ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi 2), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kondisi fisik pemain klub Persepu Upgris yang meliputi daya tahan, daya ledak otot tungkai, kecepatan dan kelincahan. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di lapangan Sidodadi pada tanggal 31 Oktober 2016. Penelitian mengambil sampel sebanyak 40 orang pemain Persepu Upgris. Hasil penelitian menggambarkan bahwa rata-rata tingkat daya tahan (VO2Max) pemain Persepu Upgris adalah 45,67 dengan kategori sedang. Rata-rata tingkat daya ledak otot tungkai pemain Persepu Upgris adalah 44 cm dengan kategori sedang. Rata-rata tingkat kecepatan pemain Persepu Upgris adalah 4,31 detik dengan kategori sedang. Rata-rata tingkat kelincahan pemain Persepu Upgris adalah 6,35 detik dengan kategori sedang. Kata Kunci: analisis, kondisi fisik, upgris PENDAHULUAN Olahraga merupakan suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal. Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 4 juga menjelaskan bahwa “Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial” (2005:3). Dari pengertian olahraga di atas, kita dapat memahami bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran fisik yang dimilikinya. Selain memberikan kesehatan dan kebugaran fisik, aktivitas olahraga dapat dijadikan sebagai ajang kompetensi untuk berpacu dalam pencapaian sebuah prestasi, baik secara individu maupun kelompok. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari potensi yang ada pada atlet, dengan kata
lain merupakan kemampuan atlet itu sendri. Kemampuan atlet secara umum yaitu kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental (psikis) nya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi atlet yang berasal dari luar diri atlet, seperti sarana dan prasarana, pelatih, pembina, keluarga, dana, organisasi, iklim, cuaca, makanan yang bergizi dan lain sebagainya (Syafruddin, 1999:22). Bila dilihat dari faktor internal, ada empat komponen yang mempengaruhi prestasi itu antara lain, kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental. Kondisi fisik, teknik, taktik dan mental memiliki hubungan dan saling berkaitan. Dalam rangka untuk memperoleh prestasi, keempat komponen ini tidak dapat dipisahkan. Sebuah prestasi tidak dapat dicapai apabila salah satu dari keempat komponen ini tidak mewakili. Kondisi fisik merupakan komponen terpenting dalam penunjang prestasi. Kondisi fisik terdiri dari kondisi fisik umum dan kondisi fisik khusus. Kondisi fisik umum merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan 1
kemampuan prestasi tubuh yang dimiliki. Kemampuan dasar itu meliputi kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kelentukan umum (Frohner Cs dalam Syafruddin, 1999:35). Kondisi fisik umum diperlukan untuk setiap cabang olahraga dan merupakan tahap awal menuju kondisi fisik khusus. Kondisi fisik khusus merupakan kemampuan fisik yang dikhususkan untuk suatu cabang olahraga tertentu. Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik dan kekhususan tersendiri sehingga dibutuhkan kondisi fisik khusus, seperti pada cabang olahraga sepak bola. Kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam sepak bola antara lain; daya tahan (endurance), daya ledak otot tungkai (explosive power), kecepatan (speed) dan kelincahan (agility). Daya tahan merupakan kemampuan dan kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas olahraga dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Para pemain dituntut untuk memiliki tingkat daya tahan yang baik. Tuntutan itu didasarkan kepada tugas dan tanggung jawab sebagai pemain sepak bola. Seorang pemain harus mampu bermain dalam waktu yang cukup lama. Selain daya tahan, para pemain harus memiliki daya ledak otot tungkai (explosive power) yang sangat baik. Daya ledak otot tungkai merupakan kemampuan otot tungkai dalam melakukan aktivitas secara cepat dan kuat sehingga menghasilkan tenaga maksimal. Fungsi daya ledak otot tungkai terlihat jelas dalam permainan sepak bola. Para pemain harus mampu melompat dengan setinggi-tingginya untuk menyambut umpan lambung dari rekanrekannya. Umpan lambung bisa berupa tendangan sudut, tendangan bebas dan umpan dari rekannya. Daya ledak otot tungkai yang baik, para pemain mampu untuk bersaing dengan lawannya dalam memperebutkan bola. Selain itu, daya ledak otot tungkai yang baik akan 2
menghasilkan tendangan yang kuat dan cepat, sehingga kemungkinan akan terciptanya gol menjadi lebih besar. Komponen kondisi fisik selanjutnya yaitu kecepatan (speed). Kecepatan memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan komponen kondisi fisik lainnya. Misalnya dalam memainkan umpan-umpan pendek, umpan terobosan dan mengantisipasi lawan dalam melakukan serangan balik. Selanjutnya, juga dibutuhkan kelincahan (agility). Kelincahan yang baik sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola. Misalnya dalam melakukan dribbling atau menggiring bola dan dalam mengotak-atik pertahanan lawan. Para pemain harus memiliki kelincahan yang baik sehingga permainan dapat dikuasai dengan maksimal. Dari uraian di atas dapat kita lihat, sepak bola merupakan sebuah permainan yang sangat membutuhkan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik yang baik dibutuhkan dalam memadukan keterampilan teknik, taktik dan mental pemain di dalam lapangan permainan. Kondisi fisik merupakan komponen yang dominan dalam permainan sepak bola, maka dibutuhkan latihan secara khusus untuk meningkatkan kondisi fisik para pemain klub Persepu Upgris. Dalam pengamatan penulis, latihan kondisi fisik yang diberikan oleh pelatih sangat kurang. Ini dapat dilihat dari program latihan yang dijalankan oleh pelatih lebih banyak mengarah kepada peningkatan kemampuan teknik, taktik dan mental para pemain. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi fisik pemain sepak bola klub Persepu Upgris pada tahun 2016. Peneliti mengadakan penelitian di lapangan sepak bola Sidodadi Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan
Analisis Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola …. Osa Maliki, Husnul Hadi, Ibnu Fatkhu Royana
jadwal pelaksanaan pada pukul 14.00 WIB sampai selesai. Subjek penelitian sebanyak 40 pemain sepak bola klub Persepu Upgris. Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari; 1) daya tahan; 2) daya ledak otot tungkai; 3) kecepatan; 4) kelincahan. Data kondisi fisik pemain sepak bola klub Persepu Upgris diambil dengan melakukan tes kondisi fisik sebagai berikut; 1) daya tahan diukur dengan multistage fitness test. Multistage fitness tes merupakan tes yang dilakukan di lapangan dan menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang konsumsi oksigen maksimal; 2) daya ledak otot tungkai diukur dengan tes vertical jump (Rusli Lutan, 1991). Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif otot tungkai pemain Persepu Upgris; 3) kecepatan diukur dengan tes lari cepat (sprint) 30 meter (Arsil, 2009). Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan pemain Persepu Upgris; 4) kelincahan diukur dengan tes
zig-zag run (Arsil, 2008). Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan pemain Persepu Upgris. Setelah semua data berhasil dikumpulkan kemudian diolah, karena jenis penelitian ini bersifat deskriptif maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi (statistic deskriptif). Metode pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif. Deskripsi Data Deskripsi data tentang kondisi fisik yang dimiliki oleh pemain Persepu Upgris terdiri atas variabel daya tahan (VO2Max), daya ledak otot tungkai, kecepatan dan kelincahan. Berdasarkan hasil tes dan pengukuran daya tahan pemain Persepu Upgris dengan menggunakan multistage fitness test, diperoleh distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Daya Tahan (VO2Max) Pemain Persepu Upgris No.
Kelas Interval
1. 2. 3. 4. 5.
> 54,04 48,47 – 54,04 42,89 – 48,46 37,31 – 42,88 < 37,30 Jumlah
Frekuensi Absolut (Fa) Relatif (%) 5 12,5% 7 17,5% 16 40% 11 27,5% 1 2,5% 40 100%
Berdasarkan tabel, VO2 Max pemain Persepu Upgris dengan kategori sangat baik ada 6 (enam) orang dengan nilai > 54,04. Kategori baik ada 7 (tujuh) orang dengan rentangan nilai 48,47 – 54,04. Kategori sedang ada 16 (enam belas) orang dengan rentangan nilai 42,89 – 48,46. Kategori kurang ada 11 (sebelas) orang dengan rentangan nilai 37,31 – 42,88. Kategori sangat kurang ada 1 (satu) orang dengan nilai < 37,30. Penjelasan dalam bentuk diagram dapat dilihat dibawah ini :
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang -
50,00%
40,00%
40,00%
27,50%
30,00% 20,00%
12,50%
10,00%
17,50% 2,50%
0,00% Sangat Baik
Baik Sedang Kurang Sangat Kurang
Gambar 1. Diagram Daya Tahan (VO2Max) Pemain Persepu Upgris
3
Berdasarkan hasil tes dan pengukuran daya ledak otot tungkai pemain Persepu Upgris dengan menggunakan tes vertical jump,
diperoleh distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai Pemain Persepu Upgris No.
Kelas Interval
1. 2. 3. 4. 5.
> 53,72 47,25 – 53,72 40,77 – 47,24 34,29 – 40,76 < 34,28 Jumlah
Frekuensi Absolut (Fa) Relatif (%) 4 10,00% 7 17,50% 18 45,00% 9 22,50% 2 5,00% 40 100%
Berdasarkan tabel, daya ledak otot tungkai pemain Persepu Upgris dengan kategori sangat baik ada 4 (empat) orang dengan nilai > 53,72. Kategori baik ada 7 (tujuh) orang dengan rentangan nilai 47,25 – 53,72. Kategori sedang ada 18 (delapan belas) orang dengan rentangan nilai 40,77 – 47,24. Kategori kurang ada 9 (sembilan) orang dengan rentangan nilai 34,29 – 40,76. Kategori sangat kurang ada 2 (dua) orang dengan nilai < 34,28. Penjelasan dalam bentuk diagram dapat dilihat dibawah ini :
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang 45,00%
50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00%
17,50%
22,50%
10,00%
5,00%
0,00% Sangat Baik
Baik Sedang Kurang Sangat Kurang
Gambar 2. Diagram Daya Ledak Otot Tungkai Pemain Persepu Upgris Berdasarkan hasil tes dan pengukuran kecepatan pemain Persepu Upgris dengan menggunakan tes lari 30 m, diperoleh distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kecepatan Pemain Persepu Upgris No. 1. 2. 3. 4. 5.
4
Kelas Interval < 4,00 4,01 – 4,21 4,22 – 4,42 4,43 – 4,63 > 4,63 Jumlah
Frekuensi Absolut (Fa) Relatif (%) 2 5,00% 12 30,00% 16 40,00% 6 15,00% 4 10,00% 40 100%
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang -
Analisis Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola …. Osa Maliki, Husnul Hadi, Ibnu Fatkhu Royana
Berdasarkan tabel, kecepatan pemain Persepu Upgris dengan kategori sangat baik ada 2 (dua) orang dengan nilai < 4,00. Kategori baik ada 12 (dua belas) orang dengan rentangan nilai 4,01 – 4,21. Kategori sedang ada 16 (enam belas) orang dengan rentangan nilai 4,22 – 4,42. Kategori kurang ada 6 (enam) orang dengan rentangan nilai 4,43 – 4,63. Kategori sangat kurang ada 4 (empat) orang dengan nilai > 4,63. Penjelasan dalam bentuk diagram dapat dilihat dibawah ini :
50,00%
40,00%
40,00%
30,00%
30,00%
15,00%
20,00% 10,00%
5,00%
10,00%
0,00% Sangat Baik
Baik Sedang Kurang Sangat Kurang
Gambar 3. Diagram Kecepatan Pemain Persepu Upgris Berdasarkan hasil tes dan pengukuran kelincahan pemain Persepu Upgris dengan menggunakan tes zig zag run, diperoleh distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kelincahan Pemain Persepu Upgris No.
Kelas Interval
1. 2. 3. 4. 5.
< 5,83 5,84 – 6,18 6,19 – 6,53 6,54 – 6,88 > 6,88 Jumlah
Frekuensi Absolut (Fa) Relatif (%) 2 5,00% 12 30,00% 16 40,00% 8 20,00% 2 5,00% 40 100%
Berdasarkan tabel, kelincahan pemain Persepu Upgris dengan kategori sangat baik ada 2 (dua) orang dengan nilai < 5,83. Kategori baik ada 12 (dua belas) orang dengan rentangan nilai 5,84 – 6,18. Kategori sedang ada 16 (enam belas) orang dengan rentangan nilai 6,19 – 6,53. Kategori kurang ada 8 (delapan) orang dengan rentangan nilai 6,54 – 6,88. Kategori sangat kurang ada 2 (dua) orang dengan nilai > 6,88. Penjelasan dalam bentuk diagram dapat dilihat dibawah ini :
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang -
50,00%
40,00%
40,00%
30,00%
30,00%
20,00%
20,00% 10,00%
5,00%
5,00%
Sangat Baik
Baik Sedang Kurang Sangat Kurang
0,00%
Gambar 4. Diagram Kelincahan Pemain Persepu Upgris PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data mengenai kondisi fisik pemain Persepu Upgris yang terdiri
5
dari daya tahan (VO2Max), daya ledak otot tungkai, kecepatan dan kelincahan, maka deskripsi data dijelaskan pada bagian pembahasan ini. Tingkat daya tahan (VO2Max) pada pemain Persepu Upgris nilai rata-ratanya 45,67 dan berada pada kategori sedang. Hal ini menandakan bahwa dibutuhkan peningkatan daya tahan pada pemain Persepu Upgris. Pemain sepak bola harus memiliki daya tahan yang baik. Daya tahan yang baik sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola karena pemain harus bermain dalam waktu normal 2x45 menit. Dalam waktu itu, para pemain harus mampu bermain dengan baik dalam menampilkan kemampuan teknik dan taktik yang dimilikinya. Pemain yang memiliki tingkat daya tahan yang baik, akan mampu untuk melakukannya dengan baik. Sebaliknya, pemain yang tidak memiliki daya tahan yang baik maka mereka tidak akan maksimal dalam menampilkan kemampuan teknik dan taktik yang dimilikinya. Kemampuan daya tahan para pemain dapat ditingkatkan dengan latihan yang teratur dan terprogram melalui metode latihan daya tahan. Metode latihan yang dapat dilakukan dalam peningkatan daya tahan seperti metode durasi lama dan metode interval. Metode durasi lama memiliki ciri tidak adanya istirahat selama pembebanan dan kecepatan lari bisa tetap dan bisa berubah-ubah. Metode interval berprinsip adanya waktu antara (interval pemulihan) diantara pembebanan yang satu dengan pembebanan yang berikutnya (Syafruddin, 2011). Tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain Persepu Upgris, rata-rata 44 cm dan berada pada kategori sedang. Pemain Persepu Upgris harus meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkainya sehingga menjadi lebih baik. Para pemain sepak bola harus memiliki daya ledak otot tungkai yang baik. Daya ledak otot tungkai merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam permainan sepak 6
bola. Kebutuhan itu dapat dilihat dari tugas gerakan yang harus dilakukannya dalam bermain sepak bola. Para pemain dituntut untuk mampu melakukan tendangan yang kuat sehingga laju bola yang dihasilkan dari tendangan itu menjadi lebih cepat dan tepat sasaran. Tendangan yang kuat akan dapat menciptakan gol. Selain dibutuhkan dalam melakukan tendangan, daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan dalam melakukan lompatan untuk menyundul bola. Menyundul bola merupakan salah satu teknik dalam permainan sepak bola yang bertujuan untuk mengumpan bola kepada teman satu timnya dan menciptakan gol. Jika daya ledak otot tungkai yang dimiliki kurang baik maka para pemain akan kesulitan dalam melakukan tugas gerakannya seperti menendang bola dan menyundul bola untuk menciptakan gol ke gawang lawannya dan mempertahankan gawangnya agar tidak kebobolan. Kemampuan daya ledak otot tungkai para pemain dapat ditingkatkan dengan berbagai bentuk latihan. Latihan yang dapat dilakukan seperti melompat dengan dua kaki (double leg bound), melompat dengan satu kaki secara bergantian, lompat jongkok, lompat dua kaki dengan box, angkat beban, dan lainnya. Tingkat kecepatan yang dimiliki pemain Persepu Upgris, rata-rata 4,31 detik dan berada pada kategori sedang. Kecepatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola. Para pemain harus memiliki kecepatan yang baik. Pemain akan mampu melakukan serangan dengan cepat dan mengantisipasi serangan balik dari lawan untuk mempertahankan daerah pertahanannya. Selain itu, para pemain akan mampu bermain cepat dengan umpan-umpan pendek dan memberikan support kepada teman – temannya. Jika kecepatan yang dimiliki tidak
Analisis Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola …. Osa Maliki, Husnul Hadi, Ibnu Fatkhu Royana
baik, maka para pemain akan kesulitan dalam mengembangkan permainan dan hasil yang diperoleh tidak memuaskan. Kesulitan itu akan terlihat jelas seperti kalah dalam mengejar bola, tidak mampu memberi dukungan kepada teman dan lainnya. Kecepatan para pemain Persepu Upgris harus ditingkatkan menjadi lebih baik sehingga mampu untuk bermain dengan baik. Peningkatan kecepatan dilakukan dengan latihan-latihan yang teratur dan terprogram. Latihan kecepatan yang dapat dilakukan seperti lari cepat dengan jarak tidak terlalu jauh, lari dengan mengubah-ubah kecepatan, lari naik bukit, lari menaiki tangga, dan berbagai bentuk latihan kecepatan lainnya. Tingkat kelincahan yang dimiliki pemain Persepu Upgris, rata-rata 6,35 detik dan berada pada kategori sedang. Hal ini merupakan suatu gambaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan pemain Persepu Upgris. Para pemain harus memiliki kemampuan kelincahan yang baik. Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam bermain sepak bola. Kelincahan yang baik, para pemain akan dapat menjalankan kemampuan teknik dan taktik yang dimilikinya. Kemampuan teknik seperti menggiring bola dan menguasainya agar tidak direbut oleh lawan. Selain itu, kelincahan sangat dibutuhkan dalam menjalankan taktik bermain sehingga dapat memasukkan gol ke gawang lawan. Para pemain dituntut untuk dapat menyusun serangan dengan baik dan menguasai jalannya permainan. Para pemain juga harus dapat menggempur dan mengotak-atik pertahanan lawan sehingga terbuka peluang untuk menciptakan gol dan memenangkan pertandingan. Hanya dengan kelincahan yang baik semuanya dapat berjalan maksimal. Jika para pemain tidak memiliki kelincahan yang baik, kemampuan teknik dan
taktik yang telah dirancang tidak dapat direalisasikan dengan sempurna. Para pemain akan kesulitan dalam mengembangkan permainan, menyusun serangan dengan baik dan mengotak-atik pertahanan lawan sehingga membuka celah untuk menjaringkan bola ke gawang lawan. Kemampuan kelincahan dapat ditingkatkan dengan berbagai bentuk latihan. Latihan yang dapat dilakukan seperti lari bolak-balik (shuttle run), lari belak-belok (zig zag) dan jongkok-berdiri (squat thrust) (Rusli Lutan, 1991). Hasil kemampuan unsur kondisi fisik pemain Persepu Upgris yang telah diuraikan di atas, secara umum tingkat kondisi fisik pemain Persepu Upgris berada pada kategori sedang. Kondisi fisik merupakan salah satu komponen penentu prestasi. Prestasi akan sulit untuk diraih dengan maksimal apabila kondisi fisik yang ada kurang baik. Kondisi fisik akan mempengaruhi keterampilan teknik, taktik dan mental yang dimiliki. Kondisi fisik yang baik, para pemain akan mampu menampilkan kemampuan teknik dan taktik yang dimilikinya. Sebaliknya, kemampuan teknik dan taktik yang dimiliki akan sulit direalisasikan jika kondisi fisik berada dalam keadaan yang kurang baik. Kondisi fisik pemain Persepu Upgris harus dilatih secara teratur dan terprogram sehingga mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Hal ini akan membantu pemain Persepu Upgris dalam memenangkan setiap pertandingan pada pertandingan maupun kompetisi yang diikuti. KESIMPULAN Rata-rata tingkat daya tahan (VO2Max) pemain Persepu Upgris adalah 45,67 dengan kategori sedang. Rata-rata tingkat daya ledak otot tungkai pemain Persepu Upgris adalah 44 cm dengan kategori sedang. Rata-rata tingkat kecepatan pemain Persepu Upgris adalah 4,31 7
detik dengan kategori sedang. Rata-rata tingkat kelincahan pemain Persepu Upgris adalah 6,35 detik dengan kategori sedang. Kondisi fisik pemain Persepu Upgris harus ditingkatkan dengan menjalankan program latihan yang teratur dan terencana. Pelatih dapat merancang program latihan untuk peningkatan fisik para pemain. Para pemain harus disiplin dan konsisten dalam menjalani latihan sehingga kondisi fisik dapat meningkat lebih baik. Sarana latihan dapat dilengkapi untuk menunjang latihan kondisi fisik pemain. DAFTAR PUSTAKA Arsil. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP. (2009). Tes Pengukuran dan Evaluasi. Padang: FIK UNP. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga RI. (2005). Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta: Asisten Deputi Menpora. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharno. H.P, (1986). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga. Syafruddin. (1999). Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Padang: UNP.
8