ABSTRAK Irwan Nugraha. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Dan Tipe Student Teams Achievement Division (Studi Eksperimen Pada Materi Etika Lingkungan Mata Pelajaran PLH di kelas X TKJ SMK Islamiyah Ciawi Tasikmalaya) .Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Program Pasca Sarjan. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Pembimbing: H. Dedi Heryadi, dan Hj. Nani Ratnaningsih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement Division dan perbedaan hasil belajar apektif antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement Division. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment), karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan pengkondisian semua keadaan sesuai dengan eksperimen murni. Tujuan eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan informasi sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Bedasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. 2)Tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division.
Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, Hasil Belajar Afektif, Model Pembelajaran Kooperatif, Tipe Teams Games Tournament, Tipe Student Teams Achievement Division.
1
2 ABSTRACT Irwan Nugraha. , 2013. Student Learning Differences In Type of Cooperative Learning Model Team Tournament Games And Type of Student Teams Achievement Division (Experimental Study On Environmental Ethics Subject Matter PLH in class X TKJ SMK Islamiyah Ciawi Tasikmalaya) Education Program for Population and Environment, Graduate Program in Tahir. Siliwangi University Tasikmalaya. Supervisor: H. Dedi Heryadi, dan Hj. Nani Ratnaningsih.
This study aims to find out: The difference between the cognitive learning outcomes using cooperative learning model type of Team Games Tournament with Student Teams Achievement Division and differences between learning outcomes afective using cooperative learning model type of Team Games Tournament with Student Teams Achievement Division. The method is used in this study is quasi-experimental methods (quasi experiment), because in this study the researchers did not do conditioning all circumstances in accordance with purely experimental. Quasi-experimental aims to obtain information which is an approximation for the information that can be obtained with the actual information in a state that does not allow to control or manipulate all relevant variables. Based on the obtained results, it can be concluded as follows: 1) there is no difference between the cognitive learning outcomes using cooperative learning model type of Team Games Tournament with cooperative learning model type of Student Teams Achievement Division. 2) There is no difference between the cognitive learning outcomes using cooperative learning model type of Team Games Tournament with cooperative learning model type of Student Teams Achievement Division.
3 1. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah guru sebgai pelaksana pendidikan. Guru merupakan ujung tombak pendidikan, sebab secara langsung mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa. Selain itu untuk dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
yang
efektif,
seorang
guru
harus
memiliki
kemampuan
merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang efektif, salah satu di antaranya adalah faktor intelegensi. Pada umumnya siswa yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja hanya berperan sebagai pendengar saja, sedangkan siswa yang pandai akan cenderung mendominasi keterlibatannya dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peranan guru di sekolah sangatlah dominan, guru dapat menentukan segala sesuatu yang dianggapnya tepat untuk disajikan kepada murid-muridnya. Maka dari itu, seorang guru harus memperhatikan dan mencari model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar di sekolah, karena kegiatan guru dalam mengajar akan mempengaruhi aktivitas dan motivitas siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar proses belajar mengajar dapat diterima siswa dengan baik. Penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan satu upaya untuk memperlancar perbaikan proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran harus tepat sesuai dengan karakteristik pembelajarannya.
4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dan tanpa mengecilkan peranan faktor lainnya, maka secara operasional masalah dalam penelitian ini dipusatkan pada pertanyaan berikut: 1. Adakah perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement Division? 2. Adakah perbedaan hasil belajar apektif antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement Division? C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari: 1. Perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement Division. 2. Perbedaan hasil belajar apektif
antara yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement Division.
5 2. Kajian Literatur A. Hasil Belajar 1. Hasil belajar kognitif Menurut Bloom yang telah direvisi dalam Yamin, Martinis (2008 : 33 - 46) tujuan intruksional kawasan kognitif (pemahaman) terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkatan tersebut adalah: a. mengingat : tujuan intruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya. b. mengerti : kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi, yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. c. memakai : penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. d. menganalisis : analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi e. menilai : mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. f. mencipta : kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetauan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. 2. Hasil belajar afektif
Sudjana, Nana (2010:53) mengatakan bahwa “bidang afektif berkenaan dengan sikap”. Sikap menurut Fishbein dan Ajzen (1975) adalah “suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi konsep, atau orang”. Secord and Bacman dalam Kurniasih, Nia (2011:14) membagi sikap menjadi tiga komponen yaitu : a. Komponen kognisi, adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan. Pengetahuan inilah yang akan membentuk keyakinan dan pendapat tertentu tentang objek sikap.
6 b. Komponen afeksi, adalah komponen yang berhubungannya dengan perasaan senang atau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif. Komponen ini erat hubungannya dengan sistem nilai yang dianut pemilik sikap. c. Komponen konasi, adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap.
B. Kajian Teoritis Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Johnson & Johnson dalam Isjoni (2010 : 23) menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament
Model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament menurut Nur dan Wikandari dalam Trianto (2011 : 83) : Team game tournament dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial, maupun bahasa dari jenjang pendidikan Dasar (SD, SMP) hingga perguruan tinggi. team game tournament sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar. Meski demikian team game tournament juga dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang bersifat terbuka, misalnya esai atau kinerja.
7 KELOMPOK A A-1 Tinggi
Meja Turnamen 1 A1, B1, C1
B1 B2 Tinggi Sedang
A-2 Sedang
Meja Turnamen 2 A2, B2, C2
B3 B4 Sedang Rendah
A-3 Sedang
A-4 Rendah
Meja Turnamen 3 A3, B3, C3
C1 Tinggi
Meja Turnamen 4 A4, B4, C4
C2 Sedang
KELOMPOK B
C3 Sedang
C4 Rendah
KELOMPOK C
Gambar 2.1 Penempatan Siswa Dalam Kelompok Meja Turnamen Sumber : Slavina, Robet E (2011 : 168) 2.
Model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division
Student teams achievement division adalah model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menyelesikan tugas kelompok di dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima orang anggota kelompok heterogen. Pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dengan bantuan lembar kerja siswa secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep.Semua anggota kelompok berbagi tanggung jawab, para siswa secara individu diberi suatu evaluasi (tes) yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.Hasil belajar
8 kelompok tersebut dibandingkan dengan kelompok lainnya guna memperoleh penghargaan. 3. Metode Penelitian A. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variaber terikat. 1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division dan tipe team games tournament. B. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2008, 174). Dari pengertian tersebut di atas, Penulis mengambil sampel
dengan teknik cluster random samplin
dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1
Membuat gulungan kertas berisi tulisan nama kelas sebanyak 3 buah yaitu kelas X-TKJ I sampai dengan kelas X-TKJ III;
2
Memasukan gulungan kertas ke dalam gelas;
3
Mengeluarkan gulungan kertas dari gelas sebanyak dua kali; dan
4
Hasil pengocokan tersebut adalah kelas X-TKJ II dan X-TKJ I.
Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: 1
Kelas X-TKJ II menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament; dan
9 2
Kelas X-TKJ I menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division.
C. Instrumen dan Analisis data Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket (kuisoner). Tes dan Angket ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif dan afektif. Kisi-kisi hasil belajar kognitif meliputi indikator Menjelaskan tentang pengertian etika lingkungan, Menjelaskan tentang
teori-teori etika
lingkungan, Menjelaskan tentang peraturan yang berlaku sesuai dengan etika lingkungan, Memahami aktivitas etika Lingkungan, Menjelaskan prinsipprinsip etika Lingkungan. Sedangkan
Kisi-kisi
hasil
belajar
afektif
meliputi
indikator
Mencontohkan aktivitas etika Lingkungan, Memiliki kepedulian terhadap lingkungan, Menyadari perlunya menjaga etika lingkungan, Memahami peraturan-peraturan tentang etika lingkungan. D. Uji coba instrument penelitian Uji coba instrumen dilaksanakan kepada siswa kelas XI TKJ SMK Negeri Islamiyah Ciawi. Tujuan dilakukan uji coba instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. 1
Uji Validitas Formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Arikunto, Suharsimi ( 2006 : 170 ) sebagai berikut:
10
N ( ∑ XY ) − ( ∑ X )( ∑ Y )
rxy =
{N ∑ X
2
− (∑ X )
2
}{N ∑ Y
2
− (∑Y )
2
}
Keterangan : rxy : koefisien korelasi variabel x dan variabel y x : skor jawaban masing-masing item y : skor total N : banyaknya subjek KRITERIA PENGUJIAN VALIDITAS SOAL Kriteria Validitas Soal Keterangan < 0,00 Negatif (soal harus dibuang) 0,00-0,20 Sangat rendah (soal dibuang) 0,21-0,40 Rendah 0,41-0,70 Cukup 0,71-0,90 Tinggi 0,91-1,00 Sangat tinggi Sumber : Arikunto, Suharsimi (2006:170) Dari hasil analisis uji coba kognitif
tiap butir soal yang diuji
dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh 29 butir soal yang memenuhi kriteria valid. Dari hasil analisis uji coba tiap butir soal apektif yang diuji dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh 21 butir soal yang memenuhi kriteria valid. 2 Uji Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas butir soal digunakan rumus K-R20 yang dikemukakan oleh Arikunto, Suharsimi (2006 : 188) sebagai berikut:
11
k Vt − ∑ pq r11 = Vt k − 1 Keterangan : K- R20 = Realiabilitas rendah P
=
q
=
K Vt
= Banyaknya butir pertanyaan = Varians total
KRITERIA PENGUJIAN RELIABILITAS SOAL Reliabilitas Kriteria 0,91– 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41– 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah Sumber : Arikunto, Suharsimi (2006:188) Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh untuk tes kognitif K.R20 = 0,86 yang berarti bahwa tes yang diberikan mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Sedangkan untuk tes apektif adalah K.R20= 0,88 yang berarti bahwa tes yang diberikan mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. 4. Hasil dan Bahasan A. Pengujian Persyaratan Analisis 1
Uji Normalitas Uji normalitas sebaran digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Goodness (KSZ), berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
untuk masing-masing
12 variabel lebih besar dari nilai signifikansi
> 0,05. Ini berarti bahwa data
dari populasi variabel tingkat pengetahuan, sikap baik yang menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament maupun tipe STAD, dalam memahami etika lingkungan di SMK Islamiyah Ciawi, mengikuti kaidah distribusi normal. Hasil uji coba normalitas dapat dilihat dari nilai KSZ untuk masing-masing variabel dan nilai signifikansinya sebagai berikut : Hasil Uji Normalitas P1 N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
P2
P3
P4
40
40
40
40
Mean
21.7250
21.6750
83.5750
75.4250
Std. Deviation
3.32810
3.43726 1.08554E1 1.10265E1
Absolute
.149
.151
.154
.104
Positive
.119
.132
.154
.104
Negative
-.149
-.151
-.107
-.070
Kolmogorov-Smirnov Z
.943
.953
.974
.659
Asymp. Sig. (2-tailed)
.336
.324
.299
.778
a. Test distribution is Normal.
Keterangan : P1 : Variabel kognitif dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament P2 : Variabel kognitif dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division P3 : Variabel apektif dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament P4 : Variabel apektif dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
13 Keputusan Uji Normalitas Nama Variabel
Nilai Asymp.
Taraf
Sig. (2-tailed)
Signifikansi
Keputusan
P1
0.336
P2
0.324
> 0,05
Normal
P3
0.299
> 0,05
Normal
P4
0.778
> 0,05
Normal
> 0,05
Normal
2 Uji Homogenitas Varian Persyaratan kedua adalah uji homogenitas varian, pengujian dilakukan untuk mengetahui homogenitas variabel. Dalam penelitian ini untuk menguji homgenitas digunakan uji F . a) Variabel
kognitif
antara
yang
menggunakan
model
pembelajaran kooperattif tipe Team Games Tournament dan tipe Student Teams Achievement Division. Hasil Tes Homogenitas variabel kognitif tipe team games tournament dan Student Teams Achievement Division
Levene Statistic 4.286
df1
df2 6
Sig. 30
.003
Berdasarkan tabel di atas dari hasil analisis SPSS, nilai Sig sebesar 0,003 , ini berarti α = 0,05 < 0,003, maka H0 ditolak han Ha diterima jadi data di atas tidak homogen.
14 b) Variabel
apektif
antara
yang
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan STAD
Hasil Tes Homogenitas variabel skau tipe team games tournament dan Student Teams Achievement Division Levene Statistic
df1
3.883
df2 8
Sig. 16
.010
Berdasarkan tabel di atas dari hasil analisis SPSS, nilai Sig sebesar 0,115 , ini berarti α = 0,05 < 0,10, maka H0 diterima dan Ha ditolak jadi data di atas homogen. B.
Pengujian Hipotesis Berikut ini akan disajikan hasil pengujian tiga buah hipotesis penelitian seperti telah diajukan
a. Ada perbedaan
hasil
menggunakan model
belajar
pengetahuan antara yang
pembelajaran kooperatif
tipe team games
tournament dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil analisis yang ditunjukan dari tabel 2 related samples , ternyata t
hitung
< t
tabel
,yaitu 0.844 > 1,99, ini berarti Ha ditolak dan Ho
diterima. Artinya tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe team games
tournament dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
15 b. Ada perbedaan model model
hasil belajar
sikap
antara yang
menggunakan
pembelajaran kooperarif tipe team games tournament dengan pembelajaran kooperarif tipe tipe STAD. Dari hasil analisis yang ditunjukan dari tabel Paired Samples Test,
ternyata t
hitung
< t
ditolak. Artinya
tabel
, yaitu 0,03 < 1,99, ini berarti Ho diterima dan Ha
tidak ada perbedaan hasil belajar sikap antara yang
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe team games
tournament dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. C.
Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan, di kelompok kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan kelompok kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD walaupun secara rata-rata hasil belajar siswa memiliki perbedaan hasil belajar siswa tetapi berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunujukan bahwa tidak memiliki perbedaan hasil belajar siswa dari kedua model tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan model pembelajaran kooperatif tipe stad mempunyai kelebihan yang dapat merangsang minat belajar siswa. Dimana dalam proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament
terdapat games,
dimana dengan adanya games tersebut tiap siswa dalam kelompok harus mempersiapkan diri untuk menghadapi games tersebut.
16 Maka siswa akan lebih termotivasi untuk membaca buku pelajaran karena ingin menjadi pemenang dalam games. Sedangkan proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe stad terdapat persentasi persentasi kelompok yang nantinya akan dijadikan penilain dalam kelompok.
Siswa termotivasi untuk berdiskusi baik itu untuk bertanya
maupun menjawab pertanyaan. Dari hal tersebutlah maka siswa lebih terangsang untuk membaca buku pelajaran. Pada dasarnya model pembelajaran team games tournament seharusnya dapat lebih unggul daripada STAD, tetapi karena beberapa hal yang terjadi pada proses pembelajaran diantaranya: 1.
Cara guru menyampaikan materi dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, lebih intensip dalam mengelola siswa dikelas, dan setiap siswa akan memperoleh materi yang sama karena bersumber dari guru.
2.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament, tidak diawali dengan ceramah, jadi guru tidak mentransper ilmu kepada siswa secara langsung tetapi tergantung pada bahan ajar yang diberikan dan keaktipan siswa dalam membaca bahan ajar. Tetapi dalam Team Games Tournament
terdapat game tournament jadi motivasi siswa
untuk membaca bahan ajar lebih aktip. Oleh karena itu, dengan adanya ceramah yang intensip terhadap siswa maka hasil belajar model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara statistik dapat mengimbangi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament baik pada segi kognitif ataupun dalam segi
17 apektif. Tetapi secara rata-rata hasil belajar siswa model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament lebih baik. Baik pada segi kognitif ataupun dalam segi apektif. 5. Simpulan dan Saran A. Simpulan Bedasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif
model
pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement
Division. 2. Tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif antara yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif
model
pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament dengan tipe Student Teams Achievement
Division. B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah : 1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memilih metode ataupun teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 2.
Diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif,
18 sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. 3.
Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencoba menerapkan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Team
Games
Tournament dan tipe Student Teams Achievement Division pada materi yang berbeda.
19 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek FIP-IKIP. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Fishbein dan Ajzen,( 1975) Belief, Attitude, Intentions and Behavior: an introduction to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Isjoni. 2007. Cooperatif Learning. Bandung : Alfabeta. Kurniasih, Nia. (2011). Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa (Studi Pada Mata Pelajaran Plh Di Kelas Vii Smp Negeri 5 Kota Tasikmalaya). Tesis Pasca Sarjana UNSIL. Tasikmalaya : Tidak dipublikasikan Sudjana ,Nana. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Slavin, Robert E (2011). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : PT. Nusa Media. Suprijono, Agus. (2010). Cooperatif Learning. Jakarta : Pustaka Belajar. Suryabrata, Sumadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Kontruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press.
20
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
(Studi Eksperimen Pada Materi Etika Lingkungan Mata Pelajaran PLH di kelas X TKJ SMK Islamiyah Ciawi Tasikmalaya)
TESIS Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program magister pendidikan pada program studi pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Oleh : IRWAN NUGRAHA 118101034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2013