ISSN : 2477 – 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 | 20-30
HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN STATUS EKONOMI TERHADAP TINGGINYA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA KARANG BAYAN KECAMATAN LINGSAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIGERONGAN 1
1
Sri Murniati, 1Dian Sukma Astuti, 1IGA Juliantari Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram ABSTRAK
Kontrasepsi adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak. Penelitian ini bertujuan untk mengetahui hubungan sosial budaya dan status ekonomi terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan Kabupaten Lombok Barat. Berdasrkan hasil uji statistic didapatkan kemaknaan atau dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah .000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial budaya dan status ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar. Dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan antara social budaya dan status ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesms Sigerongan Kecamatan Lingsar Disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bidan ,khususnya dalam pembelajaran program kebidanan dan Keluarga Berencana (KB) Kata kunci : Kontrasepsi Suntik,Sosial Budaya,Sosial Ekonomi revitalisasi program KB masuk dalam
PENDAHULUAN
prioritas pembangunan nasional. Kondisi
bidang
Banyak hal yang mempengaruhi akseptor
sangat
dalam memilih alat kontrasepsi antara lain
memperihatinkan, setelah melihat fakta
adalah pertimbangan medis, latar belakang
penduduk Indonesia berdasarkan Sensus
sosial budaya, sosial ekonomi, pengetahun,
Penduduk 2010 berjumlah 237,6 juta dan
pendidikan, dan jumlah anak yang di
laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen
inginkan. Disamping itu adanya efek
pertahun,
samping yang merugikan dari suatu alat
kependudukan
dalam saat
pemerintah
ini
menjadikan
kontrasepsi
juga
berpengaruh
dalam
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
21
menyebabkan
bertambah
berkurangnya
akseptor
suatu
atau
memuaskan bagi ibu-ibu yang bekerja
alat
menginginkan anak
lebih sedikit dan
kontrasepsi (Depkes RI, 2007).
munculnya kesadaran bahwa kesuburan
Di NTB, pada tahun 2010 peserta KB yang
yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan
tertinggi
(53,45%),
serta presentase yang memakai kontrasepsi
terendah MOP (0,19%) (BKKBN Provinsi
adalah wanita yang menikah usia 15-54
NTB, 2010).
tahun (BKKBN 2009).
yaitu
Suntikan
Dalam pemilihan alat kontrasepsi
Pendapatan keluarga mempunyai
suntik, ditinjau dari segi sosial budaya, ada
hubungan
beberapa hal yang menimbulkan berbagai
pemilihan jenis kontrasepsi KB suntik
macam pandangan atau pendapat yang
pada wanita usia 20-39 tahun. Dengan
dapat memicu terjadinya pro dan kontra
hasil
dalam pemilihan alat kontrasepsi antara
pendapatan keluarga bermakna (p =
lain
0,039< alpa 0,05 (Andhiyani, 2011)
adalah
alat
kontrasepsi
yang
uji
yang
signifikan
statistik
terhadap
didapatkan
bahwa
ditanamakan didalam tubuh seperti IUD,
Berdasarka data yang di ada di
implant dan alat kontrasepsi mantap, yaitu
Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar
Seperti belum terbiasanya masyarakat
Kabupaten Lombok Barat wilayah kerja
setempat dalam penggunaan kontrasepsi
Puskesmas Sigerongan pada tahun 2013
tersebut
jumlah peserta KB aktif sebanyak 1.049
yang
di
sebabkan
adanya
hambatan dukungan dari suami, dan
orang, menggunakan
masyarakat
berfikir
alat
650 orang (62,0%), implant 121 orang
kontrasepsi
dapat
mempengaruhi
(11,5 %), IUD 37 orang (3,5%), dan pil
beberapa
kenyamanan dalam hubungan seksual. Ada
180
juga pandangan dari agama-agama tertentu
Sigerongan , 2013).
yang melarang penggunaan IUD, Implant dan
Kontap.
berbagai
Selain
macam
itu
mitos
munculnya tentang
alat
orang
(17,2
kotrasepsi suntik
%)
(Puskesmas
Beberapa hal yang
mendukung
terwujudnya gerakan KB nasional. Pada tahun 2003
lebih dari 198.012 orang
kontrasepsi yang ditanamkan didalam
wanita (67,53%) berstatus menikah pernah
tubuh (Erfandi, 2008).
menggunakan salah satu alat kontrasepsi
Tingginya
minat
masyarakat
dan
sekitar
1.782.108
(51,66%)
menggunakan alat kontrasepsi suntikan
menjadi peserta KB aktif (Badan Pusat
dipengaruhi
Statistik, 2003)
menerima
popularitas
kontrasepsi
yang suntikan
menikah
wanita
khususnya pasangan usia subur dalam oleh
berstatus
orang
sedang
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
22
Berdasarkan uraian diatas, maka
pada kelompok yang memakai dan
penulis tertarik untuk meneliti Hubungan
tidak memakai alat kontrasepsi
Sosial
suntik di desa Karang Bayan
Budaya
terhadap
dan
Tingginya
Status
Ekonomi
Pemakaian
Alat
Kontrasepsi Suntik, di Desa Karang Bayan Kecamatan
Lingsar
wilayah
kerja
Kecamatan Lingsar wilayah kerja Puskesmas Sigerongan. d. Menganalisa
hubungan terhadap
status
Puskesmas Sigerongan.
ekonomi
tingginya
Tujuan Penelitian
pemakaian alat kontrasepsi suntik
1. Tujuan umum
pada kelompok yang memakai dan
Mengetahui hubungan sosial budaya
tidak memakai alat kontrasepsi
dan status ekonomi terhadap tingginya
suntik di desa Karang Bayan
pemakaian alat kontrasepsi suntik di
Kecamatan Lingsar wilayah kerja
Desa
Puskesmas Sigerongan.
Karang
Bayan
Kecamatan
Lingsar Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan Kabupaten Lombok Barat.
METODE PENELITIAN
Populasi
2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi
sosial
budaya
Populasi
adalah
keseluruhan
terhadap tingginya pemakaian alat
penelitian
kontrasepsi suntik pada kelompok
(Notoadmodjo, 2010).
yang memakai dan tidak memakai
Populasi penelitian
alat kontrasepsi suntik di desa
akseptor KB Suntik di desa Karang Bayan
Karang Bayan Kecamatan Lingsar
sebanyak 650 orang.
wilayah
Sampel
kerja
Puskesmas
yang
akan ini
di
objek teliti
ialah seluruh
Sampel adalah objek yang diteliti dan
Sigerongan. b. Mengidentifikasi status ekonomi
dianggap
mewakili
seluruh
populasi,
terhadap tingginya pemakaian alat
dalam penelitian ini jumlah sampel yang
kontrasepsi suntik pada kelompok
dipakai adalah 87 sampel. dan bersedia
yang memakai dan tidak memakai
menjadi subjek penelitian (mengisi lembar
di desa Karang Bayan Kecamatan
informed consent). (Notoatmodjo, 2010)
Lingsar wilayah kerja Puskesmas
Tehnik sampling yang digunakan yaitu
Sigerongan.
simple random sampling adalah tehnik
c. Menganalisa budaya
hubungan
terhadap
sosial
penentuan sampel dari populasi dilakukan
tingginya
secara acak tanpa memperhatikan strata
pemakaian alat kontrasepsi suntik
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
23
yang ada dalam populasi (Sugiyono,
b.
Instrumen Penelitian
2010).
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner untuk
Rancangan penelitian Penelitian
menggunakan
mengukur variabel-variabel penelitian
metode observasional analitik dengan
berdasarkan jawaban yang di berikan
rancangan
responden.
crosssectional
dengan
kuesioner
untuk
menggunakan mengetahui
ini
faktor
yang
dominan
mempengaruhi sosial budaya dan status
Analisis Data Analisis
ini
dilakukan
ekonomi terhadap tingginya pemakaian
menggambarkan
alat kontrasepsi suntik
di desa Karang
masing variabel yang diteliti dengan
Bayan Kecamatan Lingsar wilayah kerja
menggunakan distribusi frekuensi dan
Puskesmas
persentase
masing-masing
meliputi
Sosial
Sigerongan
(Notoatmodjo
2010 ). Pengumpulan data dan Pengolahan
karakteristik
untuk masing-
kelompok,
Budaya
Ekonomi,tingginya
Status
pemakaian
alat
kontrasepsi Suntik
data Sebelum melakukan pengumpulan
Penelitian ini menggunakan uji statistik uji
data, peneliti membuat Informed Concent/
chi-square dengan program SPSS versi 17
Tehnik pengumpulan data yang digunakan
dengan nilai kemaknaan 5% (ρ < 0,05)
dalam penelitian ini adalah :
artinya apabila ρ ≤ 0.05 Ha diterima yang
a.
berarti ada hubungan bermakna, dan (ρ ≥
Kuesioner Metode yang di gunakan untuk pengumpulan
data
dengan
0.05) maka Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan (Sugiyono,2010).
menggunakan kuesioner. Kuesioner
Rumus yang digunakan adalah sebagai
adalah usaha untuk mengumpulkan
berikut :
informasi
dengan
menyampaikan 2
( fo
sejumlah pertanyaan tertulis untuk
X
dijawab secara tertulis pula oleh
:Nilai Chi-square
responden (Nasution, 2009). yang
mempengruhi
tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik,
dilakukan
menggunakan kuesioner.
2
f
h
)
fh
:Jumlah
Untuk mendapatkan data tentang faktor-faktor
dengan
O :Frekuensi yang diobservasi h :Frekuensi yang di harapkan
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
Sosial Budaya Buruk Baik
Total
24
HASIL PENELITIAN
dengan program SPSS versi 17 dengan
1. Hubungan antara Sosial Budaya
nilai kemaknaan atau dengan tingkat
dengan Tingginya Pemakaian alat
kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan
Kontrasepsi Suntik di Wilayah Kerja
perhitungan
Puskesmas Sigerongan Kab. Lombok
didapatkan nilai adalah .000. Karena
Barat.
nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga
Pemakaian Alkon suntik Tidak Pakai Pakai N 20 67
87
% 11.5 38.6
N 62 25
50
87
50
Dari ditunjukkan
N 82 92
174
X2
berarti terdapat hubungan antara sosial dan
status
pemakaian
alat
dengan
tingginya
000
suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja
α = 0.05
Puskesmas
df = 2
Lingsar.
Sigerongan
kontrasepsi Kecamatan
2. Hubungan Status Ekonomi dengan dapat
Tingginya
pandangan
positif
Kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja
di
Pemakaian
Puskesmas
memakai alkon suntik sejumlah 67 orang
Lombok Barat.
sedangkan
berpandangan
ekonomi
Ρ value =
terhadap alat kontrasepsi suntik yang (38,6%),
Square
atas
tabel
bahwa
100.0
Chi
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang budaya
% 47.2 52.9
statistik
Analisis Total
% 35.7 14.4
uji
negatif
responden yang
yang
memakai
Status
berjumlah 20 orang (11.5%), pandangan
Ekono
positif terhadap alkon suntik yang tidak
mi
memakai alkon suntik sejumlah 62 orang (35.7%), sedangkan yang berpandangan negatif terhadap alkon suntik yang tidak
Alat
Sigerongan
Kab.
Pemakaian Alkon Suntik
Analisis
Tidak
X2
Pakai
Pakai
Total
n
%
n
%
N
%
Tinggi
13
7.5
39
22.5
52
29.9
Ρ value
Sedang
37
21.3
33
18.9
70
94.6
= 000
Rendah
37
21.3
15
8.7
52
29.9
α = 0.05
100.
df = 2
memakai sejumlah 25 orang (14.4%). Tehnik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara Sosial
Total
87
50
87
50
174
0
Sumber : Data Primer
Budaya dengan tingginya pemakaian alat
Dari tabel di atas dapat ditunjukkan
kontrasepsi Suntik di desa Karang Bayan
bahwa responden dengan status ekonomi
wilayah
tinggi
kerja
Kecamatan
Puskesmas
Lingsar
Sigerongan
adalah
dengan
menggunakan uji statistik uji chi-square
yang
memakai
alkon
suntik
sebanyak 13 orang (7.5%), responden dengan status
ekonomi sedang
yang
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
25
memakai alkon suntik berjumlah 37 orang
PEMBAHASAN
(21.3%) dan responden dengan status ekonomi rendah yang memakai alkon suntik
berjumlah
37
orang
a. Sosial Budaya
Berdasarkan penelitian yang telah
(21.3%).
Responden dengan status ekonomi tinggi yang tidak memakai alkon suntik sejumlah 39 orang (22.5%), responden dengan status ekonomi sedang yang tidak memakai alkon suntik sebanyak 33 orang (18.9%) dan responden dengan status ekonomi rendah yang tidak memakai alkon suntik
dilakukan terhadap 174 responden Dari Tabel 4.4. dan 4.5 dapat ditunjukkan bahwa memiliki
Tehnik analisis data yang digunakan Ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi Suntik di desa Karang Bayan Kecamatan
Puskesmas
Lingsar
Sigerongan
adalah
dengan
menggunakan uji statistik uji chi-square dengan program SPSS versi 17 dengan nilai kemaknaan atau dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan
uji
sejumlah
92
sebagian
kecil
statistik
Chi
Square
nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial dan
tingginya
status
pemakaian
ekonomi alat
dengan
kontrasepsi
suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Lingsar.
yang
baik
orang
(52.9%)
memiliki
dan
pandangan
(47,2%). Hasil penelitian ini, sama dengan konsep teori yang ada di mana konsep teori menyatakan bahwa Faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pemilihan jenis kontrasepsi, semakin baik tanggapan seseorang tentang alat kontrasepsi maka semakin meningkat
Sigerongan
Kecamatan
pula
penggunaan
alat
kontrasepsi tersebut (Erfandi, 2008) Hasil penelitian ini di dapatkan
didapatkan nilai adalah .000. Karena
budaya
pandangan
responden
terhadap alat kontrasepsi suntik yaitu
untuk mengetahui hubungan antara Status
kerja
besar
buruk yaitu sebanyak 82 responden
15 orang (8.7%)
wilayah
sebagian
lebih
banyak
ibu-ibu
yang
menggunakan Alat Kontrasepsi Suntik berpandangan
baik
terhadap
Alat
Kontrasepsi tersebut, rata-rata dari jawaban pada kuesioner responden tidak
mau
menggunakan
alat
konrasepsi selain suntik dikarenakan mereka takut akibat mendengar mitosmitos
yang
kontrasepsi
beredar, IUD,
seperti
mereka
alat
berfikir
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
bahwa
alat
26
kontrasepsi
mengganggu
ini
aktifitas
dapat
sehari-hari,
Andhiyani Faktor
(2011)
yang
tentang
Faktor-
Berhubungan Dengan
adanya hambatan dari suami yang tidak
Pemilihan Kontrasepsi Non IUD Pada
memperbolehkan
untuk
Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun
menggunakan alat kontrasepsi IUD
menyatakan dari 103 responden lebih
yang di sebabkan karena kurangnya
banyak responden berpandngan baik
pemahaman para suami tentang alat
tehadap alat kontrasepsi Suntik yaitu 63
kontrasepsi
adanya
responden (61,16%) dan paling sedikit
kepercayaan atau agama yang melarang
responden yang berpandangan buruk
dalam penggunaan alat kontrasepsi
yaitu 40 responden (38,83%).
IUD,
Winarti (2009) tentang faktor-faktor
istrinya
IUD
begitu
dan
juga
dengan
alat
kontrasepsi Implant. Oleh karena itu
yang
rata-rata suami dari akseptor
pemakaian alat
KB
mempengaruhi
tingginya
kontrasepsi suntik,
menyuruh istrinya untuk menggunakan
mengatakan dari 79 responden yang
alat kontrasepsi suntik. Kemudian ada
menggunakan alat kontrasepsi suntik
juga yang mengatakan bahwa tidak
yang
mau menggunakan alat kontrasepsi Pil
terhadap alat kontrasepsi suntik lebih
karena sering lupa dan malas harus
banyak yaitu 44 responden (55,69%)
minum setiap hari, sehingga banyak
dan paling sedikit yang berpandangan
terjadi kegagalan dalam menggunakan
buruk yaitu 35 responden (44,30%).
alat kontrasepsi. Disamping itu adanya
memiliki
pandangan
baik
Hasil penelitian ini dan hasil
kepercayaan tertentu yang di yakini
penelitian
oleh
simpulkan bahwa ada hubungan antara
masyarakat
setempat
yang
orang
di
sosial
kontrasepsi,
mereka
tingginya penggunaan alat kontrasepsi
memutuskan untuk tetap menggunakan
suntik, karena responden sudah merasa
alat kontrasepsi suntik tanpa mau
nyaman menggunakan alat kontrasesi
mencoba
tersebut
atau
mengombinasikannya
dengan alat kontrasepsi yang lain.
penelitian
orang
lain
diantaranya, penelitian di lakaukan oleh :
disamping
menyebabkan
harganya
yang
terjangkau mudah didapat serta tidak
Penelitian ini di dukung dengan hasil-hasil
yang
dapat
berkaitan tentang beberapa jenis alat sehingga
budaya
lain
berpengaruh terhadap aktifitas seharihari. b. Status Ekonomi
Hasil penelitian ini didapatkan responden yang memiliki pendapatan
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
27
tinggi sebanyak 52 orang (29.9%),
sebagai
responden
harganya yang sangat ekonomis dan
dengan
status
ekonomi
sedang sebanyak 70 orang (94.6%) dan respnden
yang
status
ekonominya
rendah sebanyak 52 orang (29.9%). Hasil
penelitian
ini,
sama
pilihan
mereka
disamping
terjangkau. Walaupun jika dihitung dari segi ke ekonomisannya, kontrasepsi pil jauh lebih murah di bandingkan dengan
dengan konsep teori yang ada di mana
kontrasepsi
konsep
bahwa
masyarakat setempat khususnya di desa
Ekonomi atau pendapatan keluarga
Karang Bayan, menurut survey yang
merupakan salah satu faktor yang dapat
telah peneliti lakukan cendrung malas
mempengaruhi
dalam
untuk meminum pil KB setiap malam,
pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini
ada juga yang mengatakan sering lupa
disebabkan karena untuk mendapatkan
sehingga
pelayanan kontrasepsi yang diperlukan
kegagalan
akseptor harus menyediakan dana yang
kontrasepsi. Oleh karena itu masyarakat
diperlukan (Proverawati 2010).
setempat lebih senang menggunakan
teori
menyatakan
seseorang
suntik,
seringkali dalam
akan
terjadi
tetapi
kasus
menggunakan
Hasil penelitian ini didapatkan
alat kontrasepsi suntik di bandingkan
rata-rata status ekonomi masyarakat
dengan alat konrasepsi yang lainnya
setempat adalah menengah kebawah
disamping
dimana dapat dilihat dari pekerjaannya
ekonomis, alat kontrasepsi suntik ini
sebagian besar masyarakat setempat
juga sangat efektif dan mudah cara
bekerja
pemakaiannya.
sebagai
buruh
dimana
penghasilan mereka setiap harinya tidak menentu,
yang
Menurut
yang
Handayani
cukup
(2010)
untuk
tinggi rendahnya status ekonomi dan
memikirkan kebutuhan primer seperti
keadaan ekonomi penduduk indonesia
makan dan biaya hidup yang lain masih
akan mempengaruhi perkembangan dan
sangat
memakai
kemajuan program KB di Indonesia.
kontrasepsi bukan prioritas utama bagi
Kemajuan program KB tidak lepas dari
mereka,
tidak
ekonomi masyarakat karena berkaitan
untuk
erat dengan kemampuan masyarakt
menggunakan alat kontrasepsi yang
untuk membeli alat kontrasepsi yang
terbilang mahal, maka dari itu solusi
digunakan.
yang
tetap
keluarga yang kurang mampu KB
menggunakan alat kontrasepsi suntik
bukan merupakan kebutuhan pokok.
sulit,
terfikirkan
artinya
harganya
sehingga
oleh
karena
bagi
mereka
itu
mereka
ambil
adalah
Contoh :
karena
bagi
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
28
Dengan suksenya program KB maka
kontrasepsi KB suntik pada wanita usia
perekonomian suatu negara lebih baik
20-35 tahun dengan hasil uji statistik
karena dengan anggota keluarga yang
didapatkan nila p = 0.039< α = 0.05.
sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.
Hasil penelitian ini dan hasil penelitian orang lain dapat di
Berdasarkan hasil penelitian ini,
simpulkan bahwa ada hubungan antara
dapat disimpulkan bahwa sebagian
status ekonomi yang menyebabkan
besar responden memiliki pendapatan
tingginya pemakaian alat kontrasepsi
sedang
suntik,
yaitu
sebanyak
94.6%.
hal
ini
dikarenakan
walaupun penggalakan program KB
seseorang
mandiri di lakukan, tetapi ada kebijakan
pelayanan KB yang di inginkan maka
dari
seseorang tersebut harus menyediakan
pemerintah
prasejahtera
yaitu
untuk di
keluarga
sediakannya
alat/obat kontrasepsi secara gratis.
dana untuk
penelitian
orang
mendapatkan
mendaptkan pelayanan
tersebut.
Penelitian ini didukung dengan hasil-hasil
ingin
jika
lain
Peneliti
menggolongkan
penghasilan tinggi jika penghasilannya
diantaranya, penelitian di lakaukan oleh
≥
:
penghaslannya 750.000 – 1.400.000
Agusleani (2011) tentang hubungan
dan
karakteristik, pengetahuan dan sikap
penghasilannya ≤ 750.000 ( Badan
aksepor
Pusat statistik NTB).
KB
penggunaan
KB
Tambakbaya Cibadak
suntik suntik
Puskesmas
Lebak,
terhadap di
1.400.000, kategori
sedang rendah
jika jika
desa
Mandala
didapatkan
Rp.
hasil
KESIMPULAN Dari
hasil
penelitian
ini
dapat
pendapatan keluarga tinggi sebanyak 54
disimpulkan sebagai berikut :
orang (43.2%) pendapatan sedang 71
1. Dari hasil penelitian ini di dapatkan
orang (56.8%) Annisa (2011)
bahwa
sebagian
besar
responden
tentang faktor-faktor
mempunyai pandangan positf yaitu
yang berhubungan dengan penggunaan
sebanyak 92 orang (52,9%)dan yang
kontrasepsi suntik pada akseptor KB di
berpandangan
desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira
(47.2%).
Kabupaten
Dairi,
didapatkan
hasil
negatif
82
orang
2. Dari hasil penelitian ini di dapatkan
status ekonomi mempunyai hubungan
bahwa
status
ekonomi
responden
yang signfikan terhadap pemilihan jenis
berdasarkan kategori tinggi sejumlah
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
29
52 orang (29.9%), Sedang sejumlah 70
yang berarti terdapat hubungan antara
orang (40.3%) dan Rendah sejumlah 52
sosial
orang (29.9%).
pemakaian alat kontrasepsi suntik di
3. Dari hasil analisis data dari penelitian
budaya
Puskesmas
dengan
Lingsar.
pemakaian
alat
tingginya
desa Karang Bayan wilayah kerja
ini tentang hubungan sosial budaya tingginya
dengan
Sigerongan
Kecamatan
kontarsepsi suntik di desa Karang Bayan dengan bantuan program SPSS versi
17
dengan
kemaknaan
atau
dengan dengan
nilai tingkat
kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah .000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial
budaya
dengan
tingginya
pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas
Sigerongan
Kecamatan
Lingsar. Dari hasil analisis data dari penelitian ini tentang hubungan Status Ekonomi dengan
tingginya
pemakaian
alat
kontarsepsi suntik di desa Karang Bayan dengan bantuan program SPSS versi
17
kemaknaan
dengan atau
dengan dengan
nilai tingkat
kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah .000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
DAFTAR PUSTAKA Annisa, Ria.(2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Pada PUS Di Wilayah Kerja Puskesmas. (Online) Agusleani.(2011).Hubungan Karakteristik,Pengetahuan Dan Sikap Akseptor KB Suntik Di Desa Tambakbaya Puskesmas Mandala Cibadak Lebak. Andhiyani.(2011).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Denagn Pemilihan Kontrasepsi Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun. BKKBN Provinsi NTB, (2010), laporan peserta KB baru dan aktif tahun 2010, Mataram BKKBN Provinsi NTB, (2011), laporan peserta KB baru dan aktif tahun 2011, Mataram BKKBN Provinsi NTB, (2012), laporan peserta KB baru dan aktif tahun 2012, Mataram BKKBN Pusat, (2011), Profil Kependudukan dan keluarga berencana nasional, Jakarta Glaster, Anna. 2010. Metode Kontrasepsi, Jakarta:EGC Hanafi. 2006. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta. Pustaka Rihama Hidayat, Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Tenik
SRI MURNIATI DIAN SUKMA ASTUTI IGA JULIANTARI
Analisa Data.Jakarta: Salemba Medik Imbarwati. 2009. Panduan praktis pemilihan alat kontrasepsi. Jakarta : EGC Machfoedz,Ircham. 2005. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitriamaya Notoatmodjo. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Novita, Diah. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB. Jogjakarta : Muhamedika Nasution. 2009. Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara Sujiatini. 2011. Metode alat kontrasepsi dan reproduksi. Jogjakarta : Muhamedika Saifudin, Abdul Bari (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBP-SP Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Winarti.(2009).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik.
30