BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian pemimpin Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersamasama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan (Rivai, Bahtiar, & Amar, 2014). Fairchild dalam Kartono (2010) mengemukakan bahwa pemimpin dalam pengertian yang luas adalah seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan
mengatur,
menunjukkan,
mengorganisir
atau
mengontrol
usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Pengertian yang terbatas tentang pemimpin yaitu seseorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya. Pemimpin harus benar-benar menjadi teladan dan tempat bercermin bagi orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang benar-benar dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memiliki beberapa kriteria untuk menjadi seorang pemimpin.
2. Kriteria Pemimpin Menurut Rivai, dkk, 2014 kriteria seorang pemimpin, yaitu: a. Pengaruh Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yag turut membesarkan nama sang pemimpin. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. b. Kekuasaan/power Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaanya.
8 http://repository.unimus.ac.id
9
Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan yang dimiliki sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat bebuat apa-apa. c. Wewenang Wewenang disini diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal atau kebijakan. Wewenang juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin. d. Pengikut Seorag pemimpin memiliki pengaruh, kekuasaan, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada dibelakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
3. Pengertian kepemimpinan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan (Sutikno, 2014). Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama (Yukl, 2009). Menurut Robbins (2001, dalam Rivai, dkk, 2014) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Menurut Owens (1991, dalam Danim dan Suparno,
http://repository.unimus.ac.id
10
2009) kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang memimpin dandengan pihak lain yang dipimpin. Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi seseorang dengan orang lain. Tidak ada ada pengikut, tidak ada pemimpin. Dengan demikian, pemimpin yang efektif harus mengetahui
bagaimana
membangkitkan
inspirasi,
memotivasi,
dan
bekerjasama dengan bawahannya.
4. Fungsi Kepemimpinan Sutikno (2014) menjelaskan bahwa kepemimpinan yang efektif harus dipelajari dan diraih. Upaya untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai fungsinya. Secara operasional kepemimpinan dapat dbedakan menjadi lima fungsi pokok yaitu: a. Fungsi instruktif Fungsi instruktif ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. b. Fungsi konsultatif Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan apabila pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orangorang yang dipimpinnya. c. Fungsi partisipasi Pemimpin dalam hal ini berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. d. Fungsi delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan
http://repository.unimus.ac.id
11
dari pimpinan. Fungsi delegasi diwujudkan pemimpin untuk kemajuan dan perkembangan organisasinya tidak mungkin dijalankan pemimpin sendiri. e. Fungsi pengendalian Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan terc apainya tujuan bersama secara maksimal.
5. Keterampilan Yang Harus Dimiliki Oleh Pemimpin Yukl (2009) mengidentifikasi tiga keterampilan pemimpin yang mutlak diperlukan yaitu: a. Keterampilan teknis. Keterampilan teknis meliputi pengetahuan tentang metode, proses, dan perlengkapan untukmelakukan aktivitas khusus dari unit organisatoris manajer itu. Keterampilan teknis juga meliputi pengetahuan faktual tentang organisasi (peraturan, struktur, sistem manajemen, karakteristik karyawan), dan pengetahuan tentang produk dan jasa organisasi (spoesifikasi teknis, kekuatan dan keterbatasan). Jenis pengetahuan ini diperoleh dengan kombinasi antara pendidikan formal, pelatihan dan pengalaman kerja. Pengetahuan teknis mengenai produk dan proses diperlukan untuk merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan kerja, untuk memimpin dan melatih para bawahan dalam kegiatan yang istimewa untuk mengevaluasi kinerja mereka. Keahlian teknis dibutuhkan untuk menangani gangguan dalam pekerjaan yang disebabkan oleh kerusakan peralatan, kerusakan kualitas, kecelakaaan, bahan yang tidak cukup, dan masalah koordinasi. b. Keterampilan konseptual Keterampilan konseptual atau (kognitif) meliputi kemampuan analitis, berpikir logis, membentuk konsep, pemikiran yang induktiff, dan pemikiran deduktif. Dalam arti umumnya, keterampilan konseptual termasuk penilaian yang baik, dapat melihat kedepan, intuisi, kreativitas dan kemampuan untuk menemukan arti dan keteraturan dalam peristiwa
http://repository.unimus.ac.id
12
yang tidak pasti dan ambigu. Keterampiilan konseptual telah diukur dengan sejumlah metode yang berbeda, termassuk tes kecerdasan, tes situasi, wawancara dan peristiwa kritis. c. kecerdasan antar pribadi Keserdasan antarpribadi disebut juga kecerdasan sosial meliputi pengetahuan mengenai perilaku manusia dan proses kelompok, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, serta mmotivasi dari orang lain dan kemampuan untuk mengomunikasikan dengan jelas dan persuasif. Kecerdasan antarpribadi seperti empati, wawasan sosial, daya tarik, kebijaksanaan dan diplomlasi, sifat persuasif dan kemampuan komunikasi luisan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja sama dengan para bawahan, atasan, rekan sejawat dan orang luar.
6. Tipe kepemimpinan Suarli dan Bahtiar (2010), mengemukakan beberapa gaya kepemimpinan, yaitu : a. Kepemimpinan Otokratik Seorang pemimpin yang menerapkan gaya
kepemimpinan otokratik
(autocratic) menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberi motivasi, dan mengawasi bawahannya berpusat ditangannya. Pemimpin seperti ini merasa bahwa hanya ia yang berkompeten untuk memutuskan dan menganggap bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan diri mereka sendiri. Seorang otokrat juga mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud meminimalkan penyimpangan dari arahan yang ia berikan. b. Kepemimpinan Partisipasif Seorang
pemimpin
yang
menjalankan
kepemimpinannya
secara
konsultatif adalah pemimpin yang menggunakan gaya partisipasif. Artinya, ia tidak mendeklarasikan wewenangnya
untuk membuat
keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada staf/bawahannya.
Ia
mencari berbagai
pendapat
http://repository.unimus.ac.id
dan pemikiran
13
bawahannya dan menerima sumbangan pemikiran mereka, sejauh pemikiran tersebut dapat dipratikkan, pemimpin akan mendorong kemampuan mengambil keputusan dari para staf/bawahannya. c. Kepemimpinan Free reign Dalam gaya kepemimpinan free reign, pemimpin mendelegasikan kewenangan untuk mengambil keputusan pada para bawahan dngan agak lengkap. Disini pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pada bawahan. Dalam hal ini pemimpin ingin staf/bawahannya dapat mengendalikan diri mereka masing-masing dalam menyelesaikan tugasnya. d. Kepemimpinan demokratis Gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan sesorang. Pemimpin demokratis menggunakan kekuatan pribadi dan kekuatan jabatan untuk menarik gagasan dari para pegawai dan memotivasi anggota kelompok kerja untuk menentukan tujuan mereka sendiri, mengembangkan rencana meraka dan mengontrol praktek mereka sendiri. e. Kepemimpin Laissez faire Gaya kepemimpinan Laissez faire atau gaya membiarkan adalah gaya mengatur
atau
mengkoordinasi
dan
memaksa
bawahan
untuk
mrencanakan, melakukan, dan menilai pekerjaan mreka sendiri. f. Gaya Militeristik Yaitu gaya kepemimpinan diamana seseorang pemimpin menuntut disiplin yang tinggi dan baku dari bawahan, senang pada formalitas dan menerapkan sistem perintah untuk mengerahkan bawahan. g. Gaya Paternalistik Yaitu gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin sering bersikap maha tau, menganggap bawahan belum dewasa, dan jarang memberi kesempatan pada bawahan untuk mengmbil keputusan dan inisiatif, maupun mengembangkan kreatifitas.
http://repository.unimus.ac.id
14
h. Gaya Kharismatik Gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin dianggap memiliki kekuatan gaib, umumnya keturunan raja atau bangsawan, berwibawa, berkemampuan menjadi teladan, serta bersikap objektif.
7. Model kepemimpinan a. Model watak kepemimpinan (traits model of leadership) Model watak kepemimpinan merupakan satu diantara beberapa model kepemimpinan yang kita kenal. Umumnya, studi tentang kepemimpinan pada awalnya meneliti tentang watak individu yang melekat pada pemimpin. Bass dalam Sutikno (2014). Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktorfaktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil studi yang lain. Watak pribadi bukanlah faktor yang dominan dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin. b. Model transaksional Menurut
Yukl
2009,
kepemimpinan
transaksional
adalah
gaya
kepemimpinan dimana seorang pemimpin memberikan sesuatu yang diinginkan bawahan untuk ditukar dengan sesuatu yang diingikan oleh pemimpin. c. Model kepemimpinan situasional Studi tentang kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan sebagai penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien. Model ini membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan
fungsinya
bukan
lagi
watak
kepribadian
seorang
pemimpin.Model ini menyatakan bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan seorang pemimpin dibandingkan dengan watak pribadinya.
http://repository.unimus.ac.id
15
d. Model pemimpin yang efektif Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku pemimpin yang efektif. Tingkah laku pemimpin dikategorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan dan konsiderasi. 1) Dimensi struktur kelembagaan mengambarkan sejauh mana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, serta sampai sejauh mana para pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka. Dimensi ini dikaitkan dengan usaha pemimpin mencapai tujuan organisasi. 2) Dimensi konsiderasi menggambarkan sampai sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan. Misalnya kebutuhan akan pengakuan, kepuasan kerja, dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi. e. Model kepemimpinan visioner Visi selalu berhubungan dengan masa depan, dan merupakan awal masa depan yang dicita-citakan. Visi merupakan sebuah gagasan atau gambaran terhadap masa depan yang lebih baik bagi organisasi. Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin untuk mencetuskan ide atau gagasan suatu visi selanjutnya melalui dialog yang kritis dengan unsur pimpinan lainnya merumuskan masa depan organisasi yang dicita-citakan yang harus dicapai melalui komitmen semua anggota organisasi melalui proses sosialisasi transformasi, implementasi gagasan-gagasan ideal oleh pemimpin organisasi (Rivai, 2014). f. Contingency model / model kepemimpinan kontingensi Model kepemimpinan kontingensi memfokuskan lebih luas pada aspekaspek yang berkaitan antara kondisi atau kondisi variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin.
http://repository.unimus.ac.id
16
g. Kepemimpinan transfomasional Pemimpin transformasional didefinisikan sebagai seorang pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara–cara tertentu. Kepemimpinan transformasional akan membuat bawahan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan. Pemimpin
transformasional
menggunakan
karisma,
pertimbangan
individual, dan stimulasi intelektual untuk menghasilkan upaya yang lebih besar, efektivitas, dan kepuasan bagi bawahannya (Bass & Avolio, 1990 dalam Sulieman, et all, 2011).
Burns (1978, dalam Usman, 2011), orang yang disebut–sebut sebagai yang pertama kali menggagas kepemimpinan transformasional mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai “a process in which leaders and followers raise to higher levels of morality and motivation.” Kepemimpinan semacam ini akan mampu membawa kesadaran para pengikut (followers) dengan memunculkan ide–ide produktif, hubungan yang sinergikal, kebertanggungjawaban, kepedulian edukasional, dan cita–cita bersama.
Menurut
Pawar
kepemimpinan
dan
Eastman
transformasional
(1997, dapat
dalam
Hariyanti,
didefinisikan
2011) sebagai
kepemimpinan yang mencakup perubahan organisasi. Pemimpin transformasional menciptakan suatu visi organisasi secara dinamis yang dibutuhkan untuk menciptakan inovasi. Pemimpin transformasional akan memulai segala sesuatu dengan visi, yang merupakan suatu pandangan dan harapan ke depan yang akan dicapai bersama dengan memadukan semua kekuatan, kemampuan dan keberadaan para pengikutnya. Mungkin saja bahwa sebuah visi ini dikembangkan oleh para pemimpin itu sendiri atau visi tersebut memang sudah ada secara kelembagaan yang sudah dibuat
http://repository.unimus.ac.id
17
dirumuskan oleh para pendahulu sebelumnya dan masih selaras dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan pada saat sekarang.
Dubinsky, et al., (1995, dalam Suryo, 2010) mengidentifikasi enam karakter personal dari kepemimpinan transformasional, yaitu emotional coping (derajat dimana seorang individu mempunyai kecenderungan untuk tidak peka akan kritik, tidak khawatir yang berlebihan jika menghadapi kegagalan); behavioral coping (derajat dimana individu berpikir bagaimana cara mempromosikan perilaku yang efektif atau memeliharai pendekatan optimistik); abstract orientation (derajat dimana individu mempunyai kemampuan untuk menilai dan mengevaluasi ide–ide secara kritis dan analitis); risk taking (derajat dimana individu mempunyai kemampuan untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda, lebih kreatif dan menantang status quo); use of humor (menggambarkan manajer dengan cara yang lucu dan jenaka, mengembangkan suasana yang menyenangkan, tidak tegang, meningkatkan perhatian pengikut, atau membuat penyampaian pesan lebih berkesan); dan experience (memberi kesempatan pada individu untuk mengidentifikasi dan memilih pendektan kepemimpinan yang cocok dan untuk meningkatkan kemampuan yang efektif.
Kepemimpinan transformasional merupakan tipe kepemimpinan yang memadu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. Pemimpin jenis ini yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan memiliki kharisma (Rivai, dkk, 2014). Hughes et al. (2012) mengemukakan bahwa pemimpin transformasional memiliki visi, keahlian retorika, dan pengelolaan kesan yang baik dan menggunakannya untuk mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan pengikutnya, sehingga mendorong tergugahnya emosi pengikut serta kesediaan mereka untuk bekerja mewujudkan visi sang pemimpin. Kepemimpinan
http://repository.unimus.ac.id
18
transformasional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin cenderung memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik serta menitikberatkan pada perilaku untuk membantu transformasi antara individu dengan organisasi (Yukl, 2009). Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada keprihatinan dan kebutuhan pengembangan dari pengikut individual, mereka mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan
cara-cara
baru
dan
mereka
mampu
menggairahkan,
membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra untuk mencpai tujuan kelompok.
Dimensi kepemimpinan transformasional menurut Bass & Avolio 2002 dan Hartiti 2013 dibagi menjadi beberapa komponen yaitu : 1) Kharismatik, Bahwa kharisma secara tradisional dipandang sebagai hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh pemimpin kelas dunia. Pemimpin kharismatik memperlihatkan visi, kemampuan dan keahliannya serta tindakan yang mendahulukan organisasinya, sehingga pemimpin kharismatik dijadikan sauri taulan, panutan dan role model bagi pengikutnya. Sedangkan menurut Rivai, dkk 2014, karakeristik dari pemimpin kharismatik, yaitu: a) Percaya diri, yaitu mereka benar-benar percaya akan penilaian dan kemampuan mereka b) Suatu visi, ini merupakan tujuan ideal yang mengajukan suatu masa depan yang kebih baik daripada status quo c) Kemampuan mengungkapkan visi dengan gamblang, yaitu mampu menjelaskan visi dengan kata-kata yang mudah dipahami orang lain. d) Keyakinan kuat
mengenai
visi
itu,
yaitu
pemimpin
berkomitmen kuat, dan bersedia mengambil risiko pribadi
http://repository.unimus.ac.id
19
yang tinggi , mengeluarkan biaya yang tinggi, dan melibatkan diri dalam berkorban untuk mencapai visi itu e) Perilaku yang diluar aturan, yaitu ikut serta dalam perilaku yang dipahami sebagai perilaku baru, tidak konvensional, dan berlawanan dengan norma-norma, bila berhasil ini akan menimbulkan kejutan dan kekaguman para pengikutnya f) Dipahami sebagai agen perubahan, yaitu pemimpin sebagai agen perubahan yang radikal, bukan sebagai pengasuh status quo g) Kepekaan lingkungan, yaitu mampu membuat penilaian yang realistis, terhadap kendala lingkungan dan sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan perubahan. 2) Pengaruh idealis, Pengaruh idealis yang dijelaskan sebagai perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya diri (trust) dari orang–orang yang dipimpinnya. Idealized influence mengandung makna saling berbagi resiko, melalui pertimbangan atas kebutuhan yang dipimpin diatas kebutuhan pribadi, dan perilaku moral serta etis. Menyangkut visi dan tujuan yang menantang dan memotivasi karyawan untuk bekerja diluar kepentingan pribadi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Bawahan ingin menyerupai dan mengidentifikasi diri mereka pada atasannya. Dimensi ini dibagi menjadi dua sub dimensi yang terdiri dari atribut (attribute) dan perilaku (behavior). Sub dimensi atribut memiliki definisi kemampuan pemimpin untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dan kepercayaan dari bawahannya. Sub dimensi perilaku memiliki definisi perilaku pemimpin yang mampu memunculkan perilaku identifikasi bawahan terhadap pemimpinnya. Idealized influence attribute memiliki indikator sebagai berikut: a) Instill pride from the others for being associated with me / Membuat bawahan bangga saat bekerja sama dengan pemimpin
http://repository.unimus.ac.id
20
b) Go beyond self interest for the good of the group / Mengutamakan kepentingan kelompok di atas keinginan pribadi c) Act in ways that build others respect for me / Menunjukkan sikap yang menumbuhkan rasa hormat bawahan kepada pemimpin d) Display a sense of power and confidence / Menampilkan wibawa dan keyakinan sebagai pemimpin Idealized influence behavior memiliki indikator sebagai berikut: a) Talk about my most important values and beliefs / Mengutarakan nilai dan keyakinan yang paling penting bagi saya b) Specify the importance of having a strong sense of purpose /Menjelaskan secara spesifik pentingnya memiliki tujuan yang jelas c) Consider the moral and ethical consequences of decisions /Mempertimbangkan konsekuensi moral dan etis dalam membuat keputusan d) Emphasizes the importance of having a collective sense of mission /Menekankan pentingnya memiliki rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan 3) Motivasi Inspirasional, pemimpin yang tercermin dalam perilaku yang senantiasa menyediakan tantangan, motivasi, inspirasi dan makna atas pekerjaan orang–orang yang dipimpin, peran pemimpin dalam menginspirasi karyawan dengan memberikan pemahaman dan tantangan pada pekerjaan karyawan. Sehingga dapat meningkatkan semangat karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, diperlihatkan dari antusiasme dan optimisme yang tinggi. Pemimpin menciptakan ekspektasi komunikasi yang baik dengan bawahan dan juga mempraktikkan
komitmen
pada
tujuan
bersama.
Pemimpin
transformasional bertindak dengan cara memotivasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan melalui pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan. Pemimpin juga secara jelas menyampaikan harapan yang ingin dicapai sehingga bawahan terdorong dan
http://repository.unimus.ac.id
21
berkomitmen untuk mewujudkannya. Dimensi motivasi inspirasional ditandai oleh beberapa indikator perilaku, yaitu: a) Talk optimistically about the future / Optimis membicarakan masa depan b) Talk enthusiastically about what needs to be accomplished / Antusias membicarakan hal-hal yang perlu dicapai c) Articulate a compelling vision of the future / Mengutarakan secara jelas visi yang utuh mengenai masa depan d) Express
confidence
that
goals
will
be
achieved
/
Mengungkapkan kepercayaan diri bahwa tujuan dapat tercapai 4) Stimulasi Intelektual, pemimpin yang mendemonstrasikan tipe kepemimpinan senantiasa menggali ide–ide baru dan solusi yang kreatif dari orang–orang yang dipimpinnya. Kesalahan bawahan tidak dijadikan bahan ejekan dan kritik di depan publik. Ia juga selalu mendorong pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan. Peran pemimpin dalam inovasi untuk memacu karyawan untuk berkreatifitas. Kontribusi intelektual dari seorang pemimpin pada bawahan harus didasari sebagai upaya untuk memunculkan kemampuan bawahan. Dimensi ini memiliki beberapa indikator perilaku, yaitu: a) Re-examine critical assumptions to question whether they are appropriate / menguji kembali critical assumption untuk mempertanyakan apakah critical assumption itu telah sesuai. b) Seek different perspectives when solving problems / mencari sudut pandang yang berbeda ketika memecahkan masalah. c) Get others to look at problems from many different angles / meminta bawahan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang. d) Suggest new ways of looking at how to complete assignments /menyarankan cara pandang baru dalam penyelesaian tugas.
http://repository.unimus.ac.id
22
5) Konsiderasi Individu , yang direfleksikan oleh pemimpin yang selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan diri orang–orang yang dipimpinnya. Memberikan perhatian khusus pada kebutuhan masing–masing karyawan untuk berprestasi dan berkembang. Pimpinan memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya , seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi. Perhatian atau pertimbangan terhadap perbedaan individual implikasinya adalah memelihara kontak langsung face to face dan komunikasi terbuka kepada para pegawai. beberapa indikator perilaku dalam dimensi ini, yaitu: a) Spend time teaching and coaching / meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pelatihan b) Treat others as individuals rather than just as a member of the group / memperlakukan bawahan sebagai individu, bukan hanya sebagai anggota kelompok. c) Consider each individual as having different needs, abilities and aspirations from others / mempertimbangkan setiap bawahan memiliki kebutuhan, kemampuan dan aspirasi yang berbeda d) Help others to develop their strengths / membantu bawahan agar dapat mengembangkan kekuatan pribadinya.
Pemimpin transformasional disini adalah membimbing atau memotivasi pengikutnya kearah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan ketentuan-ketentuan tentang peran dan tugas. Pemimpin transformasional memberikan pertimbangan bersifat individual, stimulasi intelektual, pengaruh idealis, dan memiliki kharisma.
http://repository.unimus.ac.id
23
B. Kerangka Teori Karakteristik Kepemimpinan Transformasional 1. Kharismatik 2. Pengaruh Idealis 3. Motivasi Inspirasional 4. Simulasi Intelektual 5. Konsiderasi Individu
Information Sources: Role modeling Performance Verbal persuasion Physiological feedback
Person
Outcome
Self Eficacy
Environment
Behavior Skema 2.1 Kerangka teori : Bass & Avolio, 2002; Hartiti, 2013 ; Bandura, 1977 C. Kerangka Konsep Karakteristik kepemimpinan transformasional: 1. Kharismatik 2. Pengaruh idealis 3. Motivasi inspirasional 4. Simulasi intelektual 5. Konsiderasi individu Skema 2.2 Kerangka konsep : Bass & Avolio, 2002 dan Hartiti, 2013
http://repository.unimus.ac.id
24
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Susila & Suyanto, 2014). Variabel yang digunakan penulis adalah variabel tunggal yaitu Kepemimpinan Transformasional
http://repository.unimus.ac.id