ANALISIS JATUH TEGANGAN GENERATOR BIOMAS DAN BIOGAS PADA PENGEMBANGAN JARINGAN LISTRIK DI KABUPATEN PELELAWAN Bayu Primastha Yogaswara *), Bambang Winardi, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *)
Email :
[email protected]
Abstrak Kondisi kelistrikan di Kabupaten Pelalawan pada saat ini bahwa suplai daya yang dikelola oleh PLN mencapai 18,3 MW dan baru bisa melayani sekitar 34.260 rumah tangga atau ratio elektrifikasi sebesar 37,11%. Pembangkit terdistribusi adalah suatu pembangkitan yang dipasang di jaringan distribusi untuk mengurangi jatuh tegangan dan rugi daya yang timbul karena impedansi saluran. Lossess merupakan suatu permasalahan yang terjadi pada penyaluran energi listrik. Dalam tugas akhir ini dilakukan pengembangan jaringan listrik dengan pemasangan generator biomas dan biogas untuk mengurangi nilai jatuh tegangan pada Kabupaten Pelalawan. Dengan pemasangan generator biomas dan biogas, nilai jatuh tegangan pada Kabupaten Pelalawan dapat direduksi. Hasil simulasi pengembangan jaringan listrik menunjukkan bahwa nilai jatuh tegangan terendah pada Kabupaten Pelalawan sebesar 19,535 KV dengan presentasi rugi tegangan sebesar 6% dan belum memenuhi standar PLN 72 tahun 1987. Setelah dilakukan pemasangan generator biomas dan biogas nilai jatuh tegangan menjadi sebesar 19,638 KV dengan presentasi rugi tegangan sebesar 5% dan sudah memenuhi standar PLN 72 tahun 1987. Kata kunci :
Pembangkit Terdistribusi, Jatuh tegangan, Generator biomas dan biogas, Standar PLN 72 Tahun 1987, Kabupaten Pelalawan.
Abstract Existing condition in Pelalawan supply energy managed by PLN reached 18.3 MW and can only serve about 34 260 households or electrification ratio of 37.11%. Distributed Generation (DG) is a generation that installed in distribution network to reduce drop voltage and power losses that arise because of line impedance. Lossess is a problem that occure in electric energy distribution. Therefore is needed a method to overcome the problems that occur on the electrical network. In this final assignent, author make a design of the electricity network with the installation of biomass and biogas generators to reduce the value of the voltage drop and power loss in Pelalawan Regency. With the installation of biomass and biogas generators, the value of the voltage drop across Pelalawan Regency can be reduced. The simulation results show from author design that the value of the condition of the lowest voltage drop at Pelalawan is 19,535 KV and presentation from drop voltage is 6%, not enough yet from Standards PLN 72 1987. After the installation of biomass and biogas generator voltage drop is 19,638 KV and presentation from drop voltage is 5%,and already meets the Standards PLN 72 1987. Keyword : Distributed Generation, Voltage Drop, Generator Biomas and Biogas, Standard PLN 72 1987 Pelalawan Regency.
1.
Pendahuluan
Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 Kecamatan, 121 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 339.340 jiwa dan jumlah rumah tangga sebanyak 92.313 rumah tangga. Sama dengan daerah lain, energi listrik menjadi energi vital saat ini. Peranan listrik dalam kehidupan saat ini sudah semakin dominan. Saat ini
kebutuhanan masyarakat terhadap listrik sangat tinggi, karena hampir semua aktivitas masyarakat membutuhkan listrik. Dari kegiatan dapur sampai kegiatan rekreasi (menonton tayangan televisi). Bagi kalangan industri/ pelaku dunia usaha, keberadaan energi listrik sangat penting, bahkan telah menjadi salah satu faktor produksi yang utama. Kondisi kelistrikan di Kabupaten Pelalawan pada saat ini bahwa suplai daya yang dikelola oleh PLN mencapai 18,3 MW dan baru bisa
TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 502
melayani sekitar 33.260 rumah tangga atau ratio elektrifikasi sebesar 37,11% dengan jarak distribusi mencapai 200 km dari pusat pembangkit. Jatuh tegangan ialah dimana suatu kondisi jumlah tegangan yang disalurkan tidak sama dengan tegangan yang diterima persis penerimanya. Terjadinya jatuh tegangan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain jauhnya daerah peyaluran tenaga listrik dari sumber atau suplai, ketidak seimbangan beban,umur peralatan, diameter penghantar dan lain-lain. Jatuh tegangan tidak bisa dihilangkan, tetapi hanya bisa diminimalkan (direduksi) . Loss situation di dalam jaringan distribusi tenaga listrik adalah suatu kondisi atau keadaan dimana suatu sistem distribusi di dalam pendistribusian tenaga listriknya jauh tegangan yang besar. Jarak gardu ke konsumen terlalu jauh, penampang kabel terlalu kecil, dan titik sambung merupakan penyebab susut teknis. Keadaan tersebut kalau dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan terjadinya penurunan keandalan system tenaga listrik dan kualitas energi listrik yang disalurkan serta menyebabkan kerusakan alat-alat yang bersangkutan.
2.
Metode
2.1.
Diagram Alir (Flowchart)
Data-data yang didapatkan pada tugas akhir ini berasal dari hasil survey lapangan, instansi-instansi seperti Dinas Pertambangan dan Energi Kabuapaten dan Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pembangkit listrik ataupun sumber-sumber lain seperti buku-buku yang berkaitan, artikel-artikel, dan internet. Data yang didapatkan dari hasil survey lapangan berupa pemetaan jaringan listrik, lokasi dan kapasitas trafo. Data yang didapatkan dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten berupa data penduduk di tiap desa yang telah dan belum teraliri listrik beserta juga sumber pembangkitnya. Data yang didapatkan dari PLN berupa data diagram satu garis sistem kelistrikan. Data yang didapatkan dari pembangkit listrik Langgam Power yaitu jumlah dan kapasitas pembangkit dan trafonya. Dan data dari sumber lainnya merupakan data-data pelengkap. Berikut adalah diagram alir metode pengambilan data yang dilalakukan pada tugas akhir ini:
Mulai
Persiapan Pemetaan Kondisi Eksisting
Survey Lapangan dan Pengukuran Pengumpulan Data Sekunder
Pengolahan Data
Analisis Data serta Perhitungan losses dan drop voltage Jaringan dengan Software ETAP 7.5.0
Selesai
Gambar 2.1 Flowchart Pengambilan Data 2.2. Metode Survey Metode survey dan pemetaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Survey GPS dilakukan dengan menggunakan pengambilan data melalui handheld GPS 2. Sistem pengambilan menggunakan waypoint 3. Menggunakan catatan untuk menjelaskan waypoint 4. Pada saat pengambilan waypoint GPS, pastikan bahwa GPS menerima sinyal secara utuh. 5. Pengambilan data jalan berbentuk garis dengan menggunakan tracking mode. 6. Pengambilan dengan tracking akan mencatat keseluruhan track/line mulai dari titik awal sampai titik akhir. 7. Pastikan bahwa setting pada GPS mencatat /record log track yang sudah diambil, dan pastikan pilihan show on map sehingga saat tracking dilakukan bisa dilihat dalam peta. 8. Hasil survey secara otomatis dapat dimasukkan dalam software ExpertGPS dengan cara diimport menggunakan kabel. 9. Hasil survey dari software ExpertGPS dipindahkan ke dalam AutoCAD dengan fasilitas ekspor untuk diolah.
2.3.
Data Jaringan Listrik Di Pelalawan
Sistem kelistrikan di Kabupaten Pelalawan secara umum di suplai oleh beberapa sumber, yaitu PLN, BUMD, dan swadaya. Sumber kelistrikan yang pertama yaitu oleh PLN Rayon Pangkalan Kerinci yang sumber pembangkitnya berasal dari PLTMG Langgam Power dengan kapasitas 15 MW dan saat ini masih dalam tahap ekspansi penambahan pembangkit, dan dari PLN Pekanbaru. Excess power 3 MW dari PT Riau Power Energy (RPE), dan PLTD PLN 500 kW yang sekarang masih operasional terdapat di Kelurahan Teluk Meranti Kecamatan Teluk Meranti dan Kecamatan Kuala Kampar yang nantinya akan dimatikan jika seluruh jaringan sudah terbangun. Sumber kelistrikan yang kedua yaitu dari BUMD Tuah Sekata yang sumber pembangkitnya berasal dari excess power 4,75 MW dari PT Riau Power Energy (RPE), PLTD BUMD dengan kapasitas 375 kW. Sumber kelistrikan ketiga yaitu dari PLTD swadaya masyarakat dengan total kapasitas 7,5 MW yang lokasinya tersebar di Kabupaten Pelalawan. Selain ketiga sumber kelistrikan yang telah disebutkan diatas, ada juga sumber kelistrikan dari PLTS PLN terpusat dengan kapasitas 40 KW yang terdapat di Desa Sei Solok, Kecamatan Kuala Kampar. Sistem distribusi PLN di Kabupaten Pelalawan memiliki tegangan nominal primer 20 kV dengan sistem delta. Area pelayanan digunakan sistem jaringan radial murni. Diagram segaris sistem distribusi 20 kV PLN Rayon Pangkalan Kerinci, Cabang Pekanbaru, PT. PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau pada gambar dibawah ini. PLTMG LANGGAM POWER
SINGLE LINE DIAGRAM PT PLN (PERSERO) WILAYAH RIAU DAN KEPULAUAN RIAU AREA PEKANBARU RAYON PANGKALAN KERINCI
12 X 3,3 MW
G
12 X 4700 KVA 11KV/20KV
OGF LANGGAM
OGF 1
OGF 2
Sistem kelistrikan PLN Rayon Pangkalan Kerinci disuplai oleh sumber sebagai berikut: 1. PLTMG Langgam Power 2. PT RPE 3. PLN Pekanbaru PLTMG Langgam Power adalah pembangkit listrik berbahan bakar gas, listrik dari Langgam Power didistribusikan dengan 3 feeder, feeder OGF Langgam khusus untuk menyuplai seluruh kecamatan langgam, feeder OGF 1 dan OGF 2 merupakan express feeder menuju ke Gardu Hubung Baru Pangkalan Kerinci. Pada Gardu Hubung Baru terdapat dua bus utama yaitu Bus 1 dan Bus 2, kedua Bus ini dikopel untuk saling membackup satu sama lain. Bus 1 yang disuplai oleh feeder OGF 1 dari Langgam Power menyuplai dua feeder, yang pertama adalah feeder OGF Simpang, yang kedua adalah feeder OGF Kota yang menuju ke Gardu Hubung Kerinci Lama. Bus 2 yang disuplai oleh feeder OGF 2 dari Langgam Power menyuplai dua feeder, yang pertama adalah feeder OGF Cemara Gading yang menyuplai ke arah kecamatan Bandar Sei Kijang sampai LBS di KM 48, sedangkan dari LBS KM 48 sampai ke perbatasan Pekanbaru disuplai oleh PLN pekanbaru, dari PLN Rayon Kota Timur. Yang kedua yaitu feeder OGF Sorek yang menyuplai hampir di semua kecamatan mulai dari kecamatan Pangkalan Kuras sampai ke Ukui dan Kerumutan, feeder ini berhenti di perbatasan kabupaten Indragiri Hulu, di kecamatan Pangkalan Kuras terdapat Gardu Hubung Sorek. Pada Gardu Hubung Kerinci Lama terdapat dua bus utama, kedua bus ini dikopel untuk saling membackup satu sama lain. Bus 1 yang disuplai oleh pembangkit RPE menyuplai feeder OGF Kerinci Kota. Bus 2 yang disuplai oleh feeder OGF Kota yang sumbernya dari Langgam Power menyuplai feeder OGF Satya Insani, feeder OGF satya insani menyuplai sampai perbatasan Kabupaten Siak dan berhenti tepat di perbatasan.
GH BARU KERINCI
Arah LANGGAM BUS 1 OGF SP
BUS 2 OGF KOTA
OGF CEMARA GADING
OGF SOREK
Arah BUNUT
GH LAMA KERINCI
Arah SOREK
RPE
G
OGF KERINCI KOTA
OGF SATYA INSANI Arah DESA SIDOMUKTI
GH SOREK
Sistem kelistrikan PLN PLTD isolated yang saat ini masih operasional terdapat di Kelurahan Teluk Meranti Kecamatan Teluk Meranti dan Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Kampar yang nantinya akan dimatikan jika seluruh jaringan sudah terbangun.
OGF FEEDER 2
RAYON KOTA TIMUR GI TELUK LUMBU 5,7 MW Arah DESA AIR MAS
OGF CEMARA G
Arah UKUI
Arah KERINCI
Arah BERINGIN MAKMUR
Perbatasan Kab Pelalawan – Kab Indragiri Hulu
Gambar 2.2 Single Line Diagram PT PLN Rayon Pangkalan Kerinci Sumber : PT PLN Rayon Pangkalan Kerinci
Data panjang jaringan JTM dan JTR PLN berdasarkan hasil survey tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 504
Tabel 2.1 Data panjang jaringan PLN eksisting Jaringan JTM
kms 343,36
JTR
2.4
Perancangan Software
Untuk diagram alir simulasi dengan menggunakan software ETAP 7.5.0 dapat dilhat pada gambar berikut:
466,62
Sumber : Hasil survey penyusun tahun 2014
MULAI
Dari tabel diatas panjang jaringan JTM PLN existing adalah 343 kms, panjang JTR existing adalah 466 kms. Panjang jaringan akan terus bertambah seiring dengan pembangunan jaringan di masa mendatang.
DATA HASIL SURVEY
MEMBUKA ETAP 7.5.0
Data jumlah dan kapasitas trafo PLN berdasarkan hasil survey tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. MEMBUAT JARINGAN EKSISTING KABUPATEN PELALAWAN
Tabel 2.2 Data trafo PLN eksisting Kapasitas (kVA)
Jumlah
Total (kVA)
MEMASUKAN DATA PEMBANGKITAN, IMPEDANSI, DAN BEBAN
25
35
875
50
55
2.750
100
66
6.600
160
24
2.840
200
10
2.000
Gambar 2.4 Diagram Alir Simulasi ETAP
250
8
2.000
Total
198
Data Kelistrikan yang digunakan untuk masukan simulasi ETAP adalah jumlah dan kapasitas pembangkitan. Pembangkit listrik terdiri dari 10 mesin masing-masing dengan kapasitas 3,3 MW dan terdiri dari 10 Trafo Step up 6,6 kV/20kV masing – masing dengan kapasitas 4700 kVA dengan menyuplai 3 feeder utama yaitu OGF LANGGAM, OGF 1 DAN OGF2 yang menuju ke Gardu Hubung Baru Kerinci. Selain itu data panjang jaringan, jenis penghantar, dan jumlah serta daya trafo distribusi juga dimasukan ke dalam simulasi.
18.225
Sumber : Hasil survey penyusun tahun 2014 Dari tabel diatas terlihat trafo existing paling banyak adalah kapasitas 100 kVA yaitu 66 buah, dan paling sedikit adalah kapasitas 250 kVA yaitu 8 buah. Jumlah total trafo pada jaringan PLN yaitu 198 buah. Berikut adalah Peta Jaringan Eksisting di Kabupaten Pelalawan:
MENDAPATKAN DATA DROP VOLTAGE DAN LOSSES JARINGAN
SELESAI
2.5.
Perencanaan Pengembangan
Data Kelistrikan yang digunakan untuk masukan simulasi ETAP adalah jumlah dan kapasitas pembangkitan. Pembangkit listrik terdiri dari 10 mesin masing-masing dengan kapasitas 3,3 MW dan terdiri dari 10 Trafo Step up 6,6 kV/20kV masing – masing dengan kapasitas 4700 kVA dengan menyuplai 3 feeder utama yaitu OGF LANGGAM, OGF 1 DAN OGF2 yang menuju ke Gardu Hubung Baru Kerinci. Selain itu data panjang jaringan, jenis penghantar, dan jumlah serta daya trafo distribusi juga dimasukan ke dalam simulasi. Gambar 2.3 Peta Jaringan Eksisting Kabupaten Pelalawan
Dalam rangka “Kabupaten Pelalawan terang”,maka dilakukan perencanaan pengembangan jaringan,dari eksisting menuju ke desa-desa yang belum teraliri listrik,pada perencanaan pengembangan ini,untuk mewujudkan hal tersebut maka dilaksanakanlah
perencanaan pengembangan jaringan pada Kabupaten Pelalawan. Dalam perencanaan pengembangan ini,maka dilakukan survey dan pendataan dengan memanfaatkan potensi energi biomas dan biogas yang ada pada Kabupaten Pelalawan dikarenakan terdapatnya jatuh tegangan.Berikut peta kajian potensi energi biomas dan biogas di Kabupaten Pelalawan :
3.1.2 Data Panjang Jaringan dan Beban Data panjang jaringan JTM dan JTR PLN berdasarkan hasil survey tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2 Data panjang jaringan PLN eksisting Feeder
Lokasi
Panjang (km)
OGF 1
GH Baru
13
OGF 2
GH Baru
13
OGF Sorek
Pkl Kerinci - Bunut
46
Bunut - Kerumutan
33
Kerumutan - Indragiri Hulu
7,5
Pangkalan Kuras
18,6
Bunut
20
Ukui
22
Kerumutan
22
OGF Cemara Gading
Sei Kijang
8,9
OGF Langgam
Langgam
11
Gambar 2.5 Kajian Potensi Energi Biomas dan Biogas Kabupaten Pelalawan
OGF Simpang
Pkl Kerinci
13,4
Incoming GH Lama
Pkl Kerinci
8
3.
OGF Satya Insani
Pkl Kerinci
5,6
Hasil dan Analisa
3.1 Data – data Analisa Eksisting Jaringan Listrik Kabupaten Pelalawan Data – data untuk melakukan analisa eksisting jaringan listrik di Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut: 1. Data pembangkitan 2. Data panjang jaringan listrik dan beban
Pembangkitan Jaringan Listrik di Kabupaten Pelalawan berasal dari PLTMG Langgam Power yang merupakan pembangkit listrik berbahan bakar gas. Listrik dari Langgam Power didistribusikan dengan 3 feeder, feeder OGF Langgam khusus untuk menyuplai seluruh kecamatan langgam, feeder OGF 1 dan OGF 2 merupakan express feeder menuju ke Gardu Hubung Baru Pangkalan Kerinci. Berikut adalah data-data generator dan trafo step-up typical dari PLTMG Langgam Power: Tabel 3.1 Data Pembangkitan Langgam Power Kapasitas 3,3 MW 4700 KVA
Sumber : Hasil survey tahun 2014
Dari tabel diatas feeder terpanjang PLN eksisting Kabupaten Pelalawan yaitu feeder OGF Sorek dengan panjang 170 km. Sedangkan untuk feeder terpendek yaitu pada feeder Incoming GH Lama dengan panjang 8 km. Data jumlah dan kapasitas trafo PLN berdasarkan hasil survey tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
3.1.1 Data Pembangkitan
Generator Trafo
Sumber : Hasil survey tahun 2014
Jumlah 10 unit 10 unit
Tabel 3.3 Data beban PLN eksisting
TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 506
Feeder
Lokasi
Beban (KVA)
OGF 1
GH Baru
6910
OGF 2
GH Baru
10915
OGF SOREK
Pkl Kerinci - Bunut
2185
Bunut - Kerumutan
2650
Kerumutan - Indragiri Hulu
1475
Pangkalan Kuras
1050
Bunut
1000
Ukui
1105
Kerumutan
1450
OGF Cemara Gading
Sei Kijang
150
OGF Langgam
Langgam
250
OGF Simpang
Pkl Kerinci
1075
Incoming GH Lama
Pkl Kerinci
875
OGF Satya Insani
Pkl Kerinci
4960
Dari tabel diatas terlihat beban eksisting paling banyak ada pada OGF 2 yaitu sebesar 10910 KVA. Sedangkan beban eksisting paling rendah yaitu pada OGF Cemara Gading yang menyuplai daya Kecamatan Seikijang dengan beban sebesar 150 KVA.
3.2
Analisis Dan Pembahasan Pengembangan
Untuk menganalisis besar jatuh tegangan dan arus yang mengalir pada jaringan,dilakukan simulasi dengan menggunakan software ETAP 7.5.0 jaringan yang akan disimulasikan harus di gambarkan dulu ke dalam software ETAP 7.5.0. Berikut ini adalah contoh dari penggambaran jaringan dengan menggunakan software ETAP 7.5.0.
Gambar 3.1 Penggambaran Jaringan dengan Menggunakan ETAP 7.5.0
Data kabel jaringan diperlukan agar diketahui susut tegangan dan susut energi yang terjadi pada jaringan. Berikut ini adalah data impedansi
Ada dua macam analisis untuk menganalisis jaringan dengan menggunakan simulasi ETAP 7.5.0 yaitu Unbalanced Load Flow Analysis dan Balanced Load Flow Analysis. Dalam tugas akhir ini analisis yang dipergunakan untuk analisis adalah Balanced Load Flow Analysis. Hal ini dikarenakan pada analis Balanced Load Flow Analysis digunakan untuk menganalisa jaringan tiga fasa nya saja, sedangkan pada Unbalanced Load Flow Analysis analisa untuk 1 fasa dan 3 fasa.
Tabel 3.4 Data Impedansi Kabel Jaringan
3.2.1
3.1.3
Data Impedansi Kabel Jaringan
AAAC mm2
Z1,Z2 R1
jx1
1
2
3
16
2,0161
0,4036
25
0,9217
0,3790
50
0,6452
0,3678
70
0,4608
0,3572
95
0,3396
0,3449
120
0,2688
0,3375
150
0,2162
0,3305
185
0,1744
0,3239
240
0,1344
0,3158
Sumber : SPLN 64:1985
Jatuh Tegangan
Berdasarkan data yang ada, dan dengan parameter yang dimasukkan ke dalam software ETAP, maka dihasilkan simulasi yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Simulasi jaringan pengembangan listrik pelalawan dengan ETAP menggunakan potensi energi biomas dan biogas
Tabel 3.5 Jatuh Tegangan Hasil Simulasi ETAP 7.5.0 Pengembangan Jaringan Generator Biomas dan Biogas Feeder
OGF SOREK
OGF SOREK OGF Langgam
Gambar 3.3 Hasil perhitungan Losses jaringan Pengembangan generator biomas dan biogas di Kabupaten Pelalawan dengan ETAP
Lokasi
ETAP
ΔV (%)
Pkl Kerinci - Bunut
17.047
18%
Bunut - Kerumutan
16.7
19%
Kerumutan - Indragiri Hulu
15.615
24%
Pangkalan Kuras
16.933
18.1%
Bunut-Sokoi
14.244
31%
Ukui
15.494
25.1%
Kerumutan Langgam
14.653 19.638
29.1% 5%
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan, pengujian dan analisa pada tugas akhir ini didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kabupaten Pelalawan memiliki sistem distribusi APPARENT LOSSES ∑ LOSSES = X 100% tenaga listrik tipe radial. ∑TOTALDEM AND 2. Rugi tegangan pada jaringan pengembangan tegangan menengah terendah di Kabupaten Pelalawan pada OGF Langgam sebesar 19,535 KV dengan presentase rugi tegangan sebesar 6% sehingga sudah melebihi 2.29 X 100% = 8,1% Standar PLN 72 tahun 1987 dengan batas yang 28.062 diperbolehkan 5,5%. 3. Rugi tegangan pada jaringan pengembangan tegangan Berdasarkan standar yang digunakan, untuk susut energi menengah terendah menggunakan generator biomas yang diperbolehkan untuk tiap penyulang adalah 3,77%, dan biogas di Kabupaten Pelalawan sebesar 19,638 maka dari data diatas diketahui bahwa susut energi KV dengan presentase rugi tegangan sebesar 5% jaringan adalah 8.1%, hasilnya tidak memenuhi standar sehingga sudah memenuhi Standar PLN 72 tahun akan tetapi dengan memanfaatkan potensi energi biomas 1987 dengan batas yang diperbolehkan 5,5%. dan biogas,susut energi menjadi lebih bagus dibandingkan 4. Dari hasil penambahan generator biomas dan biogas dengan eksisting PLN dan pengembangan jaringan tanpa pada pengembangan jaringan Kabupaten Pelalawan memanfaatkan generator biomas dan biogas. didapatkan rugi tegangan menjadi lebih baik. VOLTAGE DROP = %TEGANGAN PADA PEMBANGKIT - % TEGANGAN PALING UJUNG = Referensi 100 % (20,676 KV) – 69 % (14,244 KV) = 31% (14,244 KV) Berdasarkan standar yang digunakan, untuk voltage drop yang diperbolehkan untuk tiap penyulang adalah 5,5%, maka dari data diatas diketahui bahwa voltage drop untuk penyulang terjauh adalah 31% yaitu di desa Sokoi Kecamatan Kuala Kampar, kondisi ini sudah tidak memenuhi standar akan tetapi hasil jatuh tegangnya lebih baik dibandingkan dengan jaringan eksisting dan jaringan pengembangan tanpa menggunakan generator biomas dan biogas.
[1]. Saadat, Hadi. 1999. “Power System Analysis”. McGraw Hill.. [2]. Gonen, Turan, “Electric Power Distribution System Engineering”, Mcgraw-hill book company., Colombia, 1986 [3]. Stevenson, William D. 1996. “Analisis Sistem Tenaga Listrik”. Erlangga. [4]. Hermanto, Farid, Analisis Jatuh Tegangan dan Arus Hubung Singkat pada Jaringan Tegangan Menegah PT RUM, Tugas Akhir S-1, Universitas DIponegoro, Semarang, 2013. [5]. Sulasno, Teknik dan Sistem Tenaga Distribusi Tenaga Listrik Edisi I, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001. [6]. Kelompok Kerja Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia, Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik, PT PLN (Persero), 2010
TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 508
[7]. Kelompok Kerja Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia, Standard Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik, PT PLN (Persero) , 2010 [8]. Suhadi , SMK Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Umum Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional , 2008 [9]. SPLN 72 1987 , Spesifikasi Desain Untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
[10]. SPLN 64 1985 , Petunjuk Pemilihan dan Penggunaan Pelebur pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah [11]. SPLN 1 1995 , Tegangan-Tegangan Standar [12]. Pradana Putradewa Jaya Wardana. Anilisa Pengaruh Penempatan Distributed Generation Terhadap Kestabilan Tegangan Pada Sistem Distribusi.Skripsi S-1. Universitas Diponegoro [13]. Andang Purnomo Putro. Sistem Distribusi Kabupaten Pelelawan. Skripsi S-1. Universitas Diponegoro