ANALISA INVESTASI RASIONALISASI GALANGAN KAPAL REPARASI DI PROVINSI RIAU Muhammad Ikhsan Program Studi Teknik Perkapalan, Politeknik Negeri Bengkalis Kampus Politeknik Negeri Bengkalis, Jalan Bathin Alam, Sei, alam, 28651 Telp (+62)766-7008877, Fax,(+62)766-80081000 Email:
[email protected]
Abstrak Galangan Reparasi PT.WIrastuti adalah sebuah perusahaan galangan kapal nasional yang bergerak dalam bidang reparasi dan perawatan kapal yang ada di Provinsi Riau. PT.Wirastuti saat ini tidak mampu melayani banyaknya permintaan reparasi. Dengan kondisi dan kapasitas galangan kapal PT. Wirastuti saat ini, menyebabkan banyak kapal-kapal yang beroperasi di Riau dan sekitarnya melakukan reparasi atau pengedokan berpindah ke galangan-galangan di luar Propinsi Riau seperti: Batam, Palembang, Jakarta dan daerah-daerah lainnya. Rasionalisasi dalam industri galangan kapal dapat dilakukan dengan cara re-layout galangan, renovasi fasilitas galangan, penambahan fasilitas galangan dan peningkatan sistem material handling. Dengan merasionalisasikan galangan PT.Wirastuti tersebut, didapatkan dua alternatif layout galangan, alternatif pertama tata letak galangan masih mengacu pada tata letak galangan saat ini, alternatif tata letak galangan kedua dilakukan perubahan secara keseluruhan. Alternatif pertama dan kedua dilakukan penambahan gudang plat, bengkel plat, bengkel mesin dan listrik, bengkel pipa, dan juga dilakukan beberapa renovasi bagunan kantor, dan mess karyawan serta penambahan dua peralatan material handling, forklift dan crane, dari alternatif yang dapat maka didapatkan investasi dari masing-masing alternatif. Evaluasi ekonomis tata letak petama dan kedua dengan metode Discount Cash Flow (DFC) dan Net Present Value (NPV) dan perhitungan Payback Period dinyatakan bahwa investasi rasionalisasi galangan reparasi PT.Wirastuti layak secara ekonomis. Kata kunci: Investasi, Rasionalisasi, Peningkatan, Re-layout
1. PENDAHULUAN Provinsi Riau memiliki letak yang strategis yaitu pada jalur perdagangan regional dan internasional di kawasan ASEAN yaitu berada di jalur perkapalan internasional yang sangat sibuk yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik. Keberadaan propinsi ini membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut Cina Selatan (Sumber: JPNN, 19 Agustus 2014). Selain itu Propinsi Riau juga termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMTGT). Dengan kondisi dan letak yang KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
strategis ini mengindikasikan bahwa peluang usaha industri galangan kapal di propinsi Riau sangat menjanjikan, selain itu industry galangan kapal juga sebagai pendukung utama dalam industri maritime. Propinsi Riau juga harus mampu melihat prospek dalam era pasar bebas ini, dengan dimulainya AFTA 2003 maka semakin besar pula volume perdagangan yang terjadi. Ini berarti semakin bertambahnya ukuran dan jenis kapal yang beroperasi dan singgah di pelabuhan-pelabuhan perairan nusantara, khususnya di perairan propinsi Riau. PT. Wirastuti adalah sebuah perusahaan galangan kapal nasional yang bergerak dalam bidang reparasi dan perawatan kapal yang ada di Propinsi Riau. 69
Pada saat ini PT. Wiarastuti hanya dapat meleyani reparasi kapal, dengan kondisi PT.Wirastuti saat ini tidak mampu melayani banyaknya permintaan reparasi. Hal ini terbukti dengan banyaknya kapalkapal yang antri pada saat akan mereparasi. Seharusnya PT. Wirastuti sebagai salah satu galangan yang berlokasi di daerah strategis, bisa membantu kelancaran operasional kapal-kapal yang singgah dan berlabuh di sekitar perairan Riau. Dengan kondisi dan kapasitas galangan kapal PT. Wirastuti saat ini, menyebabkan banyak kapal-kapal yang beroperasi di Riau dan sekitarnya melakukan reparasi atau pengedokan berpindah ke galangan-galangan di luar propinsi Riau seperti: Batam, Palembang, Jakarta dan daerah-daerah lainnya. Sehubungan dengan masalah tersebut diatas maka perlu dirasionaliasikan galangan kapal PT.Wirastuti dan analisa investasi dengan manajemen khusus untuk perawatan dan reparasi kapal, renovasi galangan dan fasilitasnya dengan jalan relayout, reorganisasi, peningkatan kapasitas sesuai perkembangan yang ada demi mencapai sasaran atau tujuan dari organisasi yang diharapkan. Untuk itu perlu dilakukan suatu studi atau kajian yang akan di tuangkan dalam penulisan ini dengan Investasi Rasionalisasi Industri Galangan Kapal Reparasi Di Provinsi Riau. Studi kasus untuk Rasionalisasi dilakukan pada galangan reparasi di Riau, khususnya di PT.Wirastuti sebagai objek penelitian ini. 2. METODE Rasionalisasi merupakan salah satu metode yang sangat penting dan bermanfaat bagi industri-industri galangan kapal untuk meningkatkan produktivitas. Pada penelitian ini di mulai dengan pengumpulan data di PT.Wirastuti, dan dilakukan evaluasi. Tahap selanjutnya yaitu merasionalisasikan galangan kapal dengan jalan relayout dan renovasi fasilitas galangan, baik itu penambahan gudang, KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
renovasi beberapa bagunan galangan dan peningkatan sistem material handling. Agar memperkuat dasar untuk merasionalisasikan galangan ini, maka perlu dianalisa menggunakan metode forcasting (Peramalan). Metode forecasting atau metode runtun waktu adalah suatu analisa yang mengambarkan pola perkembangan penjualan jasa reparasi kapal pada runtun waktu yang telah lalu untuk memperoleh besar kecilnya tingkat pengembangan penjualan pertahun. Analisa forecasting ini sering disebut juga trend regression. Setelah merasionalkan galangan tersebut maka didapatkan berapa investasi yang digunakan untuk mengembangkan galangan tersebut. Dan tahap selanjutnya akan di hitung dengan metode Discout Cash Flow (DFC), Net Present Value (NPV) dan Payback untuk mengetahui apakah layak galangan kapal ini secara ekonomis.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Forecast (Peramalan) Untuk menganalisa dengan menggunakan metode time series, tahun pertama yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun 2008. Data kapal yang dilakukan dari hasil survey di galangan tersebut. Untuk meramalkan pada 7 tahun terakhir, maka tahun dasar atau tahun 2008 kita tandakan dengan memberi kode 0 dan tahun 2015 kita perkirakan sebagai tahun ke 7. Untuk tahun 2008 digunakan sebagai tahun dasar maka akan diperkirakan besarnya volume penjualan jasa pengedokan (Y), pada tahun ke 7 atau X=5. Dengan persamaan garis Y=a + b.X, maka akan diketahui besarnya Y atau volume penjualan jasa pengedokan kapal pada tahun (X), ke 7 apabila kita ketahui a dan b. didalam metode ini besarnya a dan b dapat dihitung dengan rumus: ( )( ) ( )( ) ( ) ( ) 70
(
(
)
)(
)
( ) ( ) dimana: n = Jumlah tahun dari data historis yang ada. X= Angka tahun (kode). Y= Jumlah volume penjualan pengedokan. ( )( ) ( )( ) ( ) ( )
Tabel 1: Jumlah Kapal Reparasi TAHUN
KODE
X2
Y
XY
TAHUN (X)
Jadi untuk tahun ketujuh PT.wirastuti dapat melayani penerimaan kapal yang akan direparasi sebanyak 51 kapal. Peramalan Time Series, dalam pendekatan peramalan ini, data yang dibutuhkan adalah tentang perkembangan penjualan atau jumlah kapal yang melakukan reparasi dari tahun ke tahun sebelumnya (sekitar 7 tahun sebelumnya). Dengan perhitungan yang sama, jumlah untuk tahun-tahun yang akan datang dapat dihitung dan hasil selengkapnya dapat di lihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2: Ramalan Jumlah Kapal 7 Tahun Kedepan
Tahun
Jumlah Kapal
2008
0
39
0
0
2015
51
2009
1
35
1
35
2016
52
2010
2
40
4
80
2017
54
2011
3
45
9
135
2018
55
2012
4
33
16
132
2019
57
2013
5
27
25
135
2020
58
2014
6
32
36
192
2021
60
Jumlah
21
251
91
709
( )
(
(
) (
)
) (
)
Jadi dari perhitungan diatas, tingkat pengembangan penjualan pertahun sebesar 1,5, sedangkan komponen penjualan jasa pengedokan tiap tahun adalah sebesar 40,57. Berdasarkan perhitungan a dan b dapat diramalkan (forecast), pada tahun 2015 atau pada tahun ke 7 adalah sebagai berikut: Y = a + bX = 40,57 + 1,5 (7) = 51 KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
Dengan demikian bahwa target order pada tahun-tahun yang akan datang mengalami peningkatan dengan di bantu data historis dapat memberikan pola pergerakan atau pertumbuhan permintaan pasar, dan dengan pola tersebut dapat diramalkan tentang bagaimana permintaan pasar dimasa yang akan datang. Berikut ini diberikan pengambaran tentang frekuensi pengedokan kapal selama 7 tahun kedepan dapat dilihat pada gambar 1:
71
Bagunan Bengkel
Forcast Trend Docking 2014-2021
Listrik
70 60 50 40 30 20 10 0 2014
Biaya Renovasi kantor dan Mess
Rp. 300 Juta
Karyawan 2 2016
2018 2020 Jumlah Penjualan
3
4
Untuk layout alternatif pertama penambahan pengadaan peralatan dan fasilitas penunjang, renovasi bagunan dan penambahan jalan yang dibutuhkan serta meningkatkan material handling maka akan dibuat anggaran biaya berdasarkan daftar rekapitulasi sebagai berikut: Tabel 3: Anggaran Biaya Investasi Alternatif Pertama
Fasiltas Galangan
Jumlah (Rp)
Bagunan Bengkel plat
Rp. 280 Juta
Bagunan Gudang
Rp. 280 Juta
Plat Bagunan Gudang Pipa
Rp. 280 Juta
KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
Forklif Truck
Rp. 130 Juta
Mobil Crane
Rp. 791 Juta
Machine
Jumlah (Rp)
Hydraulic Bending
Rp. 235 Juta
Cutting
Rp. 328 Juta
Sarana
Jumlah (Rp)
Jalan dalam lokasi
Rp. 150 Juta
galangan Rp. Total
Perhitungan Investasi Untuk Layout Galangan
Jumlah (Rp)
Handling
Trend
Dari hasil analisa dengan menggunakan metode time series dapat kita bandingkan antara jumlah kapal yang direparasi di PT.Wirastuti ini sebelum dan sesudah dianalisa, mengalami peningkatan jumlah kapal yang melakukan reparasi, untuk memenuhi target pasar maka perlu di ketahui kemungkinan-kemungkinan penyebab atau masalah-masalah apa saya yang di alami oleh galangan tersebut.
Peralatan System Material
2022
Gambar1: Grafik Jumlah Kapal Forcast
1.
Rp. 280 Juta
2.605.000.000
Sedangkan untuk alternatif kedua penambahan pengadaan peralatan dan fasilitas penunjang, renovasi bagunan dan penambahan jalan yang dibutuhkan serta meningkatkan material handling maka akan dibuat anggaran biaya berdasarkan daftar rekapitulasi sebagai berikut: Tabel 4: Anggaran Biaya Investasi Alternatif Kedua
1
Fasilitas Galangan Bagunan Gudang Plat Bagunan Bengkel Plat Bagunan Bengkel Pipa Bagunan Bengkel Listrik Bagunan Kantor Bagunan Mess Bagunan Mushola
Jumlah (Rp) Rp. 200 juta Rp.200Juta Rp. 200 Juta Rp. 200 Juta Rp. 600 Juta Rp.600 Juta Rp. 180 Juta 72
2
3.
4.
Bagunan Kantin Bagunan Gudang Peralatan System Material Handling Forklif Truck Mobil Crane Machine Hydraulic Banding Cutting Sarana Jalan dal am Lokasi galangan Total
Rp. 180 Juta Rp. 180 Juta Jmlah (Rp)
pegedokan reparasi dan perawatan sebuah kapal adalah 400 juta. Jadi pemasukan rata-rata pertahun adalah 160 x 400 juta = 6400juta rupiah
Rp. 130 Juta Rp. 791 Juta Jumalah (RP) Rp. 235 Juta Rp. 330 Juta Jumlah (Rp) Rp. 150 Juta Rp. 4.065.000.000
Biaya yang dihitung dianggap paling ekonomis yang menjanmin faktor kelancaran operasional galangan, biaya dihitung pada nulai tukar dollar Amerika (US Dollar) terhadap Rupiah adalah 1 (satu) US Dollar rata-rata Rp 13.187 Biaya ini dapat berubah dengan perubahan nilai tukar dollar terhadap rupiah. Evaluasi Layout Dan Fasilitas Galangan Ditinjau Dari Aspek Ekonomis Untuk alternative pertama dengan membahas tentang evaluasi ditinjau dari aspek Ekonomis terhadap kelayakan usaha dari galangan kapal PT.Wirastuti yang di hitung atas dasar besar pemasukan yang diharapkan dibandingkan dengan biaya pengeluaran dengan membandingkan biaya pengeluaran untuk layout galangan dan fasilitas galangan. Kebutuhan investasi awal pada perusahaan ini sebesar Rp. 2605 Juta, dengan proposi pinjaman 50% dengan suku bunga 12%, dengan modal sendiri sebesar 50% dengan suku bunga 14% dari investasi awal. Dengan menggunakan metode Discount Cas Flow (DCF) dan Net Present Value (NPF) bahwa perusahaan ini dinyatakan rasionalisasi proyek PT.Wirastuti layak, dapat kita lihat pada tabel 5.4. Jumlah kapal yang diharapkan atau direncanakan yang akan didocking, reprasi dan perawatan adalah sebesar 160 kapal pertahun, dimana untuk biaya jasa rata-rat KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
Tabel 5: Evaluasi Perhitungan Discount Cash Flow ALternatif Pertama Uraian
0
Investasi
4.065.000.0 0
1
2
Pendapata n Kotor +
2.080.000.00 0
2.160.000.00 0
Pendapata n Lainlain (5%xPK) + Jumlah Pendapata n Kotor Pengeluar an Lainlain (3%) Biaya Operasion al (10% JPK) Pendapata n Besih (Netto)
104,000,000
108,000,000
2.184.000.00 0
2.268.000.00 0
65,520,000
68,040,000
218,400,000
226,800,000
(1,900,080,0 00)
(1,973,160,0 00)
2.(475,020,0 00)
(493,290,000 )
1,425,060,00 0
1,479,870,00 0
1.12
1.21
1,272,375,00 0
1,223,033,05 8
1,272,375,00 0
2,495,408,05 8
1,332,625,00 0
-109,591,942
Not Ok
Not Ok
Pajak 25% Cash Flow Sesudah Pajak Discount Rate (DR) 12% Discount Cash Flow (DFC) TOTAL 2,605,000,0 00 Net Present Value Criteria (Min 0) Internal Rate Of Return (IRR) Criteria
0 25%
8.0%
Ok
73
(Min *.0%) Benefit Cost Ratio
3
4
5
6
2.200.000.0 00 110,000,00 0 2,310,000,0 00 69,300,000
2.280.000.0 00 114,000,00 0 2,394,000,0 00 71,820,000
2.320.000.0 00 116,000,00 0 2,436,000,0 00 73,080,000
2.400.000.0 00 120,000,00 0 2,520,000,0 00 75,600,000
231,000,00 0
239,400,00 0
243,600,00 0
252,000,00 0
Dengan demikian usulan invetasi dinilai layak untuk proyek ini. Pada tabel 5,5, mengambarkan bawha denga proposi pinjaman 50% (Discount Rate 12%). Maka dengan metode NPV (Net Present Value ) ini Payback Period pada tahun ketiga (2017). Nilai Cumulative Prensent Value Positif sebesar Rp.944,446,516, degan demikian bawha penilai investasi yang akan diusulkan pada proyek Rasionalisasi PT.WIrastuti dinyatakan layak. Untuk penilaianya lebih jelas dapat kita lihat pada tabel 5.5 dibawah ini sebagai berikut:
(2,009,700, 000)
(2,082,780, 000)
(2,119,320, 000)
(2,192,400, 000)
Tabel 6: Perhitungan Payback Period, Net Present Value (NPV) Alternatif Pertama
(502,425,00 0)
(520,695,00 0)
(529,830,00 0)
(548,100,00 0)
Tahu n
1,507,275,0 00
1,562,085,0 00
1,589,490,0 00
1,644,300,0 00
1.43
1.62
1.80
1.85
1,054,038,4 62
964,250,00 0
883,050,00 0
888,810,81 1
3,549,446,5 19
4,513,696,5 19
5,396,746,5 19
6,285,557,3 30
944,446,51 9
1,908,696,5 19
2,791,746,5 19
3,680,557,3 30
Ok
Ok
Ok
Ok
0.49
0.96
2015
1.36
1.73
2.07
Pada tabel, gambaran evaluasi perhitungan Discount Cash Flow (DCF) untuk suatu Rasionalisai Proyek PT. Wirastuti dengan pinjaman 50%(suku bunga 12%), dengan modal sendiri 50%(suku bunga 14%), maka dengan menggunkan metode ini, penerimaan kas (cash inflows) pada tahuntahun yang akan datang selama investasi berlangsung, berdasarkan untuk nilai sekarang, pada perhitungan payback pada tahun ke tiga (2017), nilai yang dihasilkan positif kisaran sekitar Rp. 944,446,519 dengan Benefit Cost Ratio > (lebih besar) dari 1,0 yaitu 1.136. KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
Disc Rate 12%
Present Value
Cumulative Present Value
2.605.000 .000 1.425.060 .000
0.89 28
1.272.37 5.000
1,479,870 ,000 1,507,275 ,000 1,562,085 ,000 1,589,490 ,000 1,644,300 ,000
0,82 64 0,69 93 0,67 56 0,55 55 0,54 05
1,223,03 3,058 1,054,03 8,462 964,250, 000 883,050, 000 888,810, 811
133262500 0 109,591,94 2 944,446,51 9 1,908,696,5 19 2,791,746,5 19 4,351,557,3 30
NPV
944,446,51 9
2016
2017 2018 2019
2.41
Cash Flow
2010 Payb ack Perio d=3 Tahu n
Tabel 7: Evaluasi Perhitungan Discount Cash Flow (DFC) Alternatif Kedua Uraian Investasi Pendapat an Kotor + Pendapat an Lainlain (5%xPK
0 4.065.000. 00
1
2
2,080,000,0 00
2,160,000,0 00
104,000,00 0
108,000,00 0
74
)+
110,000,0 00
114,000,0 00
00
120,000,0 00
Jumlah Pendapat an Kotor Pengelua ran Lainlain (3%) Biaya Operasio nal (10% JPK) Pendapat an Besih (Netto)
2,310,000, 000
2,394,000, 000
2,436,000, 000
2,520,000, 000
69,300,00 0
71,820,00 0
73,080,00 0
75,600,00 0
231,000,0 00
239,400,0 00
243,600,0 00
252,000,0 00
(2,009,700 ,000)
(2,082,780 ,000)
(2,119,320 ,000)
(2,192,400 ,000)
(502,425,0 00)
(520,695,0 00)
(529,830,0 00)
(548,100,0 00)
1,507,275, 000
1,562,085, 000
1,589,490, 000
1,644,300, 000
1.43
1.62
1.80
1.85
1,054,038, 462
964,250,0 00
883,050,0 00
888,810,8 11
3,549,446, 519
4,513,696, 519
5,396,746, 519
6,285,557, 330
(515,553,4 81)
448,696,5 19
1,331,746, 519
2,220,557, 330
Not Ok
Ok
Ok
Ok
65,520,000
68,040,000
218,400,00 0
226,800,00 0
(475,020,0 00)
Cash Flow Sesudah Pajak Discount Rate (DR) 12% Discount Cash Flow (DFC) TOTAL
1,425,060,0 00
1.12
4,065,000, 000 Net Present Value
Internal Rate Of Return (IRR) Criteria (Min *.0%) Benefit Cost Ratio
2,268,000,0 00
(1,900,080, 000)
Pajak 25%
Criteria (Min 0)
2,184,000,0 00
(1,973,160, 000) (493,290,0 00)
1,479,870,0 00
1.21
1,272,375,0 00
1,223,033,0 58
1,272,375,0 00
2,495,408,0 58 0.87
(2,792,625, 000) 0 25%
8.0%
Not Ok
1.11
1.33
1.55
(1,569,591, 942) Not Ok
Tabel 8: Perhitungan Payback Period, Net Present Value (NPV) Alternatif Kedua Tahun
Cash Flow
Disc Rate 12%
Present Value
1,425,060 ,000
0,89 28
1,272,37 5,000
1,479,870 ,000
0,82 64
1,223,03 3,058
1,507,275 ,000 1,562,085 ,000
0,69 93 0,67 56
1,054,03 8,462 964,250, 000
Cumulative Present Value
4,065,000 ,000
Ok
2015 0.31
0.61
3
4
5
6
2,200,000, 000
2,280,000, 000
2,320,000, 000 116,000,0
2,400,000, 000
KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
2016
2017 2018
279262500 0 156959194 2 515,553,48 1 448,696,51 9
75
2019 2010 Payba ck Perio d=4 Tahun
1,589,490 ,000 1,644,300 ,000
0,55 55 0,54 05
883,050, 000 888,810, 811
1,331,746,5 19 4,351,557,3 30
NPV
448,696,51 9
Pada tabel 5.6, gambaran evaluasi perhitungan Discount Cash Flow (DCF) untuk suatu Rasionalisai Proyek PT. Wirastuti dengan pinjaman 50% (suku bunga 12%), dengan modal sendiri 50%(suku bunga 14%), maka dengan menggunkan metode ini, penerimaan kas (cash inflows) pada tahun-tahun yang akan datang selama investasi berlangsung, berdasarkan untuk nilai sekarang, pada perhitungan payback pada tahun ke empat (2018), nilai yang dihasilkan positif kisaran sekitar Rp. 448,696,519 dengan Benefit Cost Ratio > (lebih besar) dari 1,0 yaitu 1.11. Dengan demikian usulan invetasi dinilai layak untuk proyek ini. Pada tabel 5.7, mengambarkan bawha denga proposi pinjaman 50% (Discount Rate 12%). Maka dengan metode NPV (Net Present Value ) ini Payback Period pada tahun ketiga (2018). Nilai Cumulative Prensent Value Positif sebesar Rp.448,696,519 degan demikian bawha penilai investasi yang akan diusulkan pada proyek Rasionalisasi PT.WIrastuti dinyatakan layak. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dipekenalkan dan diimplementasikan metode rasionalisasi sebagai salah satu metode tebaik pada industry galangan kapal melalui penataan kembali relayout galangan, renovasi galangan, material handling penambahan sarana jalan galangan. KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
2. Dengan adanya evaluasi rasionalisasi galangan dapat mengetahui investasi yang di butuhkan untuk galangan kapal yang melakukan rasionalisasi galangan. 3. Dari dua alternatif yang dibuat maka alternatif pertama payback pada tahun 3 sedangkan alternatif kedua payback pada tahun ke 4. Maka nilai ivestasi dinyatakan layak untuk rasionalisasikan galangan. Saran untuk penelitian: 1. Rasionalisasi Rasionalisasi perlu diterapkan pada galangan kapal yang bersangkutan, dengan pemahaman dan persepsi yang sama bahwa suatu bentuk teknologi selalu berkembang dan dirasakan maka perlu adanya usaha-usaha untuk memperbaharui pola kerja dengan penyesuaian pada peluang dan sasaran pasar yang akan di pilih. 2. Untuk meliat secara detail mengenai perencanaan dan penataan letak mesin atau peralatan pada bengkel-bengkel kerja maka perlu diadakan kajian lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA [1] Andjar Soeharto dan Soejitno (1996). Galangan Kapal, Penerbit Fakultas Teknologi Kelautan ITS, Surabaya [2] David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. [3] Danang. (2009). Ekonomi manajerial dan bisnis, Esia Media, Bogor. www. sir.stikom.edu [4] Manfaat, Djauhar (1990). Material Handling Equipment Study In Small Shipyard, Msc. Thesis Departement Of
76
Ship And Marine Technology University Of Strathclyde, Glasgow. [5] Taylor, F.W (1995). Manajemen Produksi Dan Operasi. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Iniversitas Muhammadiyah Malang. Sri Joko
KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016
77