Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
ANALISIS KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRIS MAHASISWA Hermayawati Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UMBY
[email protected]
Abstract This case study intended to analyse the higher graders’ English learning dificulties of the Guidance and Counselling study program. This study mainly focused on finding students’ difficulties in mastering English competency. It was conducted in University of Ahmad Dahlan Yogyakarta by involving 50 students and a teacher as the subjects. The researcher used both classical and individual approaches in gathering both qualitative and quantitative data. The pocedures used context, input, process, and product/CIPP-Evaluations Model for its benefit to increase teaching quality. The data was analysed by using McDonough & McDonough Model, i.e.: (1) exploration on both students’ learning processes and the results; (2) analysing the results of exploration through questionaire, interviewing with students; (3) conducting peer-debriefing, i.e. interviewing with other lecturers related to, the methods, syllabus content, whether they have matched with the students’ needs. The findings showed that students’ English learning difficulties for: (1) their sense of being-forced; (2) lowmastery on the basic concept/intakes; (3) less-endorsement from their environment; (4) forget factor; (5) having less-chance to practise. In reference with the findings, it was suggested that teachers and institution should facilitate and give high motivation for their students’ English learning process. Keywords: learning, English, finding
Pendahuluan
merupakan
Kesulitan belajar bahasa Inggris (BI) hingga saat ini masih banyak dialami
oleh
para
mahasiswa,
output
dari
jenjang
pendidikan di sekolah menengah. Selain
itu,
frekuensi
pembelajaran di perguruan tinggi juga
terutama di perguruan tinggi swasta
kurang
(PTS).
awal
kualitas pembelajaran BI. BI umumnya
awal
hanya diberikan di semester 2, dengan
(intakes) BI mereka amat rendah.
frekuensi 2 Satuan Kredit Semester
Padahal, kualitas input tentu akan
(SKS)
mempengaruhi baik proses maupun
pembelajaran
BI
hasil belajarnya. Kualitas intakes PT
proporsional
dengan
Hasil
menunjukkan
pengamatan bahwa
modal
mendukung
peningkatan
per-minggu.
Waktu
relatif
kurang
kebutuhan
mahasiswa, apalagi BI merupakan
1
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
salah satu kunci untuk mengatasi
Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu
berbagai persoalan lulusan di masa
Pendidikan
depan,
Ahmad
yang
semakin
keras
persaingannya. Penguasaan BI juga merupakan sarana guna mendongkrak sumber daya manusia Indonesia, yang menurut Human Development Index termasuk kategori paling rendah di Asia.
(BK
Dahlan
FIP)
Universitas
Yogyakarta
yang
notabene adalah calon guru. Berdasarkan observasi intensif yang dilakukan penulis pada awal semester,
ada
penguasaan
BI
indikasi
kualitas
mahasiswa
amat
rendah. Sebagian besar ekspresi dan Persaingan
segala
instruksi dosen dengan menggunakan
bidang menuntut peningkatan kualitas
BI paling dasar pun sulit dipahami
sumber
oleh sebagian
daya
termasuk
global
di
manusia
dosen,
(SDM)
sebagai
ujung
termasuk
besar mahasiswa, kesulitan
dalam
tombaknya. Output perguruan tinggi
pengembangan
(PT) harus benar-benar berkualitas
ketrampilan
agar berdaya saing dan memiliki posisi
menyimak, berbicara, dan menulis
tawar tinggi. Salah satu upaya untuk
pada taraf dasar (elementary level).
mewujudkan hal tersebut
di atas
Padahal, mereka telah mempelajari BI
adalah dengan meningkatkan kualitas
selama enam semester di sekolah
pembelajaran BI. Penguasaan BI akan
menengah.
membuka wawasan mereka terhadap
inilah penulis menganalisis kesulitan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
belajar
teknologi, termasuk pendidikan yang
selanjutnya dapat dijadikan sebagai
saat ini dapat diakses dengan mudah
basis peningkatan mutu belajar.
dari berbagai sumber.
kompetensi
berbahasa
membaca,
Berdasarkan
BI
fenomena
mahasiswa,
yang
Kesulitan belajar didasari oleh:
Peningkatan mutu pembelajaran
(1) motivasi belajar; (2) intakes BI, (3)
BI dapat tercapai jika diketahui latar
peranan dosen dan mahasiswa dalam
belakang
pembelajaran, (4) sarana prasarana,
kesulitan
belajarnya.
Informasi tentang
kesulitan belajar
(5) materi pembelajaran,
dapat
sebagai
dasar
lingkungan belajar. Keenam ranah
penentuan tujuan, metoda, strategi,
inilah yang merupakan variabel kajian
dan materi pembelajaran yang relevan
penelitian.
digunakan
dengan kebutuhan lulusan. Untuk itu, diperlukan
kajian
mengenai
belakang
kesulitan
belajar
latar BI.
Penelitian ini melibatkan mahasiswa
dan (6)
Sebagai basis kajian, penulis merujuk beberapa teori dan hasil penelitian
terdahulu
yang
relevan.
2
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
Acuan
teoretisnya
berbagai
konsep
menyangkut
ISSN : 2087-1899
penghargaan
diri
(self-esteem),
tentang
motivasi
keterlibatan emosional, keterhubungan
belajar,
pembelajaran BI,
peranan
pembelajaran
dengan
dosen
dan
dalam
(representasi
daya
mahasiswa
pembelajaran,
daya
pikir,
pikir
melalui
sarana/prasarana
pendayagunaan indera penglihatan,
pembelajaran BI terstandar, materi
asosiasi emosional, dan penggunaan
pembelajaran, dan lingkungan belajar
daya
yang ideal.
bahasa secara komunikatif, dan materi
Motivasi ada dua jenis, yaitu intrinsik
dan
ekstrinsik.
Motivasi
intrinsik adalah suatu dorongan untuk
suara
pembelajaran
Sistem modern
dari
kebutuhan
ekstrinsik
yang
mendorong
Masuhara, 2004: 2-3).
(reinforcement) dan hadiah (rewards) Motivasi
penggunaan
kreativitas pembelajar (Tomlinson &
melakukan sesuatu tanpa paksaan
siapapun.
dalam),
pembelajaran
bahasa
idealnya berbasis analisis (AK).
AK
merupakan
adalah dorongan untuk melakukan
prosedur
sesuatu tergantung pada rewards. Jika
tentang kebutuhan pembelajaran pada
seseorang menyadari dirinya memiliki
tataran
motivasi
dapat
untuk merumuskan tujuan dan muatan
mengakibatkan pengaruh negatif pada
pembelajaran (Richards, 2001b: 51-
performansinya
90; Gall, 2003: 557). Pada level
intrinsik,
hadiah
(Gage
&
Berliner,
1984: 412-441).
pembelajar
informasi
tertentu,
yaitu
perguruan tinggi, AK berfokus pada
Pembelajaran (learning) adalah proses sadar yang melibatkan memori seseorang terkait dengan informasi yang
pengumpulan
sedang
dipelajari,
misalnya
mengucapkan salam, menggunakan
penguasaan keterampilan berbahasa sesuai
dengan
bidang
studi
pembelajar. Berbagai aspek tersebut di atas melibatkan peran dosen dan mahasiswa.
kaidah-kaidah bahasa, dan kosakata
Dosen
memiliki
peran
yang
(Tomlinson, 1998: 4). Pembelajaran
sama terkait dengan asumsi tentang
bahasa dapat berupa pengetahuan
bahasa dan pembelajaran bahasa
tentang
sistem
pada
usage)
dan
bahasa
(language
penggunaan
level
pendekatannya
bahasa
(Cunningsworth, 1995: 113; Richards
(language use). Pembelajaran bahasa
& Rodgers, 2001: 27-29). Mayoritas
modern
penerapan
melibatkan
lembaga,
metode
tergantung
pengajar, pembelajar, dan pengajaran
sepenuhnya kepada dosen sebagai
(Richards,
sumber
pengetahuan
pengarahan,
katalisator,
2001b:
198)
serta
mengutamakan pengalaman belajar,
dan konsultan,
3
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
pembimbing, dan model pembelajaran
memfasilitasi
dan
kemampuan komunikatif mahasiswa
pengembang
interaksional
pola-pola
antara
mahasiswa.
dosen
Sistem
dan
perancangan
pengembangan
dalam
menginterpretasi,
mengekspresikan
bahasa,
dan
pengajaran sangat dipengaruhi oleh
bernegosiasi
cara
membantu pemahaman wacana dan
dosen
memperlakukan
antarmahasiswa;
mahasiswa sesuai dengan penerapan
aktivitas
metode pembelajaran yang dipilihnya,
dengan
dengan cara merefleksikan respon
antarpengguna bahasa; (3) memandu
tersurat dan tersirat terhadap berbagai
minat serta melibatkan intelegensi dan
pertanyaan
kontribusi
kreativitas mahasiswa; (4) melibatkan
proses
berbagai tipe teks dan media untuk
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
pengembangan kompetensi melalui
jenis
berbagai macam aktivitas dan latihan
menyangkut
mahasiswa
dalam
aktivitas
pengontrolan belajar,
yang
tingkat
penerapan
dilakukan, keberhasilan
berbagai
pengaruh pembelajaran mahasiswa lain, dan perannya sebagai prosesor, performer,
inisiator,
dan
problem
solver.
yang
kebutuhan
relevan
komunikatif
(Richards, 1995: 24-25).
pola
pengelompokan mahasiswa, tingkat
berbahasa
(2)
Keberhasilan pengajaran bukan hanya
dipengaruhi
oleh
kualitas
dosen, melainkan juga dipengaruhi oleh
eksistensi
belajar
lembaga,
mahasiswa
pengajarannya.
motivasi
dan
Kondusif
proses tidaknya
Proses pembelajaran melibatkan
lembaga, tergantung pada: tujuan dan
penyiapan materi ajar sebagai sarana
misi lembaga; gaya kelola; sikap
untuk
tujuan
kebersamaan antarstaf; peran dosen;
pembelajaran dan akan merefleksikan
sistem monitoring; fasilitas pendukung;
keputusan menyangkut tujuan utama
sistem perencanaan kurikulum dan
pengadaan
bahan
pengajaran;
menyajikan
isi,
mewujudkan
ajar,
mempraktikkan,
memfasilitasi antarmahasiswa, mahasiswa
untuk
yaitu
dan
melakukan
kiat
lembaga
untuk
perubahan;
komunikasi
keterbukaan
mendorong
output dan outcome tergantung pada
belajar
mandiri.
komunikasi.
dan Kualitas
peran mahasiswa dalam melakukan
Contoh materi ajar, yaitu buku teks,
aktivitas
audiovisual, dan tayangan komputer
mahasiswa tergantung pada tingkat
(computer display).
motivasinya dalam belajar. Motivasi
Pada metodologi komunikatif, materi
ajar
berperan
untuk:
(1)
belajarnya.
Peran
aktif
belajar yang tinggi akan mendukung peningkatan hasil belajar.
4
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
Metode Penelitian
ISSN : 2087-1899
outputs
Penelitian studi kasus tunggal (single case-study) ini melibatkan 50 mahasiswa Bimbingan Konseling (BK) FKIP, Universitas
Ahmad Dahlan
dan
gambaran
outcomes.
berikut
Sebagai
ini
langkah-langkah
disajikan penelitian
menggunakan Model Context, Inputs, Process, Product (CIPP).
berasal
Pemilihan fokus (Context)
luar DIY dan luar Pulau Jawa.
pengumpulan data kualitatif
Studi kasus (SK) merupakan suatu
(Input) kategorisasi kasus
Yogyakarta, yang mayoritas dari
strategi
penelitian
kualitatif
empiris
antara
fenomena
kehidupan
terkait dalam
nyata,
hubungan
manakala
data
hasil analisis
validasi
kebijakan
konteks
analisa
(Process)
menginvestigasi suatu/berbagai kasus secara
inklusif
untuk
perumusan
pembelajaran
BI
(Product).
batas Kredibilitas
antara keduanya tidak jelas (Yin,
(trustworthiness)
1985: 23; McDonough & McDonough,
hasil
1997: 207-208). SK merupakan upaya
validitas proses pembelajaran yang
untuk
senyatanya di kelas BI, tri-angulasi
menjelaskan
keputusan
suatu/berbagai
menyangkut:
mengapa
penelitian
ini
diuji
melalui
teori dan sumber data yang dipilih
(why) suatu kasus terjadi dan diteliti,
secara
bagaimana implementasinya (how to
permasalahan fenomenal yang muncul
implement),
pada saat proses belajar berlangsung
dan
apakah
hasilnya
(Gall,
(what is/are the results).
inklusif
2003:
berdasarkan
591).
Pengumpulan
datanya menggunakan instrumen: (1) SK memiliki empat karakteristik, yaitu (1) studi fenomena yang bersifat kasuistik;
(2)
kajian
mendalam
menyangkut suatu/berbagai kasus; (3) kajian
alamiah
suatu/berbagai
fenomena; dan (4) kajian perspektif emik/empiris terhadap suatu/berbagai kasus
yang
dihadapi
partisipan
penelitian (Gall, 2003: 435-436). Hasil studi
kasus
dalam
penelitian
ini
peneliti sebagai pengumpul data; (2) observasi
proses belajar; (3) open
questionnaire (terkait dengan intakes mahasiswa);
(4)
hasil
formatif,
tes
dokumen tes
berupa tengah
semester, dan ujian akhir semester; (5) wawancara mahasiswa, bermasalah
mendalam dengan khususnya
yang
dalam
proses
pembelajaran BI selama di PT.
selanjutnya dapat dijadikan sebagai basis peningkatan kualitas pengajaran dosen
yang
bermuara
bersangkutan,
pada
peningkatan
Data
yang
terkumpul
yang
dikategorikan sesuai dengan variabel
mutu
kajian,
dianalisa
menggunakan
5
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
content analysis model (menganalisis
terlalu minim, hanya ada 2 SKS; (3) Di
hasil kuesioner, wawancara, dan tes),
Jurusan BK, minat belajar meningkat
dan divalidasi menggunakan teknik
tetapi
triangulasi teori, sumber data dan
berkomunikasi; (4) sejak belajar di
peer-debriefing
sekolah menengah tidak
(validasi
melalui
tetap
belum
berminat
sumber yang belum pernah dikaji).
belajar BI
Data kuesionernya berupa jawaban
memaksa siswa untuk
informants
motivasi
dengan berbagai alasan, sedangkan
belajar, intakes, peranan dosen dan
guru tidak memahami minat masing-
mahasiswa
masing siswa; (5) BI di jurusan BK
sarana
menyangkut:
dalam
prasarana
pembelajaran, yang
karena
bisa
guru selalu belajar BI
tersedia,
UAD tidak berbeda dengan di SMA,
materi pembelajaran, dan lingkungan
membosankan, karena pada dasarnya
belajar mereka. Semua data disortir
mahasiswa belajar BI karena terpaksa;
dan dikategorikan menjadi: (1) Low-
(6) Ada mahasiswa yang merasa
motivated with Low-achievement, (2)
bahwa dosen
Well-motivated
Low-
dengan guru pada level sebelumnya.
achievement, (3) Stabilized-progress
Selalu datang tepat waktu, rapi dan
with
sopan.
with
Stable-achievement,
(4)
BI
Ia
di
BK
terkadang
sama
merasa
Progressive-experience
with
tersinggung diperlakukan seperti anak
Significant-achievement
yang
SMA, ditanya tugasnya. Menurutnya,
dan
meskipun tidak menguasai BI, setiap
ini
individu memiliki kemampuan masing-
dikodifikasi
menjadi
Evenly
Significantly
Progress.
Berikut
disajikan hasil penelitian sekaligus
masing.
pembahasan masing-masing variabel temuannya.
Kategori
kedua
meliputi
10
orang, yaitu kelompok Well-motivated with Low-achievement. Berikut adalah
Hasil Penelitian dan Pembahasan Low-motivated
with
Low-
cuplikan datanya: (1) Ada mahasiswa yang sangat berminat mempelajari
BI
dan senang
karena
menurut
ekspresi
mereka BI penting untuk menghadapi
jawaban enam mahasiswa, yang pada
era globalisasi; (2) Ada mahasiswa
intinya
tidak
yang termotivasi belajar BI karena
belajar karena
selain guru di Madrasah Aliyah baik, ia
achievement
sebagai
meliputi
berikut;
bersungguh-sungguh
(1)
bosan dan selama belajar BI belum
mempunyai
pengalaman
pernah ada guru yang menerangkan
yaitu
tampil di muka umum
secara jelas; (2) BI di jurusan BK
melalui
ingin
lomba
pidato
BI
menarik,
di
MA,
6
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
meskipun belum fasih berbicara; (3)
disenangi mahasiswa, yaitu jadwal
Ada mahasiswa yang menilai unjuk
kuliahnya
kerja dosen BI sudah baik, hanya
dan dosen BI selalu
masih
waktu,
kurang
dalam
memberikan
latihan tenses dan pekerjaan rumah; (4) Dalam belajar BI
terlalu pagi, yakni
padahal
datang
mereka
jam 7 tepat masih
ngantuk.
di BK ada
Kategori
Stabilized-progress
mahasiswa yang merasa belum ada
with
peningkatan
selain
mahasiswa. Hampir seluruh ekspresi
bukan jurusannya, overloaded tugas
dalam kategori data ini mempunyai
dari mata kuliah lain, dan tidak ada
kesan dan motivasi yang baik tentang
teman untuk praktik di luar kelas; (5)
pembelajaran BI, sejak mereka duduk
Ada
bisa
di bangku sekolah menengah hingga
berbicara dalam BI tetapi menurutnya
di BK FIP UAD. Berikut ini adalah
kebanyakan
cuplikan
berarti
mahasiswa
karena
yang
guru
mengajarnya pelajaran
ingin
kurang
jelas
sehingga BI
siswanya
Stable-achievement meliputi 10
persepsi mereka berkaitan
setiap
dengan pengalaman belajar BI: (1)
sering
Ada
mahasiswa
yang
membolos (6) Ada mahasiswa yang
sangat
menilai dosen BI baik, banyak humor
andaikata faktor pendukungnya benar-
sehingga tidak membosankan dan
benar ada, guru mampu memotivasi
dalam kuliahnya secara tidak langsung
siswa dan kreatif; (2) Ada mahasiswa
sering memberi tugas-tugas dialog
yang merasa dosen BI di BK kurang
untuk
tegas dan keras sehingga mahasiswa
dihafalkan, sehingga banyak
menambah
kosa
kata;
(7)
berminat
sebenarnya belajar
BI
Ada
kurang termotivasi belajar; (3) Ada
mahasiswa yang merasa belum ada
mahasiswa yang berpendapat bahwa
peningkatan
peningkatan minat belajar tergantung
hasil belajar, meskipun
benar-benar ingin meningkatkannya;
pada
(8)
sangat
masing-masing orang – jika punya
menyukai BI karena selain guru-guru
kemampuan, pasti ada peningkatan;
sekolah
sangat
(4) Di perguruan tinggi mayoritas
mudah
mahasiswa sudah lupa BI - untungnya
dapat
menurut mereka dosen BI sangat baik
Ada
mahasiswa
menengah
mengasyikkan dipahami,
yang
sehingga
penguasaan
BI
kemauan
dan
memudahkan orang dalam mencari
karena
ia
pekerjaan; (9) Ada mahasiswa yang
mereka
dari
senang
selain
kesabaran; (5) Ada mahasiswa yang
dosennya cantik, disiplin dan humoris,
mengusulkan agar frekuensi belajar BI
ia juga pandai menerangkan. Namun
ditambah secara proporsional; (6) Ada
demikian,
mahasiswa yang merasa puas dengan
belajar
ada
BI
hal
karena
yang
kurang
mampu
kemampuan
awal
membimbing
dengan
penuh
7
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
metode pengajaran yang digunakan
seperti
oleh
menengah
menyuruh siswa menerjemahkan BI
karena selalu mendapat nilai paling
ke dalam bahasa Indonesia sehingga
rendah tujuh, meskipun tidak pernah
mereka
kursus; (7) Ada mahasiswa yang
mahasiswa
menilai dosennya adalah sosok wanita
belajar BI di SLTP dan SMA karena
karier
guru
guru
dii
yang
sekolah
patut
kedisiplinan,
ditiru
karena
keuletan
kegigihannya
dalam
guru-guru SLTP yang selalu
merasa
bosan;
yang
seringkali
(2)
merasa
Ada bosan
memberikan
tes
dan
mendadak; (3) Rata-rata mahasiswa
mengajar
kelompok merasa lebih termotivasi
mahasiswa ber-intake rendah BI.
saat belajar BI di PT terutama ketika
Kategori Progressive-experience
mereka diminta praktik di depan kelas
with Significant-achievement meliputi
dan
27 mahasiswa. Kelompok ini memiliki
akhirnya mereka dapat melakukannya
kesamaan
dengan baik karena dalam berekspresi
pengalaman
persepsi belajar
tentang
BI,
gugup
namun
pada
di
dipandu oleh dosen; (4) Rata-rata
bangku sekolah menengah hingga
mahasiswa menyatakan bahwa dosen
perguruan tinggi. Kesamaan persepsi
BI sering memberikan semangat pada
mereka adalah, tentang kekurang-
mahasiswa untuk giat berlatih dan
puasan belajar BI pada saat di bangku
belajar; (5) Meskipun merasa kurang
sekolah
menguasai kosakata
menengah.
sejak
merasa
Padahal,
dan
sebenarnya mereka memiliki motivasi
rata-rata
yang tinggi dalam mempelajari BI.
mengalami
Kategori data ini dikodifikasi menjadi 2
setelah
kategori, yaitu peningkatan motivasi
mahasiswa
dan hasil belajar secara bertahap
dosennya bagus, penyabar dan cara
(Evenly Progress) dan peningkatan
menerangkannya jelas; (7) Semua
motivasi dan hasil belajar secara
mahasiswa menyatakan bahwa belajar
drastis (Significantly Progress). Berikut
BI di PT ada peningkatan sehingga
ini disajikan cuplikan data masing-
mereka
masing Kategori.
terus belajar BI.
Kategori Evenly Progress: (1)
mahasiswa
tenses,
menyatakan
peningkatan di
PT;
(6)
belajar Rata-rata
menyatakan,
merasa
bahwa
termotivasi
untuk
Kategori Significantly Progress
Dua mahasiswa menyatakan bahwa
meliputi
mereka baru mulai tertarik BI di SMA
sejumlah
karena cara mengajar guru menarik,
disajikan temuan datanya: (1) Ada
yaitu dalam bentuk latihan, menghafal
mahasiswa yang menyatakan bahwa
dialog di depan kelas, serta tidak pilih
guru BI-nya
kasih dalam memberi
ada yang rajin dan pandai, tapi ada
latihan, tidak
8
kategori 13
ekspresi
mahasiswa.
di sekolah
dari
Berikut
menengah
8
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
yang malas, jarang masuk dan tidak
ISSN : 2087-1899
Pembahasan
pernah memberi ulangan harian; (2) Rata-rata
mahasiswa
Berdasarkan berbagai cuplikan
menyatakan
data dari keempat kategori tersebut di
bahwa dosen BI di UAD sangat baik
atas, penulis mencoba membahasnya
sehingga
per-unit satuan data atau kategori.
mampu
menyadarkan
mereka akan pentingnya belajar BI,
1.
bagi masa depan mereka; (3) Rata-
achievement Category
rata mahasiswa menyatakan sejak
Low-motivated with
Kategori
ini
terdiri
Low-
dari
tiga
belajar BI di PT minat belajar mereka
subjek bermotivasi rendah, dengan
sangat meningkat, meskipun belum
hasil
dapat mencapai target nilai ideal; (4)
ekspresi
Rata-rata
mereka benar-benar tidak suka BI
sangat
mahasiswa
belajar BI
rendah.
mereka,
Berdasarkan
tampak
bahwa
sejak di
karena tidak menyadari manfaatnya.
perguruan tinggi, karena cara dosen
Bisa dipastikan, mereka bukan hanya
membawakan materi
jelas,
tidak suka belajar BI, namun juga
tidak
belajar
proses
tertarik
menyatakan
belajar
sangat
belajarnya
materi
apapun,
membosankan, belajarnya tidak hanya
sebenarnya
teori saja, melainkan praktik langsung
kuliah.
misalnya dengan berbicara monolog
pintar
dan dialog di depan kelas; (5) Ada
menyadari pentingnya belajar
mahasiswa yang menyatakan bahwa
pun, termasuk BI.
pada waktu mempelajari BI di SLTP t
mereka
karena
tidak
berniat
Logikanya, mahasiswa yang tentu
Temuan
progresif
ini
dan
tidak
tentu apa
perlu
ia idak berminat karena sulit dan
dikembangkan karena sangat sulit
nilainya
mengembangkan orang yang tidak
pun
tidak
pernah
bagus
namun setelah di SMA dan di UAD ia
punya
sungguh
awareness).
berminat;
(7)
Rata-rata
kesadaran
belajar
Kenyataan
(selftersebut
mahasiswa menyatakan bahwa belajar
sejalan dengan teori Gestalt (dalam
BI di UAD sangat meningkatkan minat
Woolfolk, 1984) bahwa proses belajar
mereka untuk dapat berbicara di luar
memerlukan
lingkungan kelas atau di luar jam mata
berpikir, mengingat, dan sadar diri.
kuliah tersebut; (8) Ada mahasiswa
Seperti bentuk tubuh yang sistemik,
yang mengusulkan agar
dosen BI
masing-masing anggota sistem tidak
sering membawa mahasiswa untuk
bisa berdiri sendiri. Bila anggota tubuh
mengunjungi tempat-tempat yang ada
terlcerai-berai, maka tubuh akan mati
turis asingnya, untuk praktik berbicara
atau paling
di bawah pengawasannya.
secara optimal. Demikian pula halnya
satu
tidak,
kesatuan
tidak
aspek
berfungsi
9
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
dengan kesadaran seseorang dalam
Konsep pengulangan dalam penelitian
belajar.
ini dilakukan dengan cara memberikan materi yang berbobot kesulitan sama
2.
Well-motivated with Low-
achievement Category Ada
10
dengan materi BI di SMA. Namun demikian,
mengembalikan
yang
semangat dan meningkatkan prestasi
ini.
kategori kelompok mahasiswa ini perlu
Berdasarkan ekspresi tertulis mereka,
didukung oleh ketersediaan waktu
dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
yang
mereka berminat belajar BI. Daya
upayanya adalah keterbatasan waktu
serap dan hasil belajar mereka yang
yang tersedia sehingga hasilnya relatif
rendah
belum optimal.
termasuk
informants
untuk
dalam
bukan
kategori
disebabkan
rendahnya
minat
namun
karena
kemampuan
belajar,
oleh
panjang.
Kendala
mereka
keterbatasan
awal
relatif
yang
kurang
menguntungkan. Kemampuan
3.
Stabilized-progress with Stable-
achievement Category
awal
Kode unit data di atas memuat
yang kurang menguntungkan tersebut
ekspresi mahasiswa yang motivasi
ada yang disebabkan oleh faktor guru
dan hasil belajarnya stabil. Mereka
dan faktor manusiawi yang disebut
sangat berminat belajar BI, bukan
‘lupa’.
hanya di PT namun sejak mereka
Kedua faktor di atas membuat mereka
sangat
lamban
dalam
belajar di sekolah menengah. Mereka selalu
memiliki
pengalaman
merespons stimulus dosen. Menurut
menyenangkan
dalam
konsep
Behaviorisme,
sehingga
mudah
belajar
yang
akan
tidak
mengimbas
mendapatkan berikutnya
pengalaman
belajar
BI,
untuk
menyenangkan
mengembangkan
pada
proses
mereka, baik secara mandiri maupun
(insight)
dengan bimbingan dosen. Mereka pun
wawasan
17).
rata-rata memiliki hasil belajar yang
Padahal, penguasaan BI merupakan
relatif tinggi, yang ditunjukkan dari
proses
atau
kumulatif hasil tes formatif, Midterm
tidak
dan
pembiasaan
(Bower,
1981:
kompetensi,
pengkondisian yang
mestinya
boleh terputus, karena bahasa adalah
ujian
akhir
semester
(UAS)
mereka.
habit. Jika pengkondisian terputus,, konsekuensinya
adalah
mengulang
kembali konsep/teori dari dasar untuk mengembalikan memori masa lalu yang tertumpuk oleh wawasan baru.
4.
Progressive-experience
with
Significant-achievement Category Kelompok
data
inilah
yang
paling dominan, paling menarik dan
10
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
mudah
ditingkatkan
ISSN : 2087-1899
kualitas
rendahnya kualitas guru BI di sekolah
belajarnya, karena mereka bermotivasi
menengah, (2) motivasi belajar yang
belajar tinggi. Mereka juga menyadari
relatif rendah yang ditunjukkan oleh
pentingnya penguasaan BI. Namun
rendahnya
karena kurangnya sarana pendukung
besar mahasiswa, dan (3) faktor ‘lupa’
eksternal, seperti: rendahnya kualitas
yang
guru, tidak tersedianya laboratorium
disebabkan
bahasa, alat serta materi pelajaran
penumpukan memori baru yang saling
yang tidak memadai, dan sebagainya,
menginterferensi dalam formasi syaraf
membuat kelompok ini menjadi kurang
otak,
bergairah belajar.
menghadirkan
Padahal,
gairah
etos
menurut
belajar
Klein
(1996:
oleh
dan
sebagian
448)
terjadinya
kegagalan
dalam
berbagai
ekspresi
belajar perlu untuk membangkitkan
kebahasaan yang sebelumnya pernah
motivasi. Peserta didik semacam ini
dipelajari selama bertahun-tahun.
memerlukan dosen profesional. Dalam hal
ini,
dosen
melakukannya
sudah secara
mencoba
Kesimpulan dan Saran
langsung.
Berdasarkan
temuan-temuan
Buktinya adalah ekspresi mahasiswa
berikut
K, L, M, dan H, yang merasa senang
diuraikan di muka, dapat disimpulkan
dengan cara mengajar dosen BI yang
bahwa
ramah, humoris, sabar, kreatif, trampil
Inggris para mahasiswa program studi
membangkitkan semangat belajar, dan
Bimbingan dan Konseling FIP UAD
sering melibatkan mahasiswa untuk
adalah
praktik berbicara. Berbagai sifat dosen
kesulitan belajar mahasiswa adalah
tersebut masuk dalam kriteria guru
sebagai berikut: (1) Tidak ada minat
berkualitas dan profesional menurut
belajar karena tidak suka belajar BI (2)
Gage dan Berliner (1984: 587).
Berminat
Atas berkaitan
dasar
temuan
dengan
yang variabel
analisisnya
kesulitan
variatif.
sebagaimana
belajar
Ragam
belajar
bahasa
penyebab
BI
tetapi
pengetahuan dasarnya kurang; (3) Motivasi
baik,
kemampuan
profesionalisme dosen di atas,, dapat
namun
diinterpretasikan
dugaan
mendukung; (4) Motivasi cukup baik,
profesionalisme
tetapi ‘lupa’ konsep dasar yang pernah
dosen BI adalah tidak terbukti sama
dipelajarinya; dan (5) Motivasi belajar
sekali. Dengan kata lain, rendahnya
tinggi,
kualitas penguasaan mahasiswa Prodi
terlalu singkat. Berikut ini adalah
BK FIP UAD lebih didominasi oleh
penjelasan
faktor-faktor berikut: (1) rendahnya
kesimpulan kesulitan belajar tersebut.
tentang
rendahnya
bahwa
lingkungan
baik,
tetapi
kesempatan
mengenai
kurang
belajar
kelima
intakes BI yang disebabkan oleh
11
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
Ragam pertama adalah hasil analisis
kesulitan
belajar,
ISSN : 2087-1899
mendukung. Artinya, peserta didik
karena
bermotivasi belajar baik dan cukup
terpaksa. Sebagaimana diterangkan di
pintar namun tidak didukung oleh
muka bahwa subjek penelitian ini
sarana prasarana pembelajaran yang
adalah para mahasiswa program studi
memadai. Dengan demikian, kategori
Bimbingan
mahasiswa ini tidak dapat mencapai
dan
Konseling.
Di
lingkungan Prodi tersebut, BI bukan
hasil
jurusan mereka, tetapi wajib diikuti.
Optimalisasi
Sebagian
kelompok
bahwa
mahasiswa mata
mengganggu
menganggap
kuliah
(MK)
pelaksanaan
BI
proses
belajar
secara
hasil
optimal.
belajar
mahasiswa
ini
pada adalah
dengan mengkondisikan lingkungan belajar
yang
kondusif,
guna
pembelajaran MK lain yang lebih
peningkatan penguasaan kompetensi
relevan
mereka.
atau ketrampilan berbahasa Inggris.
Selain sulit, MK BI dianggap sebagai
Dalam hal ini, penulis telah berusaha
tambahan beban. Kemungkinan lain,
menciptakan kondisi tersebut dengan
tiga mahasiswa yang tergolong dalam
metode belajar kelompok. Adapun
kelompok ini memang mempunyai
hasilnya dapat dilihat dari penampilan
daya serap rendah. Biasanya, orang
mereka saat diminta untuk berbicara di
yang pintar akan menyukai BI atas
depan kelas, baik secara monolog
dasar
maupun dialog.
dengan
jurusan
self-awareness
akan
arti
pentingnya penguasaan BI bagi masa
Ragam
keempat,
kesulitan
belajar karena adanya faktor ‘lupa’.
depan mereka. Ragam kedua, kesulitan belajar disebabkan
oleh
kurangnya
Secara konseptual, belajar saat ini adalah kelanjutan perolehan pada
pemahaman konsep dasar BI, yang
masa-masa
mestinya
dipelajari
bahasa termasuk BI merupakan suatu
lebih 6 tahun di
kebiasaan (habit) yang seharusnya
sekolah menengah. Dalam hal ini,
dilakukan secara aktif dan intensif.
mustahil
untuk
Jika kegiatan sempat berhenti dalam
konsep
waktu yang lama, faktor ‘lupa’ pasti
pengetahuan dalam waktu yang amat
terjadi. Namun faktor tersebut dapat
singkat (2 SKS dan hanya satu
dihilangkan dengan cara menggugah
semester).
kembali
sudah
selama kurang
mengulang
menambah
bagi
pernah
dosen semua
Solusinya waktu
atau
BI
adalah frekuensi
belajar.
memori
yang
Belajar
tertimbun
wawasan baru, dengan cara
terus
menerus melakukan latihan (intensive
Ragam ketiga, kesulitan belajar karena
sebelumnya.
lingkungan
kurang
drilling). Pemberian latihan berbahasa secara
intensif
akan
tidak
ada
12
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
masalah, jika niat belajar peserta didik tinggi.
Solusinya
adalah
dengan
Atas dasar kesimpulan di atas, penulis menyarankan: (1) dosen dan
mengefektifkan waktu belajar yang
lembaga
tersedia. Tetapi ada kendala untuk
motivasi belajar BI melalui berbagai
pelaksanaan solusi tersebut,
aktivitas pendukung praktik berbahasa
yaitu
hendaknya
jadwal mata kuliah yang menurut para
dan
mahasiswa
mahasiswa yang rajin; (2) mendasari
terlampau
pagi
(Pukul
pemberian
meningkatkan
rewards
7.00). sulit diubah karena tempat
program
belajar terbatas. Solusinya, kelas BI
analisis kebutuhan; (3) hendaknya
dapat
dosen lebih jeli dalam memilih metode
dilakukan
di
luar
kelas
(outdoors’ class).
dengan
yang sesuai dengan situasi, kondisi
Ragam kelima adalah kesulitan belajar
pembelajaran
bagi
kebutuhan
pembelajaran;
(4)
kurangnya
menambah kesempatan belajar; (5)
kesempatan, baik untuk belajar di
pembelajaran difokuskan pada praktik
kelas maupun untuk pengembangan
menggunakan bahasa, bukan sekedar
penguasaan bahasa secara mandiri.
pembelajaran pola-pola bahasa.
Hal
karena
dan
ini
diketahui,
sebagian
besar
dari
keluhan
mahasiswa
yang
merasa terbebani oleh adanya tugas-
Daftar Pustaka Alisyahbana,
S.T.A.
tugas mata kuliah lain yang terlalu
Teaching
banyak. Hal ini dapat dilihat pada saat
Indonesia.
mengecek
University Press.
pengerjaan
tugas
take
home, yang sering tidak dikerjakan oleh
banyak
mahasiswa.
Oxford:
Gage
and
Berliner.
Educational
tugas
London:
functions) atau dipraktikkan (untuk pengembangan
language
in
Oxford
The Bath Press.
kemudian langsung dibahas (untuk language
English
Your Coursebook. Great Britain:
mengatasinya, dosen meminta mereka
pengembangan
The
Cunningsworth, Alan. 1995. Choosing
Cara
untuk mengerjakan tugas di kelas,
of
(1994).
(1984).
Psychology.
Houghton
Mifflin
Company.
skills).
Gall, Meredith D. & Gall, Joyce P.
Dengan demikian mahasiswa merasa
2003. Educational Research: An
terkurangi
Introduction (Seventh Edition).
bebannya
dan
dengan
senang hati melalukannya. Hal ini dapat dilihat pada ekspresi mereka yang
berkaitan
dengan
profesionalisme dosen BI mereka.
Boston: Pearson Education, Inc. Imam Barnadib. (1994). Citra Guru dan
Layanan
(Makalah
Profesionalnya
dalam
Jurnal
13
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
Penelitian
IKIP).Yogyakarta:
Lembaga Penelitian IKIP.
ISSN : 2087-1899
Beverly
Hills,
London:
Sage
Publications.
Klein, Stephen B. 1996. Learning Principles and Application.New York: McGraw-Hill, Inc. McDonough,
Jo
Steven.
&
McDonough,
1997.
Research
Methods for English Language Teachers. New York: St.Martin’s Press, Inc. Richards, Jack C. 2001. Curriculum and Materials Development for English Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Soedijarto. (1993). Menuju Pendidikan yang Relevan. Jakarta: Balai Pustaka. Stinnett, T.M. (1965). The Profession of
Teaching.
New
Delhi:
Prentice Hall of India (private) LTD. Tomlinson,
Brian.
Development
1998.
Materials
in
Language
Teaching.
Cambridge:
Cambridge University Press. Tomlinson, Brian. & Masuhara, Hitomi. 2004. Course
Developing
Language
Materials.
Singapore:
SEAMEO Regional Language Centre. Woolfolk,
Anita.,
Educational
et
al.
(1984).
Psychology
for
Teachers. New Jersey: PrenticeHall Inc. Yin, Robert K., 1987. Case Study Research Design and Methods.
14