ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3
ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik Penerbangan STT Adisutjipto Yogyakarta Jl. Janti Blok-R Lanud Adi-Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Engine CFM56-3 merupakan engine populer di kelasnya, dipasang di pesawat Boeing 737 clasik. EGT (engine Gas Temperature) merupakan tolak ukur untuk mengetahui performance engine, apabila nilai EGT pada engine lbh kecil dari nilai EGT yang diijinkan, maka dapat dikatakan engine tersebut mempunyai performance yang bagus. Begitu juga sebaliknya nilai EGT yang tinggi dapat mempengaruhi performa engine. Pengerjaan compressor wash (cw)pada engine secara tepat dapat menurunkan nilai EGT. EGT margin adalah nilai yang diperoleh selisih antara EGT sebelum cw dengan EGT sesudah cw. Menggunakan 10 engine yang sudah dilakukan pengerjaan compressor wash untuk menganalisa nilai EGT marginyang diperoleh. Hasilnya EGT Margin meningkatan rata-rata sebesar 9,161°C. (Keywords: CFM56-3, EGT, Compressor Wash, EGT margin)
1.
Pendahuluan Performa Pesawat dapat dipengaruhi dari kondisi engine, engine bisa dikatakan dalam performa bagus ketika dia mampu digunakan dalam fungsi sesuai dengan waktu yang direncanakan [5]. Exhaust gas temperature (EGT) merupakan salah satu parameter penting didalam engine untuk mengukurtemperature gas buang. Termocouple merupakan alat yang terpasang di dalam engine, guna menginformasikan suhu engine. Semakin tinggi suhu engine, maka akan mempengaruhi performa engine. Untuk mempertahankan performa engine perlu diadakan perawatan secara berkala, tentunya akan lebih efisien tanpa harus mengeluarkan banyak biaya tatapi memperoleh hasil optimal. Pengerjaan compressor wash merupakan salah metode perawatan yang dikerjakan guna menurunkan nilai EGT engine. Dengan denikian suhu yang terdapat di engine / nilai EGT bisa dikontrol, dan handal dipasang pada wing pesawat dengan waktu yang dusah ditentukan. Compressor wash dilakukan dengan cara pencucian kompresor, combustion chamber, termasuk turbine dengan menggunakan air atau biasanya menggunakan campuran sabun/deterjen dengan durasi kurang lebih 5 menit.
2.
Landasan Teori Beberapa teori yang mendukung dalam jurnal ini a.
CFM56-3 adalah engine pesawat turbofan yang berada pada kelas high-bypass yang dibuat oleh CFM International (CFMI), dengan thrust variasi 18.500 lb sampai 34.000 lb. CFMI yang merupakan perusahaan kerjasama antara Perancis dengan Amerika. Engine ini paling banyak dioperasikan oleh pesawat Boeing 737 clasik.
ANGKASA
29
Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo
Gambar 1. Engine CFM56-3 [1] b.
Exhaust gas temperature (EGT) merupakan salah satu parameter penting dalam engine untuk mengukur teperature gas buang. Standart limit temperature gas buang engine CFM56-3 adalah 930 °C pada saat take off. Sensor untuk pengukuran EGT terletak pada stage 2 low pressure turbine inlet. Untuk mengetahui nilai EGT bisa melihat pada instrument yang ada di cockpit pesawat
Gambar 2. cockpit pesawat [1] Ditunjukkan dalam cockpit engine instrument pada gambar 2.2. diperjelas dengan potongan insrumen EGT pada gambar 2.3.
Gambar 3. Instrumen EGT c.
30
Pembakaran tidak sempurna yang terdapat pada combustion chamber (burner) dapat mengakibatkan high EGT (suhu meningkat). Meningkatnya temperatur yang berlebihan dapat mengakibatkan performa engine menurun, bahkan bisa mempengaruhi material engine [4].Fan, low pressure compressor (LPC) dan low pressure turbine merupakan komponen dalam engine dalam 1 shaft. Sedangkan high Volume V, Nomor 1, Mei 2013
ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3
pressure compressor (HPC) dan high pressure turbine (HPT) dalam 1 shaft yang berbeda. Sedangkan burner menerima kompresi udara yang telah dicampur dengan bahan bakar selanjutnya dibakar untuk menghasilkan tenaga sebagai penggerak utama engine. Temperatur yang terjadi di dalam engine dinamakan EGT.
Gambar 4. skema engine CFM56-3 [1] d.
Compressor wash Compressor wash merupakan tindakan perawatan engine, dengan cara menyemprotkan air dingin menggunakan mesin bertekanan ke dalam engine, melalui fan, kompresor, ruang bakar/combustion chamber hingga turbin. Campuran yang dimasukan dalam air umumnya menggunakan deterjen/sabun, proses pengerjaan kurang lebih selama 5 menit. Dalam newsletter dalam website CFM menerangkan bahwasanya pengerjaan compressor wash dapat mempengaruhi nilai EGT margin [3], artinya nilai EGT mula-mula akan menurun setelah engine dilakukan compressor wash, dengan kata lain nilai EGT margin nya meningkat.
Gambar 5. Reaksi compressor wash terhadap EGT margin [3] 3.
Metodologi Dalam analisa untuk memperoleh hasil pengaruh pengerjaan compressor wash pada engine yang mempengaruhi EGT margin, diperlukan proses penelitian dalam beberpaa tahap antara lain.
ANGKASA
31
Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo
Mulai
Mengumpulkan engine
Data engine sebelum CW
Data engine setelah CW
Analisa
Selesai
Gambar 6. Alur penelitian a.
Mengumpulkan engine Identifikasi beberapa engine CFM56-3 untuk dijadikan bahan penelitian, dari 25 engine yang memenuhi syarat usia engine sebanyak 10. Sehingga penelitian dilanjutkan ke 10 engine yang telah memenui syarat, dengan usia engine memasuki 500 fh (jam terbang).
b.
Data engine sebelum CW Data engine diperoleh memasuki usia engine 500 fh (jam terbang), terhitung dari perawatan/pengerjaan sebelumnya. Mengelompokkan sebanyak 10 engine berdasarkan Engine Serial Number (ESN) yang berbeda. Tabel 1. Data engine sebelum CW
32
NO
ESN
1 2 3 4 5 6 7 8
725343 721843 724230 858343 858703 858702 860253 727465
EGT °C Sebelum CW 705,333 701,056 684,389 717,278 730,610 710,722 694,833 711,889 Volume V, Nomor 1, Mei 2013
ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3
9 10
720293 725622
671,333 706,000
Data 10 engine yang telah memenuhi 500 fh (jam terbang), selanjutnya dikelompokkan dalam tabel 3.1. Rata-rata perolehan EGT sebesar 703,344°C. c.
Data engine setelah CW Selanjutnya 10 engine tersebut dilakukan pengerjaan compressor wash, selanjutnya diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2. Data engine setelah CW NO
ESN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
725343 721843 724230 858343 858703 858702 860253 727465 720293 725622
EGT °C Setelah CW 694,556 691,944 676,500 697,278 727,780 699,899 684,444 708,444 665,333 695,667
Data 10 engine yang telah memenuhi 500 fh (jam terbang), selanjutnya dikelompokkan dalam tabel 341. Nilai rata-rata perolehan EGT setelah pengerjaan compressor wash sebesar 694,185°C. d.
Analisa Alat compressor wash yang berupa mesin bertekanan air disemprotkan ke dalam engine, melalui fan, kompresor, ruang bakar, turbin sifatnya mendinginkan komponen di dalam engine. Dengan demikian temperatur engine secara keseluruhan lebih rendah (nilai EGT turun) dibandingkan kondisi engine sebelum dilakukan pengerjaan compressor wash. Nilai EGT margin menunjukkan penurunan temperatur EGT sebelum pengerjaan compressor wash dikurangi EGT setelah pengerjaan compressor wash.
NO 1 2 3 4 5 6 ANGKASA
Tabel 3. Hasil EGT engine EGT °C EGT °C Margin Sebelum CW Sesudah CW 705,333 694,556 10,777 701,056 691,944 9,112 684,389 676,500 7,889 717,278 697,278 20,000 730,610 727,780 2,830 710,722 699,899 10,823 33
Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo
NO 7 8 9 10
EGT °C Sebelum CW Sesudah CW 694,844 684,444 711,889 708,444 671,333 665,333 706,000 695,667 Rata-rata
4.
EGT °C Margin 10,400 3,445 6,000 10,333 9,161
Kesimpulan Data engine yang dikelompokkan sesuai dengan usia engine mempunyai nilai rata-rata EGT sebesar 703,344 °C, setelah 10 engine dilakukan pengerjaan compressor engine nilai EGT rata-rata menjadi 694,185 °C. Sehingga selisih nilai EGT setelah dan sebelum pengerjaan compressor wash (EGT margin) sebesar 9,161 °C
Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4] [5]
34
Aircraft Maintenance Manual Boeing 737 clasic Manual Engine Compressor Wash Boeing 737 clasic Www.inral.com/Atto/power_plant/_newsletter_cfm_hot_engine.htm Arismunandar, W. (2002). Pengantar Turbin Gas dan Motor Propulsi. Bandung: ITB. Realiability hand book
Volume V, Nomor 1, Mei 2013