Naskah Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ANALISI BEBAN DINAMIK PADA STRUKTUR JALAN REL DENGAN PEMODELAN NUMERIK MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA1 Hambali2, Sri Atmaja PJNR3, Agus Setyo Muntohar4
ABSTRAK Transportasi merupakan unsur primer dalam menunjang pertumbuhan dan pemerataan pembangunan di satu/beberapa wilayah. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beragam moda transportasi untuk melakukan distribusi jasa dan barang baik melalui darat atau laut. Rosyidi (2015) menyebutkan bahwa di dalam UU No. 13 Tahun 1992 telah menetapkan bahwa angkutan kereta api merupakan angkutan utama di dalam sistem transportasi nasional. Struktur jalan rel kereta api adalah suatu konstruksi yang amat sangat rumit dalam perencanaannya, mulai dari tanah dasar (subgrade), subbalas, balas dan sampai kepada relnya. Pada penelitian ini struktur jalan rel kereta api dimodelkan dengan tiga variasi ketebalan balas yaitu 30 cm, 40 cm, 50 cm dan masing-masing dengan kecepatan yang berbeda pula yaitu 80 km/jam, 100 km/jam dan 120 km/jam. Dalam pemodelan ini data yang digunakan data skunder dan kemudian dilanjutkan dan kemudian dianalisis dengan menggunakan sofware PLAXIS 2D versi 8.2. Hasil atau keluaran berupa data besaran deformasi vertikal yang terjadi akibar kereta api yaitu beban dinamik. Beban dinamik adalah beban yang dihasilkan kereta api yaitu berupa gelombang harmonik yang memiliki frekuensi tertentu dengan amplitudo konstan. Getaran yang dihassilkan akibat perjalanan kereta api yang menyebar sampai tanah yang biasa disebut beban dinamik. Besar kecil beban yang diterima struktur jalan rel dipengaruhi oleh kecepatan laju kereta api tersebut. Kata Kunci : Transportasi, Rel, , Beban Dinamik 1
Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir
2
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil NIM 20120110240
3
Dosen Pembimbing I
4
Dosen Pembimbing II
1
Beban kereta api merupakan beban
PENDAHULUAN Struktur jalan rel kereta adalah suatu
lalu lintas yang akan diterima rel selama
konstruksi yang direncanakan sebagai
masa layanan. Beban kereta api bervariasi
prasarana infrastruktur dan perjalan kereta
tergantung beban muatan kereta apinya.
api. Konsep struktur jalan rel merupakan
Ukuran, jumlah dan jarak gerbong kereta
rangkaian superstruktur dan sub-struktur
api berpengaruh terhadap pendistribusian
menjadi suatu kesatuan yang saling
beban kereta api ke dalam rel kereta.
berhubungan
Beban
untuk
menerima
dan
kereta
api
di
Indonesia
mendukung pergerakan kereta api secara
menggunakan kriteria pembebana dalam
aman (Rosyidi, 2015).
PM No.60 Tahun 2012 yaitu sebesar 18
Tanah sebagai bagian dari jalan rel, baik itu tanah asli maupun tanah yang sudah
mengalami
Pola distribusi beban yang melebar
akan
akan menghasilkan tekanan yang lebih
bentuk
kecil yang dapat diterima oleh lapisan
(deformation) akibat memikul beban dari
tanah dasar. Gaya vertikal yang dihasilkan
lapisan di atasnya yaitu lapisan ballast
beban gandar oleh lokomotif, kereta dan
dan subballast. Secara umum, tanah akan
gerbong
memampat dan menyebabkan terjadinya
sedangkan pada kenyataannya, beban
penurunan struktur yang ada di atasnya
yang terjadi pada struktur jalan rel
(Muntohar, 2009).
merupakan
mengalami
perbaikan,
ton untuk beban gandar maksimum.
perubahan
Pembebanan pada struktur jalan rel
merupakan
beban
beban
dipengaruhi
oleh
dinamis faktor
statik,
yang
aerodinamik
menimbulkan berbagai gaya pada rel
(hambatan udara dan beban angin),
diantaranya
kondisi
gaya
vertikal,
gaya
geometrik
dan
kecepatan
transversal (lateral) dan gaya longitudinal.
pergerakan rangkaian kereta api. Oleh
Perlunya analisis pembebanan berguna
karna itu, diperlukan transformasi gaya
untuk mengurangi resiko kerusakan pada
statik
jalan rel yang disebabkan respon jalan rel
merencanakan beban yang lebih realistis.
akibat beban yang terjadi. Perhitungan
Persamaan TALBOT (1918) merupakan
beban dan gaya ini perlu dipahami secara
transformasi gaya berupa pengkali faktor
benar untuk dapat merencanakan dimensi,
dinamis sebagai berikut :
ke
gaya
dinamik
untuk
tipe dan disain jalan rel, bantalan, ketebalan balas dan seterusnya.
2
Pd = Id + Ps ...........................................(1)
linier, maka gaya reaksi pada fondasi
dimana,
nilainya adalah proporsional terhadap
Pd= beban roda dinamik rencana (kN/kg)
nilai defleksi yang terjadi pada setiap titik
Ps= beban roda statik dari kereta api
pada balok tersebut. Asumsi ini menjadi
(kN/kg)
dasar perhitungan model beam on elastic
Id= faktor atau indek beban dinamik
foundation (BoEF). Pembebanan pada
dimesnsionless (nilainya > 1)
bantalan diperhitungkan menggunakan rumus:
Persamaan TALBOT : Persamaan Talbot (1918) memberikan transformasi gaya berupa pengkalai faktor dinamis sebagai berikut :
............................(3) dimana, Q1 = Distribusi beban ke bantalan (kg) Pd = Beban roda dinamik rencana (kN/kg)
(
) ..................(2)
S = Jarak bantalan (cm) x1 = Jarak momen 0 ke momen maksimal
dimana, IP=faktor/indek
beban
dinamis
(cm) maka,
(dimensioless/tidak berdimensi) V= kecepatan rencana (dalam km/jam)
Persamaan TALBOT di atas, adalah persamaan
yang
digunakan
sebagai
standar perencanaan struktur jalan kereta apidi Indonesia (Peraturan Dinas No. 10 tahun
1986,
dan
Peraturan
dengan
=[
] ....................(4)
dimana, E = modulus elastisitas jalan rel (kg/cm2) I = momen Inersia (cm4) K = modulus jalan rel (Mpa)
Menteri
Perhubungan No. 60 tahun 2012). Rel didesain menggunakan konsep
METODE PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Adapun langkah awal yang dilakukan
“beam on elastic foundation model” dengan mengasumsikan bahwa setiap rel akan berperilaku sebgai balok menerus (infinite beam) yang diletakkan di atas tumpuan elastic linier (Rosyidi, 2015). Ketika beban eksternal (beban dari roda kendaraan) disalurkan di atas balok (rel)
yaitu pengumpulan studi literatur yang berkaitan dengan pembahasan sebagai acuan dalam penelitian berupa referensi dari
buku
dan
penelitian-penelitian
sebelumnya. Bagan alir penelitian bisa dilihat Gambar 1.
yang diletakkan di atas fondasi elastic 3
8.2. Model plane strain digunakan pada kondisi tanah dimana regangan pada satu
Mulai
arah bernilai nol. Analisis yang dilakukan Studi literatur
menggunakan analisis PLAXIS dengan beban dinamis (harmonic loading) dari
Pemodelan numerik Plaxis 2D
getaran
yang
dihasilkan
kereta
api.
Karena perpindahan yang melibatkan arah sumbu Y (y) bernilai kecil apabila Input data
1. Geometri model 2. Parameter material
dibandingkan dengan panjang dari arah sumbu lainnya (Budhu, 1999). Sementara penggunaan elemen 15-nodes digunakan, karena memberikan hasil yang akurat
1. Mesh 2. Initial condition
terhadap interpolasi perhitungan 2D dan prediksi tegangan tingkat tinggi untuk masalah yang kompleks (Brinkgreve dkk,
Stage construction Pembebanan (loading)
1998). Penampang jalan rel dimodelkan pada potongan melintang yaitu potongan dengan arah tegak lurus sumbu jalan rel
Tidak Calculation tage
(Gambar 2). Dengan ukuran panjang lapisan
subgrade
10
meter,
lapisan
subbalas 2,65 meter, lapisan balas 1,5 Ya Hasil
meter dan lapisan bantalan 1 meter. Struktur
perkerasan
jalan
rel
yang
dimodelkan terdiri dari 4 lapisan, yaitu Selesai Gambar 1. Diagram alir penelitian
lapisan subgrade (tanah dasar) setebal 5 meter, lapisan subbalas setebal 50 cm, lapisan balas dengan beberapa variasi
B. Pemodelan Numerik
ketebalan, dan lapisan bantalan setebal 20
Analisis numerik dilakukan dengan
cm merujuk pada Peraturan Menteri no.
memodelkan jalan rel di atas tanah residu
60 Tahun 2012 (Tabel 1). Untuk lapisan
sebagai model plane strain menggunakan
balas
elemen 15-nodes dalam PLAXIS 2D versi
beberapa variasi ketebalan yaitu 30 cm,
dilakukan
pemodelan
dengan
4
40 cm dan 50 cm. Pemodelan ini
balas. Sementara untuk beban kereta api
dilakukan
diletakkan pada 1 titik sesuai dengan
untuk
mendapatkan
nilai
penurunan terkecil dari struktur jalan rel
perletakan roda kereta api pada rel.
tersebut dengan variasi tebal lapisan
Tabel 1. Dimensi penampang melintang jalan rel (menerangkan Gambar 1) Kelas Jalan
V maks
d1
b
C
k1
d2
e
k2
a
(km/j)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
I
120
30
150
235
265 – 315
15 – 50
25
375
185–237
II
110
30
150
235
265 – 315
15 – 50
25
375
185–237
III
100
30
140
225
240 – 270
15 – 50
22
325
170–200
IV
90
25
140
215
240 – 250
15 – 35
20
300
170–190
V
80
25
135
210
240 – 250
15 – 35
20
300
170-190
Penamba t
Rel Bantalan Subgrade
Balas Subbalas
Drainasi
Gambar 2. Potongan melintang struktur jalan rel
C. Parameter Material Material tanah dan lapisan struktur
bantalan
dinilai
parameter
material
jalan rel dimodelkan sebagai model Mohr-
diproleh dari nilai asumsi dari berbagai
Coulumb.
yang
literatur (Tabel 3). Sedangkan nilai-nilai
digunakan untuk simulasi numerik (Tabel
parameter matrial lapisan tanah dasar
2). Pada lapisan balas, subbalas, dan
(subgrade) diproleh berdasarkan data-data
Parameter
material
5
hasil pengujian yang dilakukan Silfiana Dewi (2015) bisa dilihat pada Tabel 4.
Tabel 2 Material propertis yang digunakan untuk mohr-coulumb
(Sumber: Muntohar, 2014) Tabel 3 Parameter material yang digunakan dalam PLAXIS Parameter
Subballas
Ballas
Tipe
Soil & interfaces
Soil & interfaces
Plates
Model material
Mohr-Coulomb
Mohr-Coulomb
-
Tipe material
Drained
Drained
Elastic
unsat (kN/m3)
16
17
-
sat (kN/m3)
20
22
-
c’ (kN/m2)
20
30
-
’ (degree)
40
40
-
(degree)
10
10
-
1400
14000
-
2
Eref (kN/m ) Parameter
Subballas
Sleeper
Ballas
Sleeper
EA (kN/m)
-
-
3.615.727,889
EI (kN/m2/m)
-
-
12.004,12447
w (kN/m/m)
-
-
7,90513834
d (m)
-
-
0,2
v (nu)
0,4
0,4
0,2
6
Tabel 4. Parameter material lapisan tanah
analysis dan juga pada fase ini perlu
dasar (Subgrade)
diinput
Parameter
harmonic
loading
dengan
perameter dari litratur.
Subgrade
Pola deformasi yang terjadi pada
Tipe
Soil & interfaces
Model material
Mohr-Coulomb
struktur jalan rel pada kondisi awal dan
Tipe material
Drained
dengan beban kereta menurut kecepatan
unsat (kN/m3)
14,12
laju kereta. Pada kondisi awal, struktur
sat (kN/m3)
17,95
jalan rel mengalami deformasi yang
c’ (kN/m2)
30
merata di sepanjang permukaan struktur.
’ (degree)
10
Pada kondisi kedua (Initian load), struktur
(degree)
0
jalan rel mengalami deformasi pada
Eref (kN/m2)
2914,55
bagian yang berbeda menurut penyebaran bebannya.
v (nu) 0,2 (Sumber: Selfiana, 2015)
B. Deformasi Yang Terjadi Akibat Beban
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dinamik
A. Kalkulasi Pembebanan Dinamik Pada
perhitungan
beban
dimodelkan
Dasar
dinamik
dan Ketebalan Balas Pemodelan geometri jalan rel dengan
potongan
beban dinamik perlu dilakukan beberapa
melintang jalan rel kereta api, dalam
asumsi parameter dan juga beberapa
kalkulasi beban dinamik ada tiga fase
percobaan pemodelan geometri jalan rel
dalam perhitungan pembebanan. Pertama
yang berbeda untuk mendapatkan hasil
‘Kondisi Awal’ dengan tipe kalkulasi
yang
plastic
beban
deformasi yang terjadi akibat beban
gravity load sebesar 1 kN/m2 dengan
dinamik sangat besar, untuk mengurangi
loadig input : total multipliers. Kedua,
deformasi
fase ‘Initial Load’ dengan tipe kalkulasi
dinamik perlunya penambahan absorbent
sama
boundaries
dengan
dengan
memasukan
dengan
Tanah
dengan Variasi Kecepatan (v) Kereta
menggunakan PLAXIS 2D versi 8.2 yang telah
Terhadap
mengaktifkan
fase
beban
pertama
sesuai
dan
kecepatan
kereta api dengan loading input : staged constructio. Ketiga, fase ‘Dynamic Load (Harmonic)’
pada
kalkulasinya
berbeda
fase
sesuai.
Pada
yang
yaitu
pemodelan
diakibatkan
sebagai
ini
beban
peredam
getaran, agar deformasi yang terjadi tidak terlalu besar (Gambar 2). Pemodelan dilakukan dengan tiga
ini
tipe
variasi ketebalan balas yaitu 30 cm, 40 cm
dengan
fase
dan 50 cm, dengan pembebanan dari tiga
sebelumnya yaitu dengan tipe Dynamic
kecepatan (v) antara lain ; 80 km/jam, 100 7
km/jam
dan
perhitungan
120
km/jam.
menggunakan
Hasil
100 km/jam dan 120 km/jam didapatkan
persamaan
beban dengan berurut 83,02 kN/m2, 91,23
TALBOT, dengan kecepatan 80 km/jam,
kN/m2 dan 99,44 kN/m2.
Gambar 3. Geometri dengan penambahan absorbent boundaries sebagai peredam gelombang harmonik 1. Deformasi yang terjadi dengan kecepatan kereta 80 km/jam dan tebal balas 30 cm, 40 cm dan 50 cm.
Gambar 4. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 30 cm dan beban kereta 83,02 kN/m2
8
2. Deformasi yang terjadi dengan kecepatan kereta 100 km/jam dan tebal balas 30 cm, 40 cm dan 50 cm.
Gambar 5. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 40 cm dan beban kereta 83,02 kN/m2
Gambar 7. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 30 cm dabeban kereta 91,23 kN/m2
Gambar 6. Pola deformasi struktur jalan rel dengan ketebalan balas 50 cm dan beban kereta 83,02 kN/m2 Gambar 8. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 40 cm dan beban kereta 91,23 kN/m2
9
3. Deformasi yang terjadi dengan kecepatan kereta 120 km/jam dan tebal balas 30 cm, 40 cm dan 50 cm.
Gambar 9. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 50 cm dan beban kereta 91,23 kN/m2
Gambar 11. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 40 cm dan beban kereta 99,44 kN/m2
Gambar 10. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 30 cm dan beban kereta 99,44 kN/m2
Gambar 12. Pola deformasi struktur jalan rel dengan tebal balas 50 cm dan beban kereta 99,44 kN/m2
10
0.100
Deformasi Uy (m)
0.095 0.090 0.085 0.080
Kecepatan 80
0.075
Kecepatan 100 Kecepatan 120
0.070 30
40 Balas (cm)
50
Gambar 13. Grafik hubungan deformasi dan ketebalan balas
C. Perbandingan Modulus Elastisitas 100 MPa Dengan 14 MPa terhadap Deformasi Yang Terjadi Pada Tebal Balas 30 cm Hasil
analisis
yang
dilakukan
menggunakan
PLAXIS
2D,
deformasi
dengan
modulus
elastisitas
balas
ketebalan
balas
cm
telah
program
membandingkan dua
30
varian pada
Gambar 4.12 Deformasi pada Ebalas 100 Mpa dengan tebal 30 cm dan kecepatan 80 km/jam
dengan
kecepatan 80 km/jam. Dari hasil analisis nilai deformasi bisa dilihat
KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan
pada Tabel 4.1
pada pemodelan numerik struktur jalan rel Tabel 4.1 Deformasi dengan variasi modulus elastisitas Modulus Elastisitas (MPa)
Deformasi (m)
14
0.082433352
100
0.070158106
kereta api menggunakan PLAXIS 2D versi 8.2, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Deformasi akibat
vertikal
beban
yang
dinamik
terjadi
(dynamic
load) dengan variasi ketebalan balas 30 cm, 40 cm dan 50 cm didapat 11
deformasi terkecil pada ketebalan
penelitian ini nilai EI dan EA didapat
balas 50 cm karena semakin tebal
dari penelitian sebelumnya.
lapisan balas pola distribusi beban ke struktur bawahnya semakin kecil juga. Jadi deformasi yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2002).
juga semakin kecil. 2. Selain menambah ketebalan lapisan balas untuk mengurangin deformasi, dengan menaikan nilai modulus
Dynamic Manual,
PLAXIS Manual, Delft University of Technology
&
PLAXIS
b.v.,
The
Netherlands.
elastisitas juga dapat memperkecil
Dewi, S., (2015). Pengaruh Ketebalan
deformasi yang terjadi pada struktur
Balas Terhadap Permodelan Numerik
jalan
nilai
Struktur Jalan Rel: Studi Kasus KM.
modulus elastisitas yang semakin
117+600 dan KM. 117+800 Stasiun
tinggi maka deformasi pada struktur
Ketapang,
jalan rel juga semakin kecil.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
rel.
Sebab
dengan
Utara,
Skripsi,
Moormann, C, Lehn J, Aschrafi J, dan
SARAN
Sarkar
1. Pada penelitian selanjutnya, dapat membandingkatan
kualitas
balas
terhadap deformasi yang terjadi.
mendapatkan
parameter
beban
harmonik agar dilakukan pengujian langsung pada jalan rel kereta api. 3. Pada penelitian selanjutnya, untuk mendapatkan
parameter-parameter
material pada PLAXIS agar dilakukan pengujian
di
Laboratorium
selanjutnya,
Investigations
(2016) on
Numerical
Track-Substructure
System Considering the Effect of Different
Conference
on
Transportation
Geotechnick (ICTG). Volume 143, 2016, Pages 1093-1099. Muntohar, A.S., (2009). Mekanika Tanah. Lembaga Penilitian
Pengembangan dan
Masyarakat,
Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
untuk
mempermudah dalam pemodelan. peneliti
D.,
Train Speeds, Journal of International
2. Pada penelitian selanjutnya, untuk
4. Pada
Lampung
Nilai
kekakuan lentur (EI) dan kekakuan
Nugraha, R.A., (2015). Pemodelan Numerik Sistem Fondasi Jalan Raya Dengan Teknik Kolom – SiCC. Tugas Akhir, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
normal (EA) agar dikaji ulang dengan perhitungan yang terlampir. Untuk 12
Peraturan Menteri no. 60 tahun 2012. Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api Priest, J.A & Powrie, W., (2009). Determination of Dynamic Track Modulusfrom Measurement of Track Velocity during Train Passage, Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering., 135, 1732-1740.
Rosyidi, S.A., (2015). Rekayasa Jalan Kereta Api Tinjau Khusus Rel, UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta.
13