PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN KAYU TINJAUAN STRUKTUR & BIAYA (Devi - Agus)
ANALISA PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN RANGKA ATAP KAYU DARI SEGI ANALISIS STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA oleh : Devi Oktarina Teknik Sipil Universitas Malahayati email :
[email protected] Agus Darmawan Teknik Sipil Universitas Malahayati email :
[email protected] ABSTRAK : Analisa Perbandingan Rangka Atap Baja Ringan Dan Rangka Atap Kayu Dari Segi Analisis Struktur Dan Anggaran Biaya. Rangka atap yang diteliti terdiri dari bentang 6 m dan 12 m dengan menggunakan kayu kelas II dan baja ringan dengan tipe atap pelana, sudut kemiringan atap 30°, penutup atap menggunakan genteng keramik dan genteng kodok. Pemodelan rangka atap yang digunakan merupakan pemodelan yang umum digunakan. Biaya dihitung dalam Rencana Anggaran Biaya menggunakan harga satuan Tahun 2013. Dengan berdasarkan peraturan SNI No. 3434 Tahun 2008 serta menggunakan Program SAP 2000 v.15 untuk menghitung tingkat kerusakan (ratio) dan defleksi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah presentase pengurangan berat kuda-kuda baja ringan terhadap kayu yang menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 79,66% dan 78,46%, sedangkan yang menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 79,04% dan 77,31%. Presentase pengurangan biaya kuda-kuda baja ringan terhadap kayu yang menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 8,45% dan 10,72%, sedangkan yang menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 27,29% dan 28,78%. Kedua permodelan menggunakan baja ringan maupun kayu mempunyai tingkat kerusakan (ratio) dan defleksi yang sangat kecil sehingga sangat aman. Nilai ratio maksimum untuk kuda-kuda kayu menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,02 dan 0,044, kuda-kuda kayu menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,018 dan 0,039. Nilai ratio maksimum untuk kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,108 dan 0,303, kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,09 dan 0,243. Nilai defleksi maksimum untuk kuda-kuda kayu menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,009 dan 0,026, kuda-kuda kayu menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,008 dan 0,023. Nilai defleksi maksimum untuk kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng keramik bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,015 dan 0,03, kuda-kuda baja ringan menggunakan genteng kodok bentang 6 m dan 12 m mencapai 0,012 dan 0,024. Kata Kunci : Kayu, Baja Ringan, Rangka Atap, Analisis Struktur, Anggaran Biaya ABSTRACT : Comparative Analysis Of Cool Formed Steel Roof Frame And Wood Roof Frame By The Structure Analysis And Budget. Roof truss spans studied consisted of 6 m and 12 m by using a timber class II and cool formed steel with type gable, roof slope angle of 30 °, roof coverings used is ceramic tile and tile toad. Modeling of roof truss that is used is based on the commonly used modeling. Cost is calculated in the Budget Plan using the unit price under the rules of the Year 2013. With SNI No. 3434 In 2008 and using SAP 2000 v.15 program to calculate the level of damage (ratio) and deflection. The results obtained from this study is the percentage of weight reduction cool formed steel framework to wood framework using ceramic tile span of 6 m and 12 m reaches 79.66% and 78.46%, while those using frog tile span of 6 m and 12 m reaches 79, 04% and 77.31%. Percentage reduction in cost of the cool formed steel framework to wood framework using ceramic tile span of 6 m and 12 m reached 8.45% and 10.72%, while those using frog tile span of 6 m and 12 m reaches 27.29% and 28.78%. Both modeling using 27 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 1 | Desember 2015
cool formed steel and wood has a damage level (ratio) and the deflection of a very small so it is safe. The maximum ratio value for wooden framework using ceramic tile span of 6 m and 12 m reaches 0.02 and 0,044, wooden framework using frog tile span of 6 m and 12 m reach 0,018 and 0,039. The maximum ratio value for cool formed steel framework using ceramic tile span of 6 m and 12 m reaches 0.108 and 0,303, cool formed steel framework using frog tile span of 6 m and 12 m reaches 0.09 and 0,243. The maximum deflection value for wooden framework using ceramic tile span of 6 m and 12 m reach 0,009 and 0,026, wooden framework using frog tile span of 6 m and 12 m reach 0,008 and 0,023. The maximum deflection values for cool formed steel framework using ceramic tile span of 6 m and 12 m reach 0,015 and 0,03, cool formed steel framework using frog tile span of 6 m and 12 m reach 0,012 and 0,024. Keywords: Wood, Cool Formed Steel, Roof Frame, Structure Analysis, Budget
Pendahuluan Rangka atap jenis kayu merupakan bahan dasar rangka atap yang paling umum digunakan pada hunian tempat tinggal. Kayu yang dipakai sebagai bahan dasar rangka atap tersebut mempunyai beragam jenis kayu dengan ukuran panjang yang berbedabeda. Peningkatan jumlah penduduk membuat permintaan akan hunian tempat tinggal dan tentunya permintaan akan rangka atap pun meningkat. Seiring perkembangan jaman, kebutuhan akan kayu sebagai bahan dasar rangka atap semakin meningkat namun tidak diiringi dengan kualitas dan kuantitas kayu itu sendiri. Semakin langkanya pohon terutama pohon dengan kualitas kayu baik menyebabkan harga kayu menjadi relatif mahal. Hal ini menjadi dasar pemikiran produsen untuk menciptakan inovasi baru berupa baja ringan untuk membuat rangka atap. Baja ringan dipilih sebagai alternatif pengganti kayu sebagai rangka atap karena baja ringan memiliki faktor keawetan, tahan rayap dan tahan karat. Penggunaan rangka atap baja ringan sebagai pengganti rangka atap kayu semakin meningkat dikarenakan semakin meningkatnya jumlah supplier baja ringan yang memudahkan mendapatkannya, cepat dalam pemasangannya serta memiliki struktur yang kuat. Dengan semakin banyaknya supplier maupun aplikator 28 | K o n s t r u k s i a
rangka atap baja ringan di Lampung khususnya di Bandarlampung, menjadikan semakin banyak pula masyarakat yang tertarik untuk membeli dan memasang rangka atap menggunakan rangka atap baja ringan mengingat harga kayu yang relatif semakin mahal dan semakin langka. Berat material dari baja ringan berkisar 6-7 kg/ , sedangkan berat material kayu mencapai 20 kg/ menjadikan konstruksi rangka atap baja ringan lebih ringan daripada rangka atap kayu. Kontraktor maupun owner lebih memilih menggunakan rangka atap baja ringan karena keawetannya, tahan terhadap korosi/karat (karena dilapisi dengan aluminium) dan rayap, serta kekuatan struktur yang lebih bagus seperti lebih kuat, lebih kaku dibandingkan dengan kayu, dan proses pengerjaannya yang tidak membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan pertimbangan di atas perbandingan antara baja ringan dan kayu, maka berminat untuk melakukan penelitian mengenai analisis struktur rangka atap dengan menggunakan kayu dan baja ringan, serta menganalisis biaya pada keduanya. Konstruksi Rangka Atap Konstruksi rangka atap adalah suatu bentuk konstruksi yang berfungsi untuk menyangga konstruksi atap yang terletak di atas kudakuda. Pada intinya, atap adalah bagian
PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN KAYU TINJAUAN STRUKTUR & BIAYA (Devi - Agus)
paling atas bangunan yang memberikan perlindungan bagian bawahnya terhadap cuaca, panas, hujan dan terik matahari. Fungsi rangka atap yang lebih spesifik adalah menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda dan bahan pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi, serta dapat berfungsi sebagai penahan tekanan angin muatan yang berarah horizontal pada gevel. (Hesna dkk, 2009) Atap yang umumnya digunakan di rumahrumah di Indonesia adalah atap dengan konstruksi rangka kayu. Belakangan ini banyak penyedia konstruksi atap berbahan baja ringan. Baik konstruksi atap kayu maupun baja ringan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri Kuda-kuda Bahan Kayu Fabrikasi kuda-kuda berasal dari bahan kayu membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan fabrikasi kuda-kuda berbahan baja ringan. Hal ini disebabkan karena kayu merupakan bahan yang berasal dari alam yang harus diolah terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membuat kuda-kuda. Kayu dibentuk segitiga sama kaki sehingga membentuk kuda-kuda yang diletakkan pada beton ringbalk bersudut tertentu dengan fungsi sebagai pembentuk model atap bangunan, tumpuan balok gording, rangka atap kasau, reng dan atap genteng. Pada umumnya kayu yang tersedia di pasaran berukuran 4 m sehingga untuk membuat kuda-kuda dengan bentang lebih dari 4 m harus disambungkan dengan kayu lain dengan ukuran dimensi yang sama. Dimensi kayu yang beredar pada umumnya untuk balok dan gording berukuran 8/12, 7/14, 6/12, dan 5/10. Untuk dimensi kasau umumnya berukuran 5/7, 4/6, dan 5/5 dan untuk dimensi reng umumya berukuran ¾ dan 2/3. Untuk
penyambungan, kayu harus dibentuk sambungan pada kedua pertemuan kayu tersebut. Sambungan yang umum digunakan adalah sambungan gigi. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 kuda-kuda berbahan kayu pada umumnya mencapai sekitar 1 hingga 2 hari dengan jumlah pekerja 2-3 orang. Kuda-kuda Bahan Baja Ringan Fabrikasi kuda-kuda berbahan baja ringan membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan fabrikasi kuda-kuda berbahan kayu. Hal ini dikarenakan baja ringan telah memiliki ukuran tertentu yang langsung dapat digunakan untuk membuat kuda-kuda. Fabrikasi kuda-kuda untuk 1 denah rumah misalkan ukuran 8 m x 10 m hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 1 hari. Baja ringan mudah dalam pengerjaan karena memiliki ketebalan profil yang relatif tipis sehingga mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menyambung 2 batang profil C dan reng digunakan baut yang dipasang dengan menggunakan alat bor sehingga menghemat waktu fabrikasi. Untuk 1 titik buhul diperlukan 3 buah baut dan sama untuk masing-masing tiap titik buhul kecuali pada batang horizontal untuk perkuatan hanya membutuhkan 2 buah baut. Untuk puncak titik buhul diberikan bracket dengan 4 buah baut sebagai sambungan. Sedangkan untuk titik buhul ujung bawah yang menyatu dengan ringbalk menggunakan bracket siku yang dikunci dengan dynabolt yang masingmasing titik buhul dipasang 2 buah dynabolt. Jenis fabrikasi baja ringan dibedakan menjadi dua yakni fabrikasi di workshop dan fabrikasi di lapangan. Untuk fabrikasi di workshop dilakukan apabila jarak antara gudang material dengan lokasi pemasangan baja ringan relatif dekat dan lokasi yang akan dipasang kuda-kuda tidak memiliki 29 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 1 | Desember 2015
ruang untuk fabrikasi. Fabrikasi yang dimaksudkan adalah fabrikasi kuda-kuda di workshop dilakukan apabila ukuran yang akan dipasang di lokasi telah sesuai. Setelah fabrikasi selesai dilaksanakan, kuda-kuda dibongkar dan akan dipasang kembali setelah sampai di lokasi. Hal ini juda disebabkan oleh panjangnya kuda-kuda yang sulit untuk dipindahkan dari workshop ke lokasi. Untuk fabrikasi yang dilaksanakan di lokasi terdiri dari dua jenis, yang pertama fabrikasi dilakukan di bawah dan ketika telah selesai rangka kuda-kuda dinaikkan ke atas. Untuk yang kedua fabrikasi dilaksanakan di atas, hal ini dikarenakan lokasi pemasangan biasanya tidak memiliki ruang yang cukup untuk fabrikasi. Rangka Atap Kayu Pemodelan konstruksi rangka atap dengan menggunakan bahan kayu untuk bentang 6 m menggunakan balok kayu mutu kelas II, dengan dimensi balok 8/12, dimensi gording 8/12 dengan jarak gording antara 1 m hingga 2 m, dimensi kasau 5/7 dengan jarak kasau maksimal 0,5 m, dan dimensi reng 2/3 dengan jarak reng disesuaikan dengan jenis penutup atap, pada luas bangunan 6 m x 10 m, menggunakan penutup atap genteng keramik dan genteng biasa/genteng kodok Untuk kuda-kuda bentang 12 m menggunakan dimensi balok, gording, kasau, dan reng yang sama, bentuk kudakuda sama namun untuk jarak kuda-kuda disesuaikan dengan ukuran rumah. Untuk luas bangunan 6 m x 10 m membutuhkan kuda-kuda sebanyak 5 buah dengan jarak kuda-kuda 2,5 m, dan untuk luas bangunan 12 m x 20 m membutuhkan kuda-kuda sebanyak 9 buah dengan jarak kuda-kuda 2,5 m.
30 | K o n s t r u k s i a
Rangka Atap Baja Ringan Baja ringan merupakan baja komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan dingin. Baja Ringan A menyuplai bahan baku tidak dalam lembaran (gulungan) melainkan sudah dibentuk menjadi profil C dan reng yang dipesan dari Pulau Jawa. Untuk 1 batang profil C atau reng memiliki panjang 6 m dengan berbagai spesifikasi tergantung daei masing-masing produsen yakni tempat para penyedia jasa memesan baja ringan. Jarak kuda-kuda disesuaikan dengan jenis penutup atap yang digunakan. Jarak kudakuda untuk penutup atap (genteng) maksimal adalah 1,2 m, sedangkan jarak kuda-kuda untuk penutup atap berbahan metal sheet adalah 1,1 m – 1,5 m. Sudut kemiringan atap yang umum digunakan adalah 30°. Nilai Tingkat Kerusakan (Rasio Fy dan Fu) dan defleksi Untuk mengetahui apakah dimensi kayu dan profil baja yang digunakan berada dalam batas aman, perlu diperiksa dengan menggunakan program SAP 2000. Dengan menggunakan program ini akan diketahui nilai tingkat kerusakan (ratio) antara nilai Fy dan Fu yang didefinisikan pada material yang akan digunakan. Untuk mengetahui nilai tingkat kerusakan (ratio) pada profil yang digunakan pada layar akan muncul angka-angka sebagai berikut : 0 = aman sekali (abu-abu) 0-0,5 = sangat aman (biru) 0,5-0,7 = aman (hijau) 0,7-0,9 = masih aman (kuning) 0,9-1 = berbahaya (oranye) >1 = patah (merah) Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan vertikal yang diberikan pada balok atau batang. Dengan kata lain suatu
PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN KAYU TINJAUAN STRUKTUR & BIAYA (Devi - Agus)
batang yang mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Bagian-bagian dari konstruksi haruslah cukup kuat untuk mencegah terjadinya patahan pada struktur.
bangunan maka dianalisa prosentasi biaya masing-masing bagian dari proyek dan harga bangunan gedung tiap satuan luas. Pemodelan Kuda-kuda baja ringan
Analisa Biaya Konstruksi Analisa biaya konstruksi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam bagian proses konstruksi. Dengan melakukan analisa biaya konstruksi yang baik, seorang kontraktor atau estimator pada khususnya dapat memperkirakan harga yang dibutuhkan dalam melakukan suatu proyek konstruksi. Dalam mempersiapkan analisa biaya konstruksi tersebut setiap kontraktor membutuhkan suatu pedoman agar mereka dapat mengetahui seberapa besar kebutuhan dari suatu bagan atau tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu proyek konstruksi. Pedoman tersebut diharapkan memiliki indeks-indeks yang dapat menjadi patokan bagi setiap kontraktor dalam mempersiapkan analisa biaya konstruksi mereka. Biaya konstruksi bangunan adalah semua biaya yang langsung (direct) dan yang tidak langsung (indirect) dalam pekerjaan, yang secara umum diklasifikasikan sebagai biaya pekerjaan, biaya bahan, biaya alat dan peralatan, biaya pekerjaan overhead dan keuntungan. Semua biaya ini dilaporkan ke pihak pemilik untuk pekerjaan yang telah diselesaikan. 1. Merencanakan biaya konstruksi bangunan merupakan suatu teknik dalam menentukan anggaran biaya berbagai elemen dari rencana proyek bangunan. Teknik ini dilakukan oleh tim perencana dengan kerangka biaya yang seimbang agar dapat dihasilkan suatu rancangan yang sempurna. Untuk dapat memperkirakan biaya konstruksi suatu
Gambar 1. Permodelan Konstruksi Rangka Atap Baja ringan untuk Bentang 6 m genteng keramik
Gambar 2. Permodelan Konstruksi Rangka Atap Baja ringan untuk Bentang 12 m genteng keramik
Gambar 3. Permodelan Konstruksi Rangka Atap Baja ringan untuk Bentang 6 m genteng kodok
Gambar 4. Permodelan Konstruksi Rangka Atap Baja ringan untuk Bentang 12 m genteng kodok
31 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 1 | Desember 2015
Gambar 5. Permodelan Konstruksi Rangka Atap kayu untuk Bentang 6 m genteng keramik
Gambar 6. Permodelan Konstruksi Rangka Atap kayu untuk Bentang 12 m genteng keramik
No
Bentang (m)
Berat Kayu (kg)
Berat Baja Ringan (kg)
Presentase Pengurangan berat terhadap Kayu (%)
1 2
6m 12 m
2299,81 8220,88
467,85 1770,34
79,66% 78,46%
Tabel 2. Perbandingan berat struktur kudakuda yang menggunakan genteng kodok No Bentang Berat Berat Presentase (m) Kayu Baja Pengurangan (kg) Ringan berat (kg) terhadap Kayu (%) 1 6m 2312,91 484,86 79,04% 2 12 m 8263,51 1825,72 77,31%
Gambar 7. Permodelan Konstruksi Rangka Atap kayu untuk Bentang 6 m genteng kodok
Gambar 9. Grafik perbandingan berat struktur rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu Gambar 8. Permodelan Konstruksi Rangka Atap kayu untuk Bentang 6 m genteng kodok
Hasil Perhitungan defleksi
Biaya,
Ratio,dan
a. Perhitungan Berat struktur Tabel 1. Perbandingan berat struktur kudakuda yang menggunakan genteng keramik
32 | K o n s t r u k s i a
b.
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Tabel 3. Persentase Pengurangan harga Struktur Kuda-kuda Kayu dengan Baja Ringan untuk Masing-masing Bentang (Penutup Atap Genteng Keramik) No
Bentang (m)
Harga atap kayu (Rp)
Harga atap baja ringan (Rp)
Presenta se Pengura ngan biaya terhadap kayu (%)
PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN KAYU TINJAUAN STRUKTUR & BIAYA (Devi - Agus)
1
6m
2
12 m
26.863.80 4,04 86.730.89 3,27
24.594.32 8,92 77.429.49 5.5
8,45% 10,72%
Tabel 4. Persentase Pengurangan harga Struktur Kuda-kuda Kayu dengan Baja Ringan untuk Masing-masing Bentang (Penutup Atap Genteng kodok) No
Bentang (m)
1
6m
2
12 m
Harga atap kayu (Rp)
25.571.3 87,24 81.928.6 67,27
Harga atap baja ringan (Rp)
18.592.04 7,6 58.347.76 4,8
Presen tase Pengur angan biaya terhad ap kayu (%) 27,29 % 28,78 %
Gambar 10. Grafik perbandingan biaya struktur rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu c.
Perhitungan nilai Ratio dan Defleksi maksimal
Tabel 5. Nilai Ratio Kuda-kuda Baja Ringan Nama Batang
a1 a2
Ratio Bentang 6 m Bentang 12 m Genteng Genteng Genteng Genteng Keramik Kodok Keramik Kodok 0,066 0,054 0,303 0,243 0,108 0,090 0,298 0,240
a3 a4 a5 a6 a7 a8 a9 a10 b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 Nilai maks
0,081 0,081 0,108 0,066
0,068 0,068 0,090 0,054
0,011 0,009 0,006 0,009 0,011
0,009 0,007 0,005 0,007 0,009
0,002 0,002 0,003 0,001 0,001 0,003 0,002 0,002
0,001 0,002 0,002 0,0005 0,0005 0,002 0,002 0,001
0,108
0,090
0,249 0,212 0,176 0,176 0,212 0,249 0,298 0,303 0,034 0,016 0,014 0,012 0,008 0,012 0,014 0,016 0,034 0,049 0,003 0,022 0,003 0,060 0,005 0,134 0,006 0,006 0,134 0,005 0,060 0,003 0,022 0,003 0,049 0,303
0,201 0,171 0,143 0,143 0,171 0,201 0,240 0,243 0,027 0,013 0,011 0,010 0,007 0,010 0,011 0,013 0,027 0,039 0,002 0,018 0,002 0,048 0,004 0,108 0,005 0,005 0,108 0,004 0,048 0,002 0,018 0,002 0,039 0,243
Tabel 6. Nilai Defleksi Kuda-kuda Baja Ringan Defleksi (mm) Nama Batang Bentang 6 m Bentang 12 m Genteng Genteng Genteng Genteng Keramik Kodok Keramik Kodok a1 0,006 0,005 0,006 0,005 a2 0,015 0,012 0,030 0,024 a3 0,004 0,003 0,020 0,017 a4 0,004 0,003 0,014 0,011 a5 0,015 0,012 0,0005 0,0004 a6 0,006 0,005 0,0005 0,0004 33 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 1 | Desember 2015
0,017 0,015 0,028 0,025 0,011 b3 b4 0,019 0,017 0,028 0,025 0,017 0,036 0,032 0,024 b5 b6 0,039 0,035 0,005 d1 0,002 0,002 0,004 0,004 0,014 0,012 0,018 d2 0,007 0,007 0,012 0,011 0,012 0,010 0,012 d3 0,006 0,005 0,009 0,008 0,003 0,002 0,011 d4 0,007 0,007 0,016 0,014 0,002 0,002 0,015 0,013 0,012 0,010 0,007 d5 d6 0,016 0,014 0,014 0,012 0,001 0,009 0,008 0,007 d7 d8 0,012 0,011 0,011 d9 0,004 0,004 0,012 Nilai 0,020 0,018 0,044 0,039 0,018 maks 0,002 0,002 0,010 0,008 0,007 0,006 Tabel 8. Nilai Defleksi Kuda-kuda 0,001 0,001 0,005 Kayu 0,002 0,002 0,011 Nama Defleksi (mm) 0,002 0,002 0,004 Batang Bentang 6 m Bentang 12 m 0,001 0,001 0,011 Genteng Genteng Genteng Genteng Keramik Kodok Keramik Kodok 0,008 0,007 0,001 a1 0,009 0,008 0,026 0,023 0,002 0,002 0,001 a2 0,003 0,003 0,014 0,012 0,001 a3 0,003 0,003 0,004 0,003 0,001 a4 0,009 0,008 0,004 0,003 0,011 a5 0,014 0,012 0,004 a6 0,026 0,023 0,011 b1 0,007 0,006 0,022 0,020 0,005 b2 0,004 0,004 0,015 0,014 0,006 b3 0,004 0,004 0,005 0,005 0,010 b4 0,007 0,006 0,005 0,005 0,015 0,012 0,024 b5 0,015 0,014 b6 0,022 0,020 Tabel 7. Nilai Ratio Kuda-kuda Kayu d1 -0,0005 -0,0005 -0,001 -0,001 Ratio Nama d2 0,003 0,003 0,013 0,012 Batang Bentang 6 m Bentang 12 m d3 0,000 0,000 -0,0007 0,0004 Genteng Genteng Genteng Genteng d4 0,003 0,003 0,005 0,004 Keramik Kodok Keramik Kodok d5 0,0005 0,0005 0,000 0,000 a1 0,020 0,018 0,044 0,039 d6 0,005 0,004 a2 0,017 0,015 0,034 0,031 d7 0,0007 0,0004 a3 0,017 0,015 0,034 0,030 a4 0,020 0,018 0,034 0,030 d8 0,013 0,012 a5 0,034 0,031 d9 0,001 0,001 a6 0,044 0,039 Nilai 0,009 0,008 0,026 0,023 b1 0,019 0,017 0,039 0,035 maks
a7 a8 a9 a10 b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 Nilai maks
b2
0,014 0,020 0,030 0,006 0,023 0,015 0,014 0,008 0,001 0,008 0,014 0,015 0,023 0,013 0,007 0,006 0,013 0,005 0,014 0,002 0,001 0,001 0,002 0,014 0,005 0,013 0,006 0,007 0,013 0,030
0,017
0,015
34 | K o n s t r u k s i a
0,036
0,032
PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN KAYU TINJAUAN STRUKTUR & BIAYA (Devi - Agus)
b.
Gambar 11. Grafik perbandingan nilai ratio maksimal rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu
c.
Gambar 12. Grafik perbandingan nilai defleksi (mm) maksimal rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu Kesimpulan a.
Pada perhitungan perbandingan fabrikasi kuda-kuda rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu diketahui bahwa panjang bahan yang diperlukan untuk membuat rangka atap kayu lebih banyak daripada rangka atap baja ringan, hal ini dikarenakan rangka atap kayu memerlukan balok kayu lebih banyak untuk bagian kasau dan gording, sedangkan rangka atap baja ringan tidak memerlukan kasau dan gording
d.
karena reng langsung bertumpu pada kuda-kuda. Fabrikasi kuda-kuda baja ringan dan kuda-kuda kayu sangat berbeda. Untuk kuda-kuda baja ringan mengikuti bentuk yang umum digunakan oleh kontraktor baja ringan di pasaran. Baja ringan yang dipakai adalah profil C dengan kode ukuran CT-74 ketebalan 0,5 mm, 0,6 mm dan 0,8 mm. Sedangkan untuk kuda-kuda kayu mengikuti ketentuan menggunakan balok kayu mutu kelas II, dengan dimensi balok 8/12, dimensi gording 8/12, jarak gording 1,5 m hingga 2m, dimensi kasau 5/7 dengan jarak kasau 0,5 m dan dimensi reng 2/3 dengan jarak reng 26,5 cm untuk genteng keramik dan 25 cm untuk genteng kodok. Pada perbandingan berat struktur diketahui bahwa berat struktur rangka atap baja ringan lebih ringan daripada struktur rangka atap kayu. Persentase pengurangan berat struktur kuda-kuda baja ringan terhadap kayu untuk bentang 6 m, dan 12 m masing-masing adalah 79,66% dan 78,46% dengan penutup atap genteng keramik. Untuk persentase struktur menggunakan penutup atap genteng kodok bentang 6 m dan 12 m adalah 79,04% dan 77,31%. Hasil perbandingan anggaran biaya rangka atap kayu dan rangka atap baja ringan menunjukan bahwa dengan memakai rangka atap baja ringan akan mengurangi anggaran biaya yang diperlukan. Untuk persentase pengurangan anggaran biaya dari pemakaian kayu ke pemakaian baja ringan bentang 6 m dan 12 m menggunakan genteng keramik adalah masing-masing 8,45% dan 10,72%. Sedangkan persentase pengurangan anggaran biaya dari pemakaian kayu ke pemakaian baja ringan bentang 6 m dan 35 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 1 | Desember 2015
e.
12 m menggunakan genteng kodok adalah masing-masing 27,29% dan 28,78%. Dalam hal keamanan, struktur rangka atap yang telah dimodelkan diketahui bahwa kedua pemodelan yang menggunakan baja ringan maupun kayu berada dalam kategori sangat aman dari segi nilai ratio-nya, serta nilai defleksinya pun sangat kecil. Namun jika dibandingkan struktur atap kayu yang telah dimodelkan diketahui bahwa struktur rangka atap kayu lebih aman karena mempunyai nilai ratio dan defleksi yang lebih kecil daripada struktur rangka atap kayu. Nilai ratio untuk rangka atap baja ringan bentang 6 m dan 12 m menggunakan genteng keramik adalah masing-masing 0,108 dan 0,303 sedangkan yang memakai kayu 0,020 dan 0,044. Nilai ratio untuk rangka atap baja ringan bentang 6 m dan 12 m menggunakan genteng kodok adalah masing-masing 0,090 dan 0,243 sedangkan yang memakai kayu 0,018 dan 0,039. Nilai defleksi untuk rangka atap baja ringan bentang 6 m dan 12 m menggunakan genteng keramik adalah masing-masing 0,015 mm dan 0,30 mm sedangkan yang memakai kayu 0,009 mm dan 0,026 mm. Nilai defleksi untuk rangka atap baja ringan bentang 6 m dan 12 m menggunakan genteng kodok adalah masing-masing 0,012 mm dan 0,24 mm sedangkan yang memakai kayu 0,008 mm dan 0,023 mm.
Daftar Pustaka Awaludin, Ali. 2002. Konstruksi Kayu. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Ervianto, W.I. 2007. Cara Tepat Menghitung Biaya Bangunan. Penerbit Andi. Yogyakarta. 36 | K o n s t r u k s i a
Hesna,
Yevri dkk. 2009. Komparasi Penggunaan Kayu dan Baja Ringan sebagai Konstruksi Rangka Atap. Universitas Andalas. Padang. Khalid, Muhammad HM. 2008. Studi Analisa Harga Satuan Pekerjaan pada Konstruksi Gedung dengan Metode BOW, SNI dan Lapangan. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Makalah Atap. 04 Juli 2011. (http://www.scribd.com/doc/5516 3806/makalah- ATAP) Susanto, Hendri. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan. 02 Maret 2011. (http://www.edselmax.com/rangk a-atap-baja-ringan.html) Tukang Baja Ringan. Pemilihan Bahan CNP dan Reng Truss (Rangka Atap Baja Ringan). 18 Februari 2011. 10 Februari 2014. (http://www.hotfrog.co.id/compan ies/tukang-baja-ringan-) Universitas Malahayati. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Malahayati. Unmal Offset. Bandar Lampung. Wildensyah, Iden. 2010. Rangka Atap Baja Ringan untuk Semua. Alfabeta. Bandung. Roeva, O. (2012). Real-World Applications of Genetic Algorithm. In International Conference on Chemical and Material Engineering (pp. 25–30). Semarang, Indonesia: Department of Chemical Engineering, Diponegoro University Wang, Z., Wang, N. H., & Li, T. (2011). Computational analysis of a twinelectrode DC submerged arc furnace for MgO crystal production. Journal of Materials Processing Technology, 211(3), 388–395.