ANALISIS LALU LINTAS PADA JL. ABD. DG. SIRUA AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF DI KOTA MAKASSAR H. Nur Ali Dosen Jurusan Teknik Sipil Fak. Teknik Univ. Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea, Makassar Telp./Faks. : 0411-587636 e-mail:
[email protected]
Muhammad Isran Ramli Dosen Jurusan Teknik Sipil Fak. Teknik Univ. Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea, Makassar Telp./Faks. : 0411-587636 e-mail:
[email protected]
Abstrak Kota Makassar, sebagai pintu gerbang kawasan Indonesia Timur, perlu menyediakan segala sarana dan prasarana kota, termasuk jalan akses menuju ke pusat kota. Salah satu jalan alternatif yang akan dibangun di Makassar adalah Jl. Abd. Dg. Sirua, yang dapat menghubungkan pusat kota dengan daerah di bagian selatan. Dalam membangun jalan alternatif tersebut perlu diindentifikasi pengaruhnya terhadap kinerja sistem lalu lintas. Studi ini bertujuan memprakirakan dampak pembangunanan jalan alternatif terhadap kinerja sistem lalu lintas. Pengambilan data meliputi data primer, yang diperoleh melalui survey lapangan, dan data sekunder, yang diperoleh melalui survey institusional. Analisis dilakukan dengan membandingkan karakteristik lalu lintas sebelum dan sesuadah jalan alternatid beroperasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi perubahan karakteristik lalu lintas setelah jalan alternatif beroperasi., yaitu derajat kejenuhan berubah dari 0,67 menjadi 0,33, tingkat pelayanan dari C menjadi A, dan kecepatan lalu lintas dari 29 km/jam menjadi 48 km/jam. Kata-kata kunci: dampak pembangunan jalan, Makassar, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, tingkat pelayanan
PENDAHULUAN Kota Makassar sebagai pintu gerbang kawasan Indonesia Timur harus selalu menyediakan segala sarana dan prasarana kota, termasuk jalan akses menuju ke pusat kota. Jalan akses menuju pusat kota tersebut pada saat ini sudah tidak memadai walaupun dilakukan rekayasa lalu lintas, sehingga perlu dibangun jalan alternatif, yang dapat menghubungkan pusat kota dengan daerah di utara dan di selatan kota. Salah satu jalan alternatif yang akan dibangun adalah Jl. Abd. Dg. Sirua. Sehubungan akan dilaksanakannya pembangunan jalan alternatif tersebut, perlu dikaji dampak yang akan timbul setelah jalan alternatif tersebut beroperasi, baik dampak terhadap sistem transportasi maupun dampak terhadap lingkungan. Dari kajian tersebut akan dapat dihasilkan rekomendasi yang dapat disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dan terlibat langsung dalam pembangunan jalan tersebut. Tujuan studi ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan identifikasi kinerja sistem transportasi pada wilayah/area pembangunan jalan alternatif Jl. Abd. Dg. Sirua. (2) Memprakirakan dampak pembangunan jalan alternatif terhadap kinerja sistem lalu lintas.
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200
187
Beberapa parameter lalu lintas dikaji pada studi ini. Mengingat kompleksnya permasalahan, studi ini dibatasi hanya pada analisis volume lalu lintas, kecepatan lalu lintas, derajat kejenuhan, serta tingkat pelayanan jalan. TINJAUAN PUSTAKA. Volume lalu lintas di suatu jalan dihitung berdasarkan jumlah kendaraan yang melewati titik tetap pada jalan tersebut dalam satu satuan waktu (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997). Berdasarkan penyesuaian kendaraan terhadap Satuan Mobil Penumpang (smp), volume lalu lintas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
q=
n T
(1)
Komposisi lalu lintas adalah suatu keadaan yang menggambarkan berbagai jenis kendaraan yang terdapat dalam arus lalu lintas di suatu jalan. Adanya berbagai macam jenis kendaraan tersebut akan mempengaruhi kondisi arus lalu lintas dan kapasitas dari jalan. Jenis-jenis kendaraan ini menyangkut fungsi, ukuran, berat dan unjuk kerja, dan lain-lain. Komposisi lalu lintas dapat ditentukan dengan menggunakan formula:
Komposisi lalu lintas (%) =
Jumlah suatu jenis kendaraan Jumlah lalu lintas harian rata - rata
(2)
Kapasitas jalan dapat didefinisikan sebagai arus lalu lintas maksimum di mana kendaraan dapat melalui suatu potongan melintang jalan pada periode waktu tertentu untuk kondisi lajur/jalan, lalu lintas, pengendalian lalu lintas, dan kondisi cuaca yang berlaku. Kapasitas jalan pada studi ini dihitung dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997). Tabel 1 Kapasitas Dasar Ruas Jalan Perkotaan (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997) Tipe Jalan Kota 4 lajur dipisah atau jalan satu arah 4 lajur tidak dipisah 2 jalur tidak dipisah
Kapasitas dasar, Co (smp/jam) 1650 1500 2900
Keterangan per lajur per lajur Dua arah
Penentuan tingkat pelayanan disesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas yang ada di Indonesia. Terdapat dua buah definisi tentang tingkat pelayanan suatu ruas jalan yang perlu dipahami, yaitu berdasarkan kecepatan perjalanan serta berdasarkan kecepatan arus bebas dan tingkat kejenuhan lalu lintas. Pada Tabel 2 disajikan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) berdasarkan kecepatan perjalanan rata-rata. Definisi ini digunakan oleh Tamin (2000), dan berdasarkan hal tersebut ditetapkan 6 (enam) tingkatan pelayanan sebagai berikut: (1) Indeks Tingkat Pelayanan A : Arus bebas (2) Indeks Tingkat Pelayanan B : Arus stabil (untuk merancang jalan antara kota)
188
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200
(3) (4) (5) (6)
Indeks Tingkat Pelayanan C : Indeks Tingkat Pelayanan D : Indeks Tingkat Pelayanan E : Indeks Tingkat Pelayanan F :
Arus stabil (untuk merancang jalan perkotaan) Arus mulai tidak stabil Arus tidak stabil (tersendat-sendat) Arus terhambat (berhenti, antrian, macet)
Tabel 2 ITP Berdasarkan Kecepatan Perjalanan Kelas Arteri Kecepatan (km/jam) ITP A B C D E F
I II III 72 -56 56 – 48 56 – 40 Kecepatan Perjalanan rata-rata (km/jam) ≥ 56 ≥ 48 ≥ 40 ≥ 45 ≥ 38 ≥ 31 ≥ 35 ≥ 29 ≥ 21 ≥ 28 ≥ 23 ≥ 15 ≥ 21 ≥ 16 ≥ 11 < 21 < 16 < 11
Tabel 3 ITP Berdasarkan Kecepatan Arus Bebas dan Tingkat Kejenuhan Lalu Lintas Tingkat Pelayanan A B C D E F
% kecepatan bebas ≥ 90 ≥ 70 ≥ 50 ≥ 40 ≥ 33 < 33
Tingkat kejenuhan lalu lintas 0,35-0,54 0,54-0,77 0,77-0,93 0,93-0,99 0,99-1,0 >1
METODOLOGI STUDI Garis besar program kerja studi ini dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 1. Pengambilan data volume lalu lintas dilakukan secara manual pada beberapa titik pengamatan pada ruas Jl. Abd. Dg. Sirua dan persimpangan dengan waktu tertentu. Sedangkan survey kecepatan dilakukan dengan menggunakan teknik pengamat statis. Pengambilan data volume lalu lintas dilakukan selama 1 (satu) minggu, mulai pukul 07.00-18.00 untuk ruas Jl Abd. Dg. Sirua dan persimpangan Jl. Racing Centre-Jl. Abd. Dg. Sirua, sedangkan untuk persimpangan Jl. Dr. J. Leimena-Jl. Abd. Dg. Sirua hanya diambil selama empat hari, yang dianggap mewakili hari kerja dan hari libur, dengan waktu pengamatan pukul 06.00-18.00. Data sekunder diperoleh dengan melakukan pendekatan ke instansi–instansi yang terkait. Data sekunder juga diperoleh dari hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya maupun dari studi pustaka. Dengan adanya data primer dan sekunder, maka dapat dilakukan analisis terhadap permasalahan yang terjadi di Jl. Abd. Dg. Sirua, yang berfungsi sebagai suatu jalan alternatif. Analisis yang dilakukan adalah memprakirakan dampak lalu lintas terhadap kinerja sistem transportasi akibat pembangunan jalan tersebut. Di samping itu dapat ditentukan pula dampak yang dapat timbul pada prasarana yang tersedia dan pada jumlah pengguna yang membutuhkannya.
Analsis lalu lintas pada Jl. Abd. Dg. Sirua (H. Nur Ali dan Muhammad I. Ramli)
189
START
Studi Pendahuluan - Latar Belakang Masalah - Tujuan Penulisan - Batasan Masalah - Sistematika
Data Primer - Data Volume Lalu Lintas - Data Kecepatan Lalu Lintas
Data Sekunder - Data Tata Ruang Kota Makassar - Data Jumlah Trayek Angkutan - Data Jl. Abd. Dg. Sirua
Aalisis Dampak Lalu Lintas - Analisis Sistem Kegiatan - Analisis Sistem Jaringan - Analisis Sistem Pergerakan
Analisis Lalu Lintas
Kesimpulan dan Saran
STOP
Gambar 1 Bagan Alir Penelitian
DATA DAN ANALISIS Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Kota Makassar, dapat diketahui bahwa wilayah studi berada pada dua kecamatan, yakni Kecamatan Manggala dan Kecamatan Panakukang, yang keduanya termasuk dalam Bagian Wilayah Kota (BWK F dan E). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
190
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200
Tabel 4 Rencana Fungsi Tata Ruang Bagian Wilayah Kota di kota Makassar No
Kecamatan/Kelurahan
WK
Luas (Ha)
Fungsi Utama
1.
Kecamatan Panakkukang
E
1.705
Pusat Perdagangan & sosial
2.
Kecamatan Manggala
F
2.414
Permukiman
Fungsi Penunjang Permukiman, PendidikanTinggi, Perkantoran, Transportasi Darat (Terminal Angkot), Ruang Terbuka Hijau Parawisata/Rekreasi, Ruang Terbuka Hijau/Taman Kota, Jasa Pelayanan Sosial, Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, Jl. Abd. Dg. Sirua memiliki data seperti terlihat pada Tabel 5. Data tersebut hanya sebagai pelengkap, karena pada studi ini hanya diteliti sepanjang pembangunan jalan alternatif yang akan dibangun, yaitu sepanjang 2,5 km. Pada Jl. Abd. Dg. Sirua terdapat 3 (tiga) titik konflik lalu lintas, seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 5 Data Jl. Abd. Dg. Sirua Klasifikasi Jenis Jalan Kelas Jalan Ujung Ruas Panjang Jalan Lebar Jalan Status Admistrasi Arus Lalu Lintas Jumlah Jalur
Keterangan II C (Arteri Sekunder) Dr .J. Leimena-A. P. Pettarani 3855 m 7,0 m Jalan Kota/Jalan Penghubung 2 arah 2 jalur
Tabel 6 Titik-Titik Konflik Lalu Lintas Pada Jl. Abd. Dg. Sirua Konflik-konflik Lalu Lintas Simpangan Tiga Jl. Dr.J.Leimena Simpang Empat Jl. Borong Raya Simpang Tiga Jl.Racing Centre
Lokasi Depan saluran PDAM SMU Negeri 5-Taman Makam Pahlawan Depan Jembatan Sungai Pampang
Lalu lintas yang dijumpai di Jl. Abd. Dg. Sirua sangat beragam jenisnya, yang meliputi kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, baik dari dalam kota maupun dari luar kota. Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan, jenis-jenis kendaraan yang melewati Jl. Abd. Dg. Sirua ditunjukkan pada Tabel 7. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Makassar, kendaraan angkutan umum yang melewati jalan Jl. Abd .Dg. Sirua, antara lain, adalah angkutan kota dengan trayek H (Sentral-Antang) dengan jumlah 287 buah kendaraan, angkutan kota dengan trayek I (Sentral-Tello/Stiki) dengan jumlah 210 buah kendaraan, dan angkutan kota dengan trayek E (Panakukang-Kampus Unhas) dengan jumlah 160 buah kendaraan.
Analsis lalu lintas pada Jl. Abd. Dg. Sirua (H. Nur Ali dan Muhammad I. Ramli)
191
Tabel 7 Jenis-Jenis Kendaraan di Lokasi Studi Objek Kendaraan Kendaraan Pribadi
Kendaraan Umum
Kendaraan Barang
Kendaraan Tak Bermotor
Jenis Kendaraan Sepeda Motor Sedan/Jeep Van/Minibus Bus Wisata/Karyawan Ojek Bus Sedang/Damri Bus Besar/Antar Kota Minibus/Mikrolet Taksi Truk Sedang Truk Besar Pick Up Sepeda Becak Gerobak
Berdasarkan pengamatan terhadap sistem kegiatan, analisis sistem jaringan dan sistem pergerakan, Sebagai Sarana Transportasi, maka Jl. Abd. Dg. Sirua, sebagai jalan alternatif, memiliki tingkat aksebilitas yang tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya sarana dan prasarana lalu lintas yang tersedia serta jarak antara simpul awal hingga simpul akhir jalan alternatif yang dibangun tersebut sangat dekat. Berdasarkan hasil survei volume arus lalu lintas pada ruas Jl. Abd.Dg. Sirua, diperoleh nilai volume lalu lintas rata-rata per-jam untuk setiap hari dalam seminggu. Data ini disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Volume Lalu Lintas Rata-Rata di Jl. Abd. Dg. Sirua Hari survei Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Volume Rata-Rata Volume Puncak
Volume Lalu Lintas Rata-Rata (smp/jam) 1098 1057 1046 1038 1122 1203 822 1055 1203
Sketsa persimpangan Jl. Abd. Dg. Sirua dan Jl. Racing Centre ditunjukkan pada Gambar 2. Pada Tabel 9 terlihat bahwa rata-rata pergerakan terbesar pada semua pendekat yang ada adalah 6990 kend/jam, untuk pergerakan lurus (ST), dan 4004 kend/jam untuk pergerakan belok kiri (LT) yang terjadi pada pendekat Barat (B). Demikan juga untuk volume rata-rata perlengan, di mana lengan Barat merupakan lengan dengan volume rata-rata terbesar, yaitu 582 kend/jam dan 333 kend/jam, masing-masing untuk arah pergerakan lurus dan belok kiri.
192
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200
Jl. RACING CENT RE
U B
Jl. ABD DG SIRUA
T
Gambar 2 Situasi Kaki Simpang Jl. Abd. Dg. Sirua-Jl. Racing Centre
Tabel 9 Volume Lalu Lintas Rata-Rata Pada Simpang Tiga
Jenis Kendaraan HV LV MC UM Rata-Rata pergerakan Rata-Rata per-lengan
Volume Lalu Lintas Kend Rata-rata (kend/jam) Selama Waktu Pengamatan 12 Jam Barat (B) Utara (U) Timur (T) ST LT RT LT ST RT 291 125 57 153 249 132 2314 1606 1928 485 2132 459 3912 2085 2456 896 3345 914 473 188 140 25 302 248 6990 4004 4081 1559 6128 1553 582 333 382 129 510 129
Hasil survey kondisi arus lalu lintas pada simpang tiga (simpang tak bersinyal) disajikan pada Tabel 10. Sedangkan komposisi lalu lintas pada ketiga pendekat pada persimpangan Jl. Abd. Dg. Sirua disajikan pada Tabel 11. Pada Tabel 11 tersebut terlihat bahwa komposisi kendaraan didominasi oleh kendaraan ringan (LV) dan sepeda motor (MC). Komposisi MC adalah 54,84% dan komposisi LV adalah 36,36%. Sedangkan kinerja persimpangan tak bersinyal Jl. Abd. Dg. Sirua dapat dilihat pada Tabel 12. Data pada Tabel 12 menunjukkan bahwa volume arus lalu lintas hampir mencapai kapasitas persimpangan (dalam kondisi jenuh). Hal ini ditunjukkan oleh nilai derajat kejenuhan (Ds = 0,92) simpang yang sudah melampaui nilai 0,8. Tundaan yang terjadi pada persimpangan secara keseluruhan adalah 14,69 det/smp, tundaan lalu lintas pada jalan utama adalah 5,8 det/smp, dan tundaan lalu lintas jalan simpang adalah sebesar 20,56 det/smp, dengan probabilitas atau peluang terjadinya antrian pada persimpangan tersebut adalah 27,30%.
Analsis lalu lintas pada Jl. Abd. Dg. Sirua (H. Nur Ali dan Muhammad I. Ramli)
193
Tabel 10 Kondisi Arus Lalu Lintas pada Simpang Tiga (Simpang Tak Bersinyal) Pendekat
Arah
RT LT Total ST Jalan Utama LT Pendekat B Total ST Jalan Utama RT Pendekat U Total Jalan Utama Total (B+T) RT Jalan Utama ST + Jalan Minor LT Jalan Utama + Jalan Minor Jalan Minor Pendekat U
Rasio Arus Jl.Minor
Arus Lalu Lintas Saat Jam Puncak Kendaraan Bermotor (MV) kend/jam smp/jam Rasio belok 610 485 0,776 189 140 0,244 799 625 644 458 580 430 0,874 1244 888 682 492 201 145 0,228 883 637 2127 1525 811 63 0,228 1366 950 769 570 0,265 2903 2150 0,553 Rasio Kend. Tak Bermotor = 0,293 UM/MV
Kend.Tak Bermotor (UM) 140 66 306 479 211 690 258 149 407 1097 289 737 277 1303 0,448
Tabel 11 Komposisi Lalu Lintas Jenis Kendaraan Kendaraan berat (HV) Kendaraan Ringan (LV) Sepeda Motor (MC) Kendaraan Tak Bermotor (UM)
Komposisi (%) 4,65 36,36 54,84 4,75
Tabel 12 Kinerja Simpang Tiga Tak Bersinyal Parameter Kinerja Persimpangan Arus Lalu Lintas, Q (smp/jam) Kapasitas, C (smp/jam) Derajat Kejenuhan (DS) Tundaan Lalu Lintas pada Jalan Utama, DTMA (det/smp) Tundaan Lalu Lintas pada Jalan Utama, DTMA (det/smp) Tundaan Lalu Lintas Jalan Simpang, DTMI (det/smp) Tundaan Geometrik Simpang, DG (det/smp) Tundaan, D (det/smp) Peluang Antrian, QP (%)
Nilai Parameter 2150 2337 0,92 ≥ 0,8 (jenuh) 10,2 5,8 20,56 4,49 14,69 27,30
Hasil survei volume lalu lintas di Simpang tiga Jl. Dr. J. Limena-Jl. Abd. Dg. Sirua selama 4 hari, yaitu Senin, Kamis, Jumat, dan Minggu tersaji pada Gambar 3. Pada gambar tersebut terlihat bahwa pada hari Senin, volume maksimum yang terjadi jam puncak pagi (07.00-09.00) adalah 1245 smp/jam, volume maksimum yang terjadi pada jam puncak siang (12.00-14.00) adalah 997 smp/jam, dan volume maksimum yang terjadi pada jam puncak sore (16.00-18.00) adalah 1056 smp/jam. Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa kecepatan rata-rata ruang maksimum
194
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200
Senin 1300 1200 1100 1000 900 800 700 600 500 400
Kamis
17,00 -18,00
16,00 -17,00
13,00 -14,00
12,00 -13,00
08,00 -09,00
Jumat
07,00 -08,00
Volume lalu lintas (smp/jam)
pada pendekat B (Jl.Dr.J.Leimena) terjadi pada hari Kamis (18,04 km/Jam), pada pendekat A (Jl.Urip Sumiharjo) terjadi pada hari senin (19,49 km/Jam), dan pada pendekat C (Jl. Abd. Dg Sirua) terjadi pada hari senin (21,97 km/Jam). Kecepatan rata-rata ruang yang merupakan nilai rata-rata selama empat hari pada setiap pendekat adalah 17,51 km/jam untuk pendekat B, 18,72 km/jam untuk pendekat A, 19,57 km/jam untuk pendekat C.
Minggu rata-rata
Waktu pengamatan setiap jam puncak
Gambar 3 Volume Lalu Lintas Simpang Tiga Jl. Dr. J. Limena-Jl. Abd. Dg. Sirua
Kec rata-rata ruang (smp/jam)
25 Senin
20
Kamis
15
Jumat
10
Minggu Rata-rata
5 0 Pendekat B Pendekat A Pendekat C Pendekat/Kaki Simpang
Gambar 4 Kecepatan Rata-Rata Ruang pada Tiap Pendekat Sketsa setiap pendekat pada kaki simpang Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. Dr. J. Leimena dapat dilihat pada Gambar 5. Adapun nilai derajat kejenuhan disajikan secara visual pada Gambar 6. Pada gambar tersebut terlihat bahwa derajat kejenuhan rata-rata (DS) pada jam puncak pagi sebesar 2,026, pada jam puncak siang sebesar 1,663, dan pada jam puncak sore sebesar 1,916. Seluruh nilai derajat kejenuhan rata-rata pada jam-jam puncak tersebut telah melebihi 0,75.
Analsis lalu lintas pada Jl. Abd. Dg. Sirua (H. Nur Ali dan Muhammad I. Ramli)
195
Jl. URIF S UMOHARDJO A
Jl. DR . J LEIME NA B C
Derajat Kejenuhan (DS) Pa gi (0 7. 00 -0 9. 00 )
Gambar 5 Sketsa Pendekat pada Simpang Jl. Urip Sumoharjo-Dr. J. Leimena
Senin
2,5 2 1,5 1 0,5 0
Kamis
18 .0 0) So re (1 6. 00 -
Si an g( 13 .0 0-
15 .0 0)
Ju'mat
Pengamatan Jam Puncak
Minggu
Rata-Rata
Gambar 6 Derajat Kejenuhan pada Jam Puncak Pergeseran fungsi tata guna lahan mengakibatkan terjadinya dampak, baik positif maupun negatif, antara lain, seperti yang ada pada Tabel 13. Perubahan akan terjadi pada titik-titik konflik lalu lintas yang ada di lokasi studi, karena beban jalan utama saat ini akan terbagi, sehingga dengan sendirinya kapasitas jalan akan bertambah. Jadi Pembangunan jalan alternatif dimaksudkan untuk mengurangi titik-titik konflik yang terjadi seperti titik konflik yang dapat dilihat pada Tabel 14, sedangkan prakiraan titik-titik konflik dapat dilihat pada Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9. Berdasarkan gambar-gambar tersebut, titik-titik konflik dapat diprakirakan. Sebelum beroperasinya jalan alternatif terdapat 11 titik konflik dan setelah jalan alternatif beroperasi terdapat 8 titik konflik. Hal ini diuraikan pada Tabel 14. Tabel 13 Prakiraan Dampak Tata Guna Lahan di Lokasi Studi No 1.
Dampak Positif Penggunaan tata guna lahan semakin efektif
2.
Harga akan makin mahal dan dapat menambah penghasilan atau pendapatan penduduk setempat karena arus lalu lintas semakin efektif.
196
Dampak Negatif Luas daerah tata guna lahan untuk penghijauan semakin berkurang. Pemanfaatan ruang semakin berkurang, sehingga dalam pengembangan selanjutnya akan mengalami hambatan karena keterbatasan lahan.
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200
SDGD H
SGDF
Jl. RACING CENTRE 6
Jl. DR. J LEIMENA
5
4
J A LA N ALTERN ATIF
1
DFHDF
Jl. TM. PAHLAWAN
Jl. ABD DG SIRUA
JA LA N ALTERN ATIF
3
2 Jl. BATUA RAYA
NOTASI
J A LA N ALTERN ATIF JA LA N LA M A PRA KIRA A N TITIK KO N FLIK
Gambar 7 Gambar Prakiraan Lokasi Konflik dengan Beroperasinya Jalan Alternatif
JL. TM.PAHLAWAN
JL. RAC ING C ENTRE
JL. DR. J.LEIMANA
JL. ABD. DG. SIRUA
JL. BATUA RAYA
SEBELUM ADANYA JL. AL TERNATIF KETERANG AN 11 TITIK KONFLIK
Gambar 8 Prakiraan Lokasi Konflik Sebelum Ada Jalan Alternatif
JL. TM.PAHLAWAN
JL. RAC ING CENTRE
JL. DR. J.LEIMANA
JL . ALT ERNAT IF
JL. ABD. DG. S IRUA
JL . BATUA RAY A
BEROPERASINYA JL. ALTERNATIF KETERANGAN 8 T IT IK KONFLIK
Gambar 9 Prakiraan Lokasi Konflik Setelah Ada Jalan Alternatif
Analsis lalu lintas pada Jl. Abd. Dg. Sirua (H. Nur Ali dan Muhammad I. Ramli)
197
Tabel 14 Titik-titik Konflik di Lokasi Studi Lokasi
Konflik Lalu Lintas Sebelum Ada Jalan Alternatif
Sekitar Saluran PDAM
Simpang Tiga Jl.Dr.J.Leimena Jl.Abd.Dg.Sirua
SMUN 5-Taman Makam Pahlawan
Simpang Empat Jl.Taman Makam Pahlawan - Jl.Borong Raya - Jl. Abd. Dg. Sirua ada 8 titik
Sekitar Jembatan Sungai Pampang
Simpang Tiga Jl. Racing Centre-Jl. Abd. Dg. Sirua ada 3 titik
Prakiraan Konflik Lalu Lintas Setelah Ada Jalan Alternatif Simpang Empat Jl. Dr. J. Leimena -Jalan Alternatif ada 2 titik Simpang Empat Jl.Taman Makam Pahlawan - Jl.Borong Raya-Jalan Alternatif ada 5 titik Simpang Tiga Jl.Racing Centre - Jalan Alternatif ada 1 titik
Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa prakiraan dampak yang akan terjadi dapat dikelompokkan menjadi dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif meliputi: (1) beban pada jalan utama akan berkurang, sehingga konflik lalu lintas setelah beroperasi jalan alternatif dalam keadaan sekarang akan berkurang, (2) dengan bertambahnya kapasitas jalan maka pengguna jalan semakin lancar dalam melakukan aktivitas, dan (3) bertambahnya ruas jalan. Sedangkan dampak negatifnya adalah: (1) semakin berkurangnya tanah kosong untuk ruang terbuka dan (2) jumlah persimpangan dan perempatan bertambah, sehingga di masa yang akan datang, apabila kapasitas jalan sudah tidak memadai dan dengan meningkatnya arus atau volume lalu lintas, maka konflik lalu lintas akan bertambah dengan bertambahnya persimpangan tersebut. Berdasarkan tingkat pertumbuhan lalu lintas kota Makassar, maka diperoleh pertumbuhan lalu lintas, yang ditampilkan pada Tabel 15, untuk masa 5 dan 10 tahun ke depan. Hasil perhitungan Derajat Kejenuhan (DS) di lokasi studi diperlihatkan pada Tabel 16, yang didasarkan pada pertumbuhan lalu lintas yang telah didapat. Perhitungan Derajat Kejenuhan juga dapat ditentukan berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan lalu lintas dengan kapasitas jalan yang berbeda, yaitu kapasitas jalan yang ada sekarang dan kapasitas jalan alternatif. Seperti terlihat pada Tabel 16, adanya jalan alternatif membuat derajat kejenuhan menjadi lebih baik, dan bahkan untuk 5 tahun ke depan masih lebih baik daripada derajat kejenuhan yang dihasilkan sekarang. Prakiraan tundaan ditentukan berdasarkan derajat kejenuhan yang telah diperoleh. Hasilnya disajikan pada Tabel 17. Tabel 15 Pertumbuhan Lalu Lintas di Lokasi Studi No. 1 2 3
Lokasi Survey Persimpangan Jl. Abd. Dg. Sirua-Jl. Racing Centre Ruas Jl. Abd. Dg. Sirua Persimpangan Jl. Abd. Dg. Sirua-Jl. Dr. J. Leimena
Volume Lalu Lintas, Q (smp/jam) Tahun 2003 Tahun 2008 Tahun 2013 1559 2242 4179 1203 2905 5415 1245 2320 4324
Pada Tabel 17 terlihat bahwa tundaan yang terjadi dapat dikurangi dan perbedaan yang dihasilkan sangat signifikan. Prakiraan tundaan yang terjadi pada 5 tahun ke depan hampir sama dengan tundaan yang terjadi saat ini.
198
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200
Tabel 16 Derajat Kejenuhan (DS) di Lokasi Studi No
Nilai DS Sebelum Ada Jalan Alternatif 2003 2008 2013
Lokasi Survey Simpang Jl. Dg. Sirua -Jl. Racing Centre Ruas Jl. Abd. Dg. Sirua Simpang Jl. Dg. Sirua-Jl. Dr. J. Leimena
1 2 3
Nilai DS Setelah Jalan Alternatif Beroperasi 2003 2008 2013
0,67
1.24
2.32
0,33
0,48
0,89
0,44
0,82
1,53
0,22
0,53
0,99
0,40
0,75
1,39
0,20
0,37
0,69
Tabel 17 Prakiraan Tundaan di lokasi Studi No 1 2 3
Lokasi Survey
Tundaan (dtk) Sebelum Ada Jalan Alternatif 2003 2008 2013
Simpang Jl. Dg. Sirua -Jl. Racing Centre Ruas Jl. Abd. Dg. Sirua Simpang Jl. Dg. Sirua-Jl. Dr. J. Leimena
Tundaan (dtk) Setelah Jalan Alternatif Beroperasi 2003 2008 2013
7,5
>30
>30
4
5,75
10
6
10
>30
4,25
7
14
5,5
8,5
>30
3,75
5
8,5
Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) yang dihitung disajikan pada Tabel 18. Dengan adanya Indeks Tingkat Pelayananan dihasilkan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan dengan adanya jalan alternatif jauh lebih baik. Tabel 18 Prakiraan Indeks Tingkat Pelayanan No. 1 2 3
Lokasi Survey Simpang Jl. Dg. Sirua -Jl. Racing Centre Ruas Jl. Abd. Dg. Sirua Simpang Jl. Dg. Sirua-Jl. Dr. J. Leimena
ITP Sebelum ada Jalan Alternatif 2003 2008 2013
ITP Setelah Jalan Alternatif Beroperasi 2003 2008 2013
C
F
F
A
B
D
B
D
F
A
B
D
B
C
F
A
B
C
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Dengan beroperasinya jalan alternatif Adb. Dg. Sirua, arus lalu lintas akan lebih lancar sehingga akan menambah jumlah pengguna jalan. Hal ini secara tidak lansung akan menambah niali pendapatan daerah. (2) Adanya jalan alternatif tersebut akan memperbaiki kinerja prasarana jalan, karena beban jalan utama/mayor akan terbagi, sehingga beban lalu lintas yang dilayani menjadi berkurang, sehingga dapat mengurangi konflik lalu lintas.
Analsis lalu lintas pada Jl. Abd. Dg. Sirua (H. Nur Ali dan Muhammad I. Ramli)
199
(3) Pembangunan jalan alternatif tersebut akan mengurangi besarnya derajat kejenuhan jalan,
menurunkan tundaan, memperbaiki tingkat pelayanan jalan, serta meningkatkan kecepatan lalu lintas. Saran Dari studi ini dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Pembangunan jalan alternatif Abd. Dg. Sirua hendaknya dipercepat, sehingga dapat mengatasi konflik-konflik lalu lintas yang terjadi saat ini dan segera dioperasikan agar beban lalu lintas di jalan-jalan utama, seperti di Jl. Urip Sumiharjo dan di Jl. Abd. Dg. Sirua dapat dikurangi dan konflik lalu lintas yang terjadi dapat ditanggulangi. (2) Pihak-pihak yang berkompeten dalam pelaksanaan pembangunan jalan alternatif tersebut hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut pengaruh terhadap jalan alternatif Abd. Dg. Sirua terhadap sistem lingkungan secara keseluruhan. (3) Pihak Dinas Perhubungan, terutama Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ), hendaknya melakukan rekayasa lalu lintas, seperti pemasangan rambu lalu lintas, pengecatan marka jalan, pemberian pembatas jalan, serta pemasangan sinyal lalu lintas UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pemerintah Kota Makassar yang telah mendanai kegiatan ini melalui APBD Pemerintah Kota Makassar, serta kepada Saudara As’ad dan Ical yang telah membantu dalam pengumpulan data pada kegiatan ini. DAFTAR PUSTAKA Basri Dara dan Sunarwi Sassang. 2002. Perencanaan Traffic Light Persimpangan Tiga Ruas Jl. Abd. Dg. Sirua – Jl. Racing Centre. Makassar. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta. Departemen Teknik Sipil. 2002. Dasar-Dasar Transportasi. Institut Teknologi Bandung. Penerbit ITB, Bandung. Hobbs, F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. (Terjemahan), Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. Morlok, E.K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. (Terjemahan), Penerbit Erlangga. Jakarta. Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Edisi Kedua. ITB. Bandung. Unit Penelitian Transportasi dan Logistik (UPTL). 2003. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Rencana Pembangunan Jalan Alternatif Jl. Abd. Dg. Sirua. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. Makassar. Pantadianan, Y.H dan Magfirah, A. 2002. Analisis Simpang Tiga Tak Bersinyal Jl. Urip Sumoharjo-Jl. Dr.J.Leimena. Makassar.
200
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 2 Desember 2005: 187-200