room of Dr.Wahidin Sudirohusodo hospital Makassar. The research design was cross-sectional study with the number of samples 219 nurses that were selected with systematic random sampling. The results of chi-square test reveals that there are significant correlation (ρ < 0,05),in Lontara 1 Installation at incentive variable ( ρ = 0,000) and format availability (ρ = 0,000); Lontara 2 Installation at knowledge variable( ρ = 0,016), format availability ( ρ = 0,000), plot availability ( ρ = 0,000) and socialization ( ρ = 0,001) ; Lontara 3 Installation at the format availability ( ρ = 0,041), plot availability ( ρ = 0,006) and socialization ( ρ = 0,002) ; Lontara 4 Installation at format availability variable ( ρ = 0,001) and plot availability ( ρ = 0,018) ; Infection Center Installation at the variable of format availability ( ρ = 0,009) and plot availability ( ρ = 0,042) ; PCC Installation at the incentive variable ( ρ = 0,001), format availability ( ρ = 0,000), plot availability ( ρ = 0,021) and socialization ( ρ = 0,032).
Keywords : management means, patient safety incident report
PENDAHULUAN Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Agar manajemen yang dilakukan mengarah kepada kegiatan secara efektif dan efisien maka perlu diatur berdasarkan fungsinya atau dikenal sebagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen adalah berbagi tugas atau kegiatan dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi
manajemen
terbagi
atas
Planning
(perencanaan),
Organizing
(pengorganisasian),Directing (pengarahan) dan Controlling (pengendalian dan pengawasan). Selain fungsi manajemen dengan baik, tentunya diperlukan sarana (tools) manajemen yang merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan.Sarana manajemen tersebut dikenal dengan 6M, yaitu : men, money, materials, machines, method dan markets (Simamora, 2012). Sarana manajemen (6M) merupakan sumber daya yang diperlukan dalam organisasi, termasuk tatanan pelayanan kesehatan.Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaituPrimum, non nocere (first, do no harm). Pada kenyataannya saat ini, perkembangan rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern sudah sangat kompleks karena padat modal, padat teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistim, dan padat mutu serta padat risiko sehingga tidak mengejutkan bila kejadian tidak diharapkan (KTD = adverse event) akan sering terjadi dan akan berakibat pada terjadinya cedera atau kematian pada pasien. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) dan bukan karena underlying disease atau kondisi pasien (KKP-RS,2007). Laporan insiden keselamatan pasien dari instalasi mutu
RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar pada tahun 2011-2012 didapatkan data persentase KTD 35,76 % dan KNC 64,23 % , mayoritas KTD disebabkan karena petugas tertusuk jarum, pasien jatuh dari tempat tidur dan kesalahan pemberian obat. Sebagaimana diketahui bahwa “ nafas ” dari keselamatan pasien adalah belajar dari kejadian tidak diharapkan yang terjadi di masa lalu untuk selanjutnya disusun langkah-langkah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, baik di tempat / unit yang sama maupun di tempat / unit yang lain di satu rumah sakit, bahkan di rumah sakit yang lain.
Proses pembelajaran dimulai dari proses pelaporan kejadian, dianalisis sampai ditemukan akar permasalahannya (RCA = root cause analysis) , yang selanjutnya dijadikan dasar untuk mendisain ulang suatu sistim atau proses sehingga tercapai pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien yang lebih aman. Selanjutnya perubahan dari sistim atau proses yang efektif dimasukkan ke standar prosedur operasional (SPO) atau diadakan sosialisasi dan pelatihan bagi staf sehingga masalah tidak terjadi lagi. Dalam kenyataannya KTD dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah KTD yang ditemukan secara kebetulan saja; sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian petugas di pelayanan kesehatan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “ Analisis sarana manajemen yang berhubungan dengan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di RS Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar ”.
BAHAN DAN METODE Desain penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara faktor risiko dan faktor efek , dengan pendekatan cross sectional study yaitu desain penelitian yang menekankan pengukuran variabel independen dan dependen hanya satu kali dalam satu waktu (secara bersamaan). Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 9 Agustus –7 September 2013 di RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Populasi dan Sampel Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di ruang rawat inap rumah sakit dr.wahidin sudirohusodo makassar yang berjumlah 457 orang . Sampel penelitian adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo berjumlah 219 orang yang tersebar di 25 ruang rawat inap. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Data terdiri dari 2 yaitu, data primer yang diambil langsung dari
responden yang meliputi data diri dari responden melalui kuesioner yang dijawab oleh responden, dimana dalam kuesioner yang berisi pertanyaan yang menggali aspek yang berkaitan dengan sarana manajemen yang berhubungan dengan pelaporan insiden keselamatan pasien. Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program computer. Analisa data disesuaikan dengan skala pengukuran variabel dan tujuan penelitian. Analisis univariat merupakan gambaran umum masalah penelitian dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam variabel ini, yakni dengan melihat gambaran distribusi frekuensi serta persentase tunggal yang terkait dengan tujuan penelitian, Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel dependen dan independen dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan menggunakan sistem kumputerisasi program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square Test.
HASIL Analisis Univariat Pada tabel 5.1 dapat dilihat rerata usia responden adalah 30 , dengan usia terendah 20 tahun dan usia tertinggi 57 tahun. Tabel 5.1 diatas menunjukkan usiaresponden sebanyak 195 orang ( 89,0 % ) berada pada rentang 25 tahun keatas dan 24 orang ( 11,0 % ) berada pada rentang ≤ 25 tahun .Sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 160 orang ( 73,1 % ) sedangkan laki-laki 59 orang ( 26,9 % ).Status pernikahan responden sebanyak 172 orang ( 78,5 % ) menikah dan 47 orang ( 21,5 % ) yang belum menikah. Responden yang berpendidikan D III sebanyak 154 orang ( 70,3 % ) , S 1 Keperawatan 52 orang ( 23,7 % ) dan selebihnya D IV 13 orang ( 5,9 % ).Sebagian besar responden berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yaitu 159 orang (72,6 % ) dan yang berstatus tenaga kontrak 60 orang ( 27,4 % ). Masa kerja responden antara 1 sampai 33 tahun dengan rata-rata lama kerja 8,89 tahun. Masa kerja dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu lama( > 5 Tahun ) sebanyak 121orang( 55,3 % ) dan baru ( ≤ 5 tahun ) sebanyak 98 orang ( 44,7 % ). Analisis Bivariat Tabel (5.8 – 5.12) Hasil uji Chi-square didapatkan hubungan yang bermakna (ρ < 0,05), di Instalasi Lontara 1 pada variabel insentif (ρ = 0,000) dan ketersediaan format (ρ = 0,000) ; Instalasi Lontara 2 pada variabel pengetahuan (ρ = 0,016), ketersediaan format (ρ = 0,000), ketersediaan
alur (ρ = 0,000) dan sosialisasi (ρ = 0,001) ; Instalasi Lontara 3 pada variabel ketersediaan format (ρ = 0,041), ketersediaan alur (ρ = 0,006) dan sosialisasi (ρ = 0,002) ; Instalasi Lontara 4 pada variabel ketersediaan format (ρ = 0,001) dan ketersediaan alur (ρ = 0,018) ; Instalasi Infection Center pada variabel ketersediaan format (ρ = 0,009) dan ketersediaan alur (ρ = 0,042) ; Instalasi PCC pada variabel insentif (ρ = 0,001), ketersediaan format (ρ = 0,000), ketersediaan alur (ρ = 0,021) dan sosialisasi (ρ = 0,032).
PEMBAHASAN
.
Rata-rata pengetahuan responden hanya sampai pada tingkat memahami , belum sampai pada tingkat aplikasi dan seterusnya. Hal ini mungkin dikarenakan tingkat pendidikan yang mayoritas D III yaitu 154 orang (70,3 %) , sejalan dengan yang dikemukakan oleh Siagian (1999) semakin rendah tingkat pendidikannya, semakin rendah pula tingkat kognitifnya. Responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 60 (27,4 %) dipengaruhi oleh masih kurangnya pelatihan yang didapat atau tidak adanya motivasi belajar. Pengetahuan adalah hasil dari suatu produk sistem pendidikan dan akanmendapatkan pengalaman yang nantinya akan memberikan suatu tingkatpengetahuan dan kemampuan tertentu.. Untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan dapat dilakukan melalui pelatihan. Pengetahuan diperoleh dari proses belajar, yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku berdasarkan keyakinannya (Notoatmodjo , 2007). Hasil analisis hubungan antara pemberian insentif dengan pelaporan insiden keselamatan pasien pada penelitian ini didapatkan hasil 133 ( 69,8 %) yang berespon positif atau mendukung adanya pemberian insentif dan yang berespon negatif sebanyak 86 ( 39,3 % ) hal ini berkaitan dengan pelaksanaan pelaporan insiden keselamatan pasien yang baik hanya 87 (39,7 %). Hal ini disebabkan karena pemberian insentif yang diberikan di RS.Dr.Wahidin Sudorohusodo berdasarkan pelayanan yang diberikan (fee for service), namun belum ada insentif khusus yang diberikan untuk perawat yang melaporkan insiden keselamatan pasien tepat waktu (≤ 24 jam). Secara umum seseorang bekerja karena didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga seseorang akan semakin giat bekerja bilamana hasil yang dicapai dari pekerjaan memperoleh imbalan atau balas jasa yang memuaskan. Salah satu bentuk imbalan yang dapat diberikan oleh perusahaan / organisasi adalah insentif. Secara teori dikatakan bahwa pemberian insentif merupakan bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa atas
prestasi kerja dan dapat membuat karyawan lebih semangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya (Gorda, 2004). Ketersediaan format (material) erat hubungannya dengan fungsi perencanaan seorang kepala ruangan, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar Kurniadi (2013) bahwa seorang kepala ruangan melakukan suatu usaha yang sistematis untuk menentukan kebutuhan alat kesehatan/material kesehatan dan sarana/prasarana penunjang lainnya untuk mencapai tujuan. Jika hal ini dikaitkan dengan teori Gibson, Ivancevich dan Donalli (1996) yang menyatakan bahwa hasil perencanaan seharusnya dipahami oleh seluruh anggota organisasi,
maka hasil yang
diperoleh dari penelitian ini sejalan dengan teori tersebut diatas. Hasil perhitungan dengan Chi-Square Tests diperoleh nilai
ρ ˂ 0,05 di Instalasi lontara 2
, lontara 3, lontara 4 ,infection center dan PCC, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memiliki makna ada hubungan antara ketersediaan alur pelaporan dengan pelaporan insiden keselamatan pasien di RS Dr. Wahidin sudirohusodo Makassar. Analisis peneliti adalah ketersediaan alur pelaporan insiden keselamatan pasien yang masih kurang sangat berkaitan dengan fungsi pengorganisasian seorang kepala ruangan, jika ia menyiapkan alur dengan baik tentunya semua staf akan dengan mudah mengikuti alur pelaporan tersebut. Dari 219 responden sebagian besar mendapat sosialisasi dengan baik , yaitu 122 ( 55,7 % ) dimana yang membuat pelaporan insiden keselamatan pasien dengan baik sebanyak 87 ( 39,7 % ) dan yang kurang sebanyak 132 ( 60,3 % ).Depkes RI (2006) menyatakan bahwa sosialisasi adalah penyebarluasan informasi dari satu pihak kepada pihak-pihak lain. Sedangkan menurut Sugiyana (2008) , sosialisasi merupakan aktivitas komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan perubahan pengetahuan, sikap mental dan perilaku
sasaran terhadap ide pembaruan (inovasi) yang
ditawarkan.
KESIMPULAN DAN SARAN Ada hubungan antara sarana manajemen dengan pelaporan insiden keselaamatan pasien di ruang rawat inap RS.Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Diperlukan pelaksanaan pelatihan lebih mendalam mengenai konsep patient safety, khususnya mengenai pelaporan keselamatan pasien di ruangan lontara 2. Pelatihan dapat dibuat dalam bentuk workshop dengan kelompok kecil sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta. Perlu adanya supervisi untukfungsi manajemen kepala ruangan
khususnya fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Begitu juga dengan pemantauan pelatihan yang telah diikuti oleh perawat sehingga dapat diaplikasikan ke dalam pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Azwar,S.1995.SikapManusia,Teoridanpengukurannya, PustakaPelajar, Yogyakarta. AHRQ. 2006. Agency for Healthcare Research and Quality. Publication No.07-E005 Dahlan,M.S.2009. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Seri Evidence Based Medicine 3 Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta. ,2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Seri Evidence Based Medicine 1 Edisi 4. Salemba Medika. Jakarta. ,2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. Dekker
S, 2007.From Punitive Publishing,Inc.Marietta.
Action
to
Confidential
Reporting,
Lionheart
Dharma,K.K.2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Trans Info Media. Jakarta. Fahmi,Irham.2012. Manajemen Kepemimpinan, Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung. Hasibuan,Melayu S.P.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Iskandar,R.2009. Sarana Manajemen. (http://ridwaniskandar.files. Wordpress.com) diakses tanggal 12 Desember 2012. Keiko Kato, 2010.Relationship between nursing workloads and patient safety incidents, Journal of Multidisciplinary Healthcare. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). 2007. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP).Depkes RI. Jakarta. , 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Depkes RI.Jakarta. Kousgaard M.B, 2012.Reasons for not reporting patient safety incidents in general practice, Journal of Primary Health Care. Kuntoro,A. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Marquis,B.L.& Huston,C.J. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Teori dan Aplikasi. EGC. Jakarta.
Maryam.D.2009.Hubungan Penerapan Tindakan keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana dengan kepuasan Pasien. Buletin penelitian RSUD Dr.Soetomo Vol.11 No.4. Mathis and Jackson.2004. Manajemen Perilaku Organisasi Pedayagunaan Sumber Daya Manusia. Erlangga.Jakarta. Notoatmodjo,S.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta.Jakarta. ,2007. Promosi Kesehatan,Teori dan Aplikasi. PT Rineka Cipta.Jakarta. Nursalam.2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Rivai &Veithzal.2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Sagung Seto. Jakarta. Siagian,S.P.2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.Jakarta. Simamora,Roymond.2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. EGC.Jakarta. Subekhi,A & Jauhar,M.2012. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Prestasi Pustaka.Jakarta. Vincent C, 2007, Incident Reporting and Patient Safety, British Medical Journal.
Tabel 5.1
Karakteristik responden di ruang rawat inap RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar.
KATEGORI Kelompok Usia (tahun) a. Dewasa Tua (> 25 Tahun ) b. Dewasa Muda ( ≤ 25 Tahun ) Total Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Total Status Perkawinan a. Menikah b. Belum Menikah Total Pendidikan a. D III b. D IV c. S1 keperawatan Total Status Kepegawaian a. PNS b. Tenaga Kontrak Total Masa Kerja (tahun) a. Lama ( >5 Tahun ) b. Baru ( ≤ 5 tahun ) Total Data Primer, 2013
FREKUENSI
PERSENTASE (%)
195 24 219
89,0 11,0 100
59 160 219
26,9 73,1 10
172 47 219
78,5 21,5 100
154 13 52 219
70,3 5,9 23,7 100
159 60 219
72,6 27,4 100
121 98 219
55,3 44,7 100
Tabel 5.8
Hubungan Pengetahuan dengan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di RS.Dr.Wahidin SudirohusodoMakassar Tahun 2013.
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien PENGETAHUAN
Baik
Total
ρ
n
%
n
%
n
%
6
9,0
37
55,2
43
64,2
0,258
9,0
18
19,7
24
35,8
11
37,9
10
34,5
21
72,4
0,016
8
27,6
0
0
8
27,6
10
28,6
23
65,7
33
94,3
1
2,9
1
2,9
2
5,7
17
58,6
7
24,1
24
82,8
4
13,8
1
3,4
5
17,2
7
43,8
7
43,8
14
87,5
Kurang
0
0
2
12,5
2
12,5
Baik
8
18,6
16
37,2
24
55,8
Kurang
9
20,9
10
23,3
19
44,2
Lontara 1 Baik Kurang 6 Lontara 2 Baik Kurang Lontara 3 Baik Kurang Lontara 4 Baik Kurang Inf.Center Baik
PCC
Kurang
Tabel 5.9
0,560
0,677
0,182
0.350
Hubungan Pemberian Insentif dengan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien INSENTIF
Baik
Lontara 3
Lontara 4
Total
ρ
n
%
n
%
n
%
1
1,5
35
52,2
36
53,7
0,000
Negatif
11
16,4
20
29,9
31
46,3
Positif
10
34,5
4
4,8
14
48,3
Negatif
9
31,0
6
20,7
15
51,7
Lontara 1 Positif
Lontara 2
Kurang
Positif
7
20,0
14
40,0
21
60,0
Negatif
4
11,4
10
28,6
14
40,0
Positif
15
51,7
5
17,2
20
69,0
Negatif
6
20,7
3
10,3
9
31,0
0,518
0,766
0,642
Inf.Center
PCC
Positif
4
25,0
8
50,0
12
75,0
Negatif
3
18,8
1
6,3
4
25,1
Positif
7
16,3
23
53,5
30
69,8
Negatif
10
23,3
3
7,0
13
30,3
Tabel 5.10
0,146
0.001
Hubungan Ketersediaan Format dengan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien KETERSEDIAAN
Baik
FORMAT
n
Lontara 1 Baik
12
Kurang Lontara 2 Baik
% 17,9
00
34
Total
ρ
n
%
n
%
21
31,3
33
49,3
0,000
50,7
34
50,7 0.000
13
44,8
0
0
13
44,8
6
20,7
10
34,5
16
55,2
4
11,4
2
5,7
6
17,1
7
20,0
22
62,9
29
82,9
17
58,6
1
3,4
18
62,1
4
13,8
7
24,1
11
37,9
4
25,0
0
0
4
25,0
Kurang
3
18,8
9
56,3
12
75,0
Baik
8
18,6
0
0
8
18,6
Kurang
9
20,9
26
60,5
35
81,4
Kurang Lontara 3 Baik Kurang Lontara 4 Baik Kurang Inf.CenterBaik
PCC
Kurang
Tabel 5.11
0,041
0.001
0,009
0,000
Hubungan Ketersediaan Alur Pelaporan dengan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013.
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien KETERSEDIAAN Baik ALUR
Kurang
n
Lontara 1 Baik Kurang Lontara 2 Baik Kurang
%
n
Total %
ρ
n
%
8
11,9
33
49,3
41
61,2
4
6,0
22
32,8
26
38,8
19
65,5
2
6.9
21
72,4
0
0
8
27,6
8
27,6
0,668
0.000
Lontara 3 Baik Kurang Lontara 4 Baik Kurang Inf.Center Baik Kurang PCC
Baik Kurang
Tabel 5.12
10
28,6
10
28,6
20
57,1
1
2,9
21
72,4
0
0
14
40,0
15
42,9
6
20,7
27
93,1
0.018
7
43,8
5
31,3
12
75,0
0,042
0
0
4
25,0
4
25,0
12
27,9
9
20,9
21
48,8
5
11,6
17
39,5
22
51,2
2 6,9
2
0,006
6,9
0,021
Hubungan Sosialisasi dengan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien SOSIALISASI
Lontara 1 Baik Kurang 8 Lontara 2 Baik Kurang Lontara 3 Baik Kurang Lontara 4 Baik Kurang Inf.Center Baik Kurang PCC
Baik Kurang
Baik
Kurang
Total
ρ
n
%
n
%
n
%
4
6,0
20
29,9
24
35,9
0,843
11,9
35
52,2
43
64,2
9
31,0
14
48,3
0,001
48,3
1
3,4
15
51,7
2
5,7
18
51,4
20
57,1
0,002
9
25,7
6 17,1
15
42,9
18
62,1
8
27,6
26
89,7
0,259
3
10,3
0
0
3
10,3
5 14
17,2
4
25,0
7
43,8
11
68,8
3
18,8
2
12,5
5
31,3
14
32,6
13
30,2
27
62,8
3
7,0
13
30,2
16
37,2
0,377
0,032