AFIKS BAHASA MELAYU RIAU DIALEK KAMPAR (Kajian Fungsi dan Makna) Martius
ABSTRACT In languages agglutination, so that a basic word can be used in a substitutions, the word must first obtain gramatikalisasi process. Bahasa Melayu Riau Kampar is a kind of language agglutination gramatikalisasinya process performed by affixation. This study aimed to describe the form of prefixes and suffixes, see the function prefixes and suffixes, and know the meaning arising from the process and sufiksasi prefiksasi. To achieve these objectives, the authors used data through the method of introspection. Once the data is collected, then analyzed using the methods and techniques distributional vanished. After the data is analyzed, the research concluded that the prefixes in the form BMRK consists of a prefix ma (N) - di-, Perhaps, pa(N) - arms, Ka, and darling. Then the form of the suffix is the suffix -ang -eng, -ong, -in, -un, -i, -ki, -pi, -ti, and an. The function is forming verb affixes, the active verb is transitive, intransitive verb active, passive verbs, and nouns forming. Keywords: affixes, function, and meaning
Pendahuluan Agar sebuah kata dasar dapat digunakan dalam suatu kalimat atau suatu pertuturan tertentu, kata-kata tersebut terlebih dahulu harus mendapat proses gramatikal, baik melalui afiksasi ataupun reduplikasi. Proses afiksasi bisa dilakukan melalui prefiks, infiks, sufiks, konfiks, ataupun suprafiks. Selain melalui afiksasi, proses gramatikalisasi sebuah kata juga dapat dilakukan dengan mereduplikasi atau mengulang kata, baik pengulangan secara utuh maupun pengulangan sebahagian. Sebagaimana halnya dengan bahasa Indonesia, bahasa Melayu Riau Kampar, yang selanjutnya disingkat dengan BMRK, termasuk jenis bahasa aglutinasi, yang gramatikalisasinya dilakukan dengan afiksasi. Pada proses gramatikalisasi (afiksasi) tersebut, setiap afiks yang digunakan menyandang fungsi tertentu dan memunculkan makna tertentu dalam kalimat. Untuk itu, penelitian ini akan mengkaji tentang fungsi dan makna afiks tersebut dalam BMRK. Afiks yang diteliti dibatasi pada prefiks dan sufiks. Artikel yang merupakan hasil peneitian ini akan mengkaji (1) bentuk-bentuk prefiks dan sufiks yang terdapat dalam bahasa Melayu Riau Kampar; (2) fungsi prefiks dan sufiks
yang terdapat dalam bahasa Melayu Riau Kampar; serta (3) makna yang muncul akibat proses prefiksasi dan sufiksasi yang terdapat dalam bahasa Melayu Riau Kampar. Data penelitian bersumber dari data buatan. Data tersebut dimunculkan melalui metode introspeksi yang kemudian dilakuakan elisitasi kepada informan. Sehubungan dengan informan yang akan dijadikan sebagai sumber informasi data, Djajasudarma (1993: 23) telah menetapkan bahwa prosedur yang ditempuh dalam menentukan kriteria informan secara tradisional (untuk penelitian dialek) adalah dengan kriteria NORMs (NonmobileOlder-Rurel-Malles). Jadi, seorang informan bahasa harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu (1) tidak pernah bepergian meninggalkan daerahnya (nonmobile), (2) umurnya sudah tua (older), yakni 70-an atau 80-an karena memiliki keterbatasan kontak formal (3) tinggal di pedalaman atau pedesaan (rural), (4) dan berjenis kelamin laki-laki (Malles) karena laki-laki cenderung menggunakan bahasa yang vernacular ‘logat asli’. Untuk menganalisis data penelitian ini, penulis menggunakan metode distribusional menurut teori
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Vol.12, No.2 Juli - Desember 2015
(Djajasudarma, 1993) atau metode agih menurut teori (Sudaryanto, 1993). Dasar penggunaan metode ini adalah karena alat penentunya adalah bagian dari bahasa yang diteliti. Sebagai mana Djajasudarma (1993: 60) dan Sudaryanto (1993: 15) mengemukakan, “Metode distibusional atau metode agih adalah sebuah metode yang alat penentunya adalah bagian dari bahasa itu sendiri.” Pada penggunaan metode distribusional atau metode agih tersebut, peneliti terlebih dahulu menggunakan teknik bagi unsur langsung (yang selanjutnya disingkat dengan BUL) sebagai teknik dasar. Alat penggerak pada pelaksanaan teknik BUL ini adalah daya pilahi peneliti terhadap unsur yang membangun kata tersebut. Setelah dilakukan pemilahan terhadap unsur-unsur yang membangun kata tersebut, selanjutnya penulis menggunakan teknik lesap sebagi teknik lanjutan.
Kerangka Teori Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dikembangkan oleh para linguis dengan menerapkan pendekatan eklektis. Pendekatan eklektis ini dipilih karena tidak ada satupun teori yang benar-benar refresentatif untuk menganalisis data dalam penelitian bahasa. Langkah terbaik yang dipilih oleh peneliti adalah dengan mengakumulasikan sejumlah teori yang diambil dari beberapa sumber. Untuk melihat konsep tetang fonem, peneliti mengacu kepada teori Keraf (1984). Adapun untuk konsep tentang harmoni vocal, peneliti mengacu pada teori Chaer (1994) dan Verhaar (1996). Sementara itu, untuk teori yang berkenaan dengan morfem, peneliti mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Badudu (1983), Djadjasudarma (1993), dan Lyons (1995). Selanjutnya untuk konsep yang berkenaan dengan morfem bebas, peneliti merujuk pada teori Verhaar (1996). Berikutnya untuk konsep yang berkenaan dengan morfem terikat peneliti juga merujuk pada teori yang dikemukakan oleh 204
Sosial
dan
Budaya,
Verhaar (1996). Kemudian untuk teori yang berkenaan dengan alomorf peneliti akan merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Keraf (1984) dan Samsuri (1991). Kemudian untuk teori yang berkenaan dengan morfem bebas digunakan teori Pateda (1988: 75) dan untuk teori yang berkenaan dengan morfem terikat digunakan teori Lyons (1995:196). Selanjudnya, untuk teori yang berkenaan dengan makna, peneliti merujuk pada teori Sussure dalam Chaer (1994). Kemudian, untuk teori yang berkenaan dengan makna leksikal dan makna gramatikal, peneliti merujuk pada teori Chaer (1994) dan Djajasudarma (1999). Berikutnya untuk teori yang berkenaan dengan makna aspektualitas inheren penulis akan merujuk pada teori Chaer (1994). Laporan Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan menyajikan bentuk-bentuk afiks, fungsi afik, dan makna afiks akibat proses afiksasi tersebut. Sesuai dengan batasan masalah yang sudah dkemukakan pada bab 1, bahwa penelitian ini akan penulis batasi pada prefiks dan sufiks. Penjelasan tentang bentuk-bentuk, fungsi, dan makna afiks tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini: 1 Prefiks (awalan) Berdasarkan data yang sudah didapatkan, dapat dijelaskan bahawa terdapat beberapa bentuk prefiks dalam BMRK, yaitu prefiks ma(N)-, di-, ba-, pa(N)-,ta-,ka-, dan sa-. Penjelasan tentang masing-masing prefiks tersebut dapat dilihat pada bagian berikut: 1.1 Prefiks ma(N)- ‘me(N)’ Prefiks ma(N) dalam BMRK memiliki lima variasi (alomorf), yaitu: (1) ma-, seperti pada kata malando, maRame, malola, mawakili, dan sebagainya. Prefiks ma(N)- menjadi ma- berlaku pada kata dasar yang diawali dengan fonem /Ʀ, l, w, dan y/ dan konsonan sengau /m, n, ny, dan ng/, serta semua vokal /a, i, u, e, dan o/; (2)
Martius: Afiks Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar (Kajian Fungsi dan Makna)
mam-, seperti pada kata mamakai, mamilio, mamboli, mambakau, dan sebagainya. Prefiks ma(N) menjadi mamdalam BMRK berlaku pada kata yang diawali oleh fonem b dan p; (3) man-, seperti pada kata manjopuiɁ, mandongau, mancabuiɁ, manukau, dan sebagainya. Prefiks ma(N) menjadi man- dalam BMRK berlaku pada kata yang diawali oleh fonem /d, t, c, j, dan z/. (4) mang-, seperti pada kata mangoRieɁ, manggulai, mangukui, dan sebagainya. Prefiks ma(N) menjadi mang- dalam BMRK berlaku pada kata yang diawali oleh fonem /g dan k/; dan (5) many-. Seperti pada kata manyapu, manyiram, manyumbeɁ, dan sebagainya. Prefiks ma(N) menjadi many- dalam BMRK berlaku pada kata yang diawali oleh fonem /s/. 1.1.1 Fugsi Prefiks ma(N)- ‘me(N)-‘ Fungsi Prefiks ma(N)- dalam BMRK adalah: a. Membentuk kata kerja aktif transitif No. 1.
2.
Contoh Kalimat Abdullah tonga manuli suƦeɁ. Abdullah sedang menulis surat ‘Abdullah sedang menulis surat.’ Aya mancai lawuoɁ di sungai. Ayu mencari ikan di sungai ‘Ayu mencari ikan di sungai.’
Aya mancai lawuoɁ di sungai Ayah mencari ikan di sungai ‘Ayah mencari ikan di sungai.’
2.
b. Melakukan pekerjaan dengan menggunakan alat yang disebut pada kata dasarnya. No. 1.
Contoh Kalimat Pak Udin mamaku atoɁ yang tanggal. Pak Udin memaku atap yang tanggal ‘Pak Udin memaku atap yang tanggal.’
2.
Aya manggagaji buluo di balakang uma. Ayah menggergaji bambu di belakang rumah ‘Ayah menggergaji bambu di belakang rumah.’
c. Membuat barang yang disebut pada kata dasarnya No. 1.
Contoh Kalimat Adi manggambar jan pensil Adi menggambar dengan pensil ‘Adi menggambar dengan pensil.’
2.
Kakak marendo sapanjang aRi. Kakak merenda sepanjang hari ‘Kakak merenda sepanjang hari.’
d. Bekerja dengan bahan yang disebut pada kata dasarnya NO 1.
NO. Contoh Kalimat MuRiɁ-muRiɁ SD 023 Ku0k tonga mangapu pagau sakolah. Murid-murid SD 023 Kuok sedang mengapuri pagar sekolah Murid-murid SD 023 Kuok sedang mengapuri pagar sekolah.’
2.
Sopian mancat uma amaɁa. Sopian mengecat rumah ibunya ‘Sopian mengecat rumah ibunya.’
b. Membentuk kata kerja aktif intransitif NO. 1.
2.
Contoh Kalimat Adiok manangi dalam bilioɁ. Adik menangis dalam kamar ‘Adik menangis dalam kamar.’ Padi kami la manguniong di ladang. Padi kami sudah menguning di sawah ‘Padi kami sudah menguning di sawah.’
1.1.2 Makna Pengimbuhan Prefiks ma(N)- ‘me(N)-‘ Adapun makna yang didapat sebagai hasil dari proses pengimbuhan dengan prefiks ma(N)- dalam BMRK adalah: a. Melakukan sesuatu yang disebut pada kata dasarnya. No. 1.
Contoh Kalimat Tina manjomu baju di sampiong uma. Tina menjemur baju di samping rumah ‘Tina menjemur baju di samping rumah.’
e. Memakan, meminum, atau mengkonsumsi benda yang disebut pada kata dasarnya. NO. 1.
Contoh Kalimat Pak Karim tonga mangopi di kodai. Pak Karim sedang mengopi di kedai Pak Karim sedang mengopi di kedai.’
2.
Iwan la maRokoɁ sojak umu 12 taun. Iwan sudah merokok sejak umur 12 tahun ‘Iwan sudah merokok sejak umur 12 tahun.’
f. Menjadi apa yang disebut pada kata dasarnya NO. 1.
Contoh Kalimat ObuoɁ Aya kini la mamutio.
205
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Vol.12, No.2 Juli - Desember 2015
Rambut ayah sekanrang sudah memutih ‘Rambut ayah sekanrang sudah memutih.’ 2.
Kudi di kaki Amin kini la mangoRiong. Kudis di kaki Amin sekarang sudah mengering ‘Kudis di kaki Amin sekarang sudah mengering.’
g. Menjadi atau berlaku seperti apa yang disebut pada kata dasarnya NO. 1.
2.
Contoh Kalimat Pambunuo itu mamatuong ajo dalam sidang. Pembunuh itu mematung hanya dalam sidang ‘Pembunuh itu hanya mematung dalam sidang.’ NyamuoɁ di uma kami kini maloba deɁ kan banyaɁa. Nyamuk di rumah kami kini seperti lebah karena saking banyaknya ‘Nyamuk di rumah kami kini seperti lebah karena saking banyaknya.’
h. Memperingati hari ke sebagai mana yang disebutkan pada kata dasarnya NO. 1.
Contoh Kalimat Pak Muslim madokan acara manigo aƦi kamatian amaɁa. Pak Muslim mengadakan acara meniga hari kematian ibunya ‘Pak Muslim mengadakan acara meniga hari kematian ibunya.’
1.2 Prefiks di-‘di-’ 1.2.1 Fugsi Prefiks di- ‘diFungsi Prefiks diadalah pembentuk kata kerja pasif. Oleh karena fungsi awalan di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif, maka makna yang didapat dari proses pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif. Sebagai contoh dapat dilihat pada kalimat berikut: NO. 1.
2.
Contoh Kalimat Nasi dimasak amak di dapu. Nasi dimasak ibu di dapur ‘Nasi dimasak ibu di dapur.’ Buku sejarah itu dibaco Tono di kamar. Buku sejarah itu dibaca Tono di kamar ‘Buku sejarah itu dibaca Tono di kamar.’
1.3 Prefiks ba- ‘ber-‘ 206
Sosial
dan
Budaya,
Prefiks ba- dalam BMRK mempunyai dua variasi, yaitu ba- dan bal-. Namun, bentuk bal- ini hanya terdapat pada kata dasar ajar. 4.1.3.1 Fungsi Prefiks baFungsi prefiks ba- dalam BMRK adalah untuk membentuk kata kerja intransitif.
1.3.2 ‘ber’
Makna Pengimbuhan Prefiks ba-
Adapun makna yang didapat sebagai hasil dari proses pengimbuhan dengan prefiks ba- dalam BMRK adalah: a. Mempunyai atau memiliki apa yang disebut pada kata dasar Contoh Kalimat Kucong itu babulu padeɁ. Kucing itu berbulu lebat ‘Kucing itu berbulu lebat.’
b. Memakai atau mengenakkan apa yang disebut pada kata dasar Contoh: UƦang padusi wajib bajilbab bilo kolu uma. Orang perempuan wajib berjilbab apabila keluar rumah ‘Orang perempuan wajib berjilbab apabila keluar rumah.’
c. Mengendarai atau menumpang apa yang disebut pada kata dasar Contoh: Setiap hari Tono bakareta pai ka pasau. Setiap hari Tono bersepeda pergi ke pasar ‘Setiap hari Tono bersepeda pergi ke pasar.’
d. Mengeluarkan atau melahirkan apa yang disebut pada kata dasar Contoh: Kucong kami banaɁ ompek iku. Kucing kami beranak empat ekor ‘Kucing kami beranak empat ekor.’
e. Berisi atau mengandung apa yang disebut pada kata dasar Contoh: AwaɁ parolu mamakan makanan yang bagizi. Kita harus memakan makanan yang bergizi ‘Kita harus memakan makanan yang bergizi.’
Martius: Afiks Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar (Kajian Fungsi dan Makna)
f. Mengusahakan atau mengerjakan apa yang disebut pada kata dasar sebagai mata pencaharian Contoh: Aya batonaɁ ayam di kampuong. Ayah beternak ayam di kampung ‘Ayah beternak ayam di kampung.’
g. Menyebut, memanggil, atau menyapa orang yang disebut pada kata dasar sebagai sapaan Contoh: Sabonauo Burhan baapaɁ ka Amin, topi inyo lobio suko baabang. Sebenarnya Burhan berbapak kepada Amin, tetapi dia lebih suka berabang ‘Sebenarnya Burhan berbapak kepada Amin, tetapi dia lebih suka berabang.’
h. Melakukan kegiatan atau tindakan seperti apa yang disebut pada kata dasar Contoh: Pak Samat memang rajin baolaraga tioɁ Pagi. Pak Samat memang rajin berolahraga setiap pagi ‘Pak Samat memang rajin berolahraga setiap pagi.’
i. Mengalami, merasakan, atau dalam keadaan seperti apa yang disebut pada kata dasar Contoh: Kami ikuiɁ Badukocito atas maninggalnyo urang tuo Tina. Kami ikut berdukacita atas meninggalnya orang tua Tina ‘Kami ikut berdukacita atas meninggalnya orang tua Tina.’
j. Kelompok atau himpunan yang terdiri dari jumlah yang disebut pada kata dasar Contoh: UƦang yang balimo itu kini la ka Jakarta. Orang yang berlima itu sekarang sudah ke jakarta ‘Orang yang berlima itu sekarang sudah ke jakarta.’
1.4 Prefiks pa(N)- ‘pe’ 1.4.1 Fugsi Prefiks pa(N)- ‘pe-‘ Fungsi prefiks pa(N)- dalam BMRK adalah pembentuk kata benda.
Seperti yang terlihat pada contoh berikut ini: Contoh: Nardi la bonti manjadi paminum minuman koƦie. Nardi sudah berhenti menjadi peminum minuman keras ‘ Nardi sudah berhenti menjadi peminum minuman keras.’
1.4.2 Makna Pengimbuhan Prefiks pa(N)- ‘pe-‘ Adapun makna yang muncul sebagai hasil dari proses pengimbuhan dengan prefiks pa- dalam BMRK adalah: a. Orang yang melakukan apa yang disebut pada kata dasar Contoh: Panonton la badatangan sabolum acara dimulai. Penonton sudah berdatangan sebelum acara dimulai ‘Penonton sudah berdatangan sebelum acara dimulai.’
b. Orang yang berpropesi sebagai apa yang disebut pada kata dasar Contoh: Manjadi palukis memang cito-cito Burhan daƦi KeteɁ Menjadi pelukis memang cita-cita Burhan dari kecil ‘Menjadi pelukis memang cita-cita Burhan dari kecil.’
c. Orang yang gemar atau acapkali melakukan apa yang disebut pada kata dasar www.imigrasi.go.id Kau jan pacayo samo uRang pangicuo tu. Kamu jangan percaya kepada orang penipu itu ‘Kamu jangan percaya kepada orang penipu itu.’
d. Orang yang memiliki sifat sebagaimana yang disebut pada kata dasar Contoh: AnaɁ nan pamale tu kini paya iduiɁi. Anak yang pemalas itu sekarang susah hidupnya ‘Anak yang pemalas itu sekarang susah hidupnya.’
e. Alat yang digunakan untuk mengerjakan apa yang disebut pada kata dasarnya. Contoh: Aya mamboli panokoɁ di kodai bangunan. Ayah membeli penokok di kedai bangunan Ayah membeli penokok di kedai bangunan
1.5 Prefiks ta- ‘ter’ Prefiks ta- dalam BMRK tidak memiliki variasi atau alomorf. 207
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Vol.12, No.2 Juli - Desember 2015
Fungsi Prefiks ta- ‘ter’ Fungsi awalan ta- dalam bahasa Melayu Riau Kampar adalah sebagai berikut: a. Membentuk kata kerja pasif yang menyatakan orang, seperti contoh berikut:
Sosial
dan
Budaya,
1.5.1
Contoh: H. Bahtiar adolah uRang yang takayo di desa kami. H. Bahtiar adalah orang yang terkaya di desa kami ‘H. Bahtiar adalah orang yang terkaya di desa kami.’
b. Membentuk kata kerja pasif yang menyatakan keadaan Contoh: Kasodo uma di kampuong kami taƦondam dek ayi dalam Sungai Kampau. Semua rumah di kampung kami terendam karena air luapan Sungai Kampar ‘Semua rumah di kampung kami terendam karena luapan air Sungai Kampar.’
1.5.2 Makna Prefiks ta- ‘ter-‘ Makna yang muncul sebagai hasil dari proses pengimbuhan dengan prefiks ta- dalam BMRK adalah: a. Bermakna paling sebagai mana yang disebut oleh kata dasar Contoh: Aminah adolah uƦang yang tapandai di kelas kami. Aminah adalah orang yang terpandai di kampung kami ‘Aminah adalah orang yang terpandai di kampung kami.’
b. Bermakna sanggup atau dapat melakukan apa yang disebut oleh kata dasar Contoh: BoRie saboƦieɁ itu tapikue juo deɁ Reyhan. Beras seberat itu terpikul juga oleh Reyhan Beras seberat itu terpikul juga oleh Reyhan
c. Bermakna tidak sengaja melakukan apa yang disebut oleh kata dasar Contoh: AnaɁ yang talando deɁ Didi potang, kini la sadar. Anak yang tertabrak oleh Didi kemaren, sekarang sudah sadar ‘Anak yang tertabrak oleh Didi kemaren, sekarang sudah sadar.’
d. Bermakna apa yang disebut pada kata dasar terjadi tiba-tiba 208
Contoh: Reni tapokiok wakotu manengoɁ mayat tagalotaɁ dalam paƦiɁ. Reni terpekik ketika melihat mayat tergeletak dalam parit ‘Reni terpekik ketika melihat mayat tergeletak dalam parit.’
e. Bermakna apa yang disebut pada kata dasar sudah terjadi Contoh: Uma Pak RT kami tabakau tadi malam. Rumah Pak RT kami terbakar tadi malam ‘Rumah Pak RT kami terbakar tadi malam.’
f. Bermakna bahwa subjek berada dalam keadan apa yang disebut oleh kata dasar Contoh: Korban tabrakan itu kini tagalotaɁ di topi jalan. Korban tabrakan itu kini tergeletak di tepi jalan ‘Korban tabrakan itu kini tergeletak di tepi jalan.’
1.6 Prefiks ka- ‘ke-’ Prefiks ka- dalam BMRK tidak memiliki variasi. 1.6.1 Fungsi Prefiks ka- ‘ke-’ Adapun fungsi prefiks ka- adalah sebagai berikut: a. Membentuk kata bilangan yang menyatakan tingkat Contoh: Ani mandapeɁeng juara kaduo di kelaso. Ani mendapatkan juara kedua di kelasnya
‘Ani mendapatkan juara kedua di kelasnya.’ b. Membentuk kata bilangan menyatakan kumpulanau
yang
Contoh: Akhirnyo katigo korban kacelakaan itu meninggal. Akhirnya ketiga korban kecelakaan itu meninggal ‘Akhirnya ketiga korban kecelakaan itu meninggal.’
1.6.2 Makna Prefiks ka- ‘ke-’ Prefiks ka- tidak menimbulkan makna tertentu dalam kalimat. 1.7 Prefiks sa- ‘se-’ Prefiks sa- dalam BMRK tidak memiliki variasi. 1.7.1 Fungsi Prefiks sa- ‘se-’
Martius: Afiks Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar (Kajian Fungsi dan Makna)
Adapun fungsi prefiks sa- adalah untuk membentuk kata keterangan, seperti setinggi menerangkan sama tinggi, setua menerangkan sama tua, sedesa menerangkan sama desa, dan sebagainya. 1.7.2 Makna Prefiks sa- ‘se-’ Makna yang muncul akibat pengimbuhan dengan prefiks sa- dalam BMRK adalah: a. Menyatakan makna satu
2.1.1 Fungsi Sufiks –ang dan alomorf eng, -ong, -in, dan –un Funsi Sufiks –ang dengan alomorf eng, -ong, -in, dan –un ini adalah sebagai pembentuk verba transitif (verba membutuhkan kehadiran objek kalimat). Fungsi tersebut dapat dilihat pada contoh kalimat berikut ini. No. 1.
Contoh Kalimat “MasaɁang nasi ntuoɁ makan malam”, nyie amaɁ ka Tina. Masakkan nasi untuk makan malam kata ibu kepada Tina ‘ “Masakkan nasi untuk makan malam”, kata ibu kepada Tina’
2.
“LambeɁeng kareta kau wakotu mandaului uƦang jalan kaki”, nyie aya. Pelankan sepeda kamu ketika mendahului orang jalan kaki kata ayah ‘ “Pelankan sepeda kamu ketika mendahului orang jalan kaki” kata ayah’
3.
“BalioɁong buku yang kau pinjam potang” nyie Aminah ka Zaleha Kembalikan buku yang kamu pinjam kemaren kata Aminah ke Zaleha ‘ “Kembalikan buku yang kamu pinjam kemaren”, kata Aminah ke Zaleha.’
4.
“Tolong sapǔn saƦoɁ ko kolu”, nyie amak ka Fadilah. Tolong sapukan Sampah ini keluar kata Ibu kepada Fadilah ‘ “Tolong sapukan Sampah ini keluar”, kata Ibu kepada Fadilah.’
Contoh: Amak mamboli kicap sabotol. Ibu membeli kecap sebotol Ibu membeli sebotol kecap
b. Menyatakan segenap
makna
seluruh
atau
Contoh: Anak itu manjadi gunjiongan uƦang sakampuong. Anak itu menjadi gunjingan orang sekampung ‘Anak itu menjadi gunjingan orang sekampung.’
c. Menyatakan makna sebanding, serupa, atau seperti Contoh: Pakarangan sakola kami salowe lapangan bal. Pekarangan sekolah kami seluas lapangan bola Pekarangan sekolah kami seluas lapangan bola
Sufiks ‘akhiran’ Berdasarkan data yang sudah didapatkan, dapat dijelaskan bahawa terdapat beberapa bentuk sufiks dalam BMRK, yaitu sufiks -ang dengan beberapa variasinya atau alomorf (-eng, -ong, -in, dan -un), sufiks –i dengan dengan alomorf (-ki, pi, dan –ti), dan sufiks –an. Penjelasan tentang setiap sufiks tersebut dapat dilihat pada bagian berikut: 2
2.1 Sufiks –ang dan alomorf -eng, -ong, in, dan –un ‘kan’ Sufiks –ang dalam BMRK memiliki lima alomorf, yaitu: (1) sufiks -ang, seperti pada kata lotaɁang, lomaɁang, konaɁang, dan sebagainya; (2) sufiks –eng, seperti pada kata pendeɁeng, padeɁeng, sumbeɁeng, dan sebagainya; sufiks -ong seperti pada kata ambioɁong, masuoɁong, loloɁong, dan sebagainya; sufiks –in seperti pada kata cukuiɁin, sobuiɁin, liliɁin, dan sebagainya; sufiks –un seperti pada kata sapǔn, ragǔn, ancǔn, dan sebagainya. Alomorf itu terjadi karena peristiwa harmoni vokal.
2.1.2 Makna sufiks –ang dengan alomorf -eng, -ong, -in, dan –un Pembentukan kata dengan sufiks – ang dengan alomorf -eng, -ong, -in, dan – un akan memberikan makna sebagai berikut: a. Buat jadi seperti yang dimaksud oleh kata dasar Untuk menyatakan makna membuat jadi sebagaimana yang dimaksud oleh kata dasar, sufik –ang, -eng, -ong, -in, atau –un tersebut dapat diimbuhkan pada kata sifat dan kata kerja yang menyatakan keadaan. Sebagai contoh dapat dilihat pada kalimat berikut: No. 1.
Contoh Kalimat “Basǎng obuoɁ kau sabolum dibai sampo”, nyie Irma ka Tuti. Basahi rambut kamu sebelum diberi sampo kata Irma kepada Tuti
209
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Vol.12, No.2 Juli - Desember 2015
‘ “Basahi rambut kamu sebelum diberi sampo”, kata Irma kepada Tuti’ “Tolong pendeɁeng salowe den ko”, nyie Bukhori ka tukang jaiɁ. Tolong pendekkan celana saya ini kata Bukhori ke tukang jahit ‘ “Tolong pendekkan celana saya ini”, kata Bukhori ke tukang jahit.’
2.
‘Matǐn kompor kalau kau kan maninggǎn uma”, nyie amaɁ ka Tuti. Matikan kompor jika kamu akan meninggalkan rumah”, kata ibu kepada Tuti ‘ “Matikan kompor jika kamu akan meninggalkan rumah”, kata ibu kepada Tuti.’
3.
b. Buat jadi berada pada posisi sebagaimana yang disebut oleh kata dasarnya Contoh: “Katopǐn honda waɁang lotaɁa saketeɁ”, nyie Saleh ka Budi. Ketepikan honda kamu letaknya sedikit kata Saleh ka Budi ‘ “Ketepikan letak honda kamu sedikit”, kata Saleh ka Budi.’
2.2 Sufiks –i, -ki, pi, dan, -ti ‘-i’ Sufiks –i dalam BMRK memiliki tiga alomorf, yaitu: (1) sufiks –i, seperti pada kata tandiongi, lampaui, lubangi, dan sudai; (2) sufiks –ki, seperti pada kata lumaɁki, usaɁki, dan luaɁki; (3) sufiks –pi, seperti pada kata maiduiɁpi, manyangguiɁpi, dan mancukuiɁpi; (4) sufiks –ti, seperti pada kata topeɁti, suReɁti, takuiɁti, dan sebagainya. Fungsi sufiks –i, –ki, pi dan –ti ‘-
Sufiks –i, –ki, -pi dan –ti berfungsi membentuk kata kerja transitif. Fungsi tersebut dapat dilihat pada contoh kalimat berikut: No. 1.
210
Contoh Kalimat Parida manggaƦami gulai di dapu.
Budaya,
2.
AwaɁ wajib manopeɁti janji awaɁ jan siapopun. Kita wajib menepati janji kita dengan siapapun ‘Kita wajib menepati janji kita dengan siapapun.’
3.
Fatiamah malumaɁki powiɁ anaɁa jan minyaɁ kayu putio. Fatimah melumuri perut anaknya dengan minyak kayu putih ‘Fatimah melumuri perut anaknya dengan minyak kayu putih.’
Makna sufiks –i, –ki, pi dan -ti Pengimbuhan kata dengan sufiks –i, –ki, pi, dan -ti akan memunculkan makna sebagai berikut: a. Menyatakan perbuatan yang disebut pada kata dasar dilakukan berulangulang Untuk mendapatkan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, sufiks -i, -ki, -pi, atau -ti harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan. 2.2.2
Contoh: Bakar malantiongi bua manggo. Bakar melempari buah mangga ‘Bakar melempari buah mangga.’
b.
Merasa sesuatu yang disebut pada kata dasar kepada seseorang Contoh: AwaɁ wajib menghormati uƦang tuo awaɁ. Kita wajib menghormati orang tua kita ‘Kita wajib menghormati orang tua kita.’
c.
Memberi atau membubuhi apa yang disebut pada kata dasar pada objek Contoh: Kapalo sakola tongga manasehati anak muƦiɁi. Kepala sekolah sedang menasehati anak muridnya ‘Kepala sekolah sedang menasehati anak muridnya.’
d. 2.2.1 i’
dan
Parida menggarami gulai di dapur ‘Parida menggarami gulai di dapur.’
c. Pekerjaan yang disebut pada kata dasar dilakukan untuk orang lain. Contoh: “Tolong ambioɁong amaɁ kambie”, nyie amak ka Badu. Tolong ambilkan ibu kelapa kata ibu kepada Badu ‘ “Tolong ambilkan ibu kelapa”, kata ibu kepada Badu.’
Sosial
Membuat jadi seperti yang disebut oleh kata dasar Contoh: Astuti menyiƦai pipio wakotu kan bafoto. Astuti memerahi pipinya ketika akan berfoto ‘Astuti memerahi pipinya ketika akan berfoto.’
Martius: Afiks Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar (Kajian Fungsi dan Makna)
2.3 Sufiks –an ‘-an’ Sufiks -an dalam BMRK tidak memiliki variasi. 2.3.1 Fungsi sufiks –an ‘an’ Sufiks –an dalam BMRK adalah berfungsi untuk membentuk nomina(l). Fungsi tersebut dapat dilihat pada Contoh Kalimat berikut No. 1.
Contoh Kalimat AmaɁ tonga mambueɁ makanan di dapu. Ibu sedang membuat makana di dapur ‘Ibu sedang membuat makana di dapur.’
2.
Aya mampaeloɁong tali jomuƦan. Ayah memperbaiki tali jemuran ‘Ayah memperbaiki tali jemuran.’
Makna sufiks –an ‘an’ Pengimbuhan kata dengan sufiks –ani akan memberikan makna sebagai berikut: a. Menyatakan hasil pekerjaan sebagaimana yang disebut pada kata dasar. Untuk mendapatkan makna yang menyatakan hasil pekerjaan yang disebut pada kata dasar, sufiks –an diimbuhkan pada kata kerja. 2.3.2
Contoh: Walaupun bawu baumu tujuo taun, tulisan Amin la ancaɁ. Walaupun baru berumur tujuh tahun, tulisa Amin sudah bagus ‘Walaupun baru berumur tujuh tahun, tulisa Amin sudah bagus.’
b.
Menyatakan tempat atau alat melakukan apa yang dimaksudkan oleh kata dasrnya. Contoh: Kubangan kobau itu kini la koRiong. Kubangan kerbau itu sekarang sudah kering ‘Kubangan kerbau itu sekarang sudah kering.’
c.
Menyatakan makna tiap-tiap atau setiap sebagaimana yang dimaksudkan oleh kata dasrnya. Contoh: Malam iko awaɁ mangadokan wirid mingguan. Malam ini kita mengadakan wirid mingguan ‘Malam ini kita mengadakan wirid mingguan.’
Simpulan dan Saran
Simpulan 1. Bentuk-bentuk prefiks yang terdapat dalam BMRK adalah prefiks ma(N)dengan berbagai alomofnya, yaitu ma-, mam-, man-, mang-, dan many- , prefiks di-, ba-, pa(N)- dengan berbagai alomorfnya, yaitu pa-, pam-, pan-, pang-, dan pany-, prefiks ta-, ka-, dan sa-. Kemudian bentuk-bentuk sufiks adalah sufiks -ang dengan alomorf eng, -ong, -in, dan –un, sufiks –i dengan alomorf -ki, -pi dan -ti, dan sufiks -an. 2. Fungsi prefiks dan sufiks dalam BMRK adalah sebagaim berikut: a. Fungsi prefiks 1) Prefiks ma(N)-, berfungsi sebagai berikut: a) Membentuk kata kerja aktif
transitif b) Membentuk kata kerja aktif intransitif 2) Prefiks di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif 3) Prefiks ba- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja intransitif 4) Prefiks pa- berfungsi sebagai pembentuk verba 5) Prefiks ta- berfungsi sebagai berikut: a) Membentuk kata kerja pasif yang menyatakan orang b) Membentuk kata kerja pasif yang menyatakan keadaan 6) Prefiks ka- berfungsi sebagai berikut: a) Membentuk kata bilangan yang menyatakan tingkat b) Membentuk kata bilangan yang menyatakan kumpulanau 7) Prefiks sa- berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan. b. Fungsi sufiks. 1) Sufiks –ang dan alomorf -eng, -ong, in, dan –un berfungsi sebagai pembentuk verba transitif. 2) Sufiks –i, –ki dan –ti berfungsi sebagai pembentuk verba transitif. 3) Sufiks –an berfungsi sebagai pembentuk nomina(l)
211
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Vol.12, No.2 Juli - Desember 2015
3. Makna prefiks dan sufiks dalam BMRK adalah sebagaim berikut: a. Makna Prefiks 1) Prefiks ma(N)-, bermakna sebagai berikut: a) Melakukan sesuatu yang
disebut pada kata dasarnya. b) Melakukan pekerjaan dengan
menggunakan alat yang disebut pada kata dasarnya c) Membuat barang yang disebut pada kata dasarnya d) Bekerja dengan bahan yang disebut pada kata dasarnya e) Memakan, meminum, atau mengkonsumsi benda yang disebut pada kata dasarnya f) ‘Menjadi’ apa yang disebut pada kata dasarnya g) ‘Menjadi atau berlaku seperti’ apa yang disebut pada kata dasarnya h) ‘Memperingati hari ke’ sebagai mana yang disebutkan pada kata dasarnya 2) Prefiks ditidak menimbulkan makna tertentu dalam kalimat. 3) Prefiks ba- memiliki makna sebagai berikut: a) Mempunyai atau memiliki apa yang disebut pada kata dasar b) Memakai atau mengenakkan apa yang disebut pada kata dasar c) Mengendarai atau menumpang apa yang disebut pada kata dasar d) Mengeluarkan atau melahirkan apa yang disebut pada kata dasar e) Berisi atau mengandung apa yang disebut pada kata dasar f) Mengusahakan atau mengerjakan apa yang disebut pada kata dasar sebagai mata pencaharian g) Menyebut, memanggil, atau menyapa orang yang disebut pada kata dasar sebagai sapaan h) Melakukan kegiatan atau tindakan seperti apa yang disebut pada kata dasar 212
Sosial
dan
Budaya,
i) Mengalami, merasakan, atau dalam keadaan seperti apa yang disebut pada kata dasar j) Kelompok atau himpunan yang terdiri dari jumlah yang disebut pada kata dasar 4) Prefiks pa- memiliki makna sebagai pembentuk verba a) Orang yang melakukan apa yang disebut pada kata dasar b) Orang yang berpropesi sebagai apa yang disebut pada kata dasar c) Orang yang memiliki sifat sebagaimana yang disebut pada kata dasar d) Alat yang digunakan untuk mengerjakan apa yang disebut pada kata dasarnya. 5) Prefiks ta- memilki makna sebagai berikut: a) Bermakna paling sebagai mana yang disebut oleh kata dasar b) Bermakna sanggup atau dapat melakukan apa yang disebut oleh kata dasar c) Bermakna tidak sengaja
melakukan apa yang disebut oleh kata dasar d) Bermakna apa yang disebut pada kata dasar terjadi tiba-tiba e) Bermakna apa yang disebut pada kata dasar sudah terjadi f) Bermakna bahwa subjek berada dalam keadan apa yang disebut oleh kata dasar 6) Prefiks ka- tidak menimbulkan makna tertentu 7) Prefiks sa- berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan. a) Menyatakan makna satu b) Menyatakan makna seluruh atau segenap c) Menyatakan makna sebanding, serupa, atau seperti b. Makna Sufiks 1) Sufiks –ang dan alomorf -eng, ong, -in, dan –un menimbulkan makna: a) Buat jadi seperti yang
dimaksud oleh kata dasar
Martius: Afiks Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar (Kajian Fungsi dan Makna)
b) Buat jadi berada pada sebagaimana yang disebut oleh kata dasarnya c) Pekerjaan yang disebut pada kata dasar dilakukan untuk orang lain 2) Sufiks –i, –ki dan –ti menimbulkan makna sebagai berikut: a) Menyatakan perbuatan yang disebut pada kata dasar dilakukan berulang-ulang b) Merasa sesuatu yang disebut
pada kata dasar kepada seseorang c) Memberi atau membubuhi apa yang disebut pada kata dasar pada objek d) Membuat jadi seperti yang disebut oleh kata dasar 3) Sufiks –an menimbulkan makna sebagai berikut: a) Menyatakan hasil pekerjaan
sebagaimana yang disebut pada kata dasar b) Menyatakan benda atau hal yang dikenai aktifitas sebagaimana yang dimaksudkan oleh kata dasarnya c) Menyatakan tempat atau alat melakukan apa yang dimaksudkan oleh kata dasrnya d) Menyatakan makna tiap-tiap atau setiap sebagaimana yang dimaksudkan oleh kata dasrnya. Saran Penelitian ini merupakan penelitian pada tatanan morfologi, khususnya tentang afiksasi yang berkenaan dengan prefiks dan sufiks. Bagi para linguis yang berminat untuk meneliti bahasa daerah, khususnya BMRK penulis sarankan untuk dapat meneliti BMRK pada tatanan lain, yaitu pada tatanan fonologi, sintaksis, ataupun pada tatanan wacana. Daftar Pustaka Badudu, J.S. 1987. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
---------------. 1996. Morfologi. Bandung: UNPAD. Bloomfield, Leonard. 1993. Language, atau Bahasa. terjemahan Soetikno. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Cahyono, Bambang Yudi. 1994. KristalKristal Ilmu Bahasa. Malang: Air Langga University Fress. Chaer, Abdul. 1995. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, H. T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik (Ancangan Metode Penelitian dan Kajian). Bandung: PT. Eresco. Hadimartono, dkk. 1991. Morfologi Bahasa Limo Koto Bangkinang, Universitas Riau, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Faizah, Hasnah. 1999. “Afiks Verba Aktif dalam Bahasa Limo Koto Bangkinang” Tesis. Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung. Keraf, Gorys. t.th. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 1992. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ---------------------. 1996. Bentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Lyons, John. 1995. Introduction to Theoretical Linguistics, atau Pengantar Teori Linguistik terjemahan Soetikno. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Prima. Moeliono, Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pateda, Mansur. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta Ramlan, 1993. Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Grammedia Pustaka Prima. Robins, RH. 1997. Linguistik Umum (Sebuah Pengantar), (Terjemahan ILDEP). Yogyakarta: Kanisius. Samarin. 1983. Ilmu Bahasa Lapangan, (Terjemahan Badudu). Yogyakarta: Kanisius. Subroto, H.D. Edi. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media. 213
Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu -Ilmu Vol.12, No.2 Juli - Desember 2015
Sudaryanto. 1987. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Verhaar, 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Yusuf, Suhendra. 1998. Fonetik dan Fonologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
214
Sosial
dan
Budaya,