ANALISIS PENGARUH CUSTUMER RELATIONSHIP TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA PT. MEGATAMA MOTOR DI MAKASSAR
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
DIDI ARDIYHANTO A211 07 608
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011
ii
iii
ABSTRAK DIDI ARDIYHANTO. A211 07 608. Analisis Pengaruh Custumer Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada PT. Megatama Motor di Makassar. (dibimbing oleh Yansor Djaya dan Indriyanti Sudirman) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh customer relationship yang dilakukan oleh perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar terhadap loyalitas pelanggan dan untuk menganalisis variabel customer relationship yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor pada PT. Megatama Motor di Makassar. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda, uji validitas, uji reliabilitas dan uji t. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa customer relationship (continuity marketing, one to one marketing, co-marketing) telah diterapkan pada perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar, selain itu bahwa customer relationzship melalui penerapan program continuity marketing, one to one marketing, co-marketing mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor pada PT. Megatama Motor di Makassar. Dari hasil persamaan regresi maka variabel customer relationship yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar adalah partnering, hal ini disebabkan karena variabel partnering mempunyai nilai standardized yang terbesar jika dibandingkan dengan variabel continuity marketing dan one to one marketing.
Kata Kunci : Custumer Relationship dan Loyalitas Pelanggan
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr, Wb. Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena tiada daya dan upaya selain atas kehendak-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga sahabatsahabat beliau, dan para pendahulu yang telah mendahului semoga mendapat nikmat disisi-Nya. Alhamdulilah rabbil „alamin, penulis dapat merampungkan penyusunan skripsi ini dengan judul : “Analisis Pengaruh Custumer Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada PT. Megatama Motor di Makassar “. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat Akademik yang harus dipenuhi dalam rangka menyelesaikan studi dalam mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin di Makassar. Telah banyak tenaga pikiran dan waktu yang penulis curahkan untuk mewujudkan penyusunan hasil penelitian ini, akan tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan terutama kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan merawat penulis dengan penuh kasih sayang dan memberikan dukungan moral dan do‟a.
v
Terselesaikannya penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Muh. Yunus Amar, MT sebagai Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 2. Bapak Dr. Muhammad Ismail, SE, M.Si sebagai Wakil Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 3. Bapak Dr. Yansor Djaya, SE., MA sebagai pembimbing I dan Ibu DR. Indriyanti Sudirman, SE., M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak/Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Jurusan Manajemen yang selalu tulus dalam memberi bekal ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar. 5. Pimpinan dan staf PT. Megatama Motor di Makassar atas bantuannya dalam memberikan informasi dan data yang d iperlukan penulis dalam menyusun skripsi ini. 6. Terima kasih kepada teman dekatku yang selama ini telah memberikan semangat, pengertian, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas apa yang telah diberikan, penulis berharap mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu Wata‟ala, dan akhir kata, apapun yang bisa tersaji dalam tulisan ini, kiranya dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis pribadi
vi
maupun pihak lain yang berniat melalukan penelitian dengan mengangkat topik yang serupa. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Dengan segala kerendahan hati penulis harapkan adanya kritikan dan saran guna penyempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan.
Makassar , Desember 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..............................................
ii
ABSTRAK .......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR SKEMA ..........................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2. Masalah Pokok .........................................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................
4
1.4. Kegunaan Penelitian ..................................................................
4
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
6
2.1. Pengertian Pemasaran ..............................................................
6
2.2. Pengertian Jasa .........................................................................
8
2.3. Pengertian Kualitas Jasa (Service Quality) ..............................
11
2.4. Pengertian Pelayanan (Custumer Service) ...............................
13
2.5. Pengertian Pelanggan ..............................................................
15
2.6. Pengertian Kepuasan Pelanggan ..............................................
19
2.7. Custumer Relationship .............................................................
23
2.8. Pengertian Loytalitas Pelanggan ...............................................
25
2.9. Merancang dan Menciptakan Loyalitas ...................................
28
2.10 Kerangka Pikir ..........................................................................
30
2.11 Hipotesis ...................................................................................
31
viii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................
32
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
32
3.2. Metode Pengumpulan Data ......................................................
32
3.3. Metode Pengumpulan Data ......................................................
33
3.4. Populasi dan Sampel ................................................................
33
3.5. Analisis Analisis .......................................................................
34
3.6. Definisi Operasional Variabel ..................................................
36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................
38
4.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Megatama Motor
................
38
4.2. Struktur Organisasi PT. Megatama Motor ...............................
39
4.3. Uraian Tugas ............................................................................
41
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ........................................
44
5.1. Karakteristik Responden . ........................................................
44
5.2. Tanggapan Responden Mengenai Pengaruh Customer Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada PT. Megatama Motor di Makassar .................................................................
48
5.3. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................
56
1. Uji Validitas ........................................................................
56
2. Uji Reliabilitas ....................................................................
59
5.4 Analisis Pengaruh Customer Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan ................................................................
61
5.5 Pengujian Hipotesis .................................................................
63
5.5.1 Uji Serempak (Uji F) .....................................................
63
5.5.1 Uji Parsial (Uji T) ..........................................................
64
5.6 Pembahasan..............................................................................
66
ix
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN SARAN .............................................
69
6.1. Simpulan .................................................................................
69
6.2. Saran-Saran ............................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
70
x
DAFTAR TABEL Nomor TABEL 5.1
Halaman KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN UMUR ………………………………………………………….
45
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN ……………………………………………………..
46
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN …………………………………..
47
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN ……………………………………
48
DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL CONTINUITY MARKETING ……………………
50
DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL ONE TO ONE MARKETING ……………………
51
DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL CO-MARKETING ATAU PARTNERING ………
53
DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI LOYALITAS PELANGGAN …………………………………
55
HASIL OLAHAN DATA MENGENAI UJI VALIDITAS CONTINUITY MARKETING, ONE TO ONE MARKETING DAN CO-MARKETING ATAU PARTNERING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN .....................................................
57
TABEL 5.10 HASIL OLAHAN DATA MENGENAI UJI RELIABILITAS CONTINUITY MARKETING, ONE TO ONE MARKETING DAN CO-MARKETING ATAU PARTNERING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN .....................................................
59
TABEL 5.11 HASIL PERHITUNGAN CUSTOMER RELATIONSHIP TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. MEGATAMA MOTOR DI MAKASSAR ...........................
61
TABEL 5.2
TABEL 5.3
TABEL 5.4
TABEL 5.5
TABEL 5.6
TABEL 5.7
TABEL 5.8
TABEL 5.9
xi
DAFTAR SKEMA Nomor
Halaman
1
KERANGKA PIKIR ................................................................................
31
2
STRUKTUR ORGANISASI PT. MEGATAMA MOTOR .....................
40
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi pemasaran yang paling populer di era sekarang ini adalah marketing relationship customer. Strategi ini disusun berdasarkan masukan yang diperoleh dari nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan. Salah satu cara untuk mengetahui keputusan pembelian adalah melalui survei kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil survei ini, kita dapat mengetahui variabel apa yang menyebabkan pelanggan puas atau tidak puas dan mengetahui kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. Salah satu tujuan penting dari survei kepuasan pelanggan adalah untuk membuat produk atau jasa yang dapat memberikan keuntungan secara maksimum kepada pelanggan sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk atau jasa yang mampu menciptakan nilai superior kepada pelanggan. Pelanggan adalah merupakan aset, oleh karena itu maka harus dipikirkan bagaimana pelanggan bisnis itu sekarang dan masa yang akan datang. Jumlah pelanggan bisnis yang lebih sedikit dibandingkan pelanggan akhir dan perilaku belinya yang berbeda, akan lebih akurat untuk dihitung berapa besar penjualan perusahaan. Pelanggan yang puas dan loyal (setia) merupakan peluang untuk mendapatkan pelanggan baru. Mempertahankan semua pelanggan yang ada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang 1
2
pelanggan yang sudah ada. Kotler (2002 : 60). Jadi mempertahankan pelanggan sama dengan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mendapatkan pelanggan yang loyal maka salah upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerapkan customer relationship. Customer relationship menurut Stanley dan Brown yang dikutip oleh Oesman (2010, hal. 38) adalah merupakan suatu proses mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan yang menguntungkan dan memerlukan suatu fokus yang jelas terhadap atribut suatu jasa yang dapat menghasilkan nilai kepada pelanggan sehingga dapat menghasilkan loyalitas. Loyalitas pelanggan dan customer relationship mempunyai hubungan yang erat, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zikmund, McLeod dan Gilbert (2003) yang mengemukakan bahwa tujuan utama customer relationship adalah untuk mempertahankan dan membangun loyalitas pelanggan. Berdasarkan pentingnya customer relationship terhadap loyalitas pelanggan, maka penulis memilih obyek penelitian pada PT. Megatama Motor, yakni sebuah perusahaan yang bergerak di bidang dealer motor Yamaha, dimana dalam menjalankan aktivitas usahanya maka perusahaan perlu menerapkan customer relationship. Customer relationship adalah kerelasian pelanggan yaitu suatu proses mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan atau dengan kata lain kerelasian pelanggan merupakan hubungan yang erat antara perusahaan dengan pelanggan sehingga kedua belah pihak sama-sama untung dan akhirnya dapat meningkatkan nilai penjualan perusahaan. 2
3
Menurut Oesman Yevis Marty (2010) ada tiga program yang terdapat dalam Customer relationship kepada setiap pelanggannya dengan menerapkan ketiga programnya yakni : continuity marketing, yakni mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pelayanan khusus yang bersifat jangka panjang untuk meningkatkan nilai, kedua one to one marketing yakni program yang dilakukan secara individual yang ditujukan untuk memenuhi kepuasan atas kebutuhan yang unik dari pelanggan, serta yang ketiga adalah partnering atau co-marketing yaitu hubungan kemitraan antara pelanggan dengan pemasar untuk melayani kebutuhan konsumen akhir, hal ini perlu diperhatikan oleh perusahaan untuk menciptakan loyalitas pelanggan terhadap produk sepeda motor merek Yamaha yang ditawarkan oleh perusahaan (diakses dari http:///geogle.com, tanggal 15 Oktober 2010) Penelitian ini mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Vivi Wijaya (2010) berjudul : Analisis Pengaruh Customer Relationship Marketing terhadap Customer Value pada PT. Amanah Finance di Makassar. Dimana hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel dari customer relationship marketing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap customer value. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik memilih judul : “ Analisis Pengaruh Customer Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada PT. Megatama Motor di Makassar “ 1.2 Masalah Pokok Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 3
4
a)
Apakah customer relationship mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor pada PT. Megatama Motor di Makassar.
b) Variabel manakah dari customer relationship yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor pada PT. Megatama Motor di Makassar. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian difokuskan pada : a) Untuk melihat sejauh mana pengaruh customer relationship yang dilakukan oleh perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar terhadap loyalitas pelanggan b) Untuk menganalisis variabel customer relationship yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor pada PT. Megatama Motor di Makassar. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah : a) Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan customer relationship dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor. b) Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah. 4
5
1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penulisan, penulis membagi ke dalam beberapa bab sebagai berikut : Bab pertama pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, masalah pokok, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, sistematika penulisan. Bab kedua tinjauan pustaka yang membahas pengertian pemasaran, pengertian jasa, kualitas jasa (service quality), pengertian pelayanan (customer service), pengertian pelanggan, pengertian kepuasan pelanggan, customer relationship, pengertian loyalitas, merancang dan menciptakan loyalitas, kerangka pikir, hipotesis. Bab ketiga metode penelitian yang meliputi daerah dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, metode analisis. Bab keempat gambaran umum perusahaan yang berisikan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas. Bab kelima hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan analisis deskriptif, analisis pengruh cutomer relationship terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor, serta analisis korelasi linear sederhana serta pengujian hipotesis. Bab keenam merupakan bab penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan pada saat dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti menurunnya pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu produk sehingga mengakibatkan melambatnya pertumbuhan perusahaan. Sehubungan dengan permasalahan di atas, terkait dengan pemasaran, diperlukan suatu kemampuan untuk berpandangan ke depan dalam mengarahkan dan mengambil tindakan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Itu adalah hal yang sulit dicapai oleh perusahaan. Oleh sebab itu, dalam hal ini dibutuhkan kesadaran dan inisiatif yang tinggi dalam mempelajari serta menguasai hal-hal yang berkaitan dengan pengertian dan pentingnya kegiatan pemasaran. Berikut ini akan dikemukakan definisi pemasaran dikemukakan oleh Fredy Rangkuti (2009 : 38) mendefinisikan bahwa : “ Pemasaran adalah proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi serta distribusi sejumlah barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi “. 6
6
7
Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusankeputusan dalam pemasaran itu harus dibuat untuk menentukan produk serta pasarnya, penentuan harga, dan kegiatan promosi. Kegiatan pemasaran tidak hanya berupa pertukaran berupa uang, tapi mencakup distribusi sejumlah ide maupun jasa yang dapat memberikan kebutuhan dan kepuasan kepada individu dan organisasi sehingga segala usaha perusahaan dapat terus berjalan dan mendapat pandangan yang baik dari konsumen terhadap perusahaan. Yevis Marty Oesman (2010 : 19) mengemukakan bahwa : “Pemasaran merupakan suatu fungsi secara organisasi dan seperangkat proses dari penciptaan, komunikasi dan penyampaian nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola kerelasiaan pelanggan dengan cara yang bermanfaat baik bagi organisasi maupun bagi stake stakeholders “. Berdasarkan definisi tersebut di atas, bahwa kegiatan-kegiatan beroperasi didalam suatu lingkungan yang terus menerus berkembang sebagai konsekuensi sosial dari perusahaan, tetapi juga dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada. Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan-tantangan baru yang memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat serupa suatu peluang atau kesempatan mengembangkan usahanya.
7
8
2.2 Pengertian Jasa Jasa atau layanan sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa atau layanan itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan personal (personal service) sampai jasa sebagi suatu produk. Sejauh ini, sudah banyak pakar pemasaran yang telah berusaha mendefenisikan pengertian jasa. Rambat Lupiyoadi (2006 : 5) mengemukakan bahwa jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Berdasarkan definisi di atas, kiranya produk yang ditawarkan perusahaan dapat dibedakan secara umum ke dalam lima kategori, yaitu produk fisik murni, produk fisik yang disertai jasa pendukung, produk hibrid di mana porsi barang dan jasa relatif berimbang, jasa utama didukung oleh barang, dan jasa murni. Pengertian jasa menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2008 : 42) adalah: “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.” Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner dalam buku Ratih Hurriyati (2010 : 28) mengataan bahwa: “Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi
8
9
dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya dan memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Selanjutnya akan disajikan pengertian jasa yang dikemukakan oleh Ali Hasan (2008 : 5) mengemukakan bahwa : Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Jasa menurut Fandy Tjiptono (2009 : 6) adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Penawaran suatu perusahaan kepada pasar biasanya mencakup bebarapa jenis jasa. Komponen jasa ini dapat merupakan bagian kecil ataupun bagian utama/pokok dari keseluruhan penawaran tersebut. Pada kenyataannya, suatu penawaran dapat bervariasi dari dua kutub ekstrim, yaitu murni berupa barang pada satu sisi dan jasa murni pada sisi lainnya.
9
10
Produksi jasa ini bisa dikaitkan dengan produk fisik ataupun tidak. Suatu perusahaan yang bergerak dalam penawaran sesuatu ke pasar biasanya melibatkan jasa pelayanan. Pelayanan di sini bisa bersifat utama ataupun sebagai pendukung. Lima kategori dari penawaran menurut Yazid (2005 : 2) adalah sebagai berikut : 1. Barang berwujud. Di sini penawaran terdiri dari suatu barang yang sama sekali berwujud seperti sabun, pasta gigi, gula. Tidak ada jasa pelayanan sama sekali yang menyertai produk-produk tersebut. 2. Barang berwujud disertai jasa pelayanan. Penawaran produk berwujud disertai dengan jasa pelayanan untuk meningkatkan daya tarik ke konsumen. Misalnya penjual komputer bukan hanya menjual komputer tetapi juga menyertai konsumen dengan petunjuk pemeliharaan, garansi, bantuan pemasangan program/software. 3. Kombinasi seimbang. Di sini, penawaran produk berwujud dan jasa pelayanan mengambil bagian yang sama penting/utama. Misalnya, restoran menawarkan makanan sekaligus pelayanan. 4. Jasa pelayanan utama disertai barang dan jasa tambahan. Dalam hal ini penawaran utama yang diberikan kepada konsumen adalah jasa pelayanan disertai dengan barang dan/atau jasa pendukung. Misalnya perusahaan penerbangan. Konsumen membayar untuk jasa pengangkutan tanpa menerima sesuatu yang berwujud. Namun beberapa barang dan/atau jasa tambahan menyertainya misalnya soft drink, penyediaan majalah, pelayanan pramugari, makan. 10
11
5. Jasa pelayanan saja. Di sini tawaran utama adalah jasa tanpa disertai produk berwujud yang menyertai sama sekali, misalnya baby sitter/pengasuh bayi, tukang pijat. Tukang pijat hanya memberikan pelayanan walaupun mereka menggunakan obat gosok sebagai alat untuk bekerja. Sebenarnya pembedaan secara tegas antara barang dan jasa seringkali sukar dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu dan sebaliknya pembelian suatu jasa seringkali juga melibatkan barang-barang yang melengkapinya.
2.3 Pengertian Kualitas Jasa (Service Quality) Dalam beberapa dekade terakhir, sektor jasa telah mulai memegang peranan vital dalam perekonomian dunia. Bahkan, di sejumlah negara hampir 70% dari total angkatan kerjanya berkecimpung dalam sektor ini. Akan tetapi, minat dan perhatian pada aspek kualitas jasa bisa dikatakan baru berkembang dalam tiga dekade terakhir. Kualitas jasa atau kualitas layanan (service quality) berkontribusi signifikan bagi penciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi bersaing setiap organisasi pemasaran, baik perusahaan manufaktur maupun penyedia jasa. Sayangnya, minat dan perhatian pada pengukuran kualitas jasa dapat dikatakan baru berkembang sejak dekade 1980-an. Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Harapan pelanggan bisa berupa tiga macam tipe. Pertama, will expectation, yaitu 11
12
tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya, berdasarkan semua informasi yang diketahuinya. Tipe ini merupakan tingkat harapan yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen, sewaktu menilai kualitas jasa tertentu. Kedua, should expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh lebih besar daripada apa yang diperkirakan akan diterima. Ketiga, ideal expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen. Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005 : 121) mengemukakan bahwa kualitas jasa (service quality) sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Berdasarkan definisi diatas, kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Lebih lanjut, menurut Wyckof dalam buku Fandy Tjiptono (2005 : 260) mendefinisikan kualitas jasa merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir denganm kepuasan pelanggan serta persepsi terhadap kualitas jasa. Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa, pelanggan (dan bukan penyedia jasa) yang menilai tingkat kualitas jasa sebuah perusahaan. Sayangnya, jasa memiliki karakteristik 12
13
variability, sehingga kinerjanya acapkali tidak konsisten. Hal ini menyebabkan pelanggan menggunakan isyarat/petunjuk intrinsik dan isyarat ekstrinsik sebagai acuan/pedoman dalam mengevaluasi kualitas jasa. 2.4 Pengertian Pelayanan (Customer Service) Kita semua harus dapat memahami bahwa layanan (service) berasal dari orang-orang, bukan dari organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, layanan itu mungkin diberikan karena satu pihak berkehendak membantu pihak lain secara sukarela, atau adanya permintaan dari pihak lain kepada satu pihak untuk membantunya
secara
sukarela.
Misalnya, bantuan
yang berkaitan dengan
kegotongroyongan antar warga, bantuan perhotelan, bantuan duka cita, bantuan hukum cuma-cuma, pemeliharaan anak yatim/piatu, pemeliharaan orang jompo, dan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh para aktivitas dalam organisasi non komersial seperti lembaga swadaya masyarakat. Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha pada kegiatan yang sifatnya jasa. Peranannya akan lebih besar dan menentukan jika pada kegiatan jasa tesebut kompetisi (persaingan) cukup ketat dalam upaya merebut pangsa pasar atau langganan. Tingkat pelayanan merupakan suatu tingkat yang ditunjukkan oleh pusat pelayanan dalam menangani orang-orang yang memerlukan pelayananpelayanan.
13
14
Menurut Barata Atep Adya (2004 : 10) bahwa suatu pelayanan akan terbentuk karena adanya proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan kepada pihak yang dilayani. Lerbin R Aritonang (2005 : 26) mengemukakan bahwa pelayanan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan secara akurat, andal dapat dipercaya, bertanggungjawab atas apa yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memberikan janjinya. Pelayanan dan etika sangat penting karena dengan pelayanan dan etika yang baik dan benar akan menciptakan simpati, baik dari masyarakat maupun dari pelanggan saingan. Jika masyarakat simpati akan menimbulkan kepercayaan sehingga pemasaran produk jasa hotel itu akan lebih lancar. Pelayanan dan etika juga merupakan daya penarik bagi (calon) pelanggan untuk menjadi langganan, serta tidak menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar sesama hotel. Subagyo (2010 : 244) mengemukakan bahwa custumer service yaitu bagaimana proses pemberian layanan kepada pelanggan yang ekselent (excelent custumer service). Wahjono (2010 : 177) mengemukakan bahwa custumer service adalah setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kepuasan pelanggan, melalui pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kasmir (2005 : 181) mengemukakan bahwa custumer service adalah memberikan pelayanan dan membina hubungan dengan masyarat. Selain itu custumer
14
15
service juga harus dapat menjaga pelanggan lama agar tetap menjadi pelanggan. Oleh karena itu, tugas custumer service merupakan tulang punggung kegiatan operasional perusahaan. kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan dilayani karyawan bank atau dengan kata lain setiap kegiatan yang diperlukan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan pelanggan, melalui pelayanan yang dapat memenuhi kegiatan dari kebutuhan pelanggan.
2.5 Pengertian Pelanggan Pelanggan harus dipuaskan. Kalau mereka tidak dipuaskan maka akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing. Makin banyak pelanggan yang meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing, penjualan perusahaan akan menurun yang pada gilirannya laba perusahaan juga akan menurun, karena laba berasal dari hasil penjualan. Bila pelanggan tidak puas harus segera diketahui faktor penyebabnya, dan segera dilakukan koreksi/perbaikan. Pelanggan seperti nasabah bank, pasien rumah sakit, penumpang pesawat, pembeli di pasar swalayan, pembeli makanan di restoran, tamu hotel, pelanggan bengkel, bisa merasa tidak puas kalau kebutuhan dan harapannya tidak dipenuhi. Pelanggan akan sangat puas kalau apa yang dialami lebih baik dari yang diharapkan dan akan kecewa kalau terjadi sebaliknya.
15
16
Dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan. Dalam dunia perbankan pelanggan diartikan nasabah, pandangan tradisional ini menyimpulkan, bahwa pelanggan adalah orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses produksi selesai, karena mereka adalah pengguna produk. Sedangkan orang yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum proses produksi berlangsung adalah dianggap sebagai pemasok. Handi Irawan (2004 : 7) mengemukakan bahwa pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu, adalah pekerjaan kita untuk dapat memperlakukan pelanggan yang menguntungkan bagi pelanggan dan juga buat perusahaan kita. Menurut Rambat Lupiyoadi (2006 : 143) pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk membeli suatu barang atau peralatan. Jadi dengan kata lain, pelanggan adalah seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. Fredy Rangkuti (2006 : 318) mengemukakan bahwa pelanggan adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. Seseorang bisa disebut pelanggan tanpa perlu membeli produk atau jasa, melainkan cukup hanya mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
16
17
Nasabah tidak bergantung kepada kita, tetapi kita yang bergantung kepadanya. Nasabah tidak pernah menganggu pekerjaan kita, sebab dia adalah tujuan dari pekerjaan kita. Kita tidak melakukan yang baik dengan melayani dia, tetapi justru nasabahlah yang memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat melayani dia. Tidak seorang pun dapat memenangkan apabila berargumentasi dengan nasabah, sebab nasabah adalah orang yang membawa kita kepada pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu, adalah pekerjaan kita untuk dapat memperlakukan pelanggan yang menguntungkan bagi pelanggan dan juga buat perusahaan kita. Pelanggan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Pelanggan internal Pelanggan internal atau konsumen internal adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyediaan jasa atau proses produksi barang, sejak dari perencanaan, penciptaan jasa atau pembuatan barang, sampai dengan pemasaran dan penjualan dan pengadministrasian. Mereka itu antara lain adalah jajaran direksi, manajer, pimpinan bagian, pimpinan seksi, penyelia, dan para pegawai organisasi komersial (perusahaan), pengurus dan pegawai organisasi non komersial (nirlaba), pegawai pada instansi pemerintah. 2. Pelanggan eksternal Pelanggan eksternal atau konsumen eksternal adalah semua orang yang berada di luar organisasi komersil atau organisasi non komersil, yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari organisasi (perusahaan). Apabila ditinjau dari
17
18
sisi kegiatan komersil dan non komersil, nasabah eksternal tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : a. Kelompok pelanggan dalam kegiatan komersil Penerima layanan yang termasuk kelompok pelanggan dalam kegiatan komersil adalah sebagai berikut : - Mereka yang berada di pasar konsumen, yaitu para konsumen/nasabah selaku pemakai akhir. - Di pasar produsen/industri, yaitu para produsen yang membeli barang modal untuk digunakan sebagai alat pengolah dan yang membeli bahan baku untuk diolah kembali. - Di pasar pedagang perantara, yaitu para pedagang perantara yang membeli produk untuk dijual kembali. - Di pasar pemerintah yaitu, instansi-instansi pemerintah pusat dan daerah yang membeli produk untuk memenuhi keperluannya. b. Kelompok pelanggan dalam kegiatan non-komersil Penerima layanan yang termasuk kelompok nasabah kegiatan non-komersil adalah mereka yang menerima layanan dari penyedia layanan non-komersil yang sifat layanannya cuma-cuma atau dengan mengeluarkan pembayaran yang sepadan dengan manfaat yang diperolehnya. Jadi dengan kata lain, pelanggan adalah seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya
18
19
dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. 2.6 Pengertian Kepuasan Pelanggan Dewasa ini banyak perusahaan (termasuk perusahaan jasa) yang menyatakan bawah tujuan perusahaan yang bersangkutan adalah untuk memuaskan pelanggan. Cara pengungkapannya mungkin beragam. Ada yang merumuskannya “memberikan segala sesuatu yang diharapkan setiap pelanggan”, “pelanggan adalah raja“, “kepuasan pelanggan adalah tujuan kami, dan lain sebagainya. Situasi ini tidak hanya terjadi pada sektor swasta, tetapi juga melanda perusahaan atau instansi pemerintah. Kini semakin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis dan memenangkan persaingan. Meskipun demikian tidaklah gampang untuk mewujudkan kepuasan pelanggan secara menyeluruh. Pelanggan yang dihadapi saat ini berbeda dengan pelanggan pada beberapa dasawarsa lalu. Kini pelanggan semakin “terdidik” dan menyadari hakhaknya. Oleh karena itu dapatlah dipahami bahwa ada kalangan pakar pemasaran yang berpendapat bahwa tidak realistis bila suatu perusahaan mengharapkan tidak ada pelanggan tidak puas. Namun tentu saja setiap perusahaan harus berusaha meminimalkan ketidakpuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang semakin baru semakin baik. Dan pada saat bersamaan, perusahaan perlu pula memperhatikan konsumen yang merasa tidak puas.
19
20
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Bisa dipastikan bahwa semua buku teks laris dibidang strategis bisnis, pemasaran, dan perilaku konsumen mengupasnya. Organisasi bisnis dan non bisnis pun berlomba-lomba mencanangkannya sebagai salah satu tujuan strategiknya, misalnya melalui slogan-slogan seperti ”Pelanggan adalah Raja”, ”Kepuasan Anda adalah Tujuan Kami”, We Care for Customers”, dan sejenisnya. Sebenarnya konsep kepuasan pelanggan masih bersifat abstrak. Pencapaian kepuasan dapat merupakan proses yang sederhana, maupun kompleks dan rumit. Dalam hal ini peranan sertiap individu dalam service encounter sangatlah penting dan berpengaruh terhadap kepuasan yang dibentuk. Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara lebih baik, maka perlu dipahami pula sebab-sebab kepuasan. Pelanggan tidak cuma lebih banyak kecewa pada jasa daripada barang, tetapi mereka juga jarang mengeluh. Salah satu alasannya adalah karena mereka juga ikut terlibat dalam proses penciptaan jasa. Bila saran dari suatu perusahaan konsultan menyebabkan semakin buruknya kinerja perusahaan kliennya, tidak bisa kita langsung meletakkan segala kesalahan pada pihak konsultan. Mungkin saja itu dikarenakan kliennya tidak menyampaikan/memberitahukan dengan jelas dan lengkap segala aspek perusahannya yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan dan hasil pencapaian. Irawan (2004 : 3) berpendapat bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk atau jasa.
20
21
Oleh karena itu, setiap transaksi atau pengalaman baru, akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan mempunyai dimensi waktu karena hasil akumulasi. Karena itu, siapa pun yang terlibat dalam urusan keputusan pelanggan, ia telah melibatkan diri dalam urusan jangka panjang. Upaya memuaskan pelanggan adalah pengalaman panjang yang tidak mengenal batas akhir. Menurut Supranto (2001 : 233) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Selanjutnya Fandy Tjiptono (2009 : 146) memberikan definisi kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurangkurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan. Berdasarkan definisi diatas, maka ada kesamaan yaitu menyangkut komponen kepuasan pelanggan (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan). Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Handi Irawan (2004 : 37) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui. Pernyataan yang fundamental adalah apa sebenarnya yang membuat pelanggan puas ?
21
22
Para pelanggan memperkirakan penawaran mana yang menyerahkan nilai tertinggi. Para pelanggan menginginkan nilai maksimum, dengan dibatasi oleh biaya pencarian serta keterbatasan pengetahuan, mobilitas, dan penghasilan. Mereka membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan hal itu. Kenyataan apakah suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai mempengaruhi kepuasan dan kemungkinan pembelian kembali. Nilai bagi pelanggan (customer delivered value) adalah selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total (total customer value) adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total (total customer cost) adalah sekumpulan biaya yang
diharapkan
oleh
konsumen
yang
dikeluarkan
untuk
mengevaluasi,
mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa. Apakah pembeli akan puas setelah pembelian tergantung pada kinerja tawaran sehubungan dengan harapan pembeli. Menurut Philip Kotler (2008 : 42) berpendapat bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Berdasarkan definisi tersebut di atas bahwa kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kerja atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan, maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan pelanggan amat puas atau senang.
22
23
Banyak perusahaan menfokuskan pada kepuasan tinggi karena para pelanggan yang kepuasannya hanya pas mudah untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran yang lebih baik. Mereka yang amat puas lebih sukar untuk mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi atau kesenangan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap merek tertentu, bukan hanya kesukaan/preferensi rasional. Hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi.
2.7 Customer Relationship Brent Frei dalam Greenberg yang disadur dari buku Yevis Marty Oesman (2010 : 37) mendefinisikan manajemen kerelasian pelanggan sebagai perangkat proses dan teknologi yang menyeluruh dalam mengelola hubungan dengan pelanggan potensial dan pelanggan yang ada dan mitra bisnis dalam pemasaran, penjualan dan pelayanan tanpa mempedulikan saluran pemasaran. Tujuan manajemen kerelasian pelanggan adalah mengoptimalkan kepuasan pelanggan dan mitra, pendapatan dan efisiensi usaha serta menciptakan hubungan yang paling kuat dalam tingkat organisasi. Stanley dan Brown (2000 : 8), dikutip dari buku Oesman mengungkapkan bahwa manajemen kerelasian pelanggan merupakan suatu proses mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan yang menguntunhgkan dan memerlukan suatu fokus yang jelas terhadap atribut suatu jasa yang dapat menghasilkan nilai kepada pelanggan sehingga dapat menghasilkan loyalitas. Sedangkan menurut Storbacka dan Lehtinen (2001:3), dikutip dari buku Oesman
23
24
manajemen kerelasian pelanggan merupakan hubungan yang kooeperatif antara provider dengan pelanggan sehingga kedua belah pihak sama-sama untung dan akhirnya dapat meningkatkan nilai mereka. Zikmund dan Gilbert (2003:3), dikutip dari buku Oesman mengemukakan definisi manajemen kerelasian pelanggan sebagai suatu proses pengumpulan informasi yang akan meningkatkan pemahaman terhadap bagaimana mengelola hubungan organisasi dengan pelanggannya. Lebih luas lagi manajemen kerelasian pelanggan merupakan suatu strategi bisnis dengan menggunakan teknologi informasi menyediakan suatu usaha yang menyeluruh, handal dan berpandangan pada pelanggan yang terintegrasi pada semua proses dan interaksi untuk mempertahankan dan memperluas manfaat hubungan dari kedua belah pihak. Lebih lanjut Zikmun, McLeod, dan Gilber (2003:25), dikutip dari buku Oesman mengatakan jika pelanggan bisnis kita merupakan aset, maka harus dipikirkan bagaimana pelanggan bisnis itu sekarang dan masa yang akan datang. Jumlah pelanggan bisnis yang lebih sedikit dibandingkan pelanggan akhir dan perilaku belinya yang berbeda, akan lebih akurat untuk dihitung berapa besar penjualan perusahaan dari pelanggan selama bisnis hidupnya. Sheth, Parvatiyar dan Shainesh (2001:10), dikutip dari buku Oesman mengemukakan bahwa manajemen kerelasian pelanggan mempunyai tiga tipe program, yaitu continuity marketing, one to one marketing dan partnering program. Ketiga program tersebut mempunyai bentuk yang berbeda untuk setiap jenis pelanggan, pemakai akhir, pelanggan distributor dan pelanggan bisnis. 24
25
Sesuai dengan tujuan utama manajemen kerelasian pelanggan yang dikemukakan oleh Zikmun, McLeod dan Gilbert (2003:7), dikutip dari buku Oesman yaitu untuk mempertahankan dan membangun loyalitas pelanggan, maka untuk memenuhi tujuan tersebut perusahaan berupaya untuk mengembangkan program continuity marketing. Program continuity adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pelayanan khusus yang bersifat jangka panjang untuk meningkatkan nilai melalui saling mempelajari karakteristik masingmasing. Program one to one marketing merupakan program yang dilakukan ssecara individual yang ditujukan untuk memenuhi kepuasan atas kebutuhan yang unik dari pelanggan. One to one difokuskan pada satu pelanggan pada satu waktu atau periode. Perbedaan antara one to one marketing dengan traditional marketing adalah penting, menyajikan unsur-unsur yang membedakan one to one marketing dengan traditional marketing. Sedangkan Partnering atau co-marketing yaitu hubungan kemitraan antara pelanggan dengan pemasar untuk melayani kebutuhan konsumen akhir.
2.8 Pengertian Loyalitas Pelanggan Isitilah loyalitas sudah sering diperdengarkan oleh pakar marketing maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya. Loyalitas merupakan tiket menuju sukses semua bisnis. Strategi pemasaran yang sukses yang
25
26
didukung oleh customer oriented drive seyogyanya menghasilkan konsumenkonsumen yang loyal. Bahwa “konsumen yang loyal adalah konsumen yang puas” itu merupakan pernyataan yang sahih. Tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua konsumen yang puas adalah konsumen yang loyal. Yang jelas bahwa kepuasan merupakan syarat utama bagi loyalitas pelanggan. Menurut Sutisna (2003, hal. 41) bahwa : ”Loyalitas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty)”. Misalnya seorang konsumen yang sudah sangat sering melakukan pembelian terhadap suatu satu merek produk, tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain merek produk dibelinya. Ketika merek produk itu tidak tersedia di toko yang ditujunya, dia terus berusaha mencari produk itu sampai ke tempat yang jauh sekalipun. Bahkan ketika merek barang itu tidak tersedia, dan petugas penjualan mengatakan merek produk yang dicarinya akan datang beberapa hari kemudian, dia bersedia menunggunya. Jika ada konsumen dalam pembeliannya berperilaku seperti itu, maka bisa disebut konsumen itu sangat loyal terhadap merek pilihannya (brand loyalty). Seperti halnya brand loyalty, store loyalty juga ditunjukkan oleh perilaku konsisten, tetapi dalam store loyalty perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko di mana konsumen bisa membeli merek produk yang diinginkan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Assael, yaitu konsumen yang loyal terhadap merek akan juga loyal terhadap toko. 26
27
Hurriyati Ratih (2005, hal. 129) mengemukakan bahwa : ”Loyalitas konsumen (pelanggan) adalah komitmen konsumen bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.” Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih. Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perushaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain : 1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen yang baru lebih mahal). 2. Dapat mengurangi biaya transaksi. 3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen yang lebih sedikit). 4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan. 5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. 6. Dapat mengurangi biaya kegagalan (Seperti biaya penggantian, dll). Selanjutnya menurut Usi Usmara (2008, hal. 122) loyalitas adalah : Loyalitas adalah komitmen yang mendalan untuk membeli kembali atau berlanggan kembali suatu produk atau jasa yang dipilih di masa mendatang, dengan cara membeli merek yang sama secara berulang27
28
ulang, meskipun pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran secara potensial menyebabkan tingkah laku untuk berpindah ” Menurut Ali Hasan (2008, hal. 79) mengemukakan bahwa : Loyalitas pelanggan merupakan perilaku yang terkait dengan merek sebuah produk, termasuk kemungkinan memperbaharui kontrak merek di masa yang akan datang, berapa kemungkinan pelanggan mengubah dukungannya terhadap merek, berapa kemungkinan keinginan pelanggan untuk meningkatkan citra positif suatu produk. Jika produk tidak mampu memuaskan pelanggan, pelangga akan bereaksi dengan cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli merek atau produk) dan voice (pelanggan menyatakan ketidak puasan secara langsung pada perusahaan. 2.9 Merancang dan Menciptakan Loyalitas Kaitannya dengan pengalaman pelanggan Hurriyati Ratih (2005, hal. 130) mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi harus dirancang oleh perusahaan, adapun tahap-tahap perancangan loyalitas tersebut adalah sebagai berikut : 1. Define Custumer Value a. Identifikasi segmen pelanggan sasaran b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan nilai pelanggan mana yang menjadi pendorong keputusan pembelian dan penciptaan loyalitas c. Ciptakan diferensiasi brand promise 2. Design The Branded Custumer Experience a. Mengembangkan pemahaman custumer Expereience b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan brand promise 28
29
c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan untuk merealisasikan pengalaman pelanggan yang baru 3. Equip People and deliver Consistenly a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan b. Melengkapi pengetahuan dan keahlian karyawan untuk mengembangkan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan dalam setiap interaksi yang dilakukan pelanggan terhadap perusahaan c. Memperkuat
kinerja
perusahaan
melalui
pengukuran
dan
tindakan
kepemimpinan. 4. Sustain and enhance performance a. Gunakan respon timbal balik pelanggan dan karyawan untuk memelihara pelanggan secara berkesinambungan dan mempertahankan pengalaman pelanggan b. Membentuk kerja sama antara sistem HRD (Human Resource develoment) dengan proses bisnis yang terlibat langsung dalam memberikan dan menciptakan pengalaman pelanggan. c. Secara terus menerus mengembangkan dan mengkomunikasikan hasil untuk menanamkan
Branded
Custumer
perusahaan.
29
Experience
yang
telah
dijalankan
30
2.10 Kerangka Pikir PT. Megatama Motor yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dibidang dealer motor merek Yamaha, dimana untuk mencapai tujuan suatu perusahaan yakni dengan peningkatan penjualan, maka perusahaan perlu memperhatikan mengenai customer relationship. Customer relationship adalah merupakan kerelasian pelanggan yakni suatu proses mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan atau dengan kata lain kerelasian pelanggan merupakan hubungan yang kooeperatif antara perusahaan dengan pelanggan sehingga kedua belah pihak sama-sama untung dan akhirnya dapat meningkatkan nilai penjualan perusahaan. Dengan pentingnya customer relationship maka hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian pelanggan terhadap sepeda motor merek Yamaha yang ditawarkan oleh PT. Megatama Motor di Makassar. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan alur pikir yang disusun berdasarkan sistematika, analisis dan alat analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah, dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
30
31
Skema 1. Kerangka Pikir
Penerapan customer relationship
Continuity Marketing
One to one Marketing
Parthering atau co Marketing
Loyalitas Pelanggan dalam pembelian sepeda motor Merek Yamaha
2.11 Hipotesis Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, perumusan masalah serta landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : a) Semakin baik customer relationship yang terdiri dari continuity marketing, one to one marketing dan partnering atau co-marketing semakin tinggi loyalitas pelanggan. b) Continuity marketing sebagai variabel dominan dalam customer relationship yang memengaruhi loyalitas pelanggan. 31
32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Menunjang penyusunan skripsi ini, maka penulis memilih obyek penelitian pada perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar yakni sebuah perusahaan yang bergerak dibidang dealer motor merek Yamaha berlokasi di Jalan Cendrawasih No. 430. Waktu penelitian yang direncanakan kurang lebih 3 (dua) bulan mulai dari bulan Oktober sampai dengan Desember tahun 2011.
3.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1)
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti.
2)
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara lansung dengan pimpinan PT. Megatama Motor serta sejumlah karyawan yang memiliki keterkaitan langsung dengan permasalahan yang penulis kemukakan.
3)
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan jawaban dari para kuesioner melalui pertanyaan secara terstruktur yang diajukan dalam bentuk tertulis. 32 32
33
4)
Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan arsiparsip perusahaan atau dokumen perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini ada dua yaitu : 1.
Data kuantitatif (adalah data-data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka) dan masih perlu dianalisis.
2.
Data kualitatif (adalah data-data yang diperoleh tidak dalam bentuk angka) tetapi dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis Sedangkan bersumber yang dikemukakan bersumber dari :
1.
Data Primer yaitu data yang diperoleh untuk tujuan tertentu atau dalam rangka kegiatan penelitian tertentu. Data primer yang diproleh bersumber dari hasil penelitian lapangan melalui wawancara langsung, observasi dan kuesioner kepada sejumlah responden
2.
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan untuk tujuan yang lain dan telah tersedia. Data sekunder adalah data yang diperoleh bersumber dari laporan dan dokumentasi PT. Megatama Motor yang dibuat secara berkala.
3.4 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan tetap pada PT Megatama Motor yang berjumlah 50 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel
33
34
dengan menggunakan metode Convenience Sampling yakni penentuan sampel berdasarkan kemudahannya ditemui atau ketersediaan anggota populasi yang kebetulan berada di sekitar riset, sehingga jumlah sampel ditentukan sebanyak 50 orang. Menurut Sekaran berpendapat bahwa penelitian bidang sosial dengan sampel 30 sampai 500 orang sudah memenuhi syarat untuk diteliti.(Sekaran, 2003) 3.5 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh sekaligus untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang menguraikan penerapan customer relationship terhadap loyalitas pelanggan pada perusahaan PT. Megatama Motor melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 2. Analisis regresi linear berganda adalah suatu analisis untuk melihat besarnya pengaruh customer relationship marketing (continuity marketing, one to one marketing dan partnering atau co-marketing) terhadap loyalitas pelanggan dengan menggunakan rumus : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y
= Loyalitas pelanggan
X1
= Continuity marketing
X2
= One to one marketing 34
35
X3
= Partnering atau co-marketing
bo
= Konstanta
b1 – b3 = Koefisien regresi e 3.
= Standar error
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid. Dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, yang validitasnya tinggi akan mampu mempunyai varian kesalahan yang kecil. Sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dikatakan valid. Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan pearson correlation product moment yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2001). Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau sig < 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi diatas 0,05 atau sig > 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid.
4.
Uji reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator masing-masing variabel, yang menunjukkan tingkatan dimana indikator mengindikasikan variabel mana yang secara umum laten (the comman laten). Pengukuran
35
36
reliabilitas yang tinggi menyediakan dasar bagi peneliti tingkat konfidence bahwa masing-masing indikator bersifat konsisten dalam pengukurannya. Nilai reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha yang menunjukkan tingkat korelasi hubungan antar butir-butir kuesioner yang biasanya dapat diterima jika lebih besar dari 0,6 semakin tinggi alpha, berarti skala item pengukuran yang digunakan semakin baik. 5.
Uji t adalah suatu analisis untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung masing-masing variabel bebas dengan nilai ttabel dengan derajat kesalahan 5% (α = 0.05). Berdasarkan nilai thitung itu, maka dapat diketahui variabel bebas mana yang mempunyai pengaruh paling bermakna atau signifikan mempengaruhi variabel terikat.
3.6 Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah sehingga didefinisikan secara operasional agar menjadi petunjuk dalam penelitian ini. Definisi operasional tersebut adalah : Costumer Relationship adalah kerelasian pelanggan sebagai perangkat proses dan teknologi yang menyeluruh dalam mengelola hubungan dengan pelanggan potensial dan pelanggan yang ada dan mitra bisnis dalam pemasaran, penjualan dan pelayanan tanpa mempedulikan saluran pemasaran, yang terdiri dari 3 variabel yakni :
36
37
1. Continuity marketing adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pelayanan khusus yang bersifat jangka panjang untuk meningkatkan nilai melalui saling mempelajari karakteristik masing-masing. Indikator
yang
diukur
antara
lain
:
keamanan
pelanggan,
kecepatan
pelayanan, kebersihan kantor dan penyimpanan kendaraan. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni : 5 = sangat puas, 4 = puas, 3 = netral, 2 = tidak puas, 1 = sangat tidak puas. 2. One to one marketing adalah merupakan program yang dilakukan secara individual yang ditujukan untuk memenuhi kepuasan atas kebutuhan yang unik dari pelanggan. Indikator yang diukur adalah keramahan karyawan, pelayanan tanpa diskriminasi, penanganan keluhan, dan lain-lain. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni : 5 = sangat puas, 4 = puas, 3 = netral, 2 = tidak puas, 1 = sangat tidak puas. 3. Partnering (co-marketing) yaitu hubungan kemitraan antara pelanggan dengan pemasar untuk melayani kebutuhan konsumen akhir. Indikator yang diukur antara kerjasama dengan pelanggan, hubungan yang sifatnya jangka panjang, kerjasama kemitraan dengan toko-toko. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni : 5 = sangat puas, 4 = puas, 3 = netral, 2 = tidak puas, 1 = sangat tidak puas.
37
38
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Megatama Motor PT. Megatama Motor adalah merupakan perusahaan Swasta yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Sri Muliany, SH di Makassar, tanggal 19 Januari 2000 Nomor 12. Akte pendirian perusahaan ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Pada awal berdirinya, sesuai dengan akte pendirian perusahaan, PT. Megatama Motor menjalankan kegiatannya yaitu dalam bidang penjualan sepeda motor merek Yamaha, di mana aktivitasnya dilakukan baik secara tunai maupun kredit. Sejalan dengan aktivitas usaha yang kian berkembang dan melihat perkembangan penjualan kendaraan bermotor beroda dua yang mempunyai prospek yang cukup baik di kota Makassar, maka pada tahun 2003, PT. Megatama Motor mencoba untuk mengembangkan usahanya dengan menjual spare part sepeda motor. Hingga sekarang ini, kantor dan pelayanan serta show room PT. Megatama Motor, berada di Jalan Cendrawasih No. 430 Makassar, adapun jenis kendaraan bermotor yang diperdagangkan adalah New Vega R Cakram, Jupiter Z, Jupiter ZCW, RX-King, New Fizr-RR, MIO, MIO CW. Vega-R (Cakram), Jupiter MX CW, Jupiter MX, Scorpio Z, Nouvo.
38 38
39
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan Salah satu persyaratan dalam menunjang suksesnya suatu perusahaan dalam pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki adalah jelasnya struktur organisasi yang baik dan penciptaan fungsi-fungsi organisasi sesuai kebutuhan serta penempatan sumberdaya manusia yang tepat pada fungsi yang tepat pula. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang menggambarkan kedudukan setiap personil yang mempunyai kejelasan baik tugas maupun wewenang serta tanggungjawab dalam menjalankan aktivitasnya. Pembagian tugas dan wewenang ini akan memberikan kemudahan bagi orangorang dalam organisasi untuk mencapai sasaran sesuai dengan planning yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat dari bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan. Bagi suatu perusahaan, pemilihan struktur organisasi sangat menentukan sukses tidaknya perusahaan dalam mewujudkan cita-citanya. Tidak semua perusahaan memiliki bentuk dan jenis struktur yang sama, disebabkan karena perusahaan-perusahaan yang ada memiliki karakteristik maupun tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisinya. Secara garis besarnya, kita mengenal beberapa jenis struktur organisasi antara lain : Bentuk lini, lini dan staf, fungsional dan staf, organisasi matrik dan lain-lain. Setiap jenis bentuk struktur organisasi ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Mengenai keputusan bentuk yang mana akan dipilih tergantung dari kebutuhan perusahaan itu sendiri.
39
40
PT. Megatama Motor di Makassar dalam menjalankan usahanya terikat pada pembagian kerja yang di dasari pada struktur organisasi yang telah ditetapkan. Struktur organisasi perusahaan ini berbentuk garis (line organisation), dimana menggambarkan kekuasaan mengalir secara langsung dari pimpinan ke kepala bagian dan kemudian terus ke karyawan-karyawan di bawahnya. Masing-masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan semua fungsi pengawasan dalam bagiannya. Untuk lebih jelasnya, akan diberikan bagan struktur organisasi perusahaan dari PT. Megatama Motor di Makassar dapat dilihat pada skema 2 dibawah ini : SKEMA II STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PT. MEGATAMA MOTOR DI MAKASSAR
Direktur
Kepala Bagian Adm/Keuangan
Bagian Personalia
Penagihan
Mekanik
Bagian Pembelian
Buruh
Sumber : PT. Megatama Motor di Makassar
40
Kepala Bagian Pemasaran
41
4.3 Uraian Tugas Setelah disajikan struktur organisasi yang dilihat pada skema 2, maka selanjutnya akan dijelaskan peranan setiap bagian dalam struktur organisasi tersebut yang meliputi tugas, wewenang dan tanggung jawab dari bagian tersebut yaitu : 1. Direktur Direktur mempunyai tugas melaksanakan serta mengawasi jalannya perusahaan dalam melakukan hubungan-hubungan dengan pihak-pihak lain yang ada hubungannya
atau
kaitannya
dengan
perusahaan.
Dalam
melaksanakan
kegiatannya direktur dibantu oleh beberapa kepala bagian yaitu kepala bagian personalia dan keuangan, kepala bagian administrasi serta kepala bagian pemasaran. 2. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Bertugas dalam hal menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan waktu yang ditentukan, memeriksa kebenaran dokumen atau nota pelanggan sebelum ditagih atau sesudah membayar serta menggunakan komputer dan perlengkapannya secara efektif dan efisien. 3. Bagian Keuangan Tugas dan tanggung jawab bagian keuangan adalah membuat anggaran tahunan, mencatat penerimaan dan pengeluaran uang lewat kas maupun bank serta memeriksa bukti dan dokumen-dokumen pendukungnya.
41
42
4. Bagian Akuntansi Tugas dan tanggungjawab bagian akuntansi adalah mencatat transaksi yang terjadi dalam perusahaan, membuat laporan keuangan dan mernyelenggarakan verifikasi dokumen dasar. 5. Kepala Bagian Personalia Tugas dan tangggung jawab bagian personalia adalah mengurus hal-hal yang berhubungan dengan masalah kepagawaian seperti penerimaan karyawan, promosi, mutasi ataupun pemberhentian karyawan serta kompensasi karyawan, melatih dan mendidik karyawan yang akan bekerja pada perusahaan 6. Bagian Pembelian Bagian pembelian bertanggung jawab langsung terhadap segala bentuk pembelian kendaraan bermotor langsung dari produsen dan menyelenggarakan administrasi pembelian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Kepala Bagian Pemasaran Bertugas membuat program pemasaran, memantau persaingan pasar, membuat laporan kemajuan pemasaran dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sekali, serta mencari order penjualan dengan pelanggan. 8. Bagian Penjualan Bertugas melaksanakan semua program penjualan perusahaan dalam mencapai target penjualan, mengatur dan bertanggungjawab terhadap segala bentuk penjualan serta membuat laporan penjualan
42
43
9. Bagian Penagihan Bertugas dan bertanggung jawab penuh atas kegiatan penagihan dan pengumpulan nota-nota penjualan dari pelanggan untuk kemudian melaporkannya ke Bagian Keuangan.
43
44
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden adalah profil terhadap obyek penelitian yang
dapat
memberikan interpretasi terhadap hasil penelitian mengenai pengaruh customer relationship terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor Yamaha pada PT. Megatama Motor di Makassar, sehingga dalam pelaksanaan penelitian ini ditetapkan sebesar 50 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, dimana responden yang dijadikan sampel adalah masyarakat atau pelanggan yang membeli sepeda motor merek Yamaha pada PT. Megatama Motor di Makassar. Kemudian dalam penelitian ini, akan diuraikan karakteristik responden yang dapat diklasifikasikan : umur responden, jenis kelamin, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Salah satu tujuan dengan menguraikan karakteristik responden adalah untuk memberikan gambaran mengenai indentitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, dapat
disajikan
karakteristik responden berdasarkan umur responden, jenis kelamin, pekerjaan, dan tingkat pendidikan yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Responden Umur responden merupakan tingkatan umur responden yang menjadi dalam
penelitian
ini,
sehingga
pengelompokkan
umur
responden
sampel dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok umur yaitu dibawah 20 tahun, 21 – 29 tahun, 44 44
45
31 – 40 tahun, 41 – 49 tahun dan diatas 50 tahun. Oleh karena itulah dapat disajikan hasil pengelompokkan responden yang dapat disajikan melalui tabel berikut ini : TABEL 5.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN UMUR Frekuensi Jawaban Responden Usia Responden Orang
%
Dibawah 20 tahun
4
8
21 – 29 tahun
3
6
31 – 40 tahun
20
40
41 – 49 tahun
15
30
Diatas 50 tahun
8
16
50
100
Jumlah Sumber : Data primer, 2011
Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa umur responden
yang
terbesar dalam penelitian ini adalah berumur antara 31– 40 tahun yakni
sebesar
20 orang atau 40%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
umur
pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar adalah berumur antara 31 – 40 tahun.
2. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin
45
46
Jenis kelamin responden dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan tingkat proporsi responden yang berjenis kelamin pria dan wanita. Untuk lebih jelasnya akan disajikan karakteristik responden menurut jenis kelamin yaitu
sebagai berikut :
TABEL 5.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Frekuensi Jawaban Responden Jenis Kelamin Orang
%
Pria
26
52
Wanita
24
48
50
100
Jumlah Sumber : Data primer, 2011
Tabel 5.2 yakni karakteristik responden yang berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa responden yang terbesar dalam penelitian ini adalah pria yakni sebesar 26 orang atau 52%. Hal ini berarti mayoritas pelanggan yang melakukan pembelian sepeda motor merek Yamaha pada PT. Megatama Motor di Makassar adalah sebagian besar berjenis kelamin pria.
3. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Jenis pekerjaan responden sangat mempengaruhi keputusan pelanggan
dalam
pembelian sepeda motor merek Yamaha pada PT. Megatama Motor di Makassar, yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
46
47
TABEL 5.3 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN Frekuensi Jawaban Responden Pekerjaan Orang
%
Karyawan swasta
16
32
Wiraswasta
9
18
PNS
14
28
ABRI
7
14
Pelajar/Mahasiswa
4
8
50
100
Jumlah Sumber : Data Primer, 2011
Tabel 5.3, yakni karakteristik responden pekerjaan, dimana dari 50 responden yang dijadikan sampel maka didominasi oleh responden yang mempunyai pekerjaan sebagai karyawan swasta, hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pelanggan yang melakukan pembelian sepeda motor Ymaha pada PT. Megatama Motor di Makassar adalah mempunyai pekerjaan sebagai karyawan swasta.
4. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan menunjukkan pengetahuan dan daya pikir yang dimiliki oleh seorang responden. Oleh karena itulah dalam penelitian ini maka tingkat pendidikan responden dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
47
48
TABEL 5.4 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN Frekuensi Jawaban Responden Tingkat Pendidikan Orang
%
Sekolah Menengah Atas
4
8
Akademi
16
32
S1
18
36
S2
12
24
50
100
Jumlah Sumber : Data Primer, 2011
Berdasarkan tabel 5.4 mengenai karakteristik responden menurut tingkat pendidikan, nampak bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah Sarjana yakni sebesar 18 orang atau 36%, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat pendidikan pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar adalah mempunyai pendidikan Sarjana (S1).
5.2.
Tanggapan Responden Mengenai Pengaruh Customer Relationship
Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha pada PT. Megatama Motor di Makassar Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesetiaan atau loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor Yamaha pada PT. Megatama Motor di Makassar adalah dengan cara menyusun strategi yang dikenal dengan
48
nama
49
marketing relationship customer. Strategi ini disusun berdasarkan masukan yang diperoleh dari nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan melalui adanya hubungan kerelasian pelanggan (Costumer relationship). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh customer relationship loyalitas
pelanggan
dalam
pembelian
sepeda
motor
terhadap Yamaha
pada
PT. Megatama Motor di Makassar adalah dengan melalui penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil survei ini, maka dapat diketahui variabel apa yang menyebabkan pelanggan puas atau tidak puas dan mengetahui kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan melalui hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada responden. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden mengenai customer relationship yang terdiri dari : continuity marketing, one to one marketing dan partnering atau co-marketing yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Continuity Marketing Continuity marketing yaitu untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pelayanan khusus yang bersifat jangka panjang untuk meningkatkan nilai melalui saling mempelajari karakteristik masing-masing. Adapun tanggapan responden mengenai variabel continuity marketing dapat disajikan melalui tabel berikut ini :
49
50
TABEL 5.5 DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL CONTINUITY MARKETING Alternatif Jawaban Responden No. 1
Pernyataan STP
TP
CP
P
SP
6%
22%
38%
30%
4%
8%
20%
36%
28%
8%
8%
20%
36%
30%
6%
Penyimpanan kendaraan dan Parkir 10%
20%
42%
28%
-
Karyawan
menjamin
keamanan
pelanggan dalam melakukan transaksi 2
Kecepatan Bagian Marketing dalam pengurusan surat-surat
administrasi
motor 3
Kebersihan
ruang
kantor
PT.
Megatama Motor di Makassar 4
khusus untuk pelanggan Sumber : Data Primer, 2011 Berdasarkan deskripsi jawaban responden mengenai variabel continuity marketing maka rata-rata responden memberikan jawaban cukup puas, mengenai karyawan menjamin keamanan pelanggan dalam melakukan transaksi karena
dijaga oleh
Security, kemudian mengenai kecepatan Bagian Marketing dalam pengurusan suratsurat administrasi motor dan BPKB cukup lancar sesuai telah ditentukan, selain itu ruang kantor dan kamar mandi Motor di Makassar cukup bersih, serta penyimpanan kendaraan
50
dengan waktu yang PT. Megatama dan parkir
51
khusus tersedia untuk pelanggan, karena PT. Megatama mempunyai khusus area parkir yang luas serta dijamin keamanannya. 2. One to One Marketing One to one marketing adalah merupakan program yang dilakukan secara individual yang ditujukan untuk memenuhi kepuasan atas kebutuhan dari pelanggan, sehingga dengan adanya One to one marketing, maka akan tercipta suatu loyalitas atau kesetiaan pelanggan akan produk motor Yamaha yang ditawarkan oleh perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar. Adapun tanggapan responden mengenai variabel one to one marketing dapat dilihat melalui tabel berikut ini : TABEL 5.6 DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL ONE TO ONE MARKETING Alternatif Jawaban Responden No. 1
Pernyataan Kecepatan dan tanggapan karyawan
STP
TP
CP
P
SP
-
12%
36%
48%
4%
-
10%
32%
56%
2%
-
6%
46%
48%
-
2%
8%
46%
42%
2%
dalam melayani pelanggan 2
Keramahan dan kesopanan karyawan kepada pelanggan
3
Tanggapan karyawan terhadap keluhan yang dihadapi oleh para pelanggan
4
Sapaan
karyawan
kepada
setiap
pelanggan yang datang Sumber : Data Primer, 2011
51
52
Berdasarkan deskripsi jawaban responden mengenai variabel one to one marketing maka sebagian besar responden memberikan jawaban antara cukup puas dan puas, hal ini dapat dilihat melalui kecepatan dan tanggapan karyawan
dalam
melayani pelanggan untuk pengurusan surat-surat pembelian sepeda motor, karena saat pelanggan datang maka secara langsung karyawan cepat dan
tanggap
melayani pelanggan, selain itu setiap karyawan sangat ramah dan sopan dalam melayani pelanggan, serta memberikan sapaan kepada setiap pelanggan yang datang. Kemudian apabila karyawan menghadapi suatu masalah atau terdapat keluhan yang dihadapi oleh para pelanggan, maka karyawan cepat dan tanggap mengatasi segala keluhan-keluhan pelanggan.
3. Co-Marketing atau Partnering Co-Marketing atau Partnering yaitu hubungan kemitraan antara pelanggan dengan pemasar untuk melayani kebutuhan konsumen, melalui kerja sama
yang
dilakukan antara para karyawan dengan pelanggan, kerja sama yang dilakukan perusahaan serta menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang sifatnya jangka panjang antara karyawan dengan pelanggan. Adapun
tanggapan
responden
mengenai
Co-Marketing
atau
Partnering
pada PT. Megtama Motor di Makassar dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
52
53
TABEL 5.7 DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL CO-MARKETING ATAU PARTNERING Alternatif Jawaban Responden No. 1
Pernyataan STP
TP
CP
P
SP
dalam
-
12%
58%
28%
2%
Kerja sama yang dilakukan telah
-
6%
50%
42%
2%
-
4%
50%
44%
2%
-
4%
52%
42%
2%
Kerja
sama
karyawan
melakukan program pemasaran 2
menciptakan hubungan pelanggan 3
Menumbuhkan dan mempertahankan hubungan pelanggan yang sifatnya jangka panjang dapat menciptakan pelanggan yang loyal
4
Hubungan kemitraan antara pelanggan dengan perusahaan telah meningkatkan loyalitas pelanggan
Sumber : Data Primer, 2011 Berdasarkan deskripsi jawaban responden mengenai variabel Co-Marketing atau Partnering
maka
sebagian
besar
responden
memberikan
jawaban
cukup
puas, hal ini dapat dilihat dari adanya kerja sama antara karyawan dalam melakukan program pemasaran, selain itu perusahaan menjalin kerjasama dengan para pelanggan untuk menciptakan hubungan yang baik dengan para pelanggan. Kemudian perusahaan senantiasa menumbuhkan dan mempertahankan hubungan pelanggan yang sifatnya jangka panjang sehingga dapat menciptakan pelanggan
53
54
yang
loyal
terhadap
ditawarkan oleh
produk-produk
sepeda
motor
merek
Yamaha
yang
PT. Megatama Motor di Makassar, serta perusahaan membina
hubungan kemitraan antara pelanggan dengan perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar telah meningkatkan loyalitas pelanggan, hal ini dapat dilihat dari pelanggan yang telah ada membawa pelanggan baru untuk melakukan pembelian produk sepeda motor merek Yamaha yang ditawarkan oleh perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar.
4. Loyalitas pelanggan Loyalitas pelanggan merupakan perilaku yang terkait dengan merek produk,
termasuk
kemungkinan
memperbaharui
kontrak
merek
sebuah di
masa
yang akan datang, berapa kemungkinan pelanggan mengubah dukungannya terhadap merek, berapa kemungkinan keinginan pelanggan untuk meningkatkan citra positif suatu produk. Loyalitas atau kesetiaan pelanggan terhadap produk sepeda motor
merek Yamaha yang ditawarkan oleh perusahaan PT. Megatama
Motor di Makassar. Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan responden mengenai loyalitas pelanggan, maka dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
54
55
TABEL 5.8 DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI LOYALITAS PELANGGAN Alternatif Jawaban Responden
No.
Pernyataan
1
Saya suka berpindah dari satu merek
STS
TS
CS
S
SS
2%
4%
30%
60%
4%
-
-
24%
70%
6%
2%
2%
32%
60%
4%
-
-
24%
70%
6%
2%
6%
22%
66%
4%
-
2%
30%
64%
4%
-
-
26%
70%
4%
Motor Yamaha ke merek Motor lain 2
Sepeda motor merek Yamaha yang dijual oleh PT. Megatama Motor memiliki standar kualitas yang dapat diterima sehingga pelanggan menjadi loyal
3
Sepeda motor merek Yamaha dijual telah meningkatkan kepuasan sehingga dapat membuat pelanggan loyal akan merek Yamaha
4
Saya setia hanya pada satu merek sepeda motor merek Yamaha saja
5
Semboyan
“Sepeda
motor
Yamaha
semakin terdepan”, sehingga pelanggan menjadi loyal terhadap merek Yamaha 6
Saya telah dan tetap membeli sepeda motor merek Yamaha sejak beberapa waktu yang lalu
7
Saya setia terhadap merek Sepeda motor Yamaha, karena memiliki purna jual yang tinggi
Sumber : Data Primer, 2011
55
56
Berdasarkan tanggapan responden mengenai loyalitas pelanggan, maka rata-rata setiap responden memberikan jawaban setuju, hal ini dapat dilihat dari keinginan responden atas satu merek motor Yamaha ke merek motor lain, kemudian sepeda motor merek Yamaha yang dijual oleh PT. Megatama Motor memiliki standar kualitas yang dapat diterima sehingga pelanggan menjadi loyal, kemudian sepeda motor merek Yamaha dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan sehingga hal inilah yang membuat pelanggan menjadi loyal akan sepeda motor merek Yamaha dan hanya satu merek saja yang disukai yakni merek Yamaha. Faktor lain yang membuat pelanggan loyal terhadap sepeda motor merek Yamaha adalah Semboyan sepeda motor merek Yamaha semakin terdepan, hal
ini
diakui karena setiap diadakan pertandingan di Sirkuit maka motor Yamaha selalu menjadi terdepan, selain itu sepeda motor merek Yamaha memiliki purna jual yang tinggi, karena rata-rata harga jual sepeda motor merek Yamaha tidak pernah jatuh harganya di pasar walaupun sudah dipakai beberapa tahun.
5.3. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Data Validitas
konstruk
dalam
penelitian
ini
diuji
dengan
menggunakan
bivarate person (korelasi product momen person), cara yang dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing item dengan nilai total. Dari penjumlahan keseluruhan item, dalam penentuan validitas dari setiap item pernyataan, sehingga dapat dikatakan valid adalah nilai r sebesar 0,30. Menurut Dwi (2008,
56
57
hal. 17) bahwa semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dapat dikatakan valid, sedangkan di bawah dari 0,30 dikatakan tidak valid. Berikut ini akan disajikan hasil olahan data mengenai jawaban responden pengaruh
Customer
Relationship
(continuity
marketing,
atas
one
to
one
marketing dan co-marketing atau partnering terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar, maka dapat disajikan uji validitas melalui tabel berikut ini : TABEL 5.9 HASIL OLAHAN DATA MENGENAI UJI VALIDITAS CONTINUITY MARKETING, ONE TO ONE MARKETING DAN CO-MARKETING ATAU PARTNERING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
Dimensi Continuity Marketing
One to One Marketing
Co-Marketing Partnering
Loyalitas pelanggan
Item Pernyataan X11 X12 X13 X14 X21 X22 X23 X24 X31 X32 X33 X34 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Corrected Item Total Correlation 0,517 0,756 0,772 0,885 0,821 0,671 0,744 0,528 0,783 0,825 0,877 0,721 0,433 0,418 0,218 0,624 0,443 0,458
57
rstandar
Keterangan
0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
58
Y7
0,463
0,30
Valid
Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil uji validitas atas continuity marketing, one to one marketing, comarketing partnering, maka dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan sudah valid, hal ini karenakan memiliki nilai corrected item total correlation dan loyalitas pelanggan maka dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan semuanya valild sebab memiliki nilai korelasi yang di atas dari 0,30. Sedangkan untuk variabel loyalitas pelanggan, maka terdapat satu item pertanyaan yang tidak valid yakni pada item pertanyaan nomor 3, hal ini
disebabkan
karena memiliki nilai corrected item total correlation yang dibawah dari 0,30.
2. Uji Reliabilitas Alat ukur yang reliable menunjukkan hasil pengukuran yang konsisten
pada
kondisi yang berbeda. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas disini yang digunakan adalah uji konsistensi internal. Konsistensi internal suatu alat ukur menunjukkan homogenitas item-item dalam pengukuran suatu konsep Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama, suatu alat pengukur yang dikatan reliabel jika nilai cronbach’s alpha > 0,60 untuk setiap
58
59
item pertanyaan. Oleh karena itulah dapat disajikan uji reliabilitas dari setiap instrumen penelitian yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
59
60
TABEL 5.10 HASIL OLAHAN DATA MENGENAI UJI RELIABILITAS CONTINUITY MARKETING, ONE TO ONE MARKETING DAN CO-MARKETING ATAU PARTNERING TERHADAP LKOYALITAS PELANGGAN
Dimensi
Item Pernyataan
Cronbach’s Cronbach’s Alpha if Deleted alpha standar Item 0,912 0,60
Keputusan
Continuity
X11
Marketing
X12
0,824
0,60
Tidak Reliabel
X13
0,817
0,60
Reliabel
X14
0,775
0,60
Tidak Reliabel
One to One
X21
0,738
0,60
Reliabel
Marketing
X22
0,809
0,60
Reliabel
X23
0,786
0,60
Reliabel
X24
0,872
0,60
Reliabel
Co-Marketing
X31
0,893
0,60
Reliabel
Partnering
X32
0,877
0,60
Reliabel
X33
0,860
0,60
Reliabel
X34
0,912
0,60
Reliabel
Y1
0,677
0,60
Reliabel
Y2
0,681
0,60
Reliabel
Y3
0,734
0,60
Reliabel
Y4
0,636
0,60
Reliabel
Y5
0,675
0,60
Reliabel
Y6
0,670
0,60
Reliabel
Y7
0,672
0,60
Reliabel
Loyalitas pelanggan
Sumber : Data diolah
60
Reliabel
61
Tabel 5.10 yakni hasil pengujian reliabilitas dengan 19 item pernyataan dari empat variabel, menunjukkan bahwa untuk continuity marketing, one to one marketing, dan variabel co-marketing partnering, nampak bahwa semua item pertanyaan telah reliabel karena memiliki nilai cronbach‟s alpha yang di atas dari 0,60, sedangkan untuk variabel loyalitas pelanggan dengan 7 item pertanyaan, maka semua pertanyaan yang diajukan sudah reliabel karena telah memiliki nilai cronbach‟s alpha yang di atas dari 0,60.
5.4. Analisis Pengaruh Customer Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan Salah satu upaya yang dilakukan oleh setiap unit usaha adalah dengan meningkatkan nilai pelanggan, melalui kepuasan yang dirasakan oleh masing-masing pelanggan atas produk dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan melalui
strategi
Customer Relationship. Customer Relationship adalah merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang akan meningkatkan pemahaman terhadap bagaimana mengelola hubungan organisasi dengan pelanggannya, untuk mempertahankan dan memperluas manfaat hubungan dari kedua belah pihak yaitu pelanggan dan perusahaan,
sehingga tercipta
nilai kepuasan bagi pelanggan. Untuk melihat sejauh mana pengaruh customer relationship terhadap loyalitas pelanggan maka dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
61
62
TABEL 5.11 HASIL PERHITUNGAN CUSTOMER RELATIONSHIP TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. MEGATAMA MOTOR DI MAKASSAR
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Std. Error
11.352
2.140
Continuity Marketing
.313
.080
One To One Marketing
.294
Partnering
.506
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
5.305
.000
.405
3.911
.000
.132
.261
2.238
.030
.137
.432
3.698
.001
R
= 0,715
Fhit
= 16,075
R2
= 0,512
Sign
= 0,000
Sumber : Data diolah dengan program SPSS Untuk melihat bagaimana pengaruh secara parsial ketiga variabel customer relationship (continuity marketing, one to one marketing dan co-marketing) yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar, maka persamaan regresi sebagai berikut : Y = 11,352 + 0,313 X1 + 0,294 X2 + 0,506 X3 Dimana : b0
= 11,352 merupakan nilai konstan atau reciprocel, dimana tanpa adanya
continuity marketing, one to one marketing dan co-marketing maka loyalitas pelanggan sebesar 11,352.
62
63
b1
= 0,313 artinya peningkatan continuity marketing akan mempengaruhi
peningkatan loyalitas pelanggan sebesar 0,405%. b2
= 0,294 artinya peningkatan one to one marketing akan mempengaruhi
peningkatan loyalitas pelanggan sebesar 0,294%. b3
= 0,506 artinya peningkatan co-marketing akan mempengaruhi peningkatan
loyalitas pelanggan sebesar 0,506%. Dalam kaitannya mengenai pengaruh customer relationship (continuity marketing, one to one marketing dan co-marketing) terhadap loyalitas pelanggan, maka dapat disajikan interprestasi atau arti ekonominya sebagai berikut : 1. Koefisien regresi terhadap semua variabel customer relationship terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar menunjukkan nilai positif. Hal ini berarti semakin baik penerapan customer relationship, maka akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar. 2. Koefisien korelasi ganda (R) = 0,715 yang berarti bahwa variabel customer relationship (continuity marketing, one to one marketing dan co-marketing) mempunyai
pengaruh
yang
Sedangkan variabel partnering
signifikan
terhadap
loyalitas
pelanggan.
yang lebih dominan mempengaruhi loyalitas
pelanggan.
63
64
3. Koefisien determinasi (R2) = 0,512 atau 51,2% menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan sangat ditentukan oleh customer relationship (continuity marketing, one to one marketing dan co-marketing) sebesar 51,2%. 5.5. Pengujian Hipotesis 5.5.1. Uji Serempak (Uji F) Uji F. Untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas (independen) yang terdiri dari : continuity marketing, one to one marketing dan co-marketing terhadap loyalitas pelanggan pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) menunjukkan bahwa customer relationship secara bersama-sama atau secara simultan mempunyai pengaruh yang sangat kuat (signifikan) terhadap peningkatan kepuasan pelanggan. Kemudian melalui pengujian Fratio dengan menggunakan analisis varians, bahwa X1, X2, X3 masing-masing mempengaruhi Y, dengan menggunakan = 0,05 yang dapat ditentukan melalui persamaan berikut ini: H0 : B1, B2, B3 = 0 (tidak ada pengaruh signifikan antara X1, X2, X3 terhadap Y) Ha: B0 > B1, B2, B3 ( ada pengaruh signifikan antara X1, X2, X3 terhadap Y) Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa: F hit = 16,075 F tabel (3, 46) = 2,807 Oleh karena Fhit > Ftabel (16,075 > 2,807),
maka dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan antara X1, X2, X3 terhadap Y, hal ini menunjukkan
64
65
bahwa perubahan naik turunnya continuity marketing, one to one marketing dan comarketing berpengaruh nyata terhadap loyalitas pelanggan.
65
66
5.5.2. Uji Parsial (Uji T) Untuk menguji apakah ada pengaruh masing-masing variabel terhadap loyalitas pelanggan, maka dilakukan uji t (uji parsial) dengan tingkat kepercayaan
95 %,
dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: a. Uji hipotesis untuk continuity marketing Uji hipotesis untuk continuity marketing (X1) terhadap loyalitas pelanggan, dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: 1) H0 : ß1 = 0 (tidak ada pengaruh antara X1 terhadap Y) Ha : ß1 > 0 ( ada pengaruh antara X1 terhadap Y) 2) Level of convidence = 95 % dengan probability kesalahan = 0,05 3) Daerah kritis ttabel = 1,677 t hit X1 = 3,911 Oleh karena thit (3,911) > ttabel (1,677), maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang nyata antara continuity marketing dengan loyalitas pelanggan dan di samping itu, dengan nilai probability 0,000 < 0,05, menunjukkan bahwa X1 berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan. b. Uji hipotesis untuk one to one marketing Uji hipotesis untuk one to one marketing (X2) terhadap loyalitas pelanggan, dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: 66
67
1) H0 : ß1 = 0 (tidak ada pengaruh antara X1 terhadap Y) Ha : ß1 > 0 ( ada pengaruh antara X1 terhadap Y) 2) Level of convidence = 95 % dengan probability kesalahan = 0,05 3) Daerah kritis t tabel = 1,677 t hit X1 = 2,238 Oleh karena t
hit
(2,238) > t
tabel
(1,677), maka dapat dikatakan terdapat pengaruh
yang nyata antara one to one marketing dengan loyalitas pelanggan dan di samping itu, dengan nilai probability 0,030 < 0,05, menunjukkan bahwa X2 berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan. c. Uji hipotesis untuk co-marketing Uji hipotesis untuk co-marketing (X3) terhadap loyalitas pelanggan, dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: 1) H0 : ß1 = 0 (tidak ada pengaruh antara X1 terhadap Y) Ha : ß1 > 0 ( ada pengaruh antara X1 terhadap Y) 2) Level of convidence = 95 % dengan probability kesalahan = 0,05 3) Daerah kritis t tabel = 1,677 t hit X1 = 3,698 Oleh karena t
hit
(3,698) > t
tabel
(1,677), maka dapat dikatakan terdapat pengaruh
yang nyata antara co-marketing dengan loyalitas pelanggan dan
67
di samping
68
itu, dengan nilai probability 0,001 < 0,05, menunjukkan bahwa X3 berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
68
69
5.6. Pembahasan Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh customer relationship marketing terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor Yamaha pada PT. Megatama Motor di Makassar yang diukur dengan indikator continuity marketing, one to one marketing, co-marketing. Berdasarkan hasil pengujian regresi dapat diuraikan pembahasan dari
hasil
analisis regresi yaitu sebagai berikut : 1.
Pengaruh continuity marketing terhadap loyalitas pelanggan
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi
antara
continuity
marketing
dengan
loyalitas pelanggan maka diperoleh koefisien beta sebesar 0,313 dengan nilai sig 0,000. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan continuity marketing akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan dilihat dari nilai ρvalue = 0,000 < 0,05, yang artinya continuity marketing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Oesman (2010) yang mengemukakan untuk mempertahankan dan membangun loyalitas pelanggan, maka untuk memenuhi tujuan tersebut perusahaan berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan melalui continuity marketing, agar dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penelitian yang penulis lakukan sejalan dengan teori atau pendapat yang dikemukakan oleh Osman dan Stanley.
69
70
2.
Pengaruh one to one marketing terhadap loyalitas pelanggan
Berdasarkan hasil analisis koefisien regresi maka diperoleh nilai koefisien
beta
sebesar 0,294. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan variabel one to one marketing maka akan berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas pelanggan, sedangkan dilihat dari angka sig = 0,030, dengan nilai sig 0,030 < 0,05 yang berarti one to one marketing berpengaruh secara signifikan terhadap
loyalitas
pelanggan, khususnya pada PT. Megatama Motor di Makassar. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan Kotler and Keller (2006, hal. 133) mengemukakan bahwa total loyalitas pelanggan merupakan seperangkat nilai moneter yang dirasakan dari manfaat ekonomi, fungsi dan psikologi yang diharapkan pelanggan dari sesuatu yang ditawarkan sehingga akan dapat memberikan loyalitas pelanggan. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penelitian yang penulis lakukan sejalan dengan teori atau pendapat yang dikemukakan oleh kotler and Keller yang menyatakan bahwa one to one marketing dapat memberikan loyalitas bagi pelanggan. 3.
Pengaruh co- marketing terhadap costumer value
Berdasarkan hasil pengujian regresi antara co-marketing dengan loyalitas pelanggan maka diperoleh koefisien beta sebesar 0,506 dengan nilai sig 0,001. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan co-marketing akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan dilihat dari nilai ρvalue = 0,001 < 0,05, yang artinya comarketing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini
70
71
didukung oleh teori yang dikemukakan oleh mengemukakan bahwa co-marketing mempunyai pengaruh
Oesman (2010) yang terhadap
peningkatan loyalitas pelanggan, maka untuk memenuhi tujuan tersebut perusahaan berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan melalui comarketing, agar dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Hal ini didukung pula oleh teori yang dikemukakan oleh Stanley (2000) yang mengatakan bahwa program marketing relationship customer yakni partnering atau co-marketing memiliki hubungan terhadap costumer value. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penelitian yang penulis
lakukan sejalan dengan teori atau pendapat yang
dikemukakan oleh Osman dan Stanley.
71
72
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh customer relationship marketing terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa customer relationship (continuity marketing, one to one marketing, co-marketing) telah diterapkan pada perusahaan PT. Megatama Motor di Makassar, selain itu bahwa customer relationzship melalui penerapan program continuity marketing, one to one marketing, co-marketing mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian sepeda motor pada PT. Megatama Motor di Makassar.
2.
Dari hasil persamaan regresi maka variabel customer relationship yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Megatama Motor di Makassar adalah partnering, hal ini disebabkan karena variabel partnering mempunyai nilai standardized yang terbesar jika dibandingkan dengan variabel continuity marketing dan one to one marketing,
6.2. Saran-saran
72
73
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut : Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan, hal ini dimaksudkan agar dapat lebih memberikan kepuasan bagi pelanggan, yang berarti dapat memberikan loyalitas bagi pelanggan.
73
74
DAFTAR PUSTAKA Aritonang, Lerbin R. 2005, Kepuasan Pelanggan, Pengukuran dan Penganalisisan dengan SPSS, edisi pertama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Aaker, David A, Kumar, V and Day George S, 2001. Marketing Research, Seventh edition, John Wiley & Sons, Inc Ali Hasan, 2008, Marketing, cetakan pertama, Penerbit : MedPress, Yogyakarta Barata, Atep Adya, 2004, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, cetakan kedua, Elex Media Komputindo, Jakarta. Brown, Stanley. A, 2000, Customer Relationship Management, A. Strategic Inperative in the Word of e-Business, John Wiley & Sons Canada Ltd Hamdani A. Lopiyoadi Rambat, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, cetakan pertama, edisi kedua, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta Irawan, Handi, 2004, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, cetakan kelima, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kasmir, 2005, Etika Custumer Service, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : RajaGrafindo Persada, Jakarta Kotler Philip, dan Kevin Lane Keller, 2008, Manajemen Pemasaran, edisi keduabelas, Penerbit : Indeks, Jakarta Ratih Hurriyati, 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, cetakan ketiga, Penerbit : Alfabeta, Bandung Oesman, Marty Yevis, 2010, Sukses Mengelola Marketing Mix, CRM, Customer Value, dan Customer Dependency (Kasus Pada Pemasaran Shopping Center), diakes tanggal 15 Oktober 2010 Supranto, J, 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, cetakan kedua, Rineka Cipta Jakarta. Sheth Jagdish N, Atul Parvatiyar, and G Shainesh, 2001, Customer Relationship Management : Emergin Concepts, Tools, and Aplications, New Delhi Tata McGraw-Hill
74
75
Storbacka, Kaj and Lehtinen, Jarmo R. 2001, Customer Relationship Management, Creating Competitive Advantage Throught Win-Win Relationship Strategies, Mc Graw-Hill Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, cetakan keempat, Penerbit : Alfabeta, Bandung Subagyo Ahmad, 2010, Marketing In Business, Studi Kasus UMK & LKM (Usaha Mikro Kecil & Lembaga Keuangan Mikro), edisi pertama, Penerbit : Mitra Wacana Media, Jakarta Sutisna, 2003, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, cetakan ketiga, Penerbit : Remaja Rosdakarya, Bandung. Tjiptono, Fandy, 2009, Manajemen Jasa, edisi kedua, cetakan kedua, Andi, Yogyakarta. ---------------------, 2005, Pemasaran Jasa, edisi pertama, cetakan pertama, Bayu Media, Malang. Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, 2005, Service, Quality dan Satisfaction, Andi, Yogyakarta. Umar Husain, 2003, Riset Pemasaran, Dan Perilaku Konsumen, cetakan ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Usmara, Usi, 2008, Pemikiran Kreatif Pemasaran, cetakan pertama, Penerbit : Amara Books, Yogyakarta Yasid, 2005, Pemasaran Jasa Konsep Dan Implementasi, edisi kedua, cetakan ketiga, Ekonisia, Jakarta Wahyuningsih, 2004, Costumer Value ; Concept, Operationalization, and Outcome, Usahawan, Agustusn No.8 Tahun XXXIII. Wahyono Sentot Iman, 2010, Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Jakarta Zikmund William G., McLeod. Raymond Jr, and Gilbert, 2003. Customer Relationship, Management, Integrating Marketing Strategy and Information Technology, International Edition, Wiley.
75
76
76
77
Bapak/Ibu/Sdr(i) Pelanggan pada PT. Megatama Motor yang terhormat, Saya adalah salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar yang sedang melakukan penelitian mengenai ”Analisis Pengaruh Customer Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada PT. Megatama Motor di Makassar” Sehubungan dengan hal tersebut saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr (i) bisa membantu saya untuk mengisi kuesioner di bawah ini. Semua pernyataan atau pertanyaan berkaitan dengan persepsi atau tanggapan Bapak/Ibu/Sdr(i) terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Jawaban yang diberikan betul-betul hanya untuk kepentingan penelitian. Atas partisipasi Bapak/Ibu/sdr (i) dalam mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih yang tulus.
Hormat saya,
DIDI ARDIYHANTO Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar
77
78
Kuesioner untuk Pelanggan pada PT. Megatama Motor Kami menjamin rahasia pribadi anda BAGIAN A IDENTITAS RESPONDEN
1. Umur Di bawah 20 tahun 21 – 29 tahun 31 – 40 tahun 41 – 49 tahun Di atas 50 tahun 2. Jenis Kelamin Pria
Wanita
3. Pekerjaan Karyawan Swasta Wiraswasta PNS ABRI
Pelajar/Mahasiswa
4. Tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas
Akademi Universitas S1
S2
S3
BAGIAN B Berikut ini persepsi anda terhadap pengaruh customer relationship terhadap loyalitas pelanggan Dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha pada PT. Megatama Motor. Mohon anda memberi tanda silang (X) nomor yang disediakan sesuai dengan penilaian anda dalam menilai setiap item pertanyaan. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut : Sangat Tidak Puas (STP) = 1 Puas (P) =4
Tidak Puas (TP) = 2 Sangat Puas (SP) = 5
78
Cukup Puas (CP) = 3
79
RELATIONSHIP CUSTOMER CONTINUITY MARKETING No 1.
Tanggapan Responden STP TP CP P SP
Item Karyawan menjamin keamanan pelanggan dalam melakukan setiap transaksi
2.
Kecepatan Bagian Marketing dalam pengurusan surat-surat administrasi motor
3.
Kebersihan ruang kantor PT. Megatama Motor di Makassar
4.
Penyimpanan kendaraan dan Parkir khusus untuk pelanggan
ONE TO ONE MARKETING
No 1.
Tanggapan Responden STP TP CP P SP
Item Kecepatan dan tanggapan karyawan dalam melayani pelanggan
2.
Keramahan dan kesopanan karyawan kepada pelanggan
3.
Tanggapan karyawan terhadap keluhan yang dihadapi oleh para pelanggan
4.
Sapaan karyawan kepada setiap pelanggan yang datang
CO-MARKETING ATAU PARTNERING
79
80
No 1.
Tanggapan Responden STP TP CP P SP
Item Kerja sama karyawan dalam melakukan program pemasaran
2.
Kerja sama yang dilakukan telah menciptakan hubungan pelanggan
3.
Menumbuhkan dan mempertahankan hubungan pelanggan yang sifatnya jangka panjang dapat menciptakan pelanggan yang loyal
4.
Hubungan kemitraan antara pelanggan dengan perusahaan telah meningkatkan loyalitas pelanggan
80
81
LOYALITAS PELANGGAN Tanggapan Responden STS TS CS S SS
No
Item
1.
Saya suka berpindah dari satu merek Motor Yamaha ke merek Motor lain
2.
Sepeda motor merek Yamaha yang dijual oleh PT. Megatama Motor memiliki standar kualitas yang
dapat
diterima
sehingga
pelanggan
menjadi loyal 3.
Sepeda motor merek Yamaha dijual telah meningkatkan
kepuasan
sehingga
dapat
membuat pelanggan loyal akan merek Yamaha 4.
Saya setia hanya pada satu merek sepeda motor merek Yamaha saja
5.
Semboyan “Sepeda motor Yamaha semakin terdepan”, sehingga pelanggan menjadi loyal terhadap merek Yamaha
6.
Saya telah dan tetap membeli sepeda motor merek Yamaha sejak beberapa waktu yang lalu
7.
Saya setia terhadap merek Sepeda motor Yamaha, karena memiliki purna jual yang tinggi
81