ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN PRODUK COFFEE SHOP DI JAKARTA Rio Hertanto komp kejaksaan agung cileduk , 08567000705
Kelfin Kurniawan Komp sadang D3, kemanggisan jakbar
Pembingbing : Robertus Tang Herman, SE., MM ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor dalam pengengambilan keputusan konsumen terhadap pemilihan coffee shop di Jakarta. Karena coffee shop sekarang menjadi tren gaya hidup dan dan menjadi tempat hiburan dan berkumpul di Jakarta ini. Tehnik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah penelitian populasi , dimana samplenya adalah penikmat atau pengungjung coffee shop di Jakarta pendatang baru, metode analisis yang dilakukan menggunakan analisis faktor faktor dengan menggunakan data yang di peroleh dari survey menggunakan penyebaran kuesioner. Hasil penilitian ini menunjukan dari 6 variabel yang di uji membentuk 2 faktor baru, dan dalam hasil analisis faktor yang telah di olah menunjukan faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen yaitu terdapat pada faktor harga, faktor harga sangat kuat dalam pembentukan keputusan konsumen dalam melakukan pemilihan coffee shop. Kata Kunci : Perilaku konsumen , Keputusan konsumen, Industri Coffee shop
PENDAHULUAN Dinamika perkembangan zaman telah mengubah dimensi masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup tinggi mengakibatkan minimnya kesempatan untuk memikirkan hiburan, sementara hal tersebut sanagat oenting dalam memperoleh keseimbangan hidup yang menjanjikan, sehingga munculah banyak coffee shop yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat memperoleh keinginannya sekaligus dalam satu tempat misalnya pengunjung
dapat menikmati hiburan yang disediakan di coffee shop tersebut sambil menikmati hidangan yang disediakan sekaligus sambil bekerja dengan memanfaatkan fasilitas hotspot atau wifi yang kini banyak ditawarkan di coffee shop di kota-kota wilayah industri atau kota-kota dimana banyak kelas menengah berada dalam hal ini termasuk pelajar dan mahasiswa. Menurut Frans M.Royan munculnya kafe di berbagai kota besar rupanya tidak hanya menguntungkan si pemilik kafe dan pencari kerja, hadirnya kafe juga melahirkan fenomena sosial dan budaya baru. Kafe bukan lagi sekedar tempat untuk minum teh, kopi dan menyantap makanan ringan sembari melepas kejenuhan dan melewatkan waktu, para pencinta kopi yang rutin berkunjung ke coffee shop, melihat ada banyak peluang dan manfaat yang dapat mereka dapatkan saat berkunjung ke coffee shop mereka menjadikan coffe shop sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi, berkencan, bertukar pikiran, memperluas jaringan, berbisnis dll (Royan, 2004) ini dibuktikan dengan beberapa coffee shop khususnya yang ada di Jakarta, coffee shop saat ini bersaing untuk menawarkan berbagai macam fasilitas, berbagai ragam makanan serta kualitas coffee shop yang selalu diperbaiki untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya agar lebih unggul dari coffee shop lainnya. Banyak coffee shop di Jakarta yang memberikan fasilitas-fasilitas seperti free hot spot, tempat yang nyaman untuk bertemu kolega dan juga banyak coffee shop yang lengkap dengan perpustakaan mini di sudut coffee shop. Sedangkan dari segi makanan atau hidangan, coffee shop yang ada di Jakarta saat ini banyak yang menawarkan makanan atau minuman dengan harga terjangkau tetapi cukup memuaskan para pelanggannya. Sehingga konsumen yang datang tidak hanya bisa menikmati minuman atau hidangan yang telah dipesannya tetapi bisa browsing internet atau membaca buku di coffee shop tersebut dengan nyaman. Pengertian coffee shop yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu tempat yang menyediakan makanan dan minuman ringan disertai dengan hiburanhiburan seperti live music ataupun pertunjukan pertunjukan lainnya serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Hal ini didukung dengan definisi yang dikemukakan dalam situs wikipedia,yang mendefinisikan coffee shop adalah suatu tempat yang mempunyai karakteristik gabungan dari bar dengan rumah makan atau restoran, tetapi dalam hal ini coffee shop banyak menyediakan minuman ringan seperti teh ataupun kopi dan juga makanan ringan tetapi ada juga sebagian yang menyediakan minuman beralkohol (diambil dari situs http://en.wikipedia.org/wiki/Coffee_shop). Definisi-definisi tersebut diatas dapat menjadi acuan peneliti dalam membatasi coffee shop seperti apa yang akan diteliti oleh peneliti. Dalam penelitian tentang “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Produk Coffee Shop di Jakarta”
Identifikasi masalah Butir-butir permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini : 1. apakah faktor-faktor atau kriteria yang paling mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan memilih coffee shop di Jakarta ? 2. bagaimana faktor-faktor atau kriteria coffee shop yang paling dipertimbangkan oleh konsumen untuk setiap alternatif coffee shop di Jakarta ? Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1. untuk mengetahui faktor-faktor atau kriteria apa saja yang paling mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pemilihan coffee shop di Jakarta. 2. untuk mengetahui faktor-faktor atau kriteria coffee shop yang paling dipertimbangkan oleh konsumen untuk setiap alternatif coffee shop di Jakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa: individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Menurut Sarwono (2006, p27) yang dimaksud dengan desain penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan alat yang digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk coffee di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut Riduan (2007, p49) survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Teknik pengumpulan data ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan.
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, Ridwan dan Kuncoro (2007, p37). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiono (2007, p73). Bila populasi besar, maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka dengan begitu dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengambilan sampel harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dalam teknik sampling. Untuk menentukan yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobabillity sampling. Menurut Sofyan dan Heri (2009, p179) analisis faktor adalah salah satu keluarga analisi multivariat yang bertujuan untuk meringkas atau mereduksi variabel amatan secara keseluruhan menjadi beberapa variabel atau dimensi baru, akan tetapi variabel atau dimensi baru yang berbentuk tetap mampu mempresentasikan variabel utama. Dalam analisis faktor, dikenal dua pendekatan utama, yaitu explaratory factor analysis dan confirmatory factor analysis. Explaratory factor analysis digunakan apabila banyakanya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu. Sebaliknya confirmatory faktor analysis digunakan apabila faktor yang terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu. HASIL DAN BAHASAN Table 4.25 KMO Analisis Faktor - Faktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity
Df Sig.
.651 60.834 15 .000
Sumber : hasil pengolahan data
Singgih Santoso (2010), mengatakan bahwa untuk mengolah data menggunakan analisis faktor, data yang di olah wajib melebihi nilai ambang batas minimum KMO ( Kaiser-Mayer-Olkin) sebesar 0,6 jika hasil pengolahan melebihi batas minimum, maka data tersebut layak untuk diolah lebih lanjut. Dari pengolahan
data kuesioner, maka hasil yang didapat menunjukan bahwa nilai dari KaiserMayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy untuk faktor faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0.651 > 0,6 , melebihi dari angka batas minimum untuk pengolahan lebih lanjut. Jadi data tersebut layak untuk dilanjutkan untuk diolah dengan analisis faktor. Berikut adalah table anti image matrices. Tabel 4.26 Tabel Anti Images Matrices Anti-image Matrices merek
harga
pelayanan
service
fasilitas
keputusan_pe mbelian
merek
.729
-.305
.029
.093
-.107
-.058
harga
-.305
.702
-.040
-.038
.016
-.203
Anti-image
pelayanan
.029
-.040
.955
.101
-.112
-.051
Covariance
fasilitas
.093
-.038
.101
.951
.018
.094
lokasi
-.107
.016
-.112
.018
.877
-.195
Keputusanpembelian
-.058
-.203
-.051
.094
-.195
.782
merek
.637a
-.427
.034
.112
-.134
-.076
harga
-.427
.609a
-.049
-.047
.021
-.274
a
.106
-.122
-.059
Anti-image Correlation
pelayanan
.034
-.049
fasilitas
.112
-.047
.106
.659a
.019
.109
lokasi
-.134
.021
-.122
.019
.684a
-.235
keputusanpembelian
-.076
-.274
-.059
.109
-.235
.698a
.671
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber : Hasil pengolahan data
Dari hasil yang didapat dari Anti – images Matrices, (MSA) melakukan penggabungan adalah bersarnya korelasi antar variable korelasi antar variable. Variable – variable yang masuk kedalam suatu faktor harus memiliki loading factor diatas 0,5 sedangkan di bawah 0,5 akan di buang atau tidak dimasukan kedalam faktor. Jadi hasil pengolahan data menunjukan 6 variabel pertanyaan yang terdapat dalam faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian mampu digabungkan menjadi faktor baru yang mewakili fator tersebut, hal ini dapat dilihat dari scree plot (eigen value) dan total variance explained dibawah ini.
Gambar 4.2 Scree Plot
Sumber : Hasil pengolahan data
Dari grafik Scree Plot, pernyataan analisis faktor – faktor dapat diekstrak menjadi 2 faktor baru. Hal ini dapat dilihat dari 2 titik yang melebihi nilai egen yang batas minimumnya 1. Jadi 6 variabel yang ditanyakan mampu digabungkan ( diekstrak ) menjadi 2 variabel baru sesuai ketentuan yang berlaku.
Tabel 4.27 Total Vaariance Explained Total Variance Explained Compon ent
Initial Eigenvalues Total
Extraction Sums of Squared Loadings
% of
Cumulative
Variance
%
Total
% of
Cumulati
Variance
ve %
Rotation Sums of Squared Loadings Total
% of Variance
Cumulati ve %
1
2.026
33.769
33.769
2.026
33.769
33.769
1.817
30.281
30.281
2
1.076
17.941
51.710
1.076
17.941
51.710
1.286
21.429
51.710
3
.916
15.259
66.969
4
.830
13.833
80.803
5
.682
11.360
92.163
6
.470
7.837
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil pengolahan data
Ada 6 variabel (component) yang dimasukan dalam analisis faktor, dengan masing-masing variable mempunyai varians 1, maka total varians eigenvalue > 1 jika 6 variabel tersebut “diringkas” atau diesktrak menjadi 2 faktor, maka : Varians faktor pertama adalah 2.026/6 x 100% = 33,76%. Dan varians faktor kedua adalah 1.076/6 x 100% = 29.93%. Total kedua faktor akan bisa menjelaskan 33,76% + 29,93% = 63,69% keenam variable asli tersebut. Tabel 4.28 Rotates Componen Matriks a
Rotated Component Matrix Component 1
2
Merek
.792
.026
Harga
.824
-.015
Pelayanan
.051
.758
Fasilitas
-.070
.592
Lokasi
.349
.595
keputusan_pembelian
.619
.340
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations. Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan hasil table Rotated Component Matrix, dari 6 variabel yang diujikan, terbentuk 2 faktor baru yang diwakili oleh Merek (0.792) masuk pada faktor 1, Harga (0.824) masuk pada faktor 1 , Pelayanan (0.758) masuk pada faktor 2, fasilitas (0.592) masuk pada faktor 2 , lokasi (0.595) masuk pada faktor 2, keputusan pembelian (0.619) masuk pada faktor 1. Dengan demikian, ke enam variable telah direduksi menjadi hannya terdiri atas dua faktor. o Faktor 1 terdiri atas Merek, Harga, dan Keputusan pembelian. o Faktor 2 terdiri atas Pelayanan, Fasilitas, Lokasi
SIMPULAN DAN SARAN • Dari 6 faktor yang di uji terbentuk 2 faktor baru setelah dilakukan analisis faktor yang terdiri dari faktor satu : Merek , Harga , Keputusan Pembelian dan yang termasuk dalam faktor 2 : Pelayanan, Fasilitas, dan lokasi • Faktor yang memberikan keputusan konsemumen dalam mengunjungi atau memilih coffee shop di Jakarta yang paling kuat adalah faktor pertimbangan Price ( Harga ) • Dan faktor lainnya yang menjadi pertimbangan konsemen memutuskan pemilihan terhadap keputusan pembelian mengunjungi coffee shop adalah faktor Merek dan Pelayanan. • Faktor keputusan pembelian dalam pemilihan coffee shop tidak berpengaruh signifikan dalam pemilihan coffee shop dalam keputusan konsumen. REFERENSI Hasan, Ali. 2008. Marketing. Cetakan Pertama, Penerbit Media Pressindo, Yogyakarta. Kotler, Philip dan AB. Susanto. 2001. Menejemen Pemasaran Indonesia. Buku 2. Penerbit Salemba Empat Jakarta. Kotler, Philip. Dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi Ke-8. Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Indeks, Jakarta. Kotler, Philip. Dan kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Penerbit PT. Indeks, Jakarta. Mowen, John C. dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi 5. Penerbit Erlangga, Jakarta. Mulyono, Sri. 2004. Riset Operasi. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I I Halauw. 2005. Perilaku Konsumen. Penerbit Andi, Yogyakarta Santosa dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Exel dan Spss. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu, Jakarta. Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Simora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung
Sutojo, Siswanto. 2001. Menyusun Strategi Harga. Damar Mulia Pustaka, Jakarta Tjiptono, Fandy. 2004. Strategi Pemasaran. Andi Ofset, Yogyakarta Umar, Husain. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Usmara, Usi. 2008. Pemikiran Kreatif Pemasaran. Cetakan Pertama. Penerbit Amara Books, Yogyakarta RIWAYAT PENULIS Nama TTL Jenis Kelamin Alamat Rumah No. Telepon
: Rio Hertanto : Cilacap, 23 Desember 1989 : Laki - Laki : Jl. Kejaksaan 4 tengah no 6 Tangerang 15156 : 0856-7000-705
Riwayat Pendidikan dan Kursus : • Tahun 1995 : SD Negri 01 Kedokan Bundar, Mundu • Tahun 2001 : SLTP Negri 2, indramayu • Tahun 2004 : SMA Negeri 65, Jakarta • Tahun 2007 : Binus University
Nama : Kelfin Kurniawan TTL : Serang, 3 Mei 1988 Jenis Kelamin : Laki - Laki Alamat Rumah : Komp. Taman Cilegon Indah Blok H.8 no 6, Cilegon No. Telepon : 0821-2353-8866 Riwayat Pendidikan dan Kursus : • Tahun 1994 : SD Mardi Yuana Cilegon • Tahun 2001 : SLTP Mardi Yuana Cilegon • Tahun 2004 : SMA Negeri 1 Cilegon • Tahun 2007 : Binus University